Sayembara

"Man, Raiman! Kalo pangeran pangeran itu tidak ada yang berhasil mengalahkan Patih, bagaimana?" tanya Tarji. Keduanya sudah ambil posisi paling nyaman, deretan bangku tengah. Orang-orang mulai berdatangan memadati tribun.

"Ya, kalo begitu, pertarungan lanjut Patih dengan Patih."

"Oh, tapi nanti yang menikahi putri Patih dong,"

"Ya bukan, yang menikah dengan putri ya tetap aja pangeran dari kerajaan si Patih yang menang itu," jawab Raiman.

"Horeee!!!!"

"Atlantea! Atlantea sejahtera!"

orang-orang mulai bersorak-sorai. Raiman dan Tarji pun turut larut dalam kemeriahan itu.

Seseorang berdiri di puncak menara dan membacakan peraturan sayembara dengan pengeras suara berbentuk tabung dan terompet besar dengan moncong yang lebar.

"Harap tenang semuanya, mohon perhatian sejenak!" ucap narator itu dengan pantulan suara yang menggema di dinding-dinding batu.

"Sayembara ini adalah pertandingan persahabatan. Sebuah tradisi yang agung dalam menentukan pemimpin di suatu negeri. Bilamana sang raja belum memiliki putra mahkota tapi putrinya sudah dewasa. Maka kerajaan itu wajib mengadakan sayembara.

Adapun peraturan pertandingan adalah sebagai berikut,

Tidak dibenarkan menggunakan senjata tajam atau tumpul,

Tidak boleh memukul kelamin,

Tidak boleh melukai mata,

Pertarungan hanya tangan kosong dan seorang wasit berhak menentukan siapa yang menang dan siapa yang kalah dengan ketentuan yang seadil-adilnya.

Putri Kemala duduk di singgasana di samping ayahnya. Ia begitu terpesona dengan puja-puji rakyatnya dan antusias semua pihak. Dirinya merasa tersanjung sekaligus merasa hina. Ia bagai seorang Dewi dipuja dan dipuji, sekaligus ia juga seperti Piala, yang hanya bisa diam saat diperebutkan.

Tidak lama kemudian pertandingan pertama pun dimulai. Seorang pangeran dari kerajaan Tyberis mendapat giliran pertama. Nomer urut yang didapatkan berdasarkan pengundian seperti arisan.

Pertarungan pun dimulai. Orang-orang bersorak-sorai seperti judi sabung ayam dengan arena beralaskan pasir dan debu tanah liat.

Sang Patih, meskipun sudah tidak muda lagi, tetap tampil prima dan mampu menangkis dan mengelak serangan lawannya.

Sebagai catatan, untuk menjadi seorang Patih di suatu negeri, harus lah orang yang paling sakti mandraguna dan ahli strategi. Patih adalah panglima perang.

Diantara kemeriahan, Raiman kembali menemukan orang aneh pendiam yang mengenakan jubah hitam itu. Raiman merasa aneh, semua orang tampak bersemangat dan bersorak-sorai. Tapi kenapa, hanya orang itu yang diam terpaku.

***

Bondan terbangun dengan Kemala yang masih pulas di dadanya. Hangat. Pagi yang dingin itu terasa hangat. Malam tadi adalah malam yang sungguh berkesan karena sang Putri tidak mau tidur sendiri. Takut katanya, mungkin dia kira si Nenek pemilik rumah adalah nenek Sihir yang bisa membuat sebuah kotak hitam kecil berbunyi dan mengeluarkan sinar dan nyanyian. Ajaib sekali Kemala rasa. Bondan hanya bisa tersenyum.

"Andaikan semalam aku tidak kelelahan dan langsung tidur, mungkin ceritanya lain Sayang," pikir Bondan sambil kembali menatap Kemala. Bahkan kini Bondan berani mengelus rambut Kemala yang beraroma bunga mawar itu.

"Andaikan tubuhku se-bugar sekarang? Ah, membayangkannya saja aku tidak sanggup," pikir Bondan. Kemala sedikit menggeliat dan dekapannya makin erat. Sebagai seorang pria normal, Bondan merasakan sekujur tubuhnya hangat dan segar. Kehangatan yang Kemala berikan, memancing semua kekuatannya jadi bertumpu dan membangkitkan keinginan. Keinginan yang bangkit dan sulit dijinakkan.

"Aduh, bagaimana ini? Bagaimana kalo Kemala bangun??" pikir Bondan, jadi malu sendiri.

Ternyata benar, tidak lama kemudian Kemala membuka mata dengan perlahan dan satu kakinya yang naik ke paha Bondan tidak sengaja menyenggol sesuatu yang tegak dari balik celana Bondan. Kemala pun menyadari itu dan buru-buru bangun dan merapikan diri lalu berpaling. Bondan merasa sangat malu.

"Maaf saya-"

"Ah, tidak tidak, seharusnya aku yang minta maaf," ucap Kemala sambil menutup wajah dengan kedua tangannya.

"Sebentar-sebentar? Otot-otot saya?" ucap Bondan kemudian saat menyadari otot-otot di sekujur tubuhnya terasa kencang semua sampai-sampai urat-uratnya tampak dan berdenyut hebat.

"Tubuh saya, tubuh saya terasa kram semua?" ucap Bondan.

"Mungkin itu salah satu efek dari air suci itu," ucap Kemala. Bondan mengerti, seperti kemarin saat dirinya kembali dibawa loncat Kemala, dirinya tidak merasa mual dan sekarang terasa sangat bugar.

"Tapi kemaluanku?" pikir Bondan. Baru kali ini, Bondan merasa sangat konyol dan tak tahu malu.

"Aku merasa sangat mengenalmu," ucap Kemala sambil menoleh dan menatap Bondan dengan lembut.

"Cukup aku hidup tersiksa, aku tersiksa karena norma dan nilai-nilai kepantasan sebagai seorang putri raja. Cukup sudah! Aku wanita biasa yang perlu membebaskan diri dari derita," ucap Kemala dengan nada yang mendalam dan tiba-tiba ia memeluk Bondan. Berpadu sudah segala keindahan embun dan angin pagi yang mendesis mesra. Kemarau ribuan tahun terhapus sudah. Menjelma serupa tanah yang mulai basah dan merekah. Bahkan gunung-gunung salju pun bergetar, berdenyut dan minta diolah. Bondan bisa merasakan itu. Erat sekali dekapan itu. Bondan bisa merasakan ketakutan dan kengerian hidup seorang Kemala. Sekaligus Bondan juga sadar apa yang sangat mungkin Kemala inginkan darinya. Bagaimana pun Kemala adalah wanita dewasa yang normal. Salju mulai meleleh dan mengaliri telaga. Hangat. Basah dan Indah.

"Aku, aku benar-benar merasa telah mengenalmu sebelum ini!" Bisik Kemala di kuping Bondan. Bondan juga merasakan tetesan air mata Kemala terus mengalir membasahi pundaknya.

