Pagi hari setelah shalat subuh berjamaah, mereka membantu Monik dan Andi membersihkan rumah yang terlihat kacau pasca acara berbique tadi malam. Setelah selesai bersih-bersih, kaum hawa membangunkan anaknya masing-masing untuk dimandikan dan didandani, karena mereka akan mengantar Monik dan Andi ke bandara untuk berbulan madu. Monik membantu Hana memandikan si kembar. Sedangakan Akbar sudah mandi bersama David tadi dan ikut shalat subuh berjamaah. Semuanya telah selesai dan terlihat rapi. Sungguh terlihat sangat kompak keluarga ini walau tidak semua memiliki hubungan darah.
“Kita tunggu sebentar, aku tadi sudah pesen makanan, mungkin sebentar lagi akan sampai” kata Boy.
“Pesen apa, Mas?” tanya Hani, istrinya.
“Aku pesankan nasi campur dan juga bubur untuk para kurcaci kita” jelas Boy.
“Terimakasih semuanya, demi kami, kalian rela telat ke kantor bahkan mungkin bolos hari ini” ucap Andi jujur.
“Santai bro, kita kan keluarga. Jadi kalian juga penting bagi kita” sambung Alvin dan menepuk pundak Andi beberapa kali.
“Aku bahagia bisa berada diantara kalian. Nggak cuma Mbak Hana yang baik, tapi semuanya juga baik. Terimakasih telah menerimaku” kata Monik menambah haru suasana.
“Mbak juga mengucapkan terimakasih padamu Monik. Kamu bisa saja mencari pengganti Farel, namun kamu rela menunggu bahkan sebelas tahun kamu menanti. Terimakasih karena telah setia dengan Farel” Hana memeluk Monik dan disambut hangat oleh Monik.
Andi tersenyum mendengar perkataan Hana. Yah, dia tahu dari Hana kalau Monik adalah kekasihnya saat SMA. Hana menceritakan semuanya saat Andi pulang setelah bertemu dengan Monik direstoran waktu itu. Andi menghampiri Hana dan Monik. Hana melepaskan pelukan Monik dan mundur untuk memberi ruang pada Andi.
“Terimakasih sayang, kamu mau setia menantiku bahkan aku melupakanmu” Andi memegang kedua tangan Monik dan menciumnya.
“Aku percaya padamu Mas. Meskipun kamu melupakan kisah kita, namun kamu tak melupakan cinta kita” jawab Monik sembari tersenyum.
“Itu semua karena rasa cintamu yang besar kepadaku sayang” Andi pun tak mau kalah.
“Aku mencintaimu Mas”
“Aku juga mencintaimu sayang”
CIEEEEEEE
Teriakan dari yang lain menyadarkan mereka bahwa mereka tidak hanya berdua diruangan tersebut. Monik yang terlena dengan suasana saat bersama suaminya merasa malu. Dia membenamkan wajahnya kedada bidang suaminya untuk menyembunyikan wajahnya.
“Pasti Monik malu banget tuh” ledek Karin.
“Langsung bopong aja Ndi ke kamar” sahut Dika memprovokasi.
“Tenang, kita nggak akan ganggu kok” sambung Alvin.
“Kalau perlu, kita akan pulang biar kalian bisa main sampai puas” tambah Hani yang disertai tawa membahana. Yang lain pun ikut tertawa menikmati ekspresi Monik dan Andi yang sedang dibully oleh anggota keluarga best friend’s itu. Monik semakin menenggelamkan wajahnya didada Andi, sedangkan Andi hanya cengengesan menutupi rasa malunya. Andi dan Monik sangat beruntung pagi ini, karena mereka diselamatkan oleh kurir.
“ORDER FOOOOOOD” teriak seseorang dari luar rumah.
Andi dan Monik langsung berlari ke arah pintu tanpa menunggu perintah. Mereka memang sengaja untuk menghindari ledekan yang membuat muka mereka semakin terasa panas.
“Berapa Mas semuanya?” tanya Andi dan menerima pesanan dibantu dengan Monik.
“Sudah dibayar Mas” jawab sang kurir.
“Oh kalau begitu makasih yah?”
“Sama sama Mas”
Monik dan Andi masuk membawa pesanan mereka. Monik langsung menuju dapur dan menaruh makananya kedalam piring. Karin dan Hani ikut membantu menyiapkan makanan untuk orang dewasa. Sedangkan Hana dan Siska menyiapkan makanan untuk anak anak. Raya hanya memperhatikan mereka dan menerima bubur untuk menyuapi Andika anaknya. Begitu juga dengan kaum hawa lainnya. Monik juga membantu menyuapi Suci, anak sulung dari pasangan Dika dan Karin. Hana sedikit kewalahan menyuapi sikembar yang sudah aktif. Hana harus bermain kejar-kejaran agar mereka mau makan. Sedangkan Akbar sudah bisa makan sendiri walau kadang masih berserakan. Akbarlah yang paling tua diantara kurcaci best friend’s family.
Andi dan Monik kini telah menaiki pesawat menuju kota S. Kota yang dipilih Andi dan Monik untuk berbulan madu. Karena di kota S, ada hotel milik Om Andra. Disamping itu, kota S juga mempunyai pemandangan yang bagus. Apalagi letak hotel berdekatan dengan pantai, sehingga mereka bisa melihat sunset dari bakon hotel tempat mereka menginap.
Setibanya di bandara, Monik dan Andi telah ditunggu oleh sopir yang diperintahkan Andra. Mereka membelah jalanan dan melewati hamparan ladang yang sedang ditumbuhi padi yang terlihat mulai menguning. Monik sangat antusias dengan pemandangan yang menakjubkan itu. Matanya telah dimanjakan dengan pemandangan sejuk nan hijau setelah lelah dengan gedung gedung yang menulang ke langit.
"Apakah pemandangan diluar mengalahkan pesona suamimu, Nona?" tanya Andi membuyarkan kekaguman Monik.
Monik menoleh dan tersenyum melihat suaminya yang kini juga tersenyum padanya.
"Apa kamu cemburu suamiku?" goda Monik dengan tertawa.
"Jangan gila sayang. Andi Albert Sanjaya tidak pernah cemburu" elak Andi dan memalingkan wajahnya. Dia tidak mau istrinya melihat perubahan wajahnya yang sudah merah karena godaan istrinya.
"Yakin gak bakal cemburu?" goda Monik lagi.
"Hem" hanya itu jawaban dari mulut Andi.
"Baiklah. Kita buktikan ucapan anda tuan Sanjaya" berkata begitu dengan senyum misterius. Andi yang mengerti arti senyuman itu mengerutkan keningnya.
"Apa yang kamu rencanakan Monik?" tanya Andi penasaran.
"Membuktikan bahwa seorang Andi Albert Sanjaya adalah seseorang yang tidak pernah cemburu" jawab Monik santai.
"Jangan aneh-aneh sayang" Andi memperingatkan Monik dengan tegas.
"Kita lihat saja nanti" Monik tak mengindahkan ucapan Andi.
Mobil masih terus melaju hingga mereka Monik melihat ada segerombolan pemuda yang terlihat seperti anak motor.
"Pak, tolong hentikan mobilnya didepan situ ya? Dekat dengan anak-anak itu" kata Monik pada sang sopir.
"Mau apa sayang?" tanya Andi yang sudah sedikit gusar dengan tingkah Monik. Monik hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Andi.
Monik membuka pintu dan menghampiri para pemuda itu setelah sang sopir menghentikan mobilnya sesuai dengan perintah Monik. Andi mengusap wajahnya kasar melihat Monik dengan langkah tenang terus berjalan hingga dia melihat Monik bercakap-cakap dengan mereka.
"Ada yang bisa kami bantu Mbak? Sepertinya anda pendatang disini?" tanya salah satu dari mereka.
"Wah ternyata kalian sangat ramah dan sopan. Melihat cara kalian berpakaian dan rumor tentang anak motor yang kurang baik, tapi saya rasa kalian berbeda" puji Monik yang membuat semua pemuda itu tertawa.
"Jangan salah Mbak, muka dan dandanan kami boleh berandalan, tapi jiwa kami masih menjunjung rasa sopan dan kehormatan" jawab salah satu dari mereka.
"Wah hebat!" kata Monik dengan mengacungkan kedua jempol tangannya.
"Jika semua anak motor seperti kalian, saya yakin lambat laun rumor tentang kejelekan itu akan terhapus dengan sendirinya" lanjut Monik dan diangguki oleh semuanya.
Sementara Andi masih bertahan dengan egonya yang melihat Monik tertawa dan mengobrol akrab dengan mereka. Andi semakin gusar dan menahan amarahnya yang akan memuncak. Namun egonya masih terlalu besar hingga dia masih terus bertahan dan hanya memperhatikan mereka dari dalam mobil.
Kembali ke Monik ya?
"Oh ya Mbak, jadi apa yang bisa kami bantu?" tanya pemuda yang lainnya.
