Awal Pertemanan 2

Sejak Calina memasuki ruangan makan, mata Kama terus saja menatap Calina. Percakapan Sophia, Odette dan Calina tak bigitu dihiraukan Kama.

Calina, kamu terlihat begitu cantik hari ini. Saat kamu tersenyum... Pikir Kama.

Setiap orang makan dengan begitu tenang dengan pikiran mereka masing masing.

Jadi ini Calina sigadis yang lagi pupuler itu? Terlihat berbeda dari foto fotonya yang beredar luas diinternet. Pikir Odette Sambil menaruh sepotong daging ke atas piring Kama.

"Kamu tidak makan?" tanya Kama pada Odette.

"Saya sudah merasa kenyang jika melihat kamu makan," jawab Odette sedikit merayu.

Odette mengambil menu sayuran kemudian menaruh ke atas piring Kama lagi. Hal itu dilakukan berulang seolah sedang pamer kemesraan dihadapan Calina.

Namun Calina cuek dan tak menghiraukan tingkah Odette yang sangat membosankan itu.

"Sudah cukup, saya sudah kenyang." Ucap Kama.

"Ini air minum anda yang mulia," ucap Odette sambil menyerahkan gelas berisi air putih.

"Terimakasih," ucap Kama sopan.

Setiap orang telah selesai dengan makan siangnya.

"Odette, kedepannya, setiap ada acara acara resmi istana kamu sebaiknya terus mendampingi Calina. Ajari dia cara berinteraksi dengan para tamu," ucap Sophia membuka percakapan.

"Baiklah yang mulia."

Jadi ini tujuanmu mengundang ku ke sini? Trik murahan. Nggak ada gunanya pamer jodoh anakmu dihadapanku. Batin Calina.

"Oh ya, Calina. Nanti malam beberapa tim medis akan mengambil sampel darahmu sekedar untuk cek kesehatan bulanan. Bekerja samalah dengan baik," ucap Sophia pada Calina.

Calina menunduk tanda setuju.

"Bukannya besok? sanggah Kama.

"Lebih cepat maka akan lebih baik," jawab Sophia datar.

"Jika sudah selesai makan kamu bisa pergi, saya masih ingin ngobrol sebentar bersama Odette," ucap Sophia pada Calina.

"Kalau begitu saya pamit yang mulia," ucap Calina kemudian berlalu dari hadapan Sophia, Odette dan Kama.

Selang beberapa meter Calina berlalu, Kama ikut berpamitan pada ibunya.

"Saya juga masih ada urusan bu, silahkan lanjutkan perbincangan kalian. Permisi Odette," ucap Kama.

Didepan pintu ruang makan, Kama mengejar langkah Calina.

"Calina," panggil Kama.

"Saya tidak perlu diantar," ucap Calina.

"Saya bukan ingin mengantarmu, kamu lupa tujuan kita sama?" ucap Kama.

"Kamu berdandan seperti ini terlihat sangat cantik," ucap Kama.

"Jangan ajak saya bicara," jawab Calina.

"Apa kamu sedang marah?" tanya Kama.

Calina berdiam tak menjawab.

"Calina, saya akan ikuti kamu terus jika kamu terus mengabaikanku,"

Terserah, bodoh amat. Batin Calina.

Kama mengikuti Calina hingga ke kediaman Calina sambil terus mengajak Calina bicara tanpa henti.

"Calina, saya paling nggak suka dicuekin seperti ini. Jika saya salah seharus nya kamu bilang. Bukankah sekarang kita adalah teman?" ucap Kama setelah tiba didepan pintu.

"Kamu bisa diam gak? Cerewet," ucap Calina Spontan kemudian masuk ke dalam rumahnya.

Kenapa tiba tiba dia jadi marah? Batin Kama. Harley menatap Kama sambil tertawa kecil.

"Tuan, berikan nona Calina waktu. Mungkin dia lagi bad mood," saran Harley.

"Aku hanya ingin mengatakan soal medikal cek up nya nanti malam. Darahnya akan diambil sebanyak 300cc atau mungkin lebih. Dia harus puasa hingga jam 7 malam," ucap Kama.

"Saya akan memberitahukan hal itu pada Rosa, biar Rosa yang menyampaikan pada nona Calina," saran Harley.

"Dasar gadis aneh, marah nggak pada tempatnya. Jika nggak mengingat dia akan mulai mengambil sampel. Aku pasti sudah membuatnya menyesal," ucap Kama sembari berjalan meninggalkan depan pintu rumah Calina.

Saat sore hari Calina baru keluar dari dalam kamarnya.

"Nona ngapain dikamar mulu?" tanya Rosa.

"Abis nonton drakor. Ceritanya soal pelakor yang tiba tiba datang dan ingin merebut suami orang. Ceritanya seru," ujar Calina.

"Kirain nona lagi ngambek, gak mau keluar kamar."

"Rosa, kita cari gorengan didapur yuk?" ajak Calina.

"Nona harus puasa hingga jam 7 malam. Tadi tuan ingin mengatakan itu pada non Calina. Tapi non malah ngatain dia cerewet," jelas Rosa.

"Emang dia cerewet,"

Aku tak bermaksud menyebut dirinya cerewet. Cerewet Itu nama panggilanku padanya saat kecil, bukan dalam artian yang sebenarnya. Pikir Calina.

"Nona sadar gak lagi ngatain cerewet ke siapa? jika didengar yang mulia ratu, dia pasti akan menghukum nona." ucap Rosa menakut nakuti.

"Apa dia akan mengurungku di kamar gelap? Kamar itu beneran ada ya?" tanya Calina.

"Saya nggak tau dimana tempatnya. Nona jangan menyuruhku mencari dimana lokasi kamar gelap itu," ujar Rosa.

Hampir pukul 7 malam, beberapa tim medis berpakaian putih sudah berada di kediaman Calina. Kama juga berada disitu.

Calina menghitung jumlah dokter yang berdiri berbaris dihadapannya.

Empat orang dokter? Mereka datang beramai ramai hanya untuk mengambil sampel darahku saja? Batin Calina.

Yang mulia putri mahkota. Kami sudah siap mengambil beberapa sampel anda. Anda bisa merilekskan tubuh anda, jangan tegang.

Calina bersandar rileks disofa empuk diruangan tamunya. Tourniquet sudah terpasang erat dilengan Calina. Seorang dokter telah mengeluarkan enam buah tabung silinder volume 50cc.

Jarum suntik sudah mulai masuk kekulit Calina mencari vena. Rasa perih sedikitpun tak nampak diwajah Calina. Dirinya sebaik mungkin menahan rasa sakit yang dideritanya.

Enam tabung silinder kecil telah penuh terisi dengan darah Calina.

Dokter segera menempelkan sebuah perban instan kecil ke atas kulit Calina untuk mencegah pendarahan berlebih.

Seorang dokter meminta sehelai rambut Calina dan seorang lagi mengambil sampel kuku Calina.

Ribet banget. Apa yang ingin mereka cek. Darah aja diambil sebanyak itu. Bahkan mengambil sampel rambut dan kuku. Batin Calina.

"Saya akan mengantar mereka kedepan, nanti Harley akan mengantarkan makanan kesukaanmu," ucap Kama lembut.

Calina mengangguk.

Kenapa dia jadi begitu lembut? Padahal siang tadi aku memanggilnya cerewet.

Kama dan para dokter itu keluar dari ruangan itu menuju parkiran mobil.

"Enam sampel darah ini cukup untuk seminggu. Sesuai perintah yang mulia Ratu, sekarang kita harus bergerak cepat," jelas Dokter Bima kepala tim medis itu.

"Jika Nona Odette bergabung di tim kami, saya rasa keberhasilan pencangkokan akan semakin besar," jelas seorang dokter yang lain.

"7 hari kedepan kami akan kembali mengambil sampel darah nona Calina hingga ditemukan perbedaan dan kecocokan sel kalian," ucap dokter Bima.

"Baiklah dok,"

"Yang mulia, kami pamit. Terimakasih." pamit Dokter Bima.

Kama kembali ke kediaman Calina. Calina terlihat sedang lahap menikmati makanan nya diatas lantai beralaskan karpet.

"Nona Calina seprtinya sangat gemar makan diatas karpet," ujar Kama sambil mengambil tempat duduk disamping Calina.

"Makanan ini terlalu banyak, mejaku tidak muat," jawab Calina dengan nasi penuh dalam mulutnya.

"Saat makan jangan banyak bicara," ucap Kama.

"Makanya, jangan ajak bicara saat saya sedang makan," jawab Calina.

Kama mulai melepas jaket tebalnya, kemudian mengambil piring yang diberikan Harley padanya.

Calina terfokus pada plester instan dipunggung tangan Kama.

Ternyata dia juga ikut check up. Pikir Calina.

"Apa diluar sangat dingin?" tanya Calina dengan suara lembut.

"Ya, mungkin beberapa hari kedepan salju akan mulai turun. Aku harus lebih sering menggunakan jaket saat diluar ruangan," jawab Kama sambil mulai memakan makanan diatas piringnya.

Sesekali Kama menambahkan lauk ke atas piring Calina.

"Makan sayur yang banyak biar sehat."

"Makan ikan juga."

"Saya minta udang yang gak terlalu pedas didapur. Biar kamu gak kepedasan," ucap Kama.

"Tapi, saya suka makanan pedas," Jawab Calina.

"Mulai sekarang, jangan makan yang pedas lagi. Kamu harus jaga kesehatan selagi masih sehat," ucap Kama.

Kenapa dia begitu aneh malam ini? Padahal siang tadi aku sangat kasar dengan nya. Atau dia sedang ingin mengerjaiku dan sedang balas dendam.

"Kamu lagi mikir apa? Ayo cepat dimakan." ujar Kama.

Calina menatap berbagai lauk diatas piringnya.

Haaa dia bahkan mengupaskan udang untukku.

Calina berdiam sejenak.

"Maaf," ucap Calina tiba tiba.

"Hah, maaf untuk apa?" tanya Kama heran.

"Tadi siang aku mengatakan kamu cerewet," jelas Calina.

"Oh itu, lagian kok aku biasa aja ya dengar kamu memanggilku begitu. Sepertinya aku suka mendengarmu memanggilku seperti itu," ucap Kama.

"Benarkah? Kalau begitu, boleh aku sering sering memanggilmu cerewet?" tanya Calina.

Kama mengangguk sambil terus mengunyah dan Calina melanjutkan menghabisi isi makanan diatas piringnya.

Saat itu Harley dan Rosa kebingungan dengan sikap kedua majikan mereka itu. Harley dan Rosa tak mengerti, namun mereka ikut senang dengan keakraban yang terjalin diantara keduanya.

"Suatu saat aku akan membawa mu ke tempat rahasiaku," ujar Kama.

"Tempat rahasia? Kapan?" tanya Calina senang.

"Setelah musim dingin ini berakhir," jawab Kama.

Calina terlihat menghitung dengan jarinya.

"Tiga bulan lagi udara baru akan benar benar hangat. Hufffttt masih harus menunggu," ujar Calina.

"Baiklah, tiga bulan lagi." ucap Kama.

Calina menarik tangan Kama, mengaitkan jari kelingkingnya dan Kama kemudian saling menempelkan jempol.

Bersambung...

(jangan lupa like ya readers)

Terpopuler

Comments

༂𝑶𝒑𝒑𝒂👑ˢQ͜͡ᵘⁱᵈ༂

༂𝑶𝒑𝒑𝒂👑ˢQ͜͡ᵘⁱᵈ༂

08.58 wita, cepat nulisnya biar ngak keduluan ma pembacanya🤭

2021-07-22

1

shyme

shyme

good story

2021-03-22

2

BELVA

BELVA

mangatzzzz

2021-02-04

2

lihat semua
Episodes
1 Aku Calina
2 Kama El Barrak
3 Serangan Panik
4 Gadis Pilihanku
5 Gadis Pilihanku 2
6 Anggota Baru Keluarga Kerajaan
7 -1 Hari Pernikahan
8 Hari Pernikahan
9 Hari Pernikahan 2
10 Rasanya Tak Dianggap
11 Desas Desus Istana
12 Arti Seorang Teman
13 Awal Pertemanan
14 Awal Pertemanan 2
15 Belenggu Istana
16 Salju Pertama
17 Istana Dingin
18 Istana Dingin 2
19 Kamu Ingin Bahagia?
20 Penjara
21 Calina Istriku
22 Calina Istriku 2
23 Another Me at Spring
24 Malam Dingin Yang Hangat
25 Janji Untuk Bercerai
26 Spring Festival
27 Pelelangan
28 Pertengkaran Sengit
29 Pertengkaran Sengit 2
30 Aku Tidak Baik Baik Saja
31 Jangan Pergi
32 Bertemu Julia
33 Bertemu Julia II
34 Masa lalu
35 Masa Lalu II
36 Ingat Kembali
37 Perceraian
38 Rencana Masuk Kedalam Istana
39 Rencana Berhasil
40 Meninggalkan Artylic
41 Tamu Tak Terduga
42 Tamu Tak Terduga II
43 Rionaldo Madison
44 Dimana Calina?
45 Perjalanan Julia
46 Aku Harus Menjadi Raja
47 Perayaan Yang Tidak Perlu
48 Cinta Yang Mulai Tumbuh
49 Cinta Yang Mulai Tumbuh II
50 Persahabatan Kami Adalah Murni
51 Move On
52 Pernikahan Sonya
53 Sidang Istana
54 Sidang Istana II
55 Raja Sakit
56 Berita Tentangnya
57 Aku menuju padamu
58 Pernikahan Sonya II
59 Aku Harus Bertahan
60 Ricuh Di Istana
61 Tubuhmu Milikku
62 Semangat
63 Kembali Ke Artilyc
64 Baby Boy
65 Boy Anakku
66 Sophia
67 Kue Coklat
68 Tugas Jaga Boy
69 Bosan
70 Gosip Buruk
71 I Miss You
72 Tantangan Duel
73 TV Talk Show
74 Makanan Dari Ibu
75 Hamil?
76 Penculikan
77 Penculikan II
78 Penculikan III
79 Tenggelam
80 Wanita Yang Kuat
81 Rasa Lapar vs Mual
82 Little Party
83 The New King And Queen
84 Menebus Semua Kesalahan
85 Kejutan
86 Lahiran
87 E N D
88 Pengumuman
89 Extra Part
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Aku Calina
2
Kama El Barrak
3
Serangan Panik
4
Gadis Pilihanku
5
Gadis Pilihanku 2
6
Anggota Baru Keluarga Kerajaan
7
-1 Hari Pernikahan
8
Hari Pernikahan
9
Hari Pernikahan 2
10
Rasanya Tak Dianggap
11
Desas Desus Istana
12
Arti Seorang Teman
13
Awal Pertemanan
14
Awal Pertemanan 2
15
Belenggu Istana
16
Salju Pertama
17
Istana Dingin
18
Istana Dingin 2
19
Kamu Ingin Bahagia?
20
Penjara
21
Calina Istriku
22
Calina Istriku 2
23
Another Me at Spring
24
Malam Dingin Yang Hangat
25
Janji Untuk Bercerai
26
Spring Festival
27
Pelelangan
28
Pertengkaran Sengit
29
Pertengkaran Sengit 2
30
Aku Tidak Baik Baik Saja
31
Jangan Pergi
32
Bertemu Julia
33
Bertemu Julia II
34
Masa lalu
35
Masa Lalu II
36
Ingat Kembali
37
Perceraian
38
Rencana Masuk Kedalam Istana
39
Rencana Berhasil
40
Meninggalkan Artylic
41
Tamu Tak Terduga
42
Tamu Tak Terduga II
43
Rionaldo Madison
44
Dimana Calina?
45
Perjalanan Julia
46
Aku Harus Menjadi Raja
47
Perayaan Yang Tidak Perlu
48
Cinta Yang Mulai Tumbuh
49
Cinta Yang Mulai Tumbuh II
50
Persahabatan Kami Adalah Murni
51
Move On
52
Pernikahan Sonya
53
Sidang Istana
54
Sidang Istana II
55
Raja Sakit
56
Berita Tentangnya
57
Aku menuju padamu
58
Pernikahan Sonya II
59
Aku Harus Bertahan
60
Ricuh Di Istana
61
Tubuhmu Milikku
62
Semangat
63
Kembali Ke Artilyc
64
Baby Boy
65
Boy Anakku
66
Sophia
67
Kue Coklat
68
Tugas Jaga Boy
69
Bosan
70
Gosip Buruk
71
I Miss You
72
Tantangan Duel
73
TV Talk Show
74
Makanan Dari Ibu
75
Hamil?
76
Penculikan
77
Penculikan II
78
Penculikan III
79
Tenggelam
80
Wanita Yang Kuat
81
Rasa Lapar vs Mual
82
Little Party
83
The New King And Queen
84
Menebus Semua Kesalahan
85
Kejutan
86
Lahiran
87
E N D
88
Pengumuman
89
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!