Hampir 1 bulan Valerie memberikan waktu kepada Rey, dia tidak membiarkan Rey ataupun orang suruhan pria itu mendekati bahkan melihat Elena. Selama itu Rey berusaha memenuhi persyaratan dari Valerie sebelum bertemu dengan istrinya. Valerie ingin melihat keseriusan pria itu dalam menghadapi masalah antara Jessica dan Elena. Pilihlah salah satu. Jika tidak bisa aku tidak bisa memberikan adikku kepada pria brengsek, kata wanita itu kepada Rey.
Saat ini Valerie dan ketiga temannya beserta Elena dan Jihyo sedang berada di kediaman Wang. Suasana tegang menjadi background mereka, Valerie menatap berharap pada benda yang telah jatuh kelantai tetapi masih dalam keadaan bergerak. Setelah dia berhenti, mereka menahan nafas. Melihat hasil yang keluar adalah 6 dikedua dadunya. Valerie mengepalkan tangannya dan berdiri.
"Yess!" dia berseru senang.
Mereka sedang bermain lempar dadu untuk permainan monopoli. Valerie menempatkan pionnya ke negara yang masih kosong lalu membelinya dengan harga yang telah di tentukan dan kembali melempar dadu tapi tangannya di tahan oleh Larry. Valerie melihatnya, bertanya dengan alisnya yang terangkat. "Apa?"
"Kenapa kau melemparkan dadu lagi?" Kata Larry merasa Valerie telah curang. Semuanya melihat Larry bingung.
"Karena dia mendapat angka double!" Sorak mereka yang berada disana.
"Angka double? mana ada peraturan seperti itu!" Larry bersikeras.
Mereka tampak bingung setelahnya semua orang tertawa. Ha Joon sudah berada di karpet berguling-guling tidak karuan disana.
HA HA HA
"Kau tidak tahu main monopoli?" bertanya yang bermaksud mengejek, Ha Joon mendapat tatapan tidak suka dari Larry.
"Aku tahu!" marah, dia memukul kepala Ha Joon dengan bantal kursi tidak jauh darinya.
Bukannya berhenti tertawa, Ha Joon malah semakin brutal menertawai Larry. Dia tidak menyangka bahwa temannya yang selalu ingin terlihat perfeksionis itu tidak mengetahui aturan melemparkan dadu. Perutnya sakit karena tetawa dengan keras.
Sementara istri dia yang juga merupakan adik Larry tidak bisa tertawa. Dia merasa kakaknya akan menangis jika dia ikut menertawai ketidaktahuannya. "Itu bisa terjadi, temanku juga tidak tahu jika mendapat dadu double bisa melempar 2 kali. Katanya itu peraturan di daerahnya. Banyak yang seperti itu." Sahut Valerie.
Lagi, lagi Larry tersenyum. Dia mendapat pembelaan. "Lihat, itu bukan salahku! Kau saja yang terlalu lebay!" Kata dia membela diri. Elena melihat Valerie dan Larry bergantian. Dimata Elena, keduanya terlihat manis bersama.
"Aku tidak mau main lagi!" Larry berpindah duduk di atas. Dia mengambil remote TV dan mengganti saluran dari drama keluarga menjadi saluran olahraga.
Ha Joon berhenti tertawa lalu ikut melihat saluran spor yang menyiarkan pertandingan bola basket. Dia duduk di seberang Larry. "Kau mau bertaruh?" Tanya dia kepada Larry.
"Bertaruh apa?" Kata Larry menjawab.
"Menurutmu siapa yang memang? Hijau atau merah?"
"Merah! Itu bukan pertanyaan, semua orang juga tahu seragam merah jauh hebat dibandingkan dengan tim manapun."
Pendapat Larry itu berbeda dari Ha Joon, kemudian dia menyarankan untuk bertaruh siapa yang dari tim itu yang akan menang. Jika Ha Joon kalah, dia akan memberikan separuh dari keuntungan restoran miliknya yang berada di Hwaseong. Dan jika dia menang, Larry harus memanggilnya kakak ipar. Mendengar permintaan aneh dari temannya, Larry melotot. "Kau sudah gila? Kau adik iparku bodoh!"
Valerie menggeleng mendengar permintaan Ha Joon. Ada-ada saja cara main pria ini, kata dia dalam hati. Larry sudah ingin memukul wajah Ha Joon, beruntung Valerie langsung menarik lengan bajunya untuk menghentikan aksinya.
"Kalau kau memukul Ha Joon, adikmu bisa pingsan." Hyuk berbicara. Larry sadar mereka tidak berempat saja langsung menggeleng menghilangkan rasa kesalnya. Dia melirik Ji Hyo yang seketika tersenyum manis padanya. Adiknya selalu tersenyum melihatnya, setiap kali dia merasa lelah karena pekerjaan atau marah dia akan tenang setelah Ji Hyo menatapnya.
Larry menangguk dan bernafas pelan dan dalam. "Kau beruntung menikah dengan adikku!" Katanya kepada Ha Joon.