"Oh iya. Jadi begini. Didalam, suamiku sedang cenburu tapi tidak mau mengakui kalau dirinya sedang cemburu. Jadi bisakah kalian membantuku?" tanya Monik yang tahu bahwa mereka orang baik.
"Apa yang harus kami lakukan untuk membuat suami Mbak menunjukkan rasa cemburunya?"
"Adakah diantara kalian yang biasa merayu cewek?" tanya Moni lagi.
"Hahahaha... kalau itu, Rio jagonya" semua tertawa dan menunjuk Rio yang kini sedang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Baiklah, bisakah kamu berpura pura mesra denganku?" tanya Monik yang kini hanya tertuju pada Rio.
"Seperti ini maksud anda, Nona?" Rio maju dan langsung meraih pinggang Monik.
"Jangan pinggang, terlalu intim. Pundak saja" jawab Monik yang sebenarnya risih bila berdekatan dengan laki-laki asing. Rio hanya cengengesan. Jiwa playboy nya bergejolak melihat wajah Monik yang cantik dan bersih itu.
"Sesuai instruksimu Nona" jawab Rio yang sudah memindahkan tangannya ke bahu Monik.
Andi dibuat meradang dengan sikap Monik yang membiarkan pria lain bergelayut dipundaknya. Dari tempat Andi, terlihat Monik yang sedang mengobrol santai dengan mereka. Andi sudah tidak tahan lagi melihat Monik dan Rio yang kini saling beradu pandang. Entah apa yang mereka bicarakan hingga posisi Monik dan Rio seperti pria dan wanita yang sedang kasmaran. Tangan Rio berada dipundak Monik dan mereka saling bertatapan dengan jarak yang sangat dekat. Andi turun dari mobil dan menghampiri Monik. Dengan sangat posesif, Andi merengkuh pinggang Monik dan menghempaskan tangan Rio yang berada dipundak istrinya.
"Maaf tuan, anda tidak bisa melakukan itu pada wanita ini" kata Rio yang sudah tahu bahwa itu adalah suaminya. Yang lain hanya menonton drama gratisan pasangan yang dilanda asmara itu.
"Kenapa? Ada yang salah?" tanya Andi acuh. Monik dan yang lain masih sanggup untuk menahan tawanya.
"Jangan kasar pada wanita tuan. Apalagi wanita secantik ini" kata Rio yang memuji kecantikan Monik. Mendengar Rio memuji Monik, Andi semakin marah.
"Dia istri saya, jadi terserah saya mau melakukan apapun padanya" tegas Andi yang masih menahan amarahnya.
Rio tersenyum mendengar Andi yang posesif kepada Monik. Rio maju dan menghampiri Andi dan menepuk pundaknya.
"Bro, kalau anda cemburu jangan ditahan. Tunjukkan saja kalau anda cemburu. Saya beri tahu satu hal. Wanita itu suka kalau melihat pasangannya cemburu. Dari situlah pasangan kita tahu berapa besar cinta kita padanya" setelah bicara seperti itu, Rio beralih pada Monik.
"Sekarang apa anda puas Nona?" tanya Rio yang membuat Andi semakin bingung. Belum hilang rasa bingungnya dengan ucapan pemuda barusan, kini pertanyaan pemuda itu membuatnya semakin bingung.
"Terimakasih semuanya. Saya sangat puas dengan kerja anda kawan. Sekarang saya tahu bagaimana wajah suami saya ketika cemburu" jawab Monik dengan senyman manisnya.
Hahahahahahahaahaha semua orang tertawa termasuk Monik yang sudah berhasil memperdaya suaminya. Andi kini tahu maksud ucapan Monik dimobil tadi. Dirinya benar-benar diperdaya oleh istrinya. Andi tersenyum kikuk dan berpura-pura merapikan rambutnya yang sudah rapi karena salah tingkah. Mereka sangat menikmati wajah malu Andi hingga mereka enggan untuk berhenti tertawa.
NEXT
.......
TERIMAKSIH ATAS DUKUNGAN ANDA. OH SUMIKU SEMPAT MASUK RANGKING KARYA TERBARU WALAU HANYA BEBERAPA MENIT. JANGAN LUPA UNTUK TERUS DUKUNG DAN JUGA BERI BINTANG UNTUK KARYA SAYA. JANGAN LUPA JUGA UNTUK TINGGALKAN JEJAK DENGAN LIKE DAN KOMENTAR YAH READERS! TERIMAKASIH!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Dilah Mutezz
gengsii mh laper lho rel
2021-04-29
1
Like_Novel
semangat
2021-01-02
0
Trisna Sllu Syg Kmu
lm bnr ke lnjtan ny
2020-02-13
0