Rey ingin berlari memeluk wanita yang telah menjadi istrinya itu, tapi Kakinya terasa berat. "Elena--" ucapnya parau. Sedangkan jesica yang berada disebelahnya sangat terkejut, ekspresi wajahnya adalah ekspresi paling menakutkan, dia seperti penyihir. Jesica lalu mengumpat dalam hati, sialan kenapa wanita ini bisa ada disini.
...🖤...
Setelah sebelumnya dia berbicara dengan suaminya Seok Hoon, Valerei mengirim pesan singkat untuk Elena dan Frederick
^^^To. Elena^^^
^^^- Janjiku akan ku tepati. Kembali, kita akan menghadapinya sekarang.^^^
^^^To. Frederick A^^^
^^^- Kediaman wang 12-12. 20.00 pm, waktunya menepati janji. Datanglah sehari sebelumnya, Elena butuh penyesuaian.^^^
Valerei melihat sekitar, memandang malam yang begitu sunyi. Kami telah berjanji akan membawanya kembali.
...🖤...
Kembali pada kenyataan, Valerie Lalu memeluk Elena dengan erat dan membisikkan kalimat yang membuat Elena tertawa pelan. Valerei tahu itu tawa yang sangat canggung. "Arah jam 4" ucap Valerei, dia melepaskan pelukannya, memberi ruang Elena.
Ji Hyo yang sejak tadi menangis berlari berhambur memeluk Elena. Elena membalas pelukan Ji Hyo tak kalah erat, dia tahu bahwa teman yang telah mengenalnya sejak dia masih tinggal di panti asuhan ini pasti sangat merindukannya.
Sejak kecil Elena tidak memiliki orang tua, dia besar disebuah panti asuhan. Walau begitu, dia anak yang cerdas. Suatu hari Elena pulang sekolah melihat ada anak yang sebaya dengannya menangis di taman, bajunya kotor. Dia mendekatinya dan berjongkok didepan anak itu. Ji hyo mengangkat kepalanya dengan wajah sembab penuh air mata. Tanpa bicara Elena tersenyum manis lalu memberikan roti coklat dari dalam tasnya. Begitulah awal mula perteman keduanya.
Pemandangan itu membuat semua orang yang berada didalam ruangan menatap dengan pandangan yang beragam, ada yang bingung, ada yang bertepuk tangan dan bahkan ada yang sampai menitihkan air mata, Adegan barusan seperti adegan TV yang mempertemukan kakak beradik yang terpisah lama.
Lelaki yang sejak tadi menatap Elena tanpa henti tidak bisa menikmati pesta seperti tamu lainnya, yang ada dibenaknya hanya membawa Elena dan berbicara dengannya. "Rey, sepertinya aku lelah, ayo kita pulang" ajak Jesica, dia tidak bisa membiarkan Rey berada di pesta ini lebih lama lagi. Karen ajika itu terjadi dia akan kehilangan statusnya yang sebentar lagi akan dia sandang, Nyonya Reylan.
Rey menghempaskan tangan Jesica yang memegangnya, "Kau pikir siapa berani memerintahku?"
Mendengar itu nyali Jesica menjadi ciut, dia tahu Rey tidak mungkin mendengar kata-katanya. Bukankah mencoba tidak mengapa.
"Tidak, bukan begitu Rey, tapi sepertinya kakiku terasa sakit, bukankah kita juga akan mengurus beberapa hal yang belum selesai untuk pernikahan kita?" wanita ini bersikap manja mengambil lengah Rey ingin memeluknya tapi sebelum dia sampai memeluk lengan Rey dia sudah terhempas jatuh lalu Rey pergi meninggalkan pesta.
Wanita ini tersenyum kecut, semua mata tertuju padanya. Berasa kek jadi putri kecantikan ya, semua mata tertuju padamu.
Ji Hyo yang sejak tadi menangis terpaksa berhenti, dia ingin tertawa tapi mengingat tertawa diatas penderitaan orang tidak baik, dia menahannya.
Dibelakangnya beberapa wanita berbicara "Bukankah laki-laki tadi adalah Reylan? jadi perempuan itu yang dibicarakan banyak orang?" tanya wanita bergaun merah.
"Ya kudengar wanita ini membuat Reylan menceraikan istrinya" timpal wanita yang baru datang. "Temanku pernah bertemu dengannya di salon, katanya dia sangat disayang bak seorang putri dan akan mengadakan pernikahan sebentar lagi. Tapi sepertinya tidak begitu, melihat bagaimana dia diperlakukan" mereka tertawa tidak mengindahkan perasaan Jesica yang ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula.
Belum sempurna Jesica berdiri, seorang wanita bergaun merah tadi menumpahkan minuman ke badan Jessica. "Oh maaf, tanganku tergelincir" wanita itu tersenyum lalu pergi meninggalkan Jesica yang sudah memerah menahan malu, Jesica bangkit lalu pergi.
Perbincangan para wanita itu masih terdengar oleh Valerei dan teman-temannya. "Mereka tahu dari mana masalah rumah tangga Rey?" tanya Valerei pada teman-temannya. Dia bingung.
Bukankah hanya beberapa orang saja yang tahu masalah itu. batinnya.
Selain Elena hanya orang-orang dalam mansion Rey dan Jessica yang berada disana waktu itu, dan sudah pasti bukan Jessica yang menyebarkan masalah Rey. Dia tidak mungkin mempermalukan dirinya sendiri dengan menyebarkan hal yang tentu merugikan dirinya.
Menjawab pertanyaan Valerie dengan menggeleng acuh. "Biarkan saja toh itu benar." Larry malas jika membahas wanita itu. Sebelum Valerei berbicara, Ji Hyo sudah lebih dulu bicara
"Elena, kau kemana saja? Kau tahu aku meminta kakakku mencari tahu kamu dimana tapi dia tidak bisa mendapatkan apapun" Ji Hyo masih khawatir.
Elena menepuk pundak Jihyo. "Aku baik-baik saja, selama ini kak Vi dan seseorang lagi merawat ku." Jawabnya
"Kak Valerei?" Ji Hyo melirik Valerei, dia sedih saat sahabatnya membutuhkan bantuan dia tidak berada disana.
"Maaf, aku tidak membantumu saat kau kesulitan." Dia bersiap menangis tapi Elena lebih dulu memeluknya. "Tidak jangan meminta maaf, aku baik-baik saja, itu cukup" ucap Elena
"Aku juga kaget, kau tidak berniat memelukku?" Larry merentangkan tangannya. Bukannya mendapatkan pelukan hangat dari Elena, dia malah mendapat peluk HANGAT dari Ha Joon.
"Pelukanku hangatkan?" ujarnya mengedipkan mata membuat Larry merinding, otomatis dia menjauh. "Ayo Elena, dari pada meladeni kakakku lebih baik kita nikmati pestanya" Ji Hyo menarik Elena menjauh.
Melihat Kepergian adiknya dan Elena Larry memandang bergantian teman-temannya. "Ayo kita bicara" ajak Larry kepada tiga temannya.
Hembusan angin malam mendebarkan, senyum yang memudar tempias di wajah para pendengar. Kisah yang telah berlalu didengarkan kembali membawa nuansa teduh. Kisah seorang wanita menjadi topik perbincangan malam ini.
“Ada hal yang belum aku ceritakan pada kalian tentang Elena. Bukan karena tidak ingin cerita, tapi akan benar jika orang itu tahu lebih dulu” Valerei memandang jauh ke depan.
"Jangan sungkan, jika butuh bantuan kamu bisa menghubungi kami” ucap Hyuk yang di benarkan Ha Joon.
Lalu tuan besar Larry merasa aneh bertanya. "Tapi Valerie?" Larry merapatkan badannya mendekati Valerei. "Apa rencana mu begitu saja?"
Tidak asik, masa tidak ada adegan tarik-tarik rambut Rey sih, batin Larry.
Larry berekspektasi tinggi terhadap rencana Valerie, dia sampai merencanakan respon pada adegan-adegan di kepalanya agar terlihat nyata.
Valerei berjalan menjauh dari Larry. "Kalau aku membuatnya terlihat jelas itu tidak lagi menarik dan terima kasih sudah perduli.” jawab Valerei sambil tersenyum.
Pria itu mendengus ngambek dengan ucapan wanita itu. “Kenapa dia berterima kasih padamu, sedangkan aku yang membantunya sampai harus mengganti tiket kalian!” kata dia pada Hyuk karena mendapat senyum manis dari Valerie.
“Astaga Larry, begitu saja kau ingat-ingat. Tidak perlu ganti tiketku.” Ha Joon memandang tidak percaya.
"Dasar pelit!" tambah Ha Joon sebelum menjauh dari Larry yang ternyata sudah sendiri. Dia ditinggal.
...🖤...
Hari setelahnya, mereka berkumpul lagi.
"Apa yang akan kau lakukan pada Rey?" tanya Larry.
Valerei diam memperhatikan Elena. Jawaban seperti apa yang akan diberikan teman yang telah dia anggap adik, dia menjadi penasaran.
"Kalau kau tidak ingin bertemu juga tidak apa-apa, semua orang mengerti" ucap Ji Hyo yang mengerti keadaan, Ha joon sudah memberitahu istrinya semua yang telah Valerei ceritakan.
"Darren belum tahu, ada yang berniat meneleponnya?" Larry jelas menghindar menelfon Darren, bukan karena Larry tidak suka hanya saja Darren bukan tipe yang suka
diganggu saat kerja. Aura aneh dalam diri Lee Seok Hoon membuat Larry tidak berkutik. Ingatannya masih basah pada adengan kemarin.
"Dia mungkin sudah tahu, kau pikir kenapa pengawal setianya ada di pesta tadi malam?" Ha Joon melihat Are pengawal sekaligus sekretaris setia sahabatnya itu sedang berada disekitar pesta. Padahal setahunya Are sedang menjalankan tugas di luar kota, karena itulah-saat ini Han selalu menggantikan tugasnya. Ingatan Ha Joon melayang kembali disana.
...🖤...
"Halo, kau di Jepang?" Ha joon menelfon Seok Hoon saat melihat Are sedang berada di Jepang.
"Tidak, ada apa?" jawabnya singkat.
"Hanya, aku melihat Are ada disini, di Jepang. Jadi kupikir kau disini." Bagi Ha Joon itu aneh. Are, hampir tidak pernah meninggalkan bosnya itu tetapi sekarang dia bisa berada disini. Ahh sudahlah, mungkin dia mengurus proyek, apa lagi dia orang kepercayaan Darren, batin Ha Joon.
"Ya, dia sedang dinas."
"Oh ya, baiklah" Ha joon menutup telfonnya setelah mengatakan kalimat itu. Ha Joon tidak banyak bertanya.
...🖤...
^^^To Elena^^^
^^^- Kau tidak sendiri, saudara dan saudarimu ada disini bersamamu. Mari kita lewati ini bersama.^^^
.
.
.
...‘SETIAP ORANG PUNYA MASALAHNYA MASING-MASING, SETIAP HAL YANG TERJADI DALAM HIDUP PASTILAH ATAS IZIN TUHAN KITA, TUHANMU TIDAK PERNAH MENINGGALKANMU, KALIANLAH ORANG – ORANG PILIHAN MAKA KUAT DAN BERSABARLAH’...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Vee_unaya
Iya juga yah, harusnya namanya yang lebih muda di ingat aja ☺ terima kasih sudah berkunjung 🙏🙏🙏💕
2023-03-07
0
MamaNa Nazwa
jd belum terbiasa sm nm nm orang korea jd agak pusing baca nya ,,kecuali valery dn elena jd mudah d ingat suami valery ajj suka lupa nm nya siapa 🤦
2023-02-18
0