Malam kian beranjak, suasana jadi makin membosankan bagi keempat gadis itu...
"Duh, lu betah banget duduk seperti itu Ca. Ini sudah hampir dua jam loh kita duduk disini," ujar Vania dengan wajah borringnya.
"Iya nih, gue juga bosan," sahut Lupita tak kalah.
"Jika dalam 15 menit gak ada perubahan apapun, kita pindah duduk dicafe sebelah," ucap Calina sambil menunjuk sebuah mini bar dimana terpajang berbagai