Valerei berjalan dengan gelisah, dia biasanya tidak segelisah ini saat menghadapi orang yang marah tapi kali ini berbeda, "Darren didalam?" tanyanya pada Are.
"Tuan sudah menunggu sejak tadi Nyonya." jawab Are dengan senyum sopan khasnya.
Are membukakan pintu ruang kerja Darren. Dia masuk perlahan, melihat suaminya duduk di sofa tunggal yang sedang menatapnya intens.
Valerei mengedipkan kedua mata lalu berpaling melihat sudut ruangan menghindari tatapan suaminya. Dia melangkah perlahan lalu duduk di sofa yang lumayan jauh dari Darren.
Darren melihat Valerei dengan tatapan 'kenapa kau duduk disana'
Karena gugup dia berbicara.
"Bukan begitu, disana tidak ada tempat duduk, aku tidak mungkin duduk dipangkuanmu." Kata-kata yang keluar dari mulutnya adalah akibat dari kegugupan berhadapan dengan suaminya.
Darren menggeleng pelan lalu berjalan duduk di depan wanita yang telah menjadi istrinya. Dia duduk dalam diam menatap wanita di hadapannya. Valerei yang merasa tidak nyaman akhirnya berbicara. "Oke, aku hanya kesal pada Larry. Aku salah, maaf." Valerei berbicara dengan cepat.
Aku mungkin bisa jadi penyanyi rap, wah luar biasa, katanya dalam hati.
Darren langsung pada inti. "Syarat apa yang kamu minta ke Rey untuk bertemu Elena?"
Valerei menaikkan alisnya. "Syarat? Tidak ada."
Darren memeriksa hpnya sambil berbicara. "Beberapa hari yang lalu pengawal Rey membawa seorang wanita meninggalkan negara ini, wanita itu Jessica?"
Wajah Valerei menjadi kaku, dia tidak terpikir mencari tahu soal apa yang terjadi dengan Jessica sama sekali. "Tidak tahu." Dia benar tidak tahu apa yang terjadi.
"Aku hanya memberikan apa yang perlu Rey tahu, Juga sudah ku ingatkan bahwa dia seorang wanita jadi dia akan berhati-hati. Selebihnya bagaimana cara Rey menangani wanita itu, aku tidak ingin tahu" ujarnya lagi pada suaminya.
"Kau harus tahu! jika Rey melakukan hal buruk kau bisa terkena imbasnya. Kali ini pengecualian, jangan ikut campur lagi masalah Rey" Darren khawatir keputusan Rey menangani wanita itu karena apa yang istrinya katakan, dia tidak ingin istrinya terlibat hal buruk.
"Akan ku usahakan" Valerei tidak bisa membantah perkataan Darren kali ini, dia tahu kekhawatiran suaminya.
...🖤...
Villa - Royal Hils
Rey menunggu dengan cemas istrinya yang belum juga sadar sambil memegang tangan wanitanya itu, "Sayang, bangun ya" pintanya memelas. Pria itu merapal kan doa-doa untuk membuat istrinya sadar sampai tangan yang dia genggam melepaskan diri dari genggamannya
"Sayang!" ucapnya cukup keras
Wanita itu memegang kepalanya, "APA SIH! KAMU BERISIK, AKU LAGI TIDUR." dia merasa kesal beberapa hari dia sampai di Korea tidurnya tidak nyenyak karena merasa cemas soal pertemuannya dengan rey nanti.
"Maaf, kamu mau apa? Minum? Makan? Tunggu aku ambilkan makan" pertanyaan yang bertubi-tubi dari Rey membuat Elena menggelengkan kepalanya.
"Minum" jawabnya cepat
"Ini" Rey membantu istrinya untuk minum.
Setelah aksi membantu istrinya, baik Rey dan Elena terdiam pada posisinya masing-masing. Elena lebih dulu menatap Rey yang terdiam, dia tersenyum. Laki-laki ini apa yang membuatnya sangat istimewah, harusnya aku menamparnya, tapi melihatnya seperti melihat Leon, aku jadi tidak tega.
"Kali ini saja, kalau kamu mengulanginya lagi….." belum selesai bicara Rey sudah memeluknya, "Tidak, tidak ada lain kali, aku minta maaf, aku salah. Aku bersalah padamu"
Elena melepas pelukan Rey. "Kau bukan hanya bersalah padaku,"
Rey yang melihatnya bingung. "Ya sayang aku bersalah banyak hal." dia merasa bigung tapi tidak ingin Elena marah karena dia tidak tahu apa yang dibicarakan istrinya.
