Larry yang marah menendang kursi. "Kau tau dia benar-benar sudah gila."
"Sudahlah, sebaiknya kau pulang dan jangan coba-coba pergi ke club. Please, Adik mu khawatir setiap hari" Ha Joon membujuknya membawa nama adik kesayangannya.
"Ini masih siang, kau pikir ada yang terbuka," ucap Larry kesal yang disertai tawa mengejek
"Bisa saja kau yang buka, ayo kuantar pulang, anggaplah service karena kau kakak iparku" ujar Ha joon.
"Aku ada urusan! Pulanglah lebih dulu dan beritahu adikku, aku tidak akan pulang dalam keadaan mabuk" ucap Larry berjalan meninggalkan Ha Joon sambil melambaikan tangan.
"Akan sulit jika yang menjadi patokan dalam memilih wanita adalah adiknya, karena istriku itu cuma ada satu-satunya" dia terkekeh geli.
...🖤...
Valerei terbangun dari tidurnya lalu dia membaca doa. Dia merasa tidurnya sangat nyenyak walau hanya tidur 2 jam, tapi untuk pertama kalinya dia bisa tidur dikamar utama tanpa merasa terganggu. Lalu dia memeriksa handphonenya,
1 Pesan Belum terbaca
^^^Lee seok Hoon 회장님^^^
^^^- Ada Pertemuan yang harus ku hadiri, Sheraton Global Incheon Hotel.^^^
Setelah membaca pesan itu Valerei bergegas membersihkan diri dan bersiap-siap.
Tok tok tok
Diluar para pelayan saling sahut-sahutan.
"Bagaimana? Apa Nyonya sudah bangun?" tanya seorang pelayan muda yang dihadiahi gelengan kepala
"Nyonya, Nyonya" mereka terus memanggil tetapi tidak ada jawaban sampai pintu kamar terbuka menampakkan wajah berseri Valerei.
"Ada apa?" tanya Valerei yang bingung kenapa banyak orang didepan pintu kamarnya
"Tuan tadi pesan untuk membangunkan anda." jawab pelayan yang lebih tua.
"Valerei saja, anda bahkan lebih tua dari saya, jadi panggil Valerei saja." ucap Valerei pada seorang wanita yang sudah berumur sekitar 40 tahun.
"Sebaiknya saya tetap memanggil seperti itu Nyonya, tidak enak jika didengar yang lain. Apalagi jika didengar pegawai yang lebih muda, saya harus menjadi contoh" jawabnya. Valerei juga tidak bisa memaksa, dia hanya mengangguk mengerti.
"Terima kasih sudah di bangunkan kalau begitu kalian boleh ke bawah" perintah Valerei diiringi senyum khasnya
"Baik Nyonya" ucap mereka bersamaan.
Dia berjalan menuju taman buatan antara kamar utama dan kamar yang ditempati dulu dan duduk memandang hutan dibelakang mansion memikirkan bagaimana mempertemukan anak dan ayah yang telah terpisah. Walau belum berdiskusi dengan Elena tetapi dia harus memikirkan semuanya lebih dulu.
Bagaimana jika Rey tidak ingin Leon, Elena pasti tersakiti lagi.
Tring , Pesan masuk.
^^^LarryWang^^^
^^^- Ada yang ingin aku bicarakan, ayo ketemu.^^^
^^^Valerei^^^
^^^- Kirimkan Lokasinya.^^^
^^^LarryWang^^^
^^^- Tutuki Resto, Ongnyeon (i)-dong, Distrik Yeonsu, Incheon.^^^
^^^Valerei^^^
^^^- Aku kesana.^^^
Valerei berganti baju lalu menelfon Hoon untuk memberitahu dia akan pergi keluar. Beberapa kali memanggil tapi telfon Hoon tidak bisa dihubungi. Saat berjalan turun semua pegawai menyapanya dengan ramah yang di balas senyum ramah pula oleh Valerei.
"Saya akan keluar tapi telfon suami saya tidak bisa di hubungi. Saat dia kembali, tolong sampaikan saya keluar bertemu dengan seorang teman." Ucap Valerei kepada kepala pelayan mansion
"Baik Nyonya, Nola akan bersama anda" ucap kepala pegawai itu, Valerei mengangguk mengiyakan,
"Ayo Nola" ajaknya, Nola berjalan mengikuti Valerei.
Ketika berada dalam mobil, dia memberikan Lokasi kepada supir lalu mobil mewah itu berjalan keluar bersamaan dengan mobil Hoon yang masuk pekarangan Mansion.
Tin
Supir bernama Sun im membunyikan klakson mobil saat melihat mobil yang dia kenal.
“Tuan Darren sudah pulang Nyonya, apa saya perlu berhenti?" Ujar Sun im menunjuk mobil yang berjalan disebelahnya. Valerei yang sibuk memainkan hpnya, mengangkat kepala melihat mobil yang ditunjuk tadi.
...🖤...
