Larry melihat wanita di depannya, dia tersenyum mengingat bagaimana akhirnya menyerah pada wanita ini, Waktu itu, jika Valerei tidak langsung menolaknya maka dia akan terjebak dalam harapan palsu tidak bertepi. Lantas hubungan mereka yang terbatas ini akan semakin terbatas.
Setidaknya hubungan yang telah terjalin tidak terputus hanya karena keegoisannya untuk memiliki. Dia kembali memikirkan, bukan tidak mungkin Larry memaksa Valerei menerima perasaannya, tapi apa itu bisa bertahan dan membuat Valerei berdiam dan tidak menolak? Jika begitu mungkin dia akan kehilangan lebih banyak dari yang dia inginkan dan pertemanan mereka akan semakin membingungkan.
Beruntunglah Valerei lebih cepat dalam memutuskan. Larry kau selalu bilang bahwa ada harga yang harus dibayar saat kita menyakiti seseorang. kau tahu betul, dengan begitu kau tidak akan menyakiti siapapun termaksud aku. Kau sendiri yang memberitahuku, saat kau berbisnis kau punya syarat mutlak yang tidak bisa diganggu gugat, aku pun punya syarat dan aku tidak bisa pergi tanpanya, kau bisa memilih.
Perkataan itu selalu membuatnya sadar bahwa ada hal yang tidak bisa dia ganggu walaupun dia sanggup. Sekarang dia merasa lebih nyaman. Pertemanan mereka terasa lebih nyata dibandingkan saat itu dan tidak ada Penyesalan begitupun Valerei. Mungkin.
Dia sering mengatakan bahwa adiknya adalah standar dalam memilih seorag wanita, itu juga bukan sebuah kebohongan, baginya Ji Hyo adalah wanita sempurna yang memiliki beberapa sifat seperti Valerei. Dia bisa saja menyebut Valerei tapi menyebut nama Valerei untuk dijadikan standar memilih wanita akan disalah artikan banyak orang dan yang lebih penting dia tidak ingin perkataannya itu akan membuat Valerei tidak nyaman.
Larry juga ingat bukan hanya dirinya yang menyukai Valerei waktu itu. Frederick, sahabat baiknya juga menyukai Valerei, hanya saja Frederick tidak sampai menyatakan perasaan seperti dirinya. Valerei bukan wanita yang sangat cantik menurut banyak orang tapi bagi dua pria ini wanita seperti Valerei punya daya tarik tersendiri.
Kisah bagaimana dia dan Valerei akhirnya berteman sangatlah biasa. Adiknya, Ji Hyo adalah teman kursus Valerei, mereka akrab karena Valerei sering datang berkunjung ke kediaman wang. Berbeda dengan Frederick yang punya cerita khusus secara pribadi pertemuannya dengan Valerei. Dia mendadak iri jika mengingat masa lalu.
"Rencana mu, kau tidak akan mengatakannya kan?" Larry menjadi penasaran dengan apa temannya ini akan memberi kejutan
"Kau suka kejutan, bukannya lebih baik kalau kalian tidak tahu" ucap santai Valerei
"Walau penasaran, baiklah. Mari kita lihat bagaimana kau menangani masalah ini" Valerei menggeleng mendengar nada bicara Larry yang terlalu mendramatisir. Larry terdiam setelah perkataannya, dia ingin bertanya pada Valerei tapi segan.
Setelah beberapa menit Larry telah menyelesaikan makannya dia memanggil valerei. "Vi"
"Hemm, kenapa?" Valerei melihat Larry dengan alis yang terangkat
"Menurutmu apa aku bisa menemukan wanita yang mencintaiku? Kau tahu, aku tidak pernah berpikir seperti ini sebelumnya tapi saat melihatmu membuatku bertanya-tanya" tanyanya pada Valerei
"Kau meragukan Tuhan, Larry. Tidak ada satupun manusia yang tahu masa depan, kita hanya mencoba menjalaninya setiap hari dengan baik. Aku tidak tahu bagaimana pandanganmu soal jodoh. Namun untukku, itu seperti cermin karena itu setiap hari kita harus memperbaiki diri kearah yang lebih baik dengan begitu semoga Sang maha pencipta memberi yang terbaik dari sisinya. Kalau kau percaya kepada Tuhan, maka berdoalah sebagaimana kau diajarkan." Jelas Valerei dengan sebaik-baiknya.
Larry tersenyum mendengar perkataan Valerei. Dia masih seperti dulu, "Terima kasih, aku berharap yang terbaik untukmu" ucap Larry.
"Untukmu juga" ujar Valerei
...🖤...
Di lain tempat ada seorang wanita dengan bangga mempersiapkan pernikahannya, Senyum itu tidak pernah luntur, semua orang bisa melihat bagaimana beruntungnya wanita ini. Jesica Kim, wanita yang akan menikah dengan Rey. Sudah lama dia menantikan akan menyandang gelar sebagai nyonya besar dikediaman Rey, sebentar lagi.
"Saya ingin semuanya sempurna, jangan ada yang terlewat, mengerti!?" perintahnya dengan angkuh. Jesica melihat-lihat gaun yang akan dia kenakan dihari pernikahannya, dia berjalan melewati beberapa pegawai
Bisik-bisik
"Kau tahu pria yang akan menikah?" ucap salah satu pegawai toko
"Siapa memangnya?" ujar pegawai lainnya
"Dia tuan Rey, bangunan ini salah satu miliknya. Aku dengar wanita itu (menunjuk jesica) merebut tuan dari istrinya. Sampai sekarang keberadaan istrinya tidak diketahui, ada yang bilang kalau istri tuan dibunuh oleh wanita itu, ada juga yang bilang kalau tuan mengusir istrinya karena hasutan wanita ular itu." Pegawai lainnya yang mendengar itu merinding. Dia juga pernah mendengar gossip itu tapi dia pikir itu hanyalah kisah-kisah tanpa asal. Kalau kabar itu benar dia tidak habis pikir ada wanita yang jahat didunia yang indah ini.
"Dilihat saja wanita ini tampak jahat, orang seperti tuan bisa tertipu artinya wanita ini benar-benar licik. Lihat saja caranya memerintah, angkuh!" ucap pegawai satu dengan tidak suka
"Memangnya kau tahu dari mana?" ucap seorang pegawai yang baru saja bergabung
Jesica yang mendengar itu sangat marah sampai memanggil manager toko tersebut
"Pecat mereka!” tegasnya pada manager toko tersebut sambil menunjuk para pegawai yang tadi berbisik-bisik.
Dengan bijak sang manager memberi hormat lalu berkata, "Maaf, kalau boleh tahu apa yang mereka lakukan hingga membuat anda marah?"
Wajah Jessica memerah marah, "Kamu tidak tahu siapa saya? Kalau saya bilang pecat ya pecat."
"Kalau ada keluhan silahkan mengisi kuisioner disana" tunjuk nya pada tempat keluhan
"Kami mengevaluasi setiap pegawai setiap bulannya, perusahaan akan bertindak tegas jika terjadi pelanggaran. Tapi jika tidak, kami juga punya peraturan untuk membela pegawai yang disalahkan tanpa kejelasan" tegas sang manager sekali lagi. Jesica sangat marah lalu keluar dari ke gedung itu. kalian lihat saja sebentar lagi saya akan menjadi nyonya besar.
Para pegawai itu bahkan tidak menundukkan kepalanya, mereka hanya berdiri seperti biasa, juga tidak tampak gelisah. "Kembali bekerja" ucap manager pada para pegawai.
Jessica kesal, dia kembali ke mobil.
"Kurang ajar, beraninya mereka! Segera beritahu rey saya ingin mengganti designer gaun pernikahanku" Jessica marah lalu melempar minuman ke pegawai yang Rey pekerjakan.
Mereka sudah berada di dalam mobil. Jesica begitu marah.
"Saya rasa itu bukan ide yang bagus nona, tuan pasti tidak senang." ucapnya wanita ini tenang.
Jessica terdiam, dia tahu betul tidak boleh membuat Rey marah. Benar juga, kalau Rey sampai membatalkan pernikahan bisa gawat.
"Jika anda ingin saya bisa memberi tahu tuan soal anda…."
"Tidak perlu, lebih baik tidak membuat Rey marah" ucap Jessica dengan cepat sebelum pegawai wanita bermarga Yoon menyelesaikan kalimatnya.
...🖤...
Mansion Darren Lee
"Han, istri saya dimana?" tanya Lee Seok Hoon
"Nyonya, baru saja sampai, sekarang sedang beristirahat di kamarnya Tuan." Han baru saja ingin melapor kepada bosnya tetapi Hoon mendahuluinya bertanya.
Hoon yang sejak tadi berada dalam ruang kerjanya lalu pergi melihat istrinya, dia membuka pintu kamar utama dan melihat istrinya sibuk mengetik di laptop.
"Kau sedang kerja?" Darren duduk di sofa yang berhadapan dengan meja kerja kecil yang baru saja valerei letakkan di kamar utama, Valerei mendongak melihat sumber suara Lalu mengangguk
"Va" panggil Seok Hoon dengan suara tegas namun tidak keras
"Hemm?" ucapnya lagi, lalu menutup mulutnya dengan telapak tangan. Dia baru ingat suaminya ini tidak suka jika pertanyaannya dijawab hanya dengan anggukan atau gumaman.
"Iya" jawab Valerei akhirnya.
Seok Hoon menghela nafas pendek. "Kita bicara" perintahnya
"Apa ini soal Rey?" ucap Valerei lalu beranjak duduk di depan suaminya
"Larry selalu cepat mencari sekutu bukan?" Seok Hoon sudah mengira bahwa salah satu sahabatnya pasti akan menghubungi istrinya. Dia hanya menebak orang pertama yang akan datang adalah Larry.
Mendengar itu Valerei tertawa, "Larry hanya ingin bicara, dari pada dia pergi ke club."
"Apa yang akan kau lakukan, kalian merencanakan sesuatu?" Seok Hoon tahu bahwa pertemuan istrinya dan Larry tidak mungkin hanya bercerita saja. Dia tahu Larry adalah orang yang paling tidak menyukai Jessica, mereka pasti merencanakan sesuatu.
Valerei memandang pria didepannya, tidak mungkin aku merahasiakan ini. "Apa jika aku merahasiakan ini kau akan marah? Bolehkah aku tetap merahasiakannya sampai semua selesai?"
"Kalau aku ingin kau bercerita? Bisakah kau menceritakan semuanya?" Seok Hoon bertanya kembali dan tidak menjawab pertanyaan Valerei
"Aku tidak mungkin menolak." mengalir lah cerita pertemuan dengan Larry serta rencana yang telah Valerei susun.
...🖤...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments