Rey dan Valerie kembali bertemu. Mereka berada di Rumah Teh tempat Favorit Rey jika sedang banyak pikiran. Valerie membuka ponselnya yang baru saja berbunyi karena ada pesan masuk. Nama suaminya berada di layar.
^^^From. Lee Seok Hoon 회장님^^^
^^^- Kediaman Wang.^^^
Hanya 2 kata. Valerie membalasnya dan menyimpan kembali ponselnya.
^^^Valerei V M^^^
^^^- Aku diluar, bertemu dengan Rey.^^^
Valerei melihat Rey. "Wanita itu?"
Sebelum menjawab Rey menuangkan minuman ke gelas Valerei. "Sudah ku bereskan. Teh disini enak, cobalah."
"Jangan terlalu keras, kalau kau lupa, dia perempuan" Valerei mengingatkan Rey agar dia tidak melakukan sesuatu yang buruk.
"Aku tahu, kubawa dia ke tempat- yang aman." sambil memiringkan kepalanya imut dengan ekspresi yang lucu menurut Valerei. Melihat ekspresi Rey, Valerei mengerutkan keningnya.
"Aku sudah bisa bertemu dengan istriku?" tanya Rey berharap.
Valerei menirukan ekspresi Rey tadi, melihat itu Rey tersenyum. Sejak bertemu lagi dengan Valerei dia tidak pernah melihat temannya ini bercanda. Dia memberikan selembar kertas kecil, Rey mengambil kertas itu dan membukanya.
"Ini?" Dia mengira-ngira.
"Semoga tuhan membantumu" Valerei berjalan meninggalkan Rey.
Ekspresi bahagia di wajahnya tidak bisa bohong. "Kau berubah pikiran?" Tanya dia penasaran.
Valerie berhenti dan berbalik menatapnya.
"Sebenarnya, aku berniat menyulitkanmu. Elena juga menyerahkan semuanya padaku- tapi dalam hatinya mungkin dia tidak ingin seperti itu. Kami semua setuju kau harus merasakan sakit yang sama. Lagi-lagi, aku mengingat setiap malam dia menangis merindukanmu."
Valerie memutuskan untuk menarik rasa kecewanya.
Rey benar-benar berterima kasih. Dia berjanji akan membalas kebaikan Valerie suatu saat nanti. “Maaf dan terima kasih.”
Mengggeleng. “Minta maaflah pada orang yang tepat, aku pergi!”
Terpikir olehnya untuk menyulitkan Rey tetapi dia juga korban dari bohongan. Dia bisa apa saat melihat Elena masih berharap pada pria itu.
Sebelum Valerie benar-benar pergi, Rey berbicara. agak keras karena jarak mereka cukup jauh. “Kau sudah tahu sejak lama? Maksudku soal Jessica.”
“Iya, dia merencanakan banyak hal.”
“Lalu kenapa kau tidak mengatakannya saat kita bertemu terakhir kali?” Ujar Rey.
“Em, boleh aku jujur?”
Rey mengangguk.
“Untuk balas dendam padamu karena aku ditendang keluar dari perusahaan.” Santai tanpa beban.
“Hah?”
Valerie tertawa. “Aku bercanda! Saat itu kau pernah bilang ‘Valerie jangan ikut campur terlalu jauh, aku sudah memutuskan dan berharap kau menghargai itu’ Kau seorang pria jadi perkataan itu aku tafsirkan sebagai kesungguhan dan sesuatu yang tidak bisa aku langkahi."
Rey berdiri dari kursinya. “Saat itu, banyak sekali kesalahan yang kulakukan padamu.”
Valerei tersenyum. "Kau terlalu lama, mungkin istrimu tidak bisa menunggu. Jangan bodoh lagi!”
"Bye" dia melambaikan tangannya dan pergi. Dia menyudahi apa yang harusnya menjadi masa lalu. Hal yang sudah berlalu biarlah berlalu dan menjadi pelajaran berharga.
Rey melihat selembar kertas yang bertuliskan sebuah alamat, lalu dia bergegas menemui istrinya.
...🖤...
Bunyi bell terdengar oleh Elena, dia berlari menuju pintu dan membukanya. "Ya? tunggu sebentar."
Dia melihat dari balik layar. "Pesanan anda" seorang kurir membawa makanan.
Elena bingung, dia tidak memesan makanan, saat ingin bertanya dia mendapatkan pesan dari Valerei.
Tring, pesan masuk
^^^Valerei^^^
^^^- Aku memesan makanan, makanlah sambil menunggu.^^^
"Terima kasih" dia berterima kasih kepada kurir itu dan menutup pintunya.
Elena membawa makanan itu dan memindahkannya ke piring, "Wah, kelihatannya enak" Saat dia ingin mencoba makanan yang Valerei pesan, suara bel rumah berbunyi lagi. Dia pergi melihat siapa yang menekan bel tapi tidak menemukan siapapun di layar, dia membuka pintu dan saat pintunya terbuka dia diam membeku.
Pria yang telah menjadi suaminya, pria yang dia rindukan dan sebut namanya setiap malam juga pria yang telah membuatnya menangis berdiri tepat dihdapannya.
"Sa- sayang--" Panggil Rey.
Elena bisa merasakan suara suaminya bergetar saat memanggilnya dan dia tidak tahu bagaimana harus merespon Rey, satu sisi dia kecewa tetapi sisi lain rasa rindunya menyeruak keluar tanpa permisi. Kurang ajar katanya dalam hati
Istrinya tidak merespon , Rey kembali memanggil Elena. "Sayang" Rey ingin memeluk istrinya dengan erat tapi dia takut Elena tidak nyaman karena itu dia harus berhati-hati agar Elena tidak merasa dipaksa.
Elena menghela nafas berat, dia pernah memikirkan scenario bagaimana saat nanti dia bertemu suaminya. Dia sudah menyusun banyak hal dan kata-kata untuk Rey tetapi saat bertemu langsung mulutnya menjadi bisu, tubuhnya menjadi kaku, suaranya hilang entah kemana.
Tiba-tiba Elena merasa mual dan kepalanya menjadi pusing, pandangannya menjadi gelap. Sebelum Elena menghantam kerasnya lantai yg dingin, Rey lebih dulu memeluknya. Rey terkejut istrinya tidak sadarkan diri lalu dia membawanya masuk ke dalam rumah.
Bebebrapa Jam kemudian, Elena telah mendapat pemeriksaan dari seorang dokter yang Rey telepon saat melihat istrinya tidak sadarkan diri.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Rey pada dokter yang memeriksa Elena.
"Tidak apa-apa, istrimu hanya butuh istirahat" jawab dokter yang telah bekerja untuk keluarganya
Rey menjadi skeptis karena melihat keadaan istrinya yang tiba-tiba pingsan. "Istriku benar tidak apa-apa?"
"Aku dokternya." Yu ra dokter keluarga Lee menggelengkan kepalanya.
"Jadi kau sudah sadar? Lain kali berhati-hatilah, orang sepertimu saja bisa ditipu dengan tes DNA palsu" tambah dokter cantik itu.
Yu ra memberikan resep obat pada Rey, "Ini vitamin." lalu dokter perempuan itu pamit pada Rey.
"Ya, terima kasih. Aku tidak mengantarmu keluar." Dia duduk di samping istrinya memegang tangan Elena membisikkan kata maaf berkali-kali.
...🖤...
Yu ra masuk kedalam mobil dan mengambil hpnya untuk mengirimkan pesan kepada seseorang.
^^^Han Yu ra^^^
^^^- Elena pingsan, aku sudah memeriksanya dia baik-baik saja, hanya terkejut. Mungkin dia pikir Rey adalah hantu (Emoticon tertawa) yang terakhir aku bercanda.^^^
^^^Valerei M^^^
^^^- Sungguhan juga tidak apa-apa, terima kasih.^^^
^^^Han Yu ra^^^
^^^- Kau juga belum memeriksa dirimu 3 bulan belakangan ini? Jangan sampai aku dipecat karena tidak becus.^^^
^^^Valerei M^^^
^^^- Tidak akan, dimana dia bisa mendapatkan dokter hebat seperti mu? Aku baik-baik saja, nanti setelah urusanku selesai, aku akan menemui mu.^^^
^^^Han Yu ra^^^
^^^- Ya sebaiknya begitu.^^^
Dia menyimpan hpnya lalu mengemudi kembali ke rumah sakit.
...🖤...
Mobil Mercedes bens hitam memasuki pekarangan keluarga wang, Valerei turun lalu masuk ke mansion. Nola menunggu di dalam mobil bersama Han.
Didalam Valerei melihat banyak teman-teman juga suaminya, dia berjalan hingga Larry melihatnya. "Kau bertemu Rey lagi? Bukankah kau terlalu banyak bertemu dengannya? Jadi bagaimana?"
Sebelum valerei menjawab, Larry memotong. "Jangan diam, kemarin kau juga langsung tidur."
Valerei menggeleng dan duduk di samping kanan Hyuk. "Rey sudah bertemu dengan Elena." Ungkap dia akhirnya.
"Hah? Dengan mudah?" tanya Larry tidak percaya.
Valerei mengambil minum di depannya. "Itu tidak mudah tahu."
"Apanya yang tidak mudah. Dia baru bertemu denganmu dan sekarang dia bisa bertemu dengan Elena, harusnya minta dia menunggu 1 tahun." Jelas Larry membara.
"Aku takut Rey tidak bisa melakukanya," Valerie mengalami sakit kepala sejak meninggal Rey tadi. Dia berharap Larry tidak mengatakan apapun lagi tetapi harapan hanyalah harapan. Larry menambah rasa sakit dikepalanya.