"Itu mobil Nyonya, Tuan" Ucap Han, Hoon hanya melihat mobil itu tanpa berkomentar. Saat mobil berhenti, Hoon turun berjalan masuk ke mansion. Seorang pegawai mansion menghampirinya, "Tuan, ada pesan dari nyonya, beliau keluar menemui temannya" ucapnya, Hoon hanya mengangguk lalu berjalan ke ruang kerjanya di ikuti Are.
"Tuan kenapa?" tanya pelayan kepada Han, ditanya seperti itu Han hanya mengangkat bahunya, Tidak mendapat jawaban yang memuaskan, Pelayan tadi memaki Han dalam hati.
...🖤...
Tutuki Resto
"Larry Wang" ucap Valerei saat pelayan bertanya.
"Kearah sini" pelayan restoran itu meminta Valerei mengikutinya dan membukakan pintu lalu mempersilahkan Valerei masuk ke ruangan yang telah dipesan Larry. Valerei melihat Larry sibuk teleponan dengan seseorang.
"Siapkan saja semuanya, yah jangan sampai ada yang terlewat" ucap Larry pada seseorang di seberang sana. Dia berbalik setelah selesai menelfon. Melihat Valerei masuk, dengan sigap dia langsung memesan makan & minum kepada pelayan untuk Valerei.
"Valerei! temanmu benar-benar sudah gila." tekan Larry, Valerei terkejut serta bingung. Tanpa basa basi, teman siapa yang dia maksud
"Siapa?" tanyanya bingung
"Siapa lagi, Rey!" mendengar nama itu Valerei menghela nafas dalam. "Dia kenapa?"
"Dia akan menikah! Dengan wanita ular itu" hal yang ada dibenak Valerei saat mendengar berita itu, Elena.
"Kenapa? Kenapa Rey harus menikahi wanita itu?" Agak keras.
"Tidak ada yang tahu apa yang ada dibenak Rey. Ha joon bertanya padanya apa wanita itu hamil tapi Rey tidak menjawab, jadi kami mengira itu benar." Larry merasa frustasi, walau bukan masalahnya tapi dia begitu marah mendengar pernyataan Rey kemarin.
Wanita ini menyandarkan kepalanya ke ujung kursi lalu dia melihat langit-langit ruangan. "Larry, dia punya banyak alasan untuk tidak menikahi wanita itu, tapi mungkin dia tidak menemukan alasan itu, jadi haruskah kita yang menemukan alasannya?" ujarnya santai lalu kembali duduk tegak
"Alasan, Kau punya rencana ya? Apa? Akan aku bantu." Ucap Larry bersemangat saat melihat Valerei
"Kalau begitu bantu aku membuat pesta, apa saj. Pastikan Rey dan wanita itu hadir, aku akan mengurus sisanya." Ucap Valerei tersenyum, Larry jarang melihat senyum Valerei seperti ini.
Tahu temannya ini punya rencana yang lebih baik dari apa yang dia pikirkan. Valerei sebenarnya lebih menakutkan, Kalau saja dia menerima lamaran ku dulu, kita pasti menjadi pasangan yang luar biasa. Dia menggelengkan kepalanya saat pikiran itu terlintas.
Pelayan masuk membawa makanan dan minuman. "Silahkan" ucap pelayan sambil membungkuk dan pergi.
Larry mempersilahkan. "Makanlah."
"Kau tiba-tiba pengirim pesan, kau tahu dari mana aku di korea?" Valerei bertanya lalu mengambil makanan di depannya.
"Vi, kau hanya tidak menerima lamaran ku untuk status istri bukan status seorang teman. selama kau masih temanku, maka aku pasti akan mencari tahu semuanya." Ucap Larry bangga pada dirinya karena menjadi teman yang setia versi dirinya sendiri.
"Mulutmu manis sekali, jadi apa yang kau tahu selama aku meninggalkan korea?" ucap Valerei.
"Emmm, selain alasanmu meninggalkan korea aku tidak tahu yang lain. Itu bukan karena aku tidak mencari, aku mencarimu tapi aku tidak bisa mendapatkan apa-apa. Jadi kemana kau pergi?" Larry dengan semangat bertanya
"Alasanku? Apa?" ucap Valerei lagi
"Karena Rey? Karena dia membela wanita yang menjadi sekretarisnya kau harus diturunkan ke kantor cabang" ujar Larry
Larry tidak tahu. "Aku juga tidak minta Rey membela. Lagi pula, sebelum masalah itu ada aku juga sudah berniat untuk keluar"
"Jadi karena kau sudah di sini, kau butuh pekerjaan? Datang ke kantorku, kau tahu, kantorku selalu terbuka untukmu" ungkapnya
"Ya, terima kasih, untuk sekarang aku akan fokus menulis saja" jawab valerei kembali makan.
Dia sudah melupakan apa yang terjadi saat dia pekerja di Hill Group. Tetapi Larry membuatnya teringat setelah sekian lama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments