Malam beranjak begitu cepat. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Sedangkan Calina masih tak bisa larut dalam tidur.
Matanya terpejam namun pikiran ragu tiba tiba muncul dalam benaknya.
Bagaimna jika aku menyesali keputusanku ini.
Bagaimna jika aku terjebak selamanya dalam istana kaku ini. Apa mama dan papa melihat perbuatan bodohku ini. Masih ada waktu, aku masih bisa pergi dari sini sekarang. Pikir Calina. Segudang pertanyaan muncul terus dalam benaknya.
Menjelang pukul 5 pagi Calina baru dapat pulas dalam tidur.
"Kring kring kring." Bunyi Waker.
"Nona," suara Rosa terdengar samar dari luar kamar.
"Nona, sudah hampir jam 7 pagi, sebentar lagi penata rias akan tiba disini," ucap Rosa.
"Rosa, biarkan aku tidur lima menit lagi," ucap Calina serak kemudian menarik selimut hingga menutup kepalanya.
Beberapa saat kemudian Rosa kembali berdiri disamping ranjang Calina.
"Nona, sudah hampir jam delapan, penata rias sudah berada didepan,"
"What?" Calina duduk diranjangnya sambil terus memejamkan mata.
"Pasti nona begadang semalaman." tanya Rosa.
Calina mengangguk sambil menguap.
"Mata nona sudah seperti panda dan kantung mata nona terlihat begitu tebal," ucap Rosa.
"Sudah lah Rosa. Bagiku pernikahan ini bukan pernikahan sesungguhnya. Aku nggak peduli dengan penampilanku." ujar Calina datar.
"Hush," Rosa menutup mulut Calina, "Nona jangan bicara sembarangan. Bagaimana jika didengar orang dan sampai tersebar ke masyarakat?"
Rosa memapah Calina hingga ke kamar mandi.
"Air mandi sudah siap, saya bantu nona membersihkan badan biar lebih cepat." usul Rosa.
"Saya bisa sendiri Rosa. Saya bukan anak manja dari keluarga bangsawan yang harus dilayani seperti itu,"
"Tapi itu adalah tugas saya nona," jawab Rosa.
"Anggap aja kamu sudah menjalankan tugas mu dengan baik. Jika saya butuh maka saya akan minta bantuan kamu."
"Baiklah, kalau begitu saya keluar," ucap Rosa kemudian berlalu dari situ.
Begitu Calina keluar dari kamar mandi, beberapa penata rias dan rambut sudah berada didalam kamarnya dengan berbagai peralatan yang mereka bawa.
Wajah Calina begitu kusam dan datar, seakan enggan dipercantik.
"Saya nggak suka dandanan yang terlalu berat, saya ingin yang lebih alami." pinta Calina.
"Tolong tutupi dengan baik mata panda putri dan buat dia terlihat fresh." pinta Rosa pada beberapa wanita disitu.
"Kami ahlinya dalam hal itu. Karena setiap pengantin wanita yang kami temui kendalanya sama. Kantung mata berwarna hitam dan berkeringat dingin karena nggak tidur semalaman. Yang mulia putri cukup menarik nafas panjang dan membuangnya kembali jika gugup. Bayangkan pria yang putri cintai sudah berdiri di altar menanti putri," jelas Donini si penata rias paruh baya yang begitu terkenal dipenjuru dunia.
Haha aku hanya bisa membayang kan menuju ke altar untuk mencekik leher pria itu. Pikir Calina.
"Terimakasih sarannya," jawab Calina.
Para perias bekerja sama membuat Calina menjadi wanita paling cantik dimuka bumi. Sapuan make up minimalis dengan gaun pengantin berwarna putih melekat indah ditubuh Calina.
Calina berdiri menatap dirinya disebuah cermin besar yang ada dikamarnya. Dirinya hampir tak bisa mempercayai akan sosok dalam cermin itu. Begitu anggun.
"Rosa, berikan aku tissue." pinta Calina.
"Lipstiknya terlalu...," ucapan Calina terhenti.
Ratu Sophia sudah berdiri di depan pintu menatap Calina.
"Ya lumayan. Usai acara pernikahan kamu akan langsung menerima gelar bangsawan mu. Jadi saya harap kamu dapat terus menjaga penampilan mu tetap rapih. Sepuluh menit lagi kamu bisa keluar. Pendamping mu adalah seorang Duke Edmound." ucap Sophia puas dengan penampilan Calina.
Sepuluh menit berlalu. Calina menuju sebuah mobil yang akan membawanya menuju sebuah gedung sakral keluarga kerajaan yang berada diujung timur istana. Tempat dimana diadakan nya setiap pelantikan dan acara acara resmi kerajaan.
Calina menaiki satu persatu anak tangga menuju pintu besar begaya kuno. Gaun panjang menjuntai itu sedikit diangkatnya hingga menampakkan sepatu putih gading yang indah membalut kakinya.
Sepanjang jalan yang dilaluinya dipenuhi bunga berwarna putih satin.
Hingga tiba di depan pintu besar, seorang pria tua menyambut lengannya. Pria itu adalah Duke Edmound Helshing seorang yang sangat berpengaruh dinegara Artilyc.
"Sungguh sebuah kehormatan bisa mendampingi nona hingga ke altar pernikahan nona." sapa sir Edmound ramah.
"Dengan senang hati dan terimakasih sir, seharus nya yang berdiri disini adalah orang tua saya. Jika dia masih ada dia pasti akan melakukan hal yang sama seperti yang anda lakukan," ucap Calina.
Dengan haru sir Edmound memeluk Calina. "Semoga selalu berbahagia anakku," ucap Sir Edmound.
Calina mengangguk dengan senyum menghias dibibirnya.
Apa papa juga akan mengatakan hal itu kepada Calina? Tapi yang Calina nikahi adalah musuh. Dia lah yang telah membunuh mama.
Pintu telah terbuka, sebuah lagu weding march beautyfull in white mengalun indah disetiap telinga para undangan.
"Not sure if you know this
But when we first met
I got so nervous I couldn't speak
In that very moment
I found the one and
My life had found its missing piece
So as long as I live I love you
Will have and hold you
You look so beautiful in white
And from now 'til my very last breath
This day I'll cherish
You look so beautiful in white
Tonight"
Calina melangkah perlahan menatap ke sebuah altar berjarak 50 meter didepan.
Sosok Kama terlihat buram dibalik veil putih yang menutup wajah Calina. Langkah demi langkah dilaluinya hingga tiba dihadapan pria tampan yang menyambutnya dengan senyuman. Jemari Calina digenggam Kama begitu erat.
Prosesi pernikahan hingga ke ikrar pernikahan belangsung penuh khidmad, terlebih saat keduanya berjanji untuk sehidup dan semati pada sang pencipta.
"Saya Kama El Barrak berjanji akan selalu menjaga dan melindungi Calina Sanders El Barrak sebagai istri saya. Mencintai dirinya dalam susah maupun senang. Menemaninya dalam segala hal, dan selalu menjaga cinta kami hingga maut memisahkan," ucap Kama begitu panjang dan serius bahkan telah keluar dari konteks aslinya.
"Saya Calina, akan selalu mencintai suami saya hingga akhir ajal saya, ..." ucap Calina begitu singkat. Dirinya berkata sesuai insting dalam hatinya saat itu.
ilustrasi pernikahan Kama dan Calina.
Sorak riuh para undangan terjadi saat keduanya sah menjadi suami istri.
Kama membuka veil yang masih terpajang diwajah Calina. Mata sendu Calina begitu memukau. Tanpa aba aba kama langsung menarik kepala Calina dan mencium lembut bibir gadis yang dinikahinya itu.
Calina tak mampu menolak perlakuan lembut Kama, dirinya ikut terbawa kedalam suasana romantis saat itu.
Untuk pertama kalinya Kama berada dalam jarak begitu dekat dengan wanita. Sensasi bahagia dihari pernikahan terlihat begitu jelas diwajahnya.
Usai ikrar pernikahan dilanjutkan dengan ritual pelantikan Calina dengan gelar princess of Artilyc. Pemberian gelar diberikan langsung oleh sang Raja.
Resepsi pernikahan keluarga kerjaan itu berlangsung hingga sore hari kemudian dilanjutkan dengan parade penyambutan Calina sebagai putri Kerajaan Artilyc. Pesta pernikahan putra mahkota digelar hingga ke jalan jalan utama ibukota. Rakyat berbaur dijalan menanti sang putri melintas dijalan itu. Calina telah menjadi model dan panutan baru para rakyat. Rakyat dengan strata rendah namun mampu berdiri dipuncak popularitas dan mampu bersanding denga sang penerus Kerajaan.
Wajah Calina terpajang disetiap majalah dan surat kabar terkemuka diseluruh dunia. Namanya berada dalam pencarian teratas mengalahkan artis artis papan atas.
Sore itu diatas mobil panoramic roof, Calina berdiri disamping Kama dengan pandangan ke jalan dimana rakyat menunggu mereka melintas.
Senyum bahagia tak pernah hilang dari wajahnya. Setiap rakyat menyambut dan mendukungnya dengan luar biasa, hingga membuatnya begitu terharu.
Mobil berjalan begitu lambat. Waktu sudah menunjukkan pukul 5.30. Matahari mulai menghilang dibalik bukit. Angin malam berhembus perlahan menerpa wajah Kama. Aroma dingin mulai menembus hingga ke tulang tulangnya.
Calina terus memperhatikan pria disampingnya.
Gelagatnya seperti ingin menyudahi parade itu. Namun masih ada seperlima jalanan yang harus dilalui.
"Hari mulai gelap, apa tak sebaiknya kita kembali sekarang?" tanya Calina.
"Sebentar lagi. Antusiame rakyat begitu besar untuk melihat dirimu secara langsung," ucap Kama.
Calina masuk sejenak ke dalam mobil yang pengemudinya adalah Harley.
Sebuah botol air kedap panas diambil Calina dari dalam jok mobil.
"Minum lah, air chmomile hangat ini setidak nya bisa membuatmu tenang sekaligus menghangatkan," ucap Calina.
Kama meneguk beberapa tegukan, rasa chamomile yang tak asing ditenggorokannya. Bahkan Kama menghabiskan satu botol teh itu tanpa sisa.
"Ayo berdiri lagi," ucap Kama.
"Harley agak dipercepat sedikit? Sebentar lagi ada yang bakal kebelet pipis," canda Calina.
"Baik lah putri," jawab Harley penuh semangat.
Kama dan Calina lanjut berdiri melanjutkan lambaian tangan dan tersenyum dengan ceria menatap setiap rakyat yang menyambut mereka.
Bersambung...
(Ayo dukung Author dalam bentuk Like dan Vote. Like darimu adalah semangat buatku. Thankyou Readers 🥰)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Nurma sari Sari
seru...😊
2022-12-18
1
R Ghofur Hidayat
ikut bahagia deh tapi juga sedih gimana lanjutnya..
2022-11-20
1
༂𝑶𝒑𝒑𝒂👑ˢQ͜͡ᵘⁱᵈ༂
princes Alina👍👍
2021-07-22
1