Tenda Tenda

Mendung tiba-tiba menggulung. Padahal beberapa menit yang lalu matahari masih bersinar. Dalam perjalanannya, Bondan menemukan sebuah batu besar berbentuk balok sebesar box mobil pick up. Sejenak Bondan terpesona.

"Ternyata perhitungan gua tepat, bukit ini tempatnya," gumam Bondan dengan wajah berseri-seri. Ia kemudian memeriksa batu besar berbentuk balok itu, memotretnya dan meraba-raba. Batu itu sebagian berlumut.

***

Della menatap jauh ke balik semak-semak di seberang sungai yang seketika tadi bergerak-gerak. suasana sepi dan hanya terdengar gemericik air dan belaian angin.

"Hei!"

"Astaga!!" kaget Della seketika berbalik karena sesuatu menepuk bahunya.

"Tessa, lo bikin kaget aja," ucap Della dengan wajah kecut dan nyali yang seketika melemah.

"Nih!" Tessa mengacungkan handuk dan Della segera meraihnya.

Della segera membersihkan sisa-sisa tetesan air di sekujur tubuhnya dan mengenakan pakaian.

"Ayo!" Della membawa tangan Tessa menjauhi tepian sungai.

Jordy dan Ilham datang, masing-masing membawa seikat kayu. sebagian untuk kayu bakar dan beberapa batang dahan untuk pasak tenda dan tiang jemuran.

"Kenapa gak bilang-bilang sih kalau kalian nyari kayu bakar," omel Tessa tersungut-sungut. Ia masih kesal, tadi ia sendirian.

"Sorry Beb, Abang buru-buru. Ayo Ham kita dirikan tenda."

"Sepertinya sebentar lagi hujan," ucap Della sambil menatap awan hitam yang tampak berat.

Sementara Jordy dan Ilham sibuk mendirikan tenda, Tessa dan Della sibuk swapoto dan update medsos.

"Kok, gak ada sinyal sih? Aduh, gimana ini? Aku kan belum update hari ini," ucap Tessa sambil mengotak-atik smartphonenya.

BRATTT!!!

GRRRR!!!

kilat menggurat di sudut langit. Menyilaukan dan segera disusul Guntur yang menggelegar.

Della dan Tessa pun mendekati Jordi dan Ilham. Tenda hampir jadi. Titik hujan mulai turun.

"Ayo cepet!" tukas Della.

"Nih! Bantuin dong! Pegangin sebentar," titah Jordi diantara kesibukannya menyerahkan segulung tali pada Della.

***

Bondan menemukan makin banyak batu-batu besar diantara pepohonan. Sebagian batu-batu itu ada yang bertumpuk-tumpuk. Satu dua titik air jatuh ke pelipisnya. Bondan pun segera menyadari, sepertinya akan segera turun hujan. Suasana kian gelap dan guntur bersambutan. Bondan naik membentangkan tendanya di sebuah batu besar yang datar.

***

Dua tenda berhasil dirikan.

Jordy dan teman-temannya sudah berada di dalam salah satu tenda itu. Tenda yang lumayan besar. Angin basah menerjang tenda dan menggoyangkannya. Mereka berempat saling berpelukan, saling menghangatkan diri.

"Nah, kalo gini kan enak," ucap Jordy dengan nyengir kuda. Tessa menyusup dalam pelukannya.

"Takut," ucap Tessa dengan nada pilu hampir seperti rengekan.

"Tenang Beb, Abang udah biasa kayak gini. Tuh lihat, parit kecil yang Abang buat di sekeliling tenda. Kita aman gak bakal kebanjiran."

Della hampir tertidur dalam dekapan Ilham. Mereka mengenakan jaket dan selimut plus berpelukan. Tapi dingin tetaplah dingin. Tapi satu hal yang pasti, kedekatan dan cinta diantara dua pasang kekasih itu kian tumbuh. Ilham mencium rambut Della , Della menelusup makin dalam dan erat di dada Ilham.

***

"Tuh kan, saya bilang juga apa, hujannya deras banget ini," ucap Yono dan wajahnya yang brewokan jelas menampakkan wajah khawatir. Yono salah satu penjaga hutan itu pada seorang temannya. Temannya bernama Hendra.

Hendra pun meraih radio HT dan menghubungi Jordy.

"Pos Penjaga hutan memanggil, ganti?" ucap Hendra. Lima detik berlalu dan tidak ada jawaban.

