Hari hari pertama Calina dalam istana hanya diisi dengan belajar, belajar dan belajar. Calina akan bertemu Kama hanya pada malam hari saat makan malam keluarga, itu pun jika Kama tidak terlalu sibuk. Saat siang hari Rosa pelayannya akan membawakan makanan untuk Calina makan dan diruangannya.
Calina hampir tidak pernah bersosialisasi dengan manusia lain selain Rosa.
Hingga sehari sebelum hari pernikahan. Perasaan gugup bercampur dengan segala tekanan yang dirasakan membuat Calina jengah. Kehidupan monoton dalam ruangan membuatnya ingin keluar sejenak menghirup udara segar.
Sore itu Rosa sedang ditugaskan menyiapkan kamar Calina dikediaman putra mahkota. Mengingat besok dirinya sudah harus pindah ke sana. Dilingkupi rasa sepi Calina berdiri menatap keluar jendela. Sebuah pohon palm cantik menyita perhatian Calina. Dirinya berjalan keluar menyusuri rerumputan hijau hingga tiba ditengah tengah taman yang indah. Semakin dekat taman itu terlihat semakin indah. Aneka warna warni bunga dan aneka jenis dari seluruh penjuru dunia tersedia ditaman itu.
Wah, ternyata Istana ini mengoleksi berbagai jenis tanaman tropis. Hmmm anggrek hitam yang sangat langka.
Calina berbaring disebuah bangku kayu menikmati pemandangan langit cerah sore itu sembari menghirup semerbak wangi bunga.
Sepeninggal Calina diruangan nya, Kama pun tiba.
"Calina?" panggil Kama.
"Calina?" Kama memanggil nama Calina beberapa kali. Kemudian memeriksa setiap ruangan disitu hingga ke kamar mandi.
"Harley? Harley!" teriak Kama.
"Iya tuan,"
"Cari Calina sampai ketemu,"
"Hah, apa nona Calina kabur?"
Kama menatap Harley. Argument yang dikeluarkan Harley sungguh membuatnya panik.
"Hubungi teman teman nya, siapa saja yang berani menyembunyikan Calina langsung penjarakan," ucap Kama.
Harley terdengar menelpon Lupita, Diva dan Vania. Namun satupun temannya tak ada yang tau dimana Calina. Bahkan mereka berjanji akan membantu menemukan Calina sampai dapat.
"Ah tuan, Rosa? Pelayan nona Calina?"
"Cari Rosa dan bawa kesini,"
"Baik Tuan." Kama segera pergi dari ruangan itu dan memerintahkan beberapa bawahan untuk menemukan Rosa.
Kehilangan Calina telah menggemparkan seluruh istana hingga ke ibunda Ratu. Bagaimana bisa, sehari sebelum pernikahan, pengantin wanita nya malah kabur. Namun yang paling membuat Kama takut adalah kehilangan wanita yang akan menjadi kelinci percobaannya. Setelah puluhan tahun Kama akhirnya menemukan objek yang bisa membuat dirinya kebal dari alergik akutnya yang setiap saat mengancam jiwanya.
Setengah jam kemudian Rosa sudah berdiri dihadapan Kama.
"Dimana Calina?" tanya Kama.
"Yang mulia, tadi saya pergi ke kediaman yang mulia untuk membersihkan kamar nona. Terakhir sebelum saya pergi nona masih disini," jawab Rosa.
"Apa sesuatu telah terjadi dengannya?" tanya Kama.
Rosa berdiam sejenak. "Dua hari terakhir ini, nona memang lebih banyak diam. Makannya juga tidak selahap biasanya," jelas Rosa.
"Cari terus Calina hingga ketemu, periksa kamera CCTV gerbang depan." perintah Kama.
Kemana wanita itu? Hari sudah gelap.
Beberapa saat kemudian Harley tiba..