Elena mengambil sesuatu dari tasnya dan memberikan amplop kepada Rey. "Aku selalu membawanya, jika suatu saat kita bertemu, aku bisa memberikannya padamu. Bukalah."
Rey membukanya dan melihat isi kotak itu, seperti ada yang menusuk dadanya, pria ini mulai menitihkan air mata. Foto USG dan nama Elena tertera di atas foto USG itu. "Aku seorang ayah!?"
Elena mengangguk. "Sekarang umurnya 4 tahun, saat kau mengusirku aku sudah mengandung 2 bulan, aku berencana memberitahu kehamilanku saat ulang tahunmu tapi.. sudahlah."
"Apa yang kulakukan padamu." Rey menyesali apa yang terjadi, dia luruh jatuh bersimpuh.
"Bagaimana aku bisa melakukan hal itu saat aku bilang mencintaimu. Bodohnya aku percaya pada wanita ular itu, apa yang harus kulakukan? bagaimana aku menebus ketidakhadiranku padanya selama ini?"
Elena melihat Rey menangis, ikut meneteskan air mataya, dia mengelus kepala Rey sayang. "Leon."
Rey mendongak melihat Elena. "Leon Ghifari Antar, nama anak kita. Kau bilang nama anak pertama kita Leon, kau ingat? Valerie memberikan nama tengah dan belakangnya." Rey mengangguk semangat, dia tersenyum disela-sela tangisnya.
"Aku lapar" Elena memegang perutnya yang keroncongan.
"Tadikan mau makan, ada yang ketuk. Aku kira kak Valerie, tahu-tahunya kamu datang. Eh tunggu! aku kan kesini diminta Kak Valerie, kok kamu yang datang? Tahu dari mana aku disini?" Elena baru menyadari ada yang aneh
Rey tersenyum, "Aku sudah cari kamu bertahun-tahun tapi tidak ketemu, kalau bukan Valerie yang kasih tahu siapa lagi. Aku tidak tahu kalau kekuasaan Fed di korea masih kuat sampai berita tentang kamu saja langsung hilang."
Setelah Fed meninggalkan korea, perusahaan dan segela macamnya telah ditinggalkan, jadi Rey cukup yakin kalau Fed tidak punya cukup orang untuk diperintah disini, tadinya dia yakin tapi setelah masalah Elena ditutupi begitu rapat dia tidak yakin lagi.
"Bukan kak Fed. Berita tentangku, bukan kak Fed yang mengatasinya disini, tapi kak Valerie." jawabnya
"Siapa? Valerei? Ah, Valerei mungkin meminta bantuan Hyuk, Ha Joon atau Larry, berarti mereka tahu tentang Leon juga? mereka tahu aku mencari kamu tapi tidak satupun dari mereka yang buka mulut." sahabat-sahabat yang baik!!
Elena lupa dia belum menceritakan detail kemana dia pergi dan siapa yang membawanya waktu itu, dia menepuk jidatnya pelan. "Kenapa sayang?" tanya Rey cemas melihat istrinya menepuk jidatnya, dia mengambil tangan Elena yang dipakainya untuk menepuk jidatnya.
"Hmm?"
"Tadi kenapa kamu pukul diri sendiri?"
"Aku lupa, aku belum cerita, kamu diam dulu yah aku mau cerita!" ini pertama kalinya dia mendengar nada perintah dari istrinya.
"Mereka tidak tahu kalau aku punya Leon, hanya dua orang yang tahu sejauh ini" ungkapnya lagi
"Jadi waktu itu aku tidak bawa apa-apa, hp, dompet semua tertinggal di mansion. Aku cuma bawa cincin pernikahan kita, tidak mungkin aku jual. Aku jalan jauh sampai ke halte.." Elena berhenti sejenak, rasa kecewa itu masih bersarang dalam dirinya, Rey merasa bersalah atas apa yang terjadi tetapi dia tetap diam mendengar cerita istrinya.
"Sampai, ada mobil berhenti di depan halte. Lalu pengendara itu turun dan dia Kak Valerie, aku beruntung! Aku ingat, disana sangat dingin dan aku pingsan, saat bangun aku sudah ada dirumah sakit. Aku masih di korea waktu itu." berlanjutlah cerita itu hingga lupa bahwa dia belum makan apapun sepanjang hari.
Aku tidak bisa marah, biarlah terlihat bodoh karena masih mencintainya.
...🖤...
...‘AKU TIDAK MELUPAKAN KEJADIAN YANG MENYAKITKAN, AKU HANYA INGIN BERDAMAI DENGANNYA.’...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments