Gadis Pilihanku

Sudah seminggu terakhir mimik wajah Calina tak bersemangat. Mengingat rencananya masuk ke keluarga kerajaan sudah gagal. Ditambah lagi bros keberuntungan dari neneknya telah hilang.

"Ca, senyum dikit napa. Elu boring mulu akhir akhir ini," ucap Vania.

"Iya borring lah Van, rencana gue gagal semua," jawab Calina datar dengan wajah manyun.

"Gimana, kita ke istana sekarang yuk?" ajak Dita.

"Ngapain elu ke istana, mau demo?" tanya Lupita meledek Dita.

"Ya nggak lah, kita bantuin Caca nyari bross nya. Daripada liatin wajahnya manyun terus seperti itu," jawab Dita.

"Sekarang diistana lagi diperketat Dit. Sementara belum boleh ada pengunjung keluar masuk," ucap Lupita.

"Kok bisa? Lusa kan grand final kok malah ditutup?" tanya Vania.

"Kurang tau juga sih, begitu kata bokab gue," jawab Lupita.

"Gimana kalau lusa kita nyarinya? Pas istana lagi rame, jadi kita bisa leluasa mencari bross nya Caca," ide Dita.

"Boleh, yuk kita cari bareng bareng," sahut Vania.

"Huffttttt, gara gara kehilangan bross keberuntungan gue malah mencium es batu malam itu," Calina berucap penuh penyesalan.

"Hahaha," tawa nyaring Vania mengalihkan pandangan ketiga wanita itu ke wajahnya.

"Seneng banget lu," ucap Lupita menatap sijis ke arah Vania.

"Ho'oh. Lu pasti lagi mengejek Caca, iya kan?" tanya Dita.

"Bukan gitu gaes, aku kan pengen tau aja. Gimana rasa nya cium es batu. Lembut atau dingin?" ucap Vania polos.

Wajah Dita, Lupita dan Vania beralih menatap wajah Calina menunggu penjelasan.

"Kalian ini apa apaan sih, kok malah gue?"ucap Calina lantang.

"Kita kan pengen tau Ca? Walau pun dia itu es batu tapi kan dia putra mahkota yang ganteng. Masa gak berasa sih?" ucap Lupita.

Wajah Calina berubah menjadi merah. " Nggak ada rasa apa pun, mau coba? tuh ambil es batu dikulkas," ucap Calina sambil menyuap anggur ke mulut Lupita.

Dua hari kemudian, sebuah undangan berlogo kerajaan tiba diapartemen Calina.

Calina berlari mengejar pria yang mengantar undangan hingga ke depan lift.

"Pak, apa ini benar untuk saya?" tanya Calina.

"Ya, selamat nona. Anda diundang secara hormat untuk hadir pada acara grand final nanti malam," ucap pria itu.

Apa yang terjadi? Ah mungkin ini hanya undangan sebagai tamu. Lumayan bisa sekalian bawa temen temen untuk bantu nyari bross oma. Pikir Calina.

🧊🧊🧊

Perdebatan panjang lebar Kama dan ibunya terjadi di suit room rumah sakit.

Mengingat permintaan Kama yang tak bisa ditoleransi ibunya, membuat Kama terus menerus membujuk ibunya. Tentu saja perdebatan ibu anak itu bersangkutan dengan Calina si gadis pilihan Kama.

"Bu, please. Aku ingin Calina yang menjadi istriku," ucap Kama terus memohon.

"Kama, kamu tau sendiri strata kamu dan dia berbeda. Dia anak seorang pembantu. Ayahnya seorang petani yang mengolah ladang kerajaan kita. Bagaimana tanggapan para bangsawan lain? Apa nggak ada wanita lain yang ingin kamu nikahi?"

"Aku menikahi nya hanya untuk dua tahun bu, setelah itu aku akan menceraikan nya."

"Hah, kamu pikir kamu bisa membodohi ibu? Entah sihir apa yang sudah diberikan gadis itu padamu. Kamu jadi kehilangan akal sehat."

"Bu, ada satu hal yang ingin aku pastikan dengan Calina. Jika hal itu benar apa ibu akan mengabulkan permintaan ku?"

"Hal gila apa yang kamu ingin ibu pastikan? Pokoknya ibu tidak sudi berdekatan dengan wanita rendahan itu. Ibu akan jadi gila jika harus menatap nya setiap hari diistana," ucap Ratu terus menolak permintaan Kama.

"Bu, bagaimana kalau Calina satu satunya wanita yang bisa menyentuhku?" tanya Kama.

"Demi wanita itu kamu rela membodohi ibu. Sudahlah ibu masih banyak urusan. Jika hasil lab mu keluar baru kamu bisa pulang."

"Bu, jika ibu gak percaya. Bagaimana jika kita mengundang Calina? Kama ingin memastikan Calina bisa menyentuh Kama. Dan jika itu benar, apa ibu akan setuju. Kama hanya ingin menggunakannya sebagai penelitian kesehatan bu. Kama janji dalam dua tahun Kama akan langsung menceraikannya."

Sophia terdiam sejenak. "Baiklah, ibu akan mengundangnya. Jika hal itu benar maka ibu akan mempertimbangkan lagi pernikahan mu dengan gadis rendah itu."

Sepeninggal ibu Ratu dari ruangan itu, Kama langsung mengambil handphone dari laci nakas disamping ranjangnya. Pria yang akan dihubunginya tentu saja Harley asisten pribadinya.

"Harley, kamu dimana?" tanya Kama.

"Dari tadi saya didepan pintu kamar tuan," jawab Harley.

"Ibu sudah keluar kenapa kamu belum masuk,"

"Baiklah, saya masuk sekarang."

Beberapa saat kemudian Harley sudah berdiri dihadapan Kama.

"Hamba disini tuan," sapa Harley.

"Gak usah hamba hamba, kita hanya berdua aja. Gak ada yang dengar. Oh ya, kamu bereskan barang barang saya, kita akan pulang hari ini," perintah Kama.

"Tapi hasil akhir laboratorium anda belum keluar tuan. Kita disuruh menunggu hasilnya baru bisa pulang."

"Iya, sambil menunggu hasil lab nya kamu beresin aja dulu barang barang saya," ucap Kama.

"Tuan terlalu bersemangat pulang hari ini," ujar Harley.

"Ya lah, seminggu dirumah sakit bukankah terlalu membosan kan?"

"Saya nggak bisa bayangkan, sebagian besar hidup tuan dijalani dirumah sakit," ucap Harley.

"Ya, semoga ada harapan baru bagiku kali ini Harley."

"Pasti akan ada harapan tuan, tuan adalah orang yang sangat baik. Tuhan pasti memberikan jalan keluar terbaik buat tuan."

"Benarkah begitu?" tanya Kama.

Harley menganggukkan kepalanya dengan sedikit senyuman, sebuah isyarat bahwa yang dikatakannya adalah benar.

Beberapa jam kemudian hasil lab yang ditunggu Kama tiba dikamarnya.

Seorang Dokter yang mengantar hasil lab segera memberikan resep obat kemudian memperbolehkan Kama untuk pulang. Beberapa pantangan untuk Kama juga sudah tertulis jelas disamping nota resep obatnya.

Saat itu hari sudah gelap. Sang mentari telah tenggelam diufuk barat. Kama dan Harley tiba diistana yang parkiran sudah penuh dengan mobil mobil para undangan. Harley melajukan kendaraan menuju parkiran belakang istana melewati beberapa gadis yang tampak sangat mencurigakan.

"Harley, apa yang dilakukan gadis gadis itu?" tanya Kama penasaran.

"Mereka terlihat sedang mencari sesuatu tuan," jawab Harley.

"Tanyakan apa yang mereka cari," perintah Kama.

Harley berhenti disekitar empat gadis yang sedang membungkuk disamping bunga bonsai.

"Maaf nona nona, ada yang bisa saya bantu?" tanya Harley sopan.

"Kami lagi mencari sebuah perhiasan milik teman kami yang jatuh disekitar sini," Ucap Lupita sambil berdiri meluruskan badannya.

"Kalian terlihat bukan peserta yang ikut ..., " suara Harley terhenti seketika melihat Calina berdiri dari balik bunga bonsai.

"Kami emang bukan peserta trus kenapa?" sahut Vania ketus.

"Maaf jika kami mengganggu kenyamanan anda, kami mencari bross saya yang jatuh disini seminggu yang lalu. Jika sudah menemukan bross itu kami akan langsung pergi dari tempat ini," ujar Calina ramah.

"Loh Ca pergi? bukannya lu dapet undangan, kok malah pulang?" tanya Dita.

"Borring Dit, gada kalian pasti gue kesepian didalam. Lagian undangan itu gue pakai biar bisa bebas masuk sini aja. Toh pencarian kita nggak ada hasilnya," jelas Calina.

"Karena nona sudah diundang, kenapa nona nggak coba masuk aja dulu," ucap Harley pada Calina.

"Jika saya masuk maka teman teman saya akan menunggu terlalu lama disini," ujar Calina sambil menatap ketiga sahabatnya.

"Gapapa Ca, lu masuk aja. Kita nungguin lu disini," ucap Lupita.

"Udah males gue Pit, menemukan bross itu lebih penting buat gue," ucap Calina sambil melanjutkan mencari disekitar rerumputan.

Sebuah telpon dari kama masuk ke ponsel Harley.

"Harley, ajak teman temannya ke ruangan istirahat. Dan beritahu Calina kamu pasti akan menemukan brossnya asalkan dia mau hadiri undangannya," jelas Kama.

"Nona bisa masuk hadiri undangannya, saya akan membantu nona menemukan bross nona. Serta teman teman nona dapat menunggu diruangan tunggu sambil menikmati beberapa hidangan dapur istana. Apakah nona nona bersedia?" kata Harley.

"Mau mau mau," teriak Vania.

"Lu masuk aja dulu Ca, biar kita tungguin elu. ok?" ucap Dita.

Calina terpaksa mengangguk mengikuti saran teman temannya.

"Baiklah, saya parkir mobil terlebih dahulu kemudian menjemput kalian masuk," ucap Harley.

"Baiklaaah," jawab Vania penuh semangat.

"Gue masuk dulu, selesai acara gue telpon elu pada ya," ucap Calina.

Calina memasuki ruangan yang begitu terang benderang dan tertata indah. Setiap mata diruangan itu menatap ke arah Calina. Tatapan remeh seolah dirinyalah yang terburuk saat itu.

Ya, dandanan dan baju gue. Siapa sangka ruangan akan seterang ini. Gue bener bener hadir tanpa persiapan, penampilanku begitu buruk. Lumayan karena gue sekarang menjadi pusat perhatian. Batin Calina.

Tanpa ragu sang Ratu segera menghampiri Calina, yang berdiri sendirian didekat meja makan.

"Jam berapa ini? Bukankah jelas tertulis diundangan pukul 7? Sebuah kesan yang buruk dimasyarakat," ucap Ratu sambil melirik Calina dari ujung kaki hingga ujung kepala. "Apa ini sikap seorang wanita yang akan menjadi pendamping putraku? Coba lihat dirimu baik baik dicermin?" ucap sang Ratu begitu kasar.

"Apa yang mulia mengundang saya kesini hanya untuk menghina saya?" tanya Calina.

"Bu, begitu banyak orang disini. Belajarlah untuk menahan diri," bisik Kama tiba tiba dari belakang Sophia.

Tangan Kama meraih dan menggenggam tangan Calina erat. Tanpa sarung tangan menempel tangannya.

"Dialah gadis pilihanku, apa ibu bersedia merestui kami?" tanya Kama pada ibunya dengan penuh percaya diri.

Bersambung...

(Jangan lupa like dan jejaknya dikolom komentar ya readers kyu 😚)

Terpopuler

Comments

Nurma sari Sari

Nurma sari Sari

semangat Carlina karena kamu lah pilihan Kama sang pangeran

2022-12-18

1

༂𝑶𝒑𝒑𝒂👑ˢQ͜͡ᵘⁱᵈ༂

༂𝑶𝒑𝒑𝒂👑ˢQ͜͡ᵘⁱᵈ༂

w o w keren ✌️✌️

2021-07-21

1

shyme

shyme

Keren Pangeran

2021-03-19

2

lihat semua
Episodes
1 Aku Calina
2 Kama El Barrak
3 Serangan Panik
4 Gadis Pilihanku
5 Gadis Pilihanku 2
6 Anggota Baru Keluarga Kerajaan
7 -1 Hari Pernikahan
8 Hari Pernikahan
9 Hari Pernikahan 2
10 Rasanya Tak Dianggap
11 Desas Desus Istana
12 Arti Seorang Teman
13 Awal Pertemanan
14 Awal Pertemanan 2
15 Belenggu Istana
16 Salju Pertama
17 Istana Dingin
18 Istana Dingin 2
19 Kamu Ingin Bahagia?
20 Penjara
21 Calina Istriku
22 Calina Istriku 2
23 Another Me at Spring
24 Malam Dingin Yang Hangat
25 Janji Untuk Bercerai
26 Spring Festival
27 Pelelangan
28 Pertengkaran Sengit
29 Pertengkaran Sengit 2
30 Aku Tidak Baik Baik Saja
31 Jangan Pergi
32 Bertemu Julia
33 Bertemu Julia II
34 Masa lalu
35 Masa Lalu II
36 Ingat Kembali
37 Perceraian
38 Rencana Masuk Kedalam Istana
39 Rencana Berhasil
40 Meninggalkan Artylic
41 Tamu Tak Terduga
42 Tamu Tak Terduga II
43 Rionaldo Madison
44 Dimana Calina?
45 Perjalanan Julia
46 Aku Harus Menjadi Raja
47 Perayaan Yang Tidak Perlu
48 Cinta Yang Mulai Tumbuh
49 Cinta Yang Mulai Tumbuh II
50 Persahabatan Kami Adalah Murni
51 Move On
52 Pernikahan Sonya
53 Sidang Istana
54 Sidang Istana II
55 Raja Sakit
56 Berita Tentangnya
57 Aku menuju padamu
58 Pernikahan Sonya II
59 Aku Harus Bertahan
60 Ricuh Di Istana
61 Tubuhmu Milikku
62 Semangat
63 Kembali Ke Artilyc
64 Baby Boy
65 Boy Anakku
66 Sophia
67 Kue Coklat
68 Tugas Jaga Boy
69 Bosan
70 Gosip Buruk
71 I Miss You
72 Tantangan Duel
73 TV Talk Show
74 Makanan Dari Ibu
75 Hamil?
76 Penculikan
77 Penculikan II
78 Penculikan III
79 Tenggelam
80 Wanita Yang Kuat
81 Rasa Lapar vs Mual
82 Little Party
83 The New King And Queen
84 Menebus Semua Kesalahan
85 Kejutan
86 Lahiran
87 E N D
88 Pengumuman
89 Extra Part
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Aku Calina
2
Kama El Barrak
3
Serangan Panik
4
Gadis Pilihanku
5
Gadis Pilihanku 2
6
Anggota Baru Keluarga Kerajaan
7
-1 Hari Pernikahan
8
Hari Pernikahan
9
Hari Pernikahan 2
10
Rasanya Tak Dianggap
11
Desas Desus Istana
12
Arti Seorang Teman
13
Awal Pertemanan
14
Awal Pertemanan 2
15
Belenggu Istana
16
Salju Pertama
17
Istana Dingin
18
Istana Dingin 2
19
Kamu Ingin Bahagia?
20
Penjara
21
Calina Istriku
22
Calina Istriku 2
23
Another Me at Spring
24
Malam Dingin Yang Hangat
25
Janji Untuk Bercerai
26
Spring Festival
27
Pelelangan
28
Pertengkaran Sengit
29
Pertengkaran Sengit 2
30
Aku Tidak Baik Baik Saja
31
Jangan Pergi
32
Bertemu Julia
33
Bertemu Julia II
34
Masa lalu
35
Masa Lalu II
36
Ingat Kembali
37
Perceraian
38
Rencana Masuk Kedalam Istana
39
Rencana Berhasil
40
Meninggalkan Artylic
41
Tamu Tak Terduga
42
Tamu Tak Terduga II
43
Rionaldo Madison
44
Dimana Calina?
45
Perjalanan Julia
46
Aku Harus Menjadi Raja
47
Perayaan Yang Tidak Perlu
48
Cinta Yang Mulai Tumbuh
49
Cinta Yang Mulai Tumbuh II
50
Persahabatan Kami Adalah Murni
51
Move On
52
Pernikahan Sonya
53
Sidang Istana
54
Sidang Istana II
55
Raja Sakit
56
Berita Tentangnya
57
Aku menuju padamu
58
Pernikahan Sonya II
59
Aku Harus Bertahan
60
Ricuh Di Istana
61
Tubuhmu Milikku
62
Semangat
63
Kembali Ke Artilyc
64
Baby Boy
65
Boy Anakku
66
Sophia
67
Kue Coklat
68
Tugas Jaga Boy
69
Bosan
70
Gosip Buruk
71
I Miss You
72
Tantangan Duel
73
TV Talk Show
74
Makanan Dari Ibu
75
Hamil?
76
Penculikan
77
Penculikan II
78
Penculikan III
79
Tenggelam
80
Wanita Yang Kuat
81
Rasa Lapar vs Mual
82
Little Party
83
The New King And Queen
84
Menebus Semua Kesalahan
85
Kejutan
86
Lahiran
87
E N D
88
Pengumuman
89
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!