Terpopuler

Comments

Liany

Liany

like mendarat

2021-03-25

0

🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️

🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️

yaaaa..... nggak jadi kaya mendadak deh..😊

2021-03-21

1

Reo Hiatus

Reo Hiatus

Mampir Thor 💗

2021-03-18

1

lihat semua
Episodes
1 Suatu Puncak Peradaban
2 Keputusan Bondan
3 Pendakian
4 Tenda Tenda
5 Longsor
6 Lorong
7 Putri
8 Burung Besi
9 Kontak Batin
10 Situs
11 Instalasi Cawan Suci
12 Dua Sisi
13 Gani
14 Satu Kekhawatiran
15 Ekskavasi
16 Bondan dan Putri Kesepian Abadi
17 Sayembara
18 Mereka Datang
19 Perang Dimulai
20 Perang Besar
21 Bukit Tertinggi
22 Kau Adalah Dia
23 Bangsa Hannom
24 Menos
25 Kejutan Untuk Jerry
26 Cerita Empoh
27 Jalan Sesat
28 Diu Adalah Pengecualian
29 Kunjungan Tak Terduga
30 Undangan
31 Satu Pesta, Satu Kemalangan
32 Eksistensi
33 Penemuan Gani
34 Niat Untuk Bersatu
35 Kita Tidak Sendiri
36 Konfrontasi
37 Cerita Itu
38 Persiapan Penyerangan
39 Sergap Penyergap
40 Mereka Semakin Dekat
41 Kabar & Bahaya
42 Sekilas Info
43 Mereka yang Butuh Penjelasan
44 Kembali ke Bukit Halimun
45 Negosiasi atau Konfrontasi
46 Tabir Masa Lalu
47 Kemana Mereka Pergi?
48 Taupan dan Fani
49 Kawah Candradimuka
50 Mimpi Taupan
51 Perang Dunia Ketiga, Dimulai
52 Kembali Ke Bukit Halimun
53 Yang Lain
54 Back to Habbit
55 Dias
56 Taupan dan Fani
57 Ajakan Gani
58 Lawan Sesungguhnya
59 Perang Dunia Ketiga Di Mulai
60 Akhir dari Sebuah Pencarian Kesempurnaan
61 Invasi
62 Bondan, Sendiri
63 Seorang Ksatria
64 Awal Mula
65 Awal Mula bagian 2
66 Awal Mula 3 & 4
67 Awal mula 5
68 Persekutuan Baru
69 Para Pejuang
70 Dul Karim tidak Tinggal Diam
71 Seperti Wabah
72 Jerat
73 Sebuah akhir yang akan menjadi awal bagi yang lain
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Suatu Puncak Peradaban
2
Keputusan Bondan
3
Pendakian
4
Tenda Tenda
5
Longsor
6
Lorong
7
Putri
8
Burung Besi
9
Kontak Batin
10
Situs
11
Instalasi Cawan Suci
12
Dua Sisi
13
Gani
14
Satu Kekhawatiran
15
Ekskavasi
16
Bondan dan Putri Kesepian Abadi
17
Sayembara
18
Mereka Datang
19
Perang Dimulai
20
Perang Besar
21
Bukit Tertinggi
22
Kau Adalah Dia
23
Bangsa Hannom
24
Menos
25
Kejutan Untuk Jerry
26
Cerita Empoh
27
Jalan Sesat
28
Diu Adalah Pengecualian
29
Kunjungan Tak Terduga
30
Undangan
31
Satu Pesta, Satu Kemalangan
32
Eksistensi
33
Penemuan Gani
34
Niat Untuk Bersatu
35
Kita Tidak Sendiri
36
Konfrontasi
37
Cerita Itu
38
Persiapan Penyerangan
39
Sergap Penyergap
40
Mereka Semakin Dekat
41
Kabar & Bahaya
42
Sekilas Info
43
Mereka yang Butuh Penjelasan
44
Kembali ke Bukit Halimun
45
Negosiasi atau Konfrontasi
46
Tabir Masa Lalu
47
Kemana Mereka Pergi?
48
Taupan dan Fani
49
Kawah Candradimuka
50
Mimpi Taupan
51
Perang Dunia Ketiga, Dimulai
52
Kembali Ke Bukit Halimun
53
Yang Lain
54
Back to Habbit
55
Dias
56
Taupan dan Fani
57
Ajakan Gani
58
Lawan Sesungguhnya
59
Perang Dunia Ketiga Di Mulai
60
Akhir dari Sebuah Pencarian Kesempurnaan
61
Invasi
62
Bondan, Sendiri
63
Seorang Ksatria
64
Awal Mula
65
Awal Mula bagian 2
66
Awal Mula 3 & 4
67
Awal mula 5
68
Persekutuan Baru
69
Para Pejuang
70
Dul Karim tidak Tinggal Diam
71
Seperti Wabah
72
Jerat
73
Sebuah akhir yang akan menjadi awal bagi yang lain

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!