"Pos penjaga hutan memanggil, ganti!" ulang Hendra dan tetap tidak ada jawaban. Yono makin khawatir. Jordy dan Tessa lupa, mereka mengecilkan volume radio HT dan menaruhnya di dalam tas. Padahal penjaga hutan(Hendra) itu sudah mewanti-wanti, agar radio HT itu diselipkan di ikat pinggang dan dibawa kemana-mana. Berhubung hujan dan takut terkena air, Jordy dan Tessa kompak memasukannya ke dalam ransel, tertutup rapat dan ransel-ransel itu ditaruh sudut. Ditambah bunyi hujan yang mulai deras membuat bunyi HT itu makin tak terdengar.

"Nanti sore, kita lihat ke sana, takut mereka kenapa-napa," ucap Hendra dan Yono sangat setuju.

***

Jerry adalah seorang programmer, blogger, YouTubers dan seorang pemilik situs 'Lihat Lebih Dekat' yang belakangan ini makin populer. Selain punya satu set peralatan broadcast dan kamera besar, Jerry juga punya kamera tersembunyi. Kacamata yang Jerry kenakan adalah kacamata canggih plus kamera tersembunyi. Seorang pemilik situs yang membahas hal-hal aneh, tentu ia perlu itu. Kejadian aneh yang menjual kadang terjadi begitu saja dan tak terduga. Kacamata itulah jawabannya, untuk merekam kejadian-kejadian secara cepat. Ia hanya perlu menekan satu tombol kecil di ujung gagang kacamatanya untuk mulai merekam.

Tapi kemarin, kejadian sial yang ia alami dan baru sekarang Jerry sempat membuka rekamannya. Jerry sudah membuka kacamatanya dan menghubungkannya ke laptop.

Bingo!

Rekaman yang menampilkan Wajah Don Lee pun tampil di layar laptop. Jerry penasaran, siapa sebenarnya dia. Jerry pun segera mencocokkan wajah Don Lee dengan ribuan data dan identitas yang berhasil ia retas dari berbagai server. Mulai dari data sipil dan kependudukan sampai membobol data-data keimigrasian.

Akhirnya ia menemukan sebuah identitas yang wajahnya cocok dengan wajah sang Penculik berpistol itu.

Namanya, Donnie Lee.

Status, buronan yang terlibat peredaran narkoba, pembunuhan, penjualan senjata api dan sederet kasus-kasus lain.

""Gila! ada urusan apa si Bondan sama orang kayak gini?" gumam Jerry. Jerry yakin, Bondan bukan pemakai narkoba atau pengedar. Merokok saja tidak, cuman akhir-akhir ini ia suka kopi. Jerry segera menghubungi Bondan, ia harus memberitahukan informasi mencengangkan itu. Tapi handphone Bondan tidak bisa dihubungi.

"Pasti dia sudah jauh masuk ke dalam hutan."

***

Hujan tak kunjung reda. Della dan Ilham tertidur. saling gulung di pojokan tenda. Jordi juga hampir tidur, tapi Tessa menyadarkannya kembali secara utuh.

"Bang, Bang! laper Bang" ucap Tessa manja.

"Oh iya, Abang ada roti. Sebentar." Jordy pun melepaskan Tessa dari cengkeramannya dan membuka ransel. Dua bungkus roti dan radio HT ia ambil.

***

Bondan meringkuk di atas sebuah batu besar di dalam hutan. seekor lipan menyusuri tepian batu, mencari makan diantar lumut dan lapuk daun. Hujan makin deras, hati Bondan makin sepi, tubuhnya letih. Tidak lama kemudian, ia tertidur beralaskan selimut beratap tenda darurat yang ia buat cepat-cepat karena terburu hujan. Tenda itu ia bentangkan ke 4 batang pohon dan tengahnya di ganjal sebuah ranting sebagai tiang.

Bondan bermimpi. Dalam mimpinya itu ia sedang mandi di sungai yang dipenuhi kelopak bunga berwarna-warni. Kelopak bunga jatuh segar dan wangi sekali bunga-bunga itu. Ia pun heran, darimana datangnya taburan kelopak bunga itu. Diperhatikannya sekeliling, hanya hutan, batu, air dan halimun yang mengambang di atas air.

Sepi

Hening

Sendiri

Luas dan menakut. Ia pun linglung digulung kelopak-kelopak bunga yang berjatuhan makin banyak seolah diatasnya ada taman bunga yang sedang diserbu badai. Ia pun menengadah dan yang ia dapati hanya kabut halimun putih susu menjatuhkan kelopak bunga. Seperti hujan, hujan kelopak bunga. Bondan makin heran.

Cemas. Cemas berubah menjadi takut dan ngeri. Ujung-ujungnya ia gelisah dan akhirnya terbangun.

Angin kencang yang basah segera menyingkirkan kegelisahan yang terbawa dari alam mimpi itu. Ia hanya bingung, kenapa ia bermimpi seperti itu.

***

Sampai sore kemudian, hujan tak kunjung reda.

Hendra kembali menghubungi Jordy.

"Penjaga hutan memanggil, ganti." Jordy pun mendengarnya, karena memang, radio HT sedang ia pegang.

"Ya, kami di sini. Ganti."

"Dek Jordy yah? Apa kalian baik-baik saja? Ganti."

"Ya, kami baik baik saja. Ganti."

"Baguslah, jangan matikan radio, kalo ada apa-apa segera hubungi kami. Ganti."

"Ya, terima kasih Pak."

"Ya sudah, selamat liburan," ucap Hendra terakhir kali dan memutus komunikasi. Beruntung ia punya modal untuk jual beli dan menyewakan radio HT jarak jauh spesifikasi militer itu.

"Menikmati apaan, hujan kayak gini," gumam Jordy menggerutu sendiri.

Mendung kelabu berangsur menjadi gelap. Hari mulai malam, hujan berangsur reda.

Della dan Ilham Membuka mata.

"Bagaimana ini," ucap Della. Jelas ada rasa khawatir dalam dirinya.

"Tenang, kan ada aku, apapun yang terjadi, aku akan selalu ada buat kamu sayang, sepertinya dunia ini milik kita berdua sayang," ucap Ilham Begitu puitis.

"Ehm, ehm, kalo mau dunia milik berdua, pindah sana ke tenda sebelah," ucap Tessa yang merasa risih dengan gombalan Ilham Itu.

"Emang kalian mau ngapain?" sambut Ilham.

"Yeh, ya mau tidur lah, sempit tau," jawab Tessa.

"Hehe, ya udah sana Ham," tambah Jordy, ia tampak girang dan setuju banget kalo Ilham dan Della pindah ke tenda sebelah.

"Abang juga sana, pindah," ucap Tessa.

"Maksudnya???" heran Jordi.

"Bukan muhrim!"

Akhirnya Jordy pun pindah dan kini meringkuk berdua dengan Ilham.

"Kok jadi gini Ham?" ucap Jordy dengan nada yang sangat-sangat kecewa.

"Sabar Bos, besok malem kita gerilya. Bongkar semua jurus-jurus rayuan Luh," jawab Ilham tanpa membuka mata.

"Cewek-cewek bukan gak mau kita tidurin, mereka cuman takut aja, takut diperkosa. Nah, pe-er kita adalah, bagaimana caranya meyakinkan mereka, diperkosa itu enak, bukannya takut," ucap Ilham.

"Itu yang dari tadi gue pikirin. Udah-udah ah, tidur sonoh, gak usah meluk-meluk gue," ucap Jordi dengan sikap risih.

"Bukan muhrim."

Sepi kemudian, hujan mulai reda. Hanya gerimis kecil dan angin kencang.

Tiba-tiba terdengar bunyi gemuruh yang seperti puluhan mobil dumb truk menjatuhkan batu-batu besar secara bersamaan. Jordi cs yang hampir terlelap pun jadi terjaga.

GRRRDDD!!

Suara gemuruh itu kentara sekali bersama dengan tanah yang bergetar. Tessa dan Della pun segera berlari dan masuk ke tenda cowok.

"Suara apa itu???" tukas Della dengan wajah bingung dan takut sambil meraih Ilham.

Takut Bang," ucap Tessa. Mereka semua cemas dan bergulung lagi di satu tenda.

Bondan juga mendengar suara gemuruh yang berat itu. Tapi sepertinya agak jauh. Tidak sekencang yang Jordy cs dengar. Suara gemuruh aneh yang berat dan sampai menggetarkan tanah keberadaan tenda itu. Gemuruh itu terjadi sekitar 15 detik.

Setelah bunyi gemuruh itu reda, Jordy, Tessa, Ilham dan Della hanya bisa saling pandang cemas.

***

"Sepertinya tanah longsor," gumam Bondan.