...🖤...
Di negara lain, Darren sedang meeting dengan seorang klien. Dia berunding tentang masalah harga perusahaan yang telah di lelang. Sebuah perusahaan produksi mendadak bangkrut dalam semalam karena scandal pimpinan bernama Baron Harold. Dia di dakwa menggelapkan dana dan membuat perusahaan yang dinaungi 700 orang itu karam di tengah popularitas setelah memproduksi drama dengan rating mencapai 15 % di Episode terakhir.
Darren yang mendapat permintaan dari seorang teman lama ingin mengambil alih dan memulai kembali perusahaan itu. Teman Darren ini adalah seorang pencinta drama dan film. Bisa dikatakan dia seorang sutradara terkenal di sana. Tetapi dia menolak untuk tampil mengambil secara terbuka karena itu menelepon Darren dan mengambil alih lebih baik.
Darren memberikan penawaran tertinggi sejauh ini dengan mengikutsertakan semua karyawan dan tidak meninggalkan satupun dari mereka. Persyaratan itu telah di dengar oleh seluruh karyawan dan berharap bahwa pemilik baru akan membawa perusahaan lebih baik dari sebelumnya. Darren juga memberikan mereka pilihan untuk tetap bertahan atau tidak. Setelah perundingan yang begitu segit, perusahaan itu jatuh ke tangan Darren. Secara tertulis nama Darren adalah pemilik tetapi dia dan temannya itu punya kontrak rahasia yang menyatakan bahwa Darren adalah perantara bagi pemilik asli.
Darren tidak mendapat masalah berarti. Selain tidak mengeluarkan uang seperserpun dia juga mendapat keuntungan dari kerjasama itu dan dia mendapat saham dari perusahaan produksi yang sukses. Sambil menyelam minum air biar kenyang tapi jangan kebanyakan nanti bisa kembung. Dia kembali setelah semuanya selesai. Di hotel, Darren memeriksa ponselnya. Pesan dan telepon yang masuk, saking banyaknya. Pria itu melihat pesan penting di antara pesan tentang pekerjaan lainnnya.
Dari istrinya. Valerie.
Dia menekan nama pengiriman dan deretan pesan muncul di layar. Mulai dari bertanya kapan pria itu pulang hingga meminta izin untuk pergi bersama Larry atau Hyuk. Lalu pesan terakhir yang muncul adalah wanita itu merindukannya.
Darren mengerutkan alisnya. Pesan seperti itu bukanlah hal yang akan istrinya tulis untuk dia. Pria itu lalu menutup pesannya tanpa membalas. Dia cukup kaget dengan apa yang dia lihat barusan.
...🖤...
Valerie melongo melihat apa yang di lakukan oleh Elena dan Ji Hyo. Mereka telah mengirim pesan kepada seseorang yang berada di ponsel Valerie.
"Kakak kalah, itu hukuman!" kata Elena dan Ji Hyo berbarengan.
Yah, dia tahu kalah tapi kenapa hukumannya harus mengatakan dia rindu pada seseorang? dan dia tidak boleh tahu siapa pemilik kontak yang baru saja terkena prank. Bagaimana jika dia seorang pria dengan istri? mampus. Valerie memijit pelipisnya. Dua wanita yang berada di depannya, sungguh menakutkan. Dia sedikit merasa seperti menjadi Larry.
"Jadi siapa yang mendapat pesan itu?" tanya Valerie memohon. Di ponselnya ada banyak kontak penting dan hampir dari mereka adalah pria beristri. Dia tidak ingin besok pagi, berita di TV menjadi dirinya mendadak jadi pelakor.
"Tenang saja kak, kami memilih yang jomblo!" Seolah-olah tahu apa yang ditakutkan oleh Valerie.
Valerie mengerutkan bibirnya. "Bagaimana kalian tahu kalau orang itu jomblo?"
"Tentu saja, tertulis di sana Pimpinan Lee Seok Hoon. Kami kira kakak tidak punya kontak kak Darren, ternyata ada."
Hah?
"Kalian bilang siapa?"
Elena menyenggol lengan Ji Hyo. "Kan sudah sepakat kalau Kak Valerie tidak boleh tahu siapa orangnya!"
Ji Hyo tersenyum kecut, dia lupa padahal baru saja diutarakan peraturannya. Namun, karena sudah dikatakan dia tidak mundur.
"Pimpinan Lee Seok Hoon!"
Pucat. Dia mengambil ponselnya dan Yah pesannya masih fresh, belum terhapus. Dia menarik ke atas tetapi hanya ada satu pesan di sana. Setidaknya kedua wanita itu tidak melihat pesan sebelumnya. Untung saja dia punya kebiasaan menghapus pesan atas nama Lee Seok Hoon setelah dikirim atau dibaca.
Valerie otomatis menganggukkan kepala. Sementara dua wanita itu tersenyum kasihan.
...🖤...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments