Dua Sisi

Don Lee dan Carlos sudah dibawa terbang oleh Polisi yang datang kemudian.

***

Jerry sedang asik berselancar di dunia Maya dan mencari-cari issue yang sedang heboh untuk bahan tema baru di situsnya. Sampai pada suatu titik Jerry menemukan video konferensi pers dari badan arkeologi Nasional.

"Mereka, anak-anak muda yang pemberani ini, secara tidak sengaja telah menemukan reruntuhan kuno pusat peradaban Atlantis yang hilang," ucap seorang bapak-bapak tua pitak di samping empat muda mudi yang cengar-cengir tidak jelas. Di belakang keempat muda-mudi itu, letnan Anwar berdiri tegap.

"Atlantis?" angan Jerry melayang pada bayang dan cerita Bondan. Jerry yang penasaran langsung mencari koordinat lokasi video itu dibuat.

"Kami yakin dan kami akan segera melakukan ekskavasi besar-besaran di sini untuk membuktikannya. Luar biasa sekali. Kita bisa lihat, di samping kami berdiri saat ini sebuah batu besar berbentuk balok. Ini man Made dan hanya peradaban maju di masa lalu yang mampu membuatnya se-presisi ini. Lihat, sudah kami lakukan karbon dating untuk batu-batu ini, usianya belasan ribu tahun yang lalu dan data itu cocok dengan waktu perkiraan peradaban Atlantis eksis. Kita tinggal gali dan cari bukti-bukti yang lain," sambil menonton video itu, Jerry sibuk memecah kode dan data rahasia lalu mencocokkannya dengan koordinat yang pernah Bondan bahas dan ternyata cocok.

"Lokasinya sama seperti yang pernah di tunjuk si Bondan? Lalu si Bondannya mana? Kok yang berhasil nemuin situs itu malah bocah ingusan?"

Hari mulai gelap. Ilham cs sudah mandi dan membersihkan diri, tenda-tenda baru didirikan. Suasana jadi ramai dan banyak orang.

"Nanti, setelah kita menikah, kamu mau punya anak berapa say?" bisik Ilham pada Della yang sedang sibuk menyeduh teh.

"Sue Luh! kawin mulu yang ada di otak lu," serobot Jordy yang tiba-tiba datang dan membuka tutup kastrol. Jordy ngecek nasi liwet, sepertinya masih lama matangnya.

"Suka-suka gue dong! Kan bentar lagi hidup kita dijamin ama negara, hehehe," kilah Ilham.

Sementara itu, Dul Karim berdiri dan merasa perlu menjajal sesuatu. Ia Masih mengenakan kostum Gatot kaca. Ia berdiri menatap langit senja yang penuh dengan siluet jingga. Ia merasa, tubuhnya punya kemampuan baru. ia pun konsentrasi dan dengan sekuat tenaga ia menghentakkan kaki dan loncat.

WUSS!!!

Ternyata dugaannya benar, ia bisa meloncat tinggi. Namun lebih dari itu, ia berharap bisa terbang sebagaimana pendahulunya, pencipta kekuatan Brajamusti itu.

HIAAAA!!!

Dul Karim senang bukan kepalang, ia loncat puluhan meter. Sontak itu memancing perhatian letnan Anwar dan Prof. Erwandi yang sedang berbincang tidak jauh dari keberadaannya tadi.

Setelah mencapai titik lontar tertinggi, Dul Karim melonjakkan seluruh tubuhnya, berharap terlontar lebih tinggi lagi. Tapi ternyata tidak.

"Waduh? Aaaaa!"

Dul Karim menjerit ngeri. Ia mulai jatuh bebas dan bongkahan batu-batu sungai siap menyambutnya. Taupan pun tahu itu dan segera menyusul. Tapi terlambat. Dul Karim sudah jatuh menimpa sebuah batu besar.

BRUKK!!!

Batu itu hancur, dan Dul Karim tak sadarkan diri.

Taupan sampai dan dilihatnya Dul Karim tidak apa-apa. Di balik debu yang mulai reda dan air sungai yang mulai normal mengalir lagi.

"Dia bertambah kuat," gumam Taupan sambil memeriksa Dul Karim.

Letnan Anwar dan orang-orang yang ada di situ semuanya berdatangan.

Dul Karim di gotong Tim SAR dan dibawa ke tanah lapang untuk diperiksa keadaannya. Sungguh mengejutkan, selain luka bekas tembakan itu, tubuh Dul Karim utuh, tidak lecet sedikitpun.

"Sepertinya ia bakal jadi the next Superman," bisik Jordy pada Ilham yang lantas manggut-manggut setuju.

***

Malam kemudian, tiga orang tim SAR menyalakan api unggun besar. Dul Karim sudah sadar dan mengenakan kaos dan bergulung selimut. Begitu juga Taupan. Ia mengenakan pakaian biasa. Jaket jeans warna biru.

Semua orang selesai menyantap nasi liwet mahakarya Della dan Tessa. Meski rasanya sedikit aneh, tapi banyak yang bilang lumayan.

Senyap kemudian dan teh mulai dituang. Letnan Anwar unjuk diri dan menjadi pusat perhatian.

"Mohon perhatian semuanya, Sebentar lagi tim khusus dari angkatan darat datang dan kita dalam perlindungan maksimal." Semua orang menyimak dengan seksama dan tidak ada seorang pun yang membuat suara.

"Jujur, Kami sebenarnya dari divisi rahasia dan situs ini juga rahasia. Rahasia negara yang sangat berharga. Sebagai bangsa dalam sebutan dua ketiga, kita tidak luput dari pantauan negara-negara dunia pertama yang menguasai teknologi, politik dan ekonomi. Tapi situs ini dan segala peninggalannya yang sangat bernilai ekonomis tinggi dan bernilai sejarah yang sangat penting. Bisa jadi memancing perhatian dan membahayakan keamanan nasional. Jadi, kami mohon kerjasamanya," ucap letnan Anwar dengan logat yang berwibawa dan sepertinya berpengalaman sekali sebagai komandan perang saat berorasi.

Baru saja letnan Anwar selesai berucap, terdengar deru helikopter militer menyemarakkan dan menganiaya dedaunan. Jumlahnya puluhan dan besar-besar. Terbang rendah dan berjejer.

***

"Aku tidur di luar," ucap Bondan dengan kagok pada putri Kemala yang tampak tak tega dan kebingungan. Kesendiriannya terusik.

"Tapi kamu sedang sakit," ucap Kemala lembut. "Biar aku saja yang tidur di luar," lanjut Kemala sambil hendak bangkit. Bondan menyergahnya dan Kemala jadi berhenti dan perlahan berbalik.

"Astaga, beruntung sekali aku ini," hati Bondan berdesir. Begitupula yang Kemala rasakan. Dadanya redup redam, tingkahnya serba salah. Baru kali ini ia sedekat itu dengan seorang lelaki. Bahkan tangan Bondan masih menempel di pundaknya. Hangat dan terasa menenteramkan.

"Ini rumahmu, permisi," ucap Bondan sambil beranjak. Tapi Kemala menyergahnya. Kini tangan Kemala yang menempel di dada Bondan. Secara tidak sengaja detakan jantung Bondan yang berdegup kencang ia ketahui. Begitupula debaran di dadanya sendiri.

"Kamu harus istirahat di dalam," ucap Kemala sambil keluar dan segera menutup pintu dan bersandar di situ.

Langit malam yang gelap, api unggun yang masih ngebul, hati yang rawan. Bibir Kemala terkatup menahan gelora yang meletup-letup di dalam dada.

Terdengar bunyi gemuruh dan tidak lama kemudian, burung-burung besi pembawa suara gemuruh itu lewat tidak jauh dari keberadaan putri Kemala itu. Itu rombongan pasukan angkatan darat dan tim ekskavasi.

Terpopuler

Comments

📘Reo🔥

📘Reo🔥

like

2021-08-03

1

🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️

🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️

wow... beruntung didan

2021-03-06

0

Kodim Kribo

Kodim Kribo

lanjutkan thor

2021-03-01

3

lihat semua
Episodes
1 Suatu Puncak Peradaban
2 Keputusan Bondan
3 Pendakian
4 Tenda Tenda
5 Longsor
6 Lorong
7 Putri
8 Burung Besi
9 Kontak Batin
10 Situs
11 Instalasi Cawan Suci
12 Dua Sisi
13 Gani
14 Satu Kekhawatiran
15 Ekskavasi
16 Bondan dan Putri Kesepian Abadi
17 Sayembara
18 Mereka Datang
19 Perang Dimulai
20 Perang Besar
21 Bukit Tertinggi
22 Kau Adalah Dia
23 Bangsa Hannom
24 Menos
25 Kejutan Untuk Jerry
26 Cerita Empoh
27 Jalan Sesat
28 Diu Adalah Pengecualian
29 Kunjungan Tak Terduga
30 Undangan
31 Satu Pesta, Satu Kemalangan
32 Eksistensi
33 Penemuan Gani
34 Niat Untuk Bersatu
35 Kita Tidak Sendiri
36 Konfrontasi
37 Cerita Itu
38 Persiapan Penyerangan
39 Sergap Penyergap
40 Mereka Semakin Dekat
41 Kabar & Bahaya
42 Sekilas Info
43 Mereka yang Butuh Penjelasan
44 Kembali ke Bukit Halimun
45 Negosiasi atau Konfrontasi
46 Tabir Masa Lalu
47 Kemana Mereka Pergi?
48 Taupan dan Fani
49 Kawah Candradimuka
50 Mimpi Taupan
51 Perang Dunia Ketiga, Dimulai
52 Kembali Ke Bukit Halimun
53 Yang Lain
54 Back to Habbit
55 Dias
56 Taupan dan Fani
57 Ajakan Gani
58 Lawan Sesungguhnya
59 Perang Dunia Ketiga Di Mulai
60 Akhir dari Sebuah Pencarian Kesempurnaan
61 Invasi
62 Bondan, Sendiri
63 Seorang Ksatria
64 Awal Mula
65 Awal Mula bagian 2
66 Awal Mula 3 & 4
67 Awal mula 5
68 Persekutuan Baru
69 Para Pejuang
70 Dul Karim tidak Tinggal Diam
71 Seperti Wabah
72 Jerat
73 Sebuah akhir yang akan menjadi awal bagi yang lain
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Suatu Puncak Peradaban
2
Keputusan Bondan
3
Pendakian
4
Tenda Tenda
5
Longsor
6
Lorong
7
Putri
8
Burung Besi
9
Kontak Batin
10
Situs
11
Instalasi Cawan Suci
12
Dua Sisi
13
Gani
14
Satu Kekhawatiran
15
Ekskavasi
16
Bondan dan Putri Kesepian Abadi
17
Sayembara
18
Mereka Datang
19
Perang Dimulai
20
Perang Besar
21
Bukit Tertinggi
22
Kau Adalah Dia
23
Bangsa Hannom
24
Menos
25
Kejutan Untuk Jerry
26
Cerita Empoh
27
Jalan Sesat
28
Diu Adalah Pengecualian
29
Kunjungan Tak Terduga
30
Undangan
31
Satu Pesta, Satu Kemalangan
32
Eksistensi
33
Penemuan Gani
34
Niat Untuk Bersatu
35
Kita Tidak Sendiri
36
Konfrontasi
37
Cerita Itu
38
Persiapan Penyerangan
39
Sergap Penyergap
40
Mereka Semakin Dekat
41
Kabar & Bahaya
42
Sekilas Info
43
Mereka yang Butuh Penjelasan
44
Kembali ke Bukit Halimun
45
Negosiasi atau Konfrontasi
46
Tabir Masa Lalu
47
Kemana Mereka Pergi?
48
Taupan dan Fani
49
Kawah Candradimuka
50
Mimpi Taupan
51
Perang Dunia Ketiga, Dimulai
52
Kembali Ke Bukit Halimun
53
Yang Lain
54
Back to Habbit
55
Dias
56
Taupan dan Fani
57
Ajakan Gani
58
Lawan Sesungguhnya
59
Perang Dunia Ketiga Di Mulai
60
Akhir dari Sebuah Pencarian Kesempurnaan
61
Invasi
62
Bondan, Sendiri
63
Seorang Ksatria
64
Awal Mula
65
Awal Mula bagian 2
66
Awal Mula 3 & 4
67
Awal mula 5
68
Persekutuan Baru
69
Para Pejuang
70
Dul Karim tidak Tinggal Diam
71
Seperti Wabah
72
Jerat
73
Sebuah akhir yang akan menjadi awal bagi yang lain

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!