Enam minggu pun berlalu.
Sejak malam itu, Kama maupun Calina tak pernah saling bertemu. Situasi makin sulit didalam istana. Ratu Sophia semakin ketat dengan segala peraturan yang dibuatnya. Setiap pelayan dan pekerja tak ada satupun yang berani berbincang satu dengan lainnya. Sang Ratu menempatkan mata dan telinga rahasia disetiap sudut ruangan.
Malam itu adalah malam pergantian tahun. Titik puncak musim dingin, suhu udara mencapai hingga dibawah nol derajat celcius. Dengan beribu penasaran dalam benak, Calina mencari Kama hingga ke gedung utama. Namun tak membuahkan hasil. Menurut beberapa pelayan, Kama sedang tidak berada didalam istana.
"Nona, mungkin memang benar tuan sedang tidak berada diistana. Dia pasti sedang ada urusan diluar negri," ujar Rosa.
"Aku nggak mungkin salah lihat Sa, yang dibukakan pintu mobil oleh Harley itu pasti Kama. Dia terlihat terburu buru. Apa dia sedang menghindariku?" ucap Calina.
"Tapi saya sudah bertanya ke semua pelayan dan tidak ada seorang pun yang pernah melihat tuan," ucap Rosa.
"Aku hanya khawatir, apakah dia baik baik saja? Udara semakin dingin diluar..."
"Nona, bagaimana jika besok pagi kita bertemu Ratu? Cobalah nona bertanya dengannya soal Kama?" usul Rosa.
"Ya, aku akan bertemu Ratu besok. Aku juga penasaran, sejak kejadian pertengkaran ratu dan raja semua ponsel didalam istana disita. Saat ini aku tak punya akses apapun keluar," ucap Calina.
"Seharusnya ponsel nona tidak disita, nona termasuk anggota keluarga istana. Mana mungkin nona akan menyebarkan berita buruk itu keluar istana," ujar Rosa.
"Ratu tidak menyukaiku, tentu saja dia akan berpikir aku punya niat jahat disini."
Calina berdiri menatap taman buatannya yang sudah sepenuhnya terlihat sempurna. Atap Transparan tertutup salju tebal berwarna putih, dengan lampu dan kursi taman yang telah didkorasi dengan begitu indah.
Aku merindukan teman temanku, berada didalam istana ini membuatku sangat kesepian dan tak berguna. Apa ibuku akan bahagia saat tau aku telah menjadi orang bodoh demi mencari keadilan untuk dirinya. Semakin kesini aku semakin lupa apa tujuanku datang kesini. Apa karena Kama, sejak kecil aku selalu merindukan dirinya. Apa sebaiknya aku menyerah saja? Aku akan menceraikan Kama dan tinggalkan istana dingin ini selamanya. Pikir Calina.
Pagi harinya, pukul delapan pagi Calina menuju ruang makan dimana raja dan ratu biasa bersantap bersama. Langkahnya langsung dicegat saat hendak memasuki ruangan itu. Dua orang pria berbadan kekar menyeretnya keluar dari gedung utama.
"Ada apa ini? Saya hanya ingin bertemu yang mulia, apa saya tidak bisa?" ucap Calina sambil menahan perih dilengannya yang ditarik paksa oleh dua orang pengawal. Calina terlempar hingga terjatuh dilantai.
Calina bangkit dari posisinya dilantai, dan mencoba menerobos masuk lagi.
"Saya hanya ingin bertanya pada yang mulia ratu? Apa salah saya? Saya juga ingin tau keberadaan pangeran. Apa dia baik baik saja?" teriak Calina.
"Jika anda seperti ini, maka terpaksa kami akan menyeret anda hingga kediaman anda. Silahkan kembali," ujar pengawal itu kasar.
"Bagaimana bisa saya diperlakukan seperti ini? Apa salah saya?" tanya Calina pada pengawal itu.
"Anda tidak salah, hanya saja anda bukan siapa siapa diistana ini. Status anda bahkan lebih rendah dari para pelayan yang bisa melayani yang mulia disisnya," ucap kasar pengawal itu.
Calina terdiam. Ya apalah dayaku. Aku bukan siapa siapa disini.
Calina membalikkan badannya kemudian berjalan menuju kediamannya. Beribu pertanyaan hinggap dalam benaknya. Kini dirinya sadar, nasibnya mungkin akan lebih buruk dari pelayan pelayan yang kini telah menghilang dari dalam istana.
"Nona," teriak Rosa menghampiri Calina. "Nona baik baik saja?"
"Aku tidak apa apa?" jawab Calina.
Rosa membantu memapah Calina hingga kediamannya.
"Rosa, ada apa ini? Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Calina.
"Nona, yang mulia telah menutup semua akses untuk anda. Saat ini hanya saya yang bisa berada didekat anda. Anda tak bisa keluar dari kediaman anda. Atau pengawal akan mengurung kita, dan mungkin saja saya tidak akan bisa melayani anda lagi. Sebelum keadaan semakin memburuk bagaimana jika anda tidak melakukan apa apa dan menurut terlebih dahulu," jelas Rosa.
"Kapan hal itu mulai berlaku?" tanya Calina.
"Ratu baru saja menginstruksikan hal itu pada saya barusan. Ratu, tuan Kama dan nona Odette berada diruangannya Ratu sekarang," ujar Rosa.
"Jadi Kama baik baik saja?"
Rosa mengangguk. "Pangeran terlihat sangat sehat dan baik baik saja," ucap Rosa.
"Baguslah jika dirinya baik baik saja. Lagipula nona Odette seorang dokter, dia pasti bisa lebih memperhatikan kesehatan tunangannya. Benarkan?" ucap Calina.
"Iya nona."
🐞🐞🐞
Sementara diruangan Ratu Sophia...
Sepeninggal Odette dari ruangan itu, Kama berlutut dihadapan ibunya. Kama berusaha membujuk ibunya.
"Bu, jangan terlalu keras dengan Calina? Dia hanya alat disini. Kenapa ibu harus memperlakukannya seperti itu?" ucap Kama sambil memegang tangan ibunya.
"Haha, ibu hanya mencegah kejadian yang terjadi pada ayah dan ibu akan terjadi dengan kamu. Apa kamu pikir ibu tidak tau kamu mulai menyukai gadis itu?" ujar Sophia.
"Bagaimana ibu bisa mengambil kesimpulan seperti itu? Saya..." ucapan Kama terhenti. Dia teringat malam saat dia mencium Calina begitu mesra. Sejak saat itulah Kama tidak boleh menemui wanita itu lagi.
Ah bu, ternyata kamu memata matai anak mu juga. Batin Kama.
"Pokoknya, setelah operasi kamu berhasil, aku akan melempar gadis itu keluar dari negara ini. Aku sudah menginstruksi kan tim medis untuk tidak membuang buang waktu lagi." Ucapan Sophia begitu datar. Taptapanya begitu penuh kebencian.
"Bu." Kama memeluk ibunya.
Kebencian dalam hatimu telah membuatmu begitu menderita. Bagaimana aku harus membuat ibu mengerti bahwa setiap hal tidak harus berjalan sesuai keinginan kita. Adakalanya kita harus mengikhlas kan yang telah berlalu dan membuka sebuah lembaran yang baru. Maafkan Kama bu, Kama mungkin tak akan selamanya tunduk pada perintah mu. Batin Kama.
"Kama tinggal dulu, hari ini Kama ada urusan diluar." ujar Kama.
"Oh ya, proyek lapangan football akan dilaunching hari ini. Minta Odette temani kamu kesana," ucap Sophia.
"Baiklah." Kama berlalu dari ruangan ibu nya menuju kamarnya yang berada dilantai lima bangunan utama.
Dalam kamar luas yang sudah dua bulan ditempati Kama. Pemandangan terlihat jauh hingga ke arah perkotaan. Kama berdiri menatap keluar jendela.
"Jika saja kamarku ini berada dibagian belakang istana aku pasti bisa dengan mudah melihatmu dari kejauhan," gumam Kama pelan.
"Tuan." Tiba tiba saja Harley sudah berdiri disamping Kama dengan sebuah teleskop ditangannya seolah mampu membaca setiap isi hati majikannya.
"Buat apa teleskop itu? Bahkan ibu tak memperbolehkannya keluar dari ruangannya saat ini," ucap Kama.
"Apa tuan ingin mengirim pesan untuknya?" tanya Harley.
"Apakah bisa? Setiap orang diistana ini sangat ketakutan. Tak ada yang bisa mendekati Calina dan Rosa," ucap Kama.
"Saya akan memberitahu anda jika sudah menemukan pelayan dapur yang bisa dipercaya," jelas Harley.
"Jadi maksud kamu, kita mengirim pesan ke dalam makanannya?" tanya Kama.
"Ya," jawab Harley.
"Baguslah, aku akan minta maaf padanya. Harley cepat ke dapur sekarang," perintah Kama.
"Baik. Tuan ingin makan sesuatu?" tanya Harley.
"Saya ingin salad buah. Setiap buahnya harus dipotong sebesar 2cm. Tanpa susu dan bawang dan selada," ucap Kama penuh semangat.
"Baik tuan, tapi kertas tulisan anda belum siap," ucap Harley.
"Oh ya,"
Kama mengambil selembar kertas kemudian mulai menulis kata kata diatasnya.
Bersambung...
(Sampai jumpa diepisode berikutnya. Author sebisa mungkin akan up tiap hari dan setiap hari ke tiga akan ada bonus episode 🥰)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Nurma sari Sari
ya ampun sampai segitunya, kok yg lebih berperan memberi perintah adalah ratu, kemana rajanya. kok rajanya seperti GK ada fungsinya di dlm istana
2022-12-18
1
༂𝑶𝒑𝒑𝒂👑ˢQ͜͡ᵘⁱᵈ༂
11.05 wita, makin penasaran
2021-07-22
1
Eka Bidel
Harley support Pangeran Kama.
Rosa dukung Putri Calina.
Bisa² berjodoh yaa Harley & Rosa.
Semangaattt Kama.
Cinta datang dari ciuman yaaa
2021-04-09
1