"Kalau begitu jangan pertemuan mereka, 1 tahun itu tidak lama, apanya yang tidak bisa menunggu! Kau selalu baik dengan Rey tanpa berpikir bahwa dia sudah mempermainkan Elena. " Larry bertambah kesal.
Valerie tidak percaya.
"Lalu bagaimana dengan Elena dan-- Sudahlah!" Valerei berhenti, dia tidak ingin melanjutkan apa yang tidak seharusnya dia bongkar.
"Kau tidak disogokkan?" tuduh Larry
Valerei melihat Larry dengan tatapan dingin lalu berkata. "Apa!?"
"Bagaimana kau bisa seperti itu? Elena adalah temanmu, kau menjual temanmu?”
"Larry!" Hyuk menatap tajam Larry.
"Pria brengsek kurang ajar!" suara rendah Valerei mengagetkan.
Semua temannya melihat Valerei. Dia bukan tipe yang akan mengumpat atau berkata kasar seperti itu. Aneh didengar jika valerei yang menyebutnya.
Ha Joon memandang tidak percaya pada Larry. "Menjual teman? Ya! kau yang mengenalkan Jesica pada Rey. Brengsek!! Bisa-bisanya kau bilang begitu pada Valerie."
Larry berdiri dari sofa sembari bertolak pinggang. "Aku hanya mengenalkannya! Salahkan Rey karena dia terjerat, lagi pula dia sudah dewasa haruskah aku mengawasinya? Hah!"
Semua orang menjadi sensitif.
Ji Hyo menarik baju suaminya memintanya untuk diam. "Sayang.." Ha joon melihat Ji Hyo lalu duduk kembali.
Valerei beranjak pergi, belum beberapa langkah Hoon menggebrak meja keras. Semua yang ada disana menatap Darren kaget, "Duduk!" perintah itu terdengar tajam dan tidak bisa dibantah.
Bahkan para pengawal yang berdiri diluar mendengar apa yang terjadi didalam mansion. sangat menakutkan jika tuan Darren marah.
Valerei menghela nafas dan berbalik ketempat duduknya yang berdekatan dengan Darren dan Hyuk. Melihat itu Hyuk memberi ruang Valerei untuk duduk jauh dari Darren, tepat di samping kirinya. Darren tidak pernah memukul wanita tetapi sebagai teman dia harus menjaga Valerei tetap aman. kita tidak pernah tahu kan, batinnya.
"Apa yang membuat kalian tidak dewasa dalam semalam? Biar ku ingatkan kita akan membahas Rey dan Elena kedepannya. Apa yang terjadi dimasa lalu juga tidak bisa dirubah. Kuminta kalian fokus bukan menambah masalah baru!"
"Istirahatlah, kita bertemu saat kalian sudah bisa berfikir dengan baik" Darren pergi diikuti Are pengawal pribadinya.
Hyuk mengiyakan perkataan Darren. Memaksa keadaan tetap bertahan dengan kondisi kedua sahabatnya sedang marah juga bukan ide yang baik. "Ya, sebaiknya begitu. Ji Hyo bawa suamimu pulang dulu."
"Ya kak." Ji Hyo membawa Ha Joon pergi, sedangkan Larry dan Valerei masih duduk ditempatnya. Hyuk menghela nafas meminta Valerei ikut pulang dengannya. "Ayo ku antar pulang" Valerei langsung berdiri mengikuti Hyuk.
"Aku bawa mobil, Hyuk terima kasih, aku pulang sendiri saja" Valerei mendahului Hyuk
Hyuk memandang temannya hingga menghilang dibalik pintu besar kediaman Wang.
"Larry istirahatlah."
...🖤...
"Han kita ke mansion." Pinta wanita itu pada Han.
Tring, pesan masuk
^^^Lee Seok Hoon 회장님^^^
^^^- Ke mansion sekarang!^^^
"Kalian berdua pernah kena marah sama Darren?" tanya Valerei penasaran. Sebenarnya itu pertanyaan yang aneh, tidak mungkin tidak pernah tapi Valerei tetap bertanya.
"Tuan jarang marah Nyonya, mungkin anda juga tahu tapi sekali marah tuan bisa buat orang pingsan" Valerei menampakkan ekspresi cemas, dia ingat cerita soal karyawan wanita diperusahaan suaminya yang pingsan setelah darren marah padanya dan timnya.
Valerei memukul mulutnya pelan, alamat kena marah kita.
...🖤...
‘FOKUS MENCARI SOLUSI PERMASALAHAN BUKAN MENAMBAH MASALAH BARU’
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Ilan Irliana
aq mo tnya...emnk mereka g tau apa klo Vi m Hon udh nikh?? lieur aing..
2022-09-10
1