"Tuan, aktivitas keluar masuk tiga jam terakhir dipintu gerbang depan hanya lah beberapa mobil pick up yang memuat dekorasi pesta dan bahan makanan." jelas Harley.
"Kemana wanita itu," ucap Kama pelan. Matanya menatap keluar taman yang saat itu tirainya tengah terbuka separuh.
Lampu lampu taman masih menampakkan keindahan bunga bunga dari jauh.
Apa Calina yang membuka tirai ini? Dia pasti sedang melihat sesuatu ditaman itu.
Kama berjalan keluar menuju taman bunga itu.
"Uhuk uhuk," suara batuk seorang wanita terdengar lemah ditelingan Kama.
"Calina?" Kama bergegas mengelilingi taman itu mencari sumber suara batuk tersebut.
Ditengah taman nampak Calina sedang tertidur pulas pada sebuah bangku kayu. Tangannya bertumpuk didadanya terlihat sangat kedinginan.
Kama pun menghampiri Calina "Calina," panggil Kama. Tangannya langsung menarik Calina ke posisi duduk.
"Ah, aku tertidur disini?"
Mata Calina langsung tertunduk saat disadari pria disampingnya adalah sang pangeran.
"Maaf yang mulia, saya tak sengaja tertidur disini, uhuk uhuk" ucap Calina sambil terbatuk.
"Dasar gadis bodoh, hari ini kamu berhasil membuat geger seluruh istana," ucap Kama sembari melepas jas yang menempel dibadannya.
"Apa?" tanya Calina kurang mengerti.
"Sekarang telah memasuki musim dingin, udara menjadi sangat dingin saat malam hari," ucap Kama pelan sambil meraba jemari Calina yang begitu dingin. "Ayo masuk, sebelum kita berdua berubah menjadi es batu," lanjut Kama.
Es batu itu adalah kamu. Mana mungkin aku.
Kama menarik tangan Calina kembali ke aula tamu.
"Harley, siapkan air hangat." perintah Kama begitu masuk ke dalam ruangan.
Kama nampak kedinginan dan hampir menggigil.
"Baik tuan." Harley keluar sejenak meminta dibawakan air hangat kemudian kembali dengan jaket tebal ditangannya. AC hangat langsung dinyalakan Harley saat itu juga.
Calina sudah membaik bahkan mulai gerah dibalik Jas yang diberikan Kama. Calina menyerahkan jas itu ke tangan Kama. Wajahnya Kama tampak pucat dan terlihat masih menggigil, dibalik jaket tebal yang dipakai nya.
Ada apa ini? Apa dia sakit? Bukankah tadi dia baik baik saja?
"Yang mulia, apa anda baik baik saja?" tanya Calina.
"Saya hanya sedang kedinginan," ucap Kama dengan suara yang masih bergetar.
Calina meraba kepala Kama yang memang agak dingin kemudian menarik kedua sarung tangan dari telapak tangan Kama. Jemari dingin Kama digosok gosoknya dengan cepat kemudian Calina memeluk Kama didalam jaketnya.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Kama.
"Bukankah begini lah pertolongan pertama bagi orang yang menggigil kedinginan?" jawab Calina pelan.
Sesekali Calina meniupkan hawa hangat dari mulutnya ke jemari Kama sambil terus melekatkan badannya ditubuh Kama. Hawa dingin dan menggigil perlahan reda.
"Tuan?" Langkahnya terhenti saat dilihatnya Calina sedang memeluk Kama. "Air hangatnya sudah datang,"
Perlahan Kama melepas pelukan Calina. Rasa dingin dan menggigil Kama berubah menjadi butiran buturan keringat halus didahinya.
"Saya sudah baikan sekarang," ucap Kama kikuk.
"Ah, ya. Saya akan kembalikan air ini ke dapur. Silahkan tuan lanjut kan." Harley bergegas keluar dari ruangan itu.
"Maafkan saya yang mulia, hampir membuat anda celaka," ucap Calina.
"Ingat kontrak yang sudah kamu tanda tangani? Setiap masalah didalam istana jangan sampai bocor keluar." tegas Kama.
"Saya mengerti," ucap Calina menunduk.
"Oh ya, kamu siap siap sekarang. Sejam lagi kita makan malam bersama ayah ibu dan keluarga besar lainnya. Para tamu dan keluarga bangsawan dari luar telah berdatangan. Dan kejadian barusan jangan ada yang tahu." ucap Kama datar.
"Baik yang mulia," sahut Calina.
Kama buru buru berlalu dari hadapan Calina. Rasa kepanasan dan gugup tiba tiba melingkupi nya.
Gadis itu. Kenapa tiba tiba memelukku? Apa dia akan seenaknya memeluk dan memegangku seperti itu? Tapi berkat dia aku terselamatkan kali ini. Hmmm tapi bukannya gara gara dia penyakitku kumat?
Pikiran Kama dipenuhi kejadian barusan.
Harley yang sudah berada diruangan Kama tersenyum menatap tingkah Kama yang nampak canggung.
"Tuan, sepertinya mulai hari ini anda tidak butuh air hangat setiap anda kedinginan," ucap Harley setengah bercanda.
"Apa kamu sedang bercanda dengan saya?" tanya Kama serius.
Harley berdiam sejenak. "Hamba sudah menyiapkan keperluan tuan didalam. Sudah hampir jam 7, para tamu sudah berdatangan diruang makan."
Setelah siap dengan setelan jas hitam dan sarung tangan, Kama segera menuju ke ruangan Calina yang terletak dibagian barat istana.
"Calina," panggil Kama sambil melirik jam tangan ditangannya.
"Calina kita sudah hampir terlambat," panggil Kama sekali lagi.
Calina keluar dari dalam kamar mengenakan pakaian pink brown motif bunga. Rambut sengaja dibiarkan terlihat berantakan.
Kama menatap Calina khususnya rambutnya.
"Apa rambutmu seperti itu?" tanya Kama.
"Aku.."
"Ah sudahlah, kita sudah terlambat lima menit. Ayo," ucap Kama kemudian pergi dari ruangan itu bersama Calina.
Kama menggandeng Calina memasuki ruangan makan. Ayah dan ibu nya sudah berada disana. Satu persatu para tamu berdiri dan memberi hormat pada Kama dan Calina.
Setiap mata tentu saja terus memperhatikan sang calon putri mahkota. Si gadis biasa yang mampu membuat sang pangeran jatuh cinta. Seorang wartawan jurnal kerajaan terus saja mengabadikan moment diruangan itu, tak luput Calina.
Makan malam berlangsung seperti biasa. Begitu tenang, tanpa mulut komat kamit. Namun setiap mata terus menerus menatap Calina terlebih para kaum hawa. Setiap orang terus memuji kecantikan alami Calina tak terkecuali rambutnya yang dibiarkan tergerai.
Sebuah hal yang membosankan bagi Calina terus berada ditengah kerumunan orang orang penting itu. Kerap kali mereka melempar pertanyaan seputar bisnis, negara, saham dan juga pendidikan terhadap dirinya. Untung saja Calina mampu berbicara dengan baik mengimbangi setiap pertanyaan yang mereka lempar.
Ilustrasi Calina
Bersambung...
(Bantu dan dukung author melalu Like dan Vote dari pembaca semua 🙏🏻 makasih 😘)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
༂𝑶𝒑𝒑𝒂👑ˢQ͜͡ᵘⁱᵈ༂
orthor jenius
2021-07-22
1
Ferly Ina
semangat bekarya 😊
2021-01-14
0
dihapus
Semangat terus kaka!
-
-
-
Kalo bisa ceritanya ditambahin kaya konflik gitu biar suasananya makin apa gitu...🐣🐣
2021-01-06
2