...🖤...
Valerei berjalan memasuki sebuah kawasan pergudangan, dia mendapat laporan bahwa terjadi perselisihan antara pekerja.
Saat sampai disana, dia mendapati beberapa orang saling memukul satu sama lain. "Apa yang kalian lakukan!?" suara Valerei memenuhi ruangan besar itu. Suara yang cukup keras hingga semua orang yang berada disana berhenti dan melihat Valerei.
"Ibu Wakil direktur!" kepala gudang berjalan cepat ke arah Valerei. "Ada apa ini? dimana manajer Park?" tanya Valerei serius.
"Kami diminta menunggu anda." ucap pekerja yang baru saja datang.
"Apa maksudnya kalian menunggu saya ? saya sudah bicara dengan direktur keuangan, uang pekerja yang belum dibayarkan akan diurus manajer Park. Dia yang bertanggungjawab bukan? dimana dia sekarang." Valerei marah tidak habis pikir sebagai seseorang yang bertanggungjawab, dia menghilang.
"Dia bilang anda yang akan mengurus pembayaran kami. jadi saat dia pergi kami---"
kami ditipu. dia tidak melanjutkan ucapannya, dia yang telah lama bekerja bersama manajer Park tidak percaya bahwa dirinya dan karyawan telah ditipu dengan sangat jahat.
Pekerja yang sejak tadi diam akhirnya angkat bicara. "Lalu bayaran kami?" Valerei tidak menjawab, dia mengambil ponselnya dan menelpon seseorang. Dia berjalan keluar memberi jarak antara dirinya dan pekerja.
"Aku kirimkan datanya, tolong cari orang ini."
(orang diseberang mengiyakan)
"Terima kasih."
Menutup teleponnya lalu berjalan kembali ke dalam gudang. Para pekerja wanita itu menangis memeluk rekannya. "Aku harus membayar biaya pengobatan anakku, apa yang harus kulakukan." percakapan itu terdengar oleh Valerei.
Kepala gudang menemui Valerei dan berlutut. "Mungkin ini terlihat kurang ajar, tapi bisakah anda menolong kami?"
"Berdiri, saya tidak akan membantu anda jika seperti ini." Valerei bukan orang yang suka berlutut dihadapan manusia manapun, begitupun saat melihat orang lain berlutut padanya. Para pegawai membantu kepala gudang untuk berdiri.
"Adakah yang bisa kami lakukan?" mereka mengangguk.
"Untuk sekarang tolong jangan berbuat hal yang akan membuat kantor pusat marah, seperti yang kalian lakukan tadi. Karyawan tetap tolong kembali bekerja seperti biasa, dan karyawan kontrak yang belum dibayarkan gajinya, saya akan mencari tahu soal manajer Park... " valerei ingin melanjutkan kalimatnya tapi seseorang dari kantor pusat datang.
"Bu direktur" Valerei berbalik. Agak terkejut mengetahui siapa yang memanggilnya. "Ya?"
"Sajangnim ingin bertemu dengan anda." asisten Rey itu meminta Valerei untuk ikut bersamanya. "Silahkan."
Sebelum Valerei berbalik pergi, dia melihat para pekerja. "Gaji kalian pasti akan dibayarkan." Ucap Valerie sebelum meninggalkan pabrik. Janji itu berat, manusia hanya bisa berencana dan berdoa, tapi keputusan akhir tetaplah milik-Nya.
Kantor Pusat Land Group
Rey marah besar, dia membanting berkas yang berada dimejanya. "Dimana Valerei" jika Rey memanggil Valerei dengan nama saat berada di lingkungan kantor, artinya dia benar-benar marah.
Tok tok tok
Seorang sekretaris masuk dengan membawa dokumen, "Apa!?" bentak Rey. Sekretaris itu tetap berjalan memberikan dokumen kehadapan Rey. "Sepertinya Direktur bekerja sama dengan seorang Manajer yang bertanggungjawab atas gaji karyawan kontrak."
"Siapa? Siapa yang berani mengambil uang perusahaan."
"Direktur Periklanan, Valerei." wajahnya memerah.
Rey membaca dokumen itu, saat Valerei masuk setelah mengetuk, "Anda mencari saya?"
"Bagus sekali, kau melakukan korupsi tapi bisa begitu tenang?" menunjuk wajah Valerei.
Valerei mengerutkan dahinya. "Apa maksudnya?"
Rey melemparkan dokumen ke lantai di hadapan Valerei, dia memungut dokumen itu dan membacanya. Wajahnya biasa saja, dia tidak khawatir atau pun gelisah. "Dokumen seperti ini bisa dengan mudah direkayasa." Valerei bukanlah wanita lemah. Selalu katakan setiap saat.
"Lalu apa yang kau lakukan di gudang beberapa kali?" tanya Rey.
"Kepala gudang menelfonku untuk meminta bantuan." terangnya.
"Bantuan? kau pikir aku percaya? untuk apa kepala gudang meminta bantuan pada direktur Periklanan?" ya benar juga. Rey tidak salah.
Tapi dia heran kenapa orang yang biasa tidak membentaknya begitu tidak terkendali. Valerie memandang wajah Rey bertanya-tanya ada apa dengan pria itu.
"Para pekerja kontrak belum mendapat bayarannya, tidak ada satupun dari kantor pusat yang menemui mereka. Jika demo mereka diancam, kau pikir bagaimana mereka bisa menemui orang yang bertanggungjawab disini." jelas Valerei dengan santai. Dia tidak bisa menjadi emosional, keadaan akan bertambah buruk. Dia berjalan ke depan menaruh dokumen yang tadi dilempar Rey padanya keatas meja. "Sajangnim, kau sepertinya harus mencari bukti yang kuat saat menuduh seseorang."
"Tapi saya punya bukti." sekretaris Rey menyerahkan dokumen yang berisikan kontrak bahwa Valerei dan Manajer Park adalah rekan yang melakukan korupsi terhadap gaji karyawan, serta yang di tanda tangani Valerei.
"Tanda tangan juga mudah untuk di rekayasa, lagipula dari mana kau mendapatkan dokumen ini." Valerei melihat sekretaris Rey. tidak menyangka bahwa Manajer Park punya rekan sepintar ini.
"Valerei, mulai hari ini kau bukan lagi direktur dikantor pusat sampai masalah ini diselesaikan oleh bagian internal perusahaan. Kau akan diberhentikan dari semua kegiatan perusahaan. Aku memberimu keringanan mengingat kita adalah teman."
“Rey, aku berharap kau menjadi pemimpin perusahaan yang baik. Jangan mengambil keputusan salah hanya karena bukti palsu. Kepala seorang pimpinan tidak boleh dingin dan panas. Kalau tidak kepercayaan karyawan hanya jadi kata saja.”
Setelah mengatakan itu Valerie keluar. Keputusan yang membabi buta, Rey punya masalah pada caranya mengambil keputusan secara sepihak. Valerei tidak bisa berkata apa-apa, percuma. Dia hanya berharap penyelidikan internal perusahaan bisa menemukan kebenaran kasus itu.
1 minggu setelah penyelidikan, Valerei dinyatakan tidak bersalah. Manajer Park ditemukan dan sudah menerima hukumannya begitupun dengan sekretaris Rey yang bernama Maige, dia dinyatakan sebagai kaki tangan Manajer Park. Mengubah bukti dan menyebarkan berita palsu. Sedangkan Valerei yang telah dituduh dan berhenti bekerja diminta tinggal kembali, tapi valerei sudah membuat keputusan. Dia hanya menyelesaikan tugasnya yang belum terselesaikan. Janjinya pada karyawan yang bekerja digudang. Melunasi utang perusahaan kepada karyawan pabrik sudah di lunasi.
"Kenapa kau tidak menahannya." Rey menyalahkan Direktur HRD.
"Aku bisa apa? Dia juga seorang direktur, lagi pula valerei sudah memutuskan untuk berhenti sebelum masalah itu ada. Jadi aku harus bagaimana? Padahal saat dia minta berhenti aku sudah bilang tunggu sampai tahun depan, ehh kau malah membuatnya diberhentikan padahal masalah itu belum beres- ini juga salah mu." serbu Direktur bernama Byun Joon Suk.
"Kita bukan teman dekat, kau atasanku dikantor ini. Tapi jika bisa kuberi saran, ubahlah caramu mengambil keputusan, jangan hanya mengandalkan emosimu. Jika kau tetap seperti itu, kau mungkin akan kehilangan orang yang paling berharga dan rasanya pasti menyakitkan." tambahnya.
Perkataan itu akhirnya terbukti. Rey kehilangan orang yang berharga dan rasanya menyakitkan.
...🖤...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments