Sudah dua hari keadaan diistana begitu tenang dan sepi. Pintu istana sementara ditutup bagi pengunjung dan para tamu, mengingat kondisi Ratu yang masih belum pulih.
Para pelayan tak pernah terlihat berkumpul dan membicarakan masalah kerajaan. Semua mulut tertutup rapat karena takut nasib mereka akan seperti beberapa pelayan yang kini tak lagi bekerja diistana.
Siang itu dikediaman Calina.
Calina masih penasaran dengan keberadaan Raniya, pelayan yang bertugas dikediaman raja malam itu.
"Rosa? Apa kamu sudah menemukan Rania?" tanya Calina pada Rosa.
"Nona, jangan membahas masalah itu dulu. Setiap pelayan masih trauma. Soalnya semua orang diistana ini tau mengenai kehamilan selir raja. Katanya, siapa saja yang tau hal itu akan dikirim ke pengasingan," ujar Rosa yang tengah sibuk membenahi meja makan.
"Aku masih penasaran, tempat pengasingan nya dimana? Apa sebuah penjara? Atau kamar gelap yang kamu maksud itu?" tanya Calina lagi.
"Rasa penasaran nona sungguh luar biasa. Beberapa hari lagi setelah keadaan sudah membaik saya akan mencari tau keberadaan Rania pada teman sekamarnya. Jadi sekarang sebaiknya nona makan ini dulu." Rosa menyodorkan semangkok sop daging kacang merah kehadapan Calina.
"Apa ini?" tanya Calina.
"Itu dari yang mulia pangeran, tadi dia menyuruhku mengambil ini disebelah," ujar Rosa.
"Tumben, sedang hari baik apa tiba tiba dibawakan makanan?" ucap Calina curiga.
"Setelah makan ini nona disuruh berpuasa, nanti malam jam 7 akan diambil sampel darah nona." ujar Rosa.
"Ambil darah lagi? Yang kemaren 6 ampul apa masih kurang?" tanya Calina.
"Entahlah. Kata yang mulia, dia akan kesini biar diambil darah nya berasamaan," jelas Rosa.
"Ternyata berikan makanan karena ada maunya," ujar Calina sambil mulai menyuap sop kedalam mulutnya.
Dalam benak, Calina terus memikirkan nasib Rania dan tiga orang pelayan yang menghilang itu. Calina hendak mencari keadilan bagi mereka termasuk juga keadilan untuk ibunya.
"Rosa, apa Kama sedang bersama ibunya?" tanya Calina.
"Nona, anda tau setiap hari tuan akan menemani ibunya saat makan. Kondisi mental ibunya masih belum stabil, jadi dia akan berada disamping ibunya hingga beberpa hari kedepan," jawab Rosa.
"Nona Odette itu juga pasti bersama nya," tebak Calina.
Rosa mengangguk mengiyakan.
"Mereka sudah dijodohkan sejak kecil, dan sekarang mereka selalu bersama. Kenapa waktu itu mereka tak menikah saja?" tanya Calina asal.
"Iya juga," Rosa berpikir sejenak. "Ciieehh, nona sedang cemburu ya?" canda Rosa.
"Cemburu?" ucap Calina.
"Mungkin nona Odette baru merasa kehilangan tuan setelah tuan menikah, makanya sekarang dia kembali untuk merebut tuan dari anda," ejek Rosa.
Aku belum melakukan apapun, bagaimna jika Kama menceraikanku? Batin Calina.
"Apa kejadian kami akan sama seperti kasus ibu dan ayah Kama? Raja menikahi Ratu tapi yang dicintai adalah Odette dan akhirnya Odette akan dijadikan selir?!" kata Calina.
"Udah nona jangan kebanyakan mikir. Mana mau nona odette jadi selir? Dia itu putri dari adipati kerajaan ini. Paling paling non Calina yang dicerai tuan," ujar Rosa.
Iya, siapalah diriku. Terlalu tinggi membayangkan menjadi seorang ratu.
Setelah memakan habis isi sop dalam mangkok, Calina berpuasa hingga pukul 7 malam.
Malam harinya Kama datang bersama empat orang dokter untuk mengambil sampel darah Calina.
Sebelum mengambil darah Calina, mereka mengambil sampel darah Kama terlebih dahulu.
Dokter dokter itu bergiliran melakukan tugas mereka.
Calina tak banyak mengeluarkan kata kata. Demikian juga Kama. Wajahnya terlihat begitu datar dan enggan untu diajak bicara.
"Kami sudah selesai mengambil darah anda berdua yang mulia," ucap dokter Bima.
"Terimakasih dok," jawab Kama.
"Saya akan menghubungi anda untuk hasilnya," ucap dokter Bima.
"Baiklah, Harley akan mengantar anda hingga ke parkiran," ucap Kama.
"Terimakasih, kami permisi," ucap dekter Bima bersamaan dengan ketiga temannya.
Calina tahu banyak masalah yang dihadapi Kama saat ini. Wajahnya sangat jauh dari senyuman. Bahkan untuk berbicara saja Kama begitu enggan.
"Jika sudah selelsai, saya akan makan sekarang," ucap Calina.
"Apa perutmu tak bisa sedikit kompromi soal rasa lapar?" tanya Kama dengan wajah mengejek.
"Hmmm, maksudnya?" tanya Calina.
"Makan lah bersama ku," ajak Kama.
Mau ajak makan bareng aja gengsi. Calina mengangguk setuju.
"Kamu ingin makan apa? Harley akan meminta orang dapur untuk menyiapkannya," ucap Kama.
"Aku ingin makan sesuatu yang cepat," jawab Calina.
"Apa itu?"
"Tapi sebelumnya kamu harus memakai ini." Calina mengambil jaket Kama kemudian mengenakan jaket itu dibadan Kama. Ditambah shal dileher serta kupluk dikepala Kama.
Calina menarik Kama menuju taman kecilnya.
"Kamu tunggu disini sebentar, saya akan kembali dalam 5 menit," ujar Calina kemudian berlari masuk kekediamannya.
Beberapa menit kemudian Calina keluar dengan dua mangkok mi cup instan ditangannya.
"Apa itu?" tanya Kama.
"Dimakan aja, untuk sementara ini akan mengganjal lapar kamu." Calina menyerahkan satu mangkok mi cup instan ke tangan Kama.
Calina mulai meniup niup mi panas itu terlebih dahulu kemudian mulai memasukkannya ke dalam mulut. Kama pun melakukan hal yang samaz
"Waahh, segeer. Panas pedes," ucap Kama pada suapan pertamanya.
"Emang iya," jawab Calina.
Dalam sekejap mereka sudah menghabiskan isi semangkok mi itu.
"Bisa tambah gak?" tanya Kama.
"Yang nama nya mi instan, itu tidak baik jika dimakan berlebihan. Yang mulia sekarang bisa pesan makan didapur jika masih lapar," ujar Calina.
"Apa saya bisa memakannya lagi besok?" tanya Kama.
"Ya bisa. Yang mulia, apa ini pertama kali anda makan mi instan?" tanya Calina kaget.
"Bukannya katamu mi instan itu tidak baik? Buat apa dimakan?" ucap Kama.
"Tapi rasanya enak. Lagi pula jika tidak dimakan terlalu sering tidak apa apa," jelas Calina.
Perdebatan kecil, canda dan tawa diantara Kama dan Calina malam itu membuat keduanya jadi semakin akrab.
Malam kian beranjak, udara terasa semakin dingin, angin sepoi perlahan menerpa wajah Kama dan Calina.
"Yang mulia, kita masuk aja. Udara semakin dingin diluar," ajak Calina.
"Sebentar lagi," ucap Kama sambil menatap langit malam itu.
Calina berjalan menuju saklar disamping lampu taman itu kemudian mematikan lampu yang ada disitu.
"Saat anda memiliki banyak masalah, tengok lah langit malam itu. Lihat lah sang bintang, walau pun dalam gelap bintang akan selalu bersinar tanpa henti. Disaat gelap lah bintang itu akan hadir menemani kita," ucap Calina.
Begitu lampu taman itu redup, cahaya bintang bersinar makin terang. Kama terdiam sejenak dan terus menatap langit.
Kata kata itu. Apa itu lah alasanku begitu suka melihat langit malam? Ternyata selama ini aku sangat kesepian. Aku butuh teman saat dalam gelap. Batin Kama.
Tubuh Kama terlihat mulai menggigil, namun dia enggan beralih dari tempat itu.
"Yang mulia, anda mulai menggigil," ucap Calina.
"Apa malam ini salju akan mulai turun?" tanya Kama.
"Entahlah," jawab Calina sambil ikut menatap langit.
"Ya sepertinya salju akan turun malam ini," ucap Kama.
"Aku sangat ingin menyaksikan salju pertama sambil menatap langit, apa kah aku bisa? Selama ini aku hanya menyaksikan salju dari dalam ruangan," ucap Kama.
"Tapi tubuh anda mulai kedinginan yang mulia, sebaiknya kita masuk sekarang." ucap Calina khawatir.
"Aku masih bisa bertahan sebentar lagi," ucap Kama kemudiam diam sejenak.
"Apa anda harus sekeras kepala ini?" tanya Calina sambil mendekat dan memeluk Kama.
Calina masuk ke dalam jaket Kama sambil terus memeluk pria yang badannya mulai bergetar itu.
"Saljunya mulai turun," ujar Kama senang sambil menarik Calina berdiri.
Kama membenamkan tubuh Calina makin erat dalam pelukannya.
Calina ikut menatap langit menyaksikan butiran putih kecil itu berjatuhan menuju tanah.
Senyum terus menghiasi bibir Kama, wajah pucat nya berganti menjadi rona berseri.
"Calina, thanks." ucapan Kama keluar bersamaan dengan kecupan ringan menempel dijidat Calina.
Hanya dengan melihat salju dia menjadi sesenang ini. Pikir Calina.
Bersambung...
(Jangan lupa dilike, dan vote, biar author makin semangat nulisnya 🥰)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
༂𝑶𝒑𝒑𝒂👑ˢQ͜͡ᵘⁱᵈ༂
10.27 wita, eeehmmmm
2021-07-22
1
Eka Bidel
Jadi pengen dipeluk & dicium kan
Utuk utuk utuk
2021-04-09
2
Windy Veriyanti
so warm 😍
2021-03-31
1