Terpopuler

Comments

X.in [iKON]

X.in [iKON]

mangaatss

2021-04-25

2

🦈Bung𝖆ᵇᵃˢᵉ

🦈Bung𝖆ᵇᵃˢᵉ

semangat

2021-04-25

2

Wiselovehope🌻 IG@wiselovehope

Wiselovehope🌻 IG@wiselovehope

😘❤️💯👍🌻🌹

2021-04-06

3

lihat semua
Episodes
1 Suatu Puncak Peradaban
2 Keputusan Bondan
3 Pendakian
4 Tenda Tenda
5 Longsor
6 Lorong
7 Putri
8 Burung Besi
9 Kontak Batin
10 Situs
11 Instalasi Cawan Suci
12 Dua Sisi
13 Gani
14 Satu Kekhawatiran
15 Ekskavasi
16 Bondan dan Putri Kesepian Abadi
17 Sayembara
18 Mereka Datang
19 Perang Dimulai
20 Perang Besar
21 Bukit Tertinggi
22 Kau Adalah Dia
23 Bangsa Hannom
24 Menos
25 Kejutan Untuk Jerry
26 Cerita Empoh
27 Jalan Sesat
28 Diu Adalah Pengecualian
29 Kunjungan Tak Terduga
30 Undangan
31 Satu Pesta, Satu Kemalangan
32 Eksistensi
33 Penemuan Gani
34 Niat Untuk Bersatu
35 Kita Tidak Sendiri
36 Konfrontasi
37 Cerita Itu
38 Persiapan Penyerangan
39 Sergap Penyergap
40 Mereka Semakin Dekat
41 Kabar & Bahaya
42 Sekilas Info
43 Mereka yang Butuh Penjelasan
44 Kembali ke Bukit Halimun
45 Negosiasi atau Konfrontasi
46 Tabir Masa Lalu
47 Kemana Mereka Pergi?
48 Taupan dan Fani
49 Kawah Candradimuka
50 Mimpi Taupan
51 Perang Dunia Ketiga, Dimulai
52 Kembali Ke Bukit Halimun
53 Yang Lain
54 Back to Habbit
55 Dias
56 Taupan dan Fani
57 Ajakan Gani
58 Lawan Sesungguhnya
59 Perang Dunia Ketiga Di Mulai
60 Akhir dari Sebuah Pencarian Kesempurnaan
61 Invasi
62 Bondan, Sendiri
63 Seorang Ksatria
64 Awal Mula
65 Awal Mula bagian 2
66 Awal Mula 3 & 4
67 Awal mula 5
68 Persekutuan Baru
69 Para Pejuang
70 Dul Karim tidak Tinggal Diam
71 Seperti Wabah
72 Jerat
73 Sebuah akhir yang akan menjadi awal bagi yang lain
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Suatu Puncak Peradaban
2
Keputusan Bondan
3
Pendakian
4
Tenda Tenda
5
Longsor
6
Lorong
7
Putri
8
Burung Besi
9
Kontak Batin
10
Situs
11
Instalasi Cawan Suci
12
Dua Sisi
13
Gani
14
Satu Kekhawatiran
15
Ekskavasi
16
Bondan dan Putri Kesepian Abadi
17
Sayembara
18
Mereka Datang
19
Perang Dimulai
20
Perang Besar
21
Bukit Tertinggi
22
Kau Adalah Dia
23
Bangsa Hannom
24
Menos
25
Kejutan Untuk Jerry
26
Cerita Empoh
27
Jalan Sesat
28
Diu Adalah Pengecualian
29
Kunjungan Tak Terduga
30
Undangan
31
Satu Pesta, Satu Kemalangan
32
Eksistensi
33
Penemuan Gani
34
Niat Untuk Bersatu
35
Kita Tidak Sendiri
36
Konfrontasi
37
Cerita Itu
38
Persiapan Penyerangan
39
Sergap Penyergap
40
Mereka Semakin Dekat
41
Kabar & Bahaya
42
Sekilas Info
43
Mereka yang Butuh Penjelasan
44
Kembali ke Bukit Halimun
45
Negosiasi atau Konfrontasi
46
Tabir Masa Lalu
47
Kemana Mereka Pergi?
48
Taupan dan Fani
49
Kawah Candradimuka
50
Mimpi Taupan
51
Perang Dunia Ketiga, Dimulai
52
Kembali Ke Bukit Halimun
53
Yang Lain
54
Back to Habbit
55
Dias
56
Taupan dan Fani
57
Ajakan Gani
58
Lawan Sesungguhnya
59
Perang Dunia Ketiga Di Mulai
60
Akhir dari Sebuah Pencarian Kesempurnaan
61
Invasi
62
Bondan, Sendiri
63
Seorang Ksatria
64
Awal Mula
65
Awal Mula bagian 2
66
Awal Mula 3 & 4
67
Awal mula 5
68
Persekutuan Baru
69
Para Pejuang
70
Dul Karim tidak Tinggal Diam
71
Seperti Wabah
72
Jerat
73
Sebuah akhir yang akan menjadi awal bagi yang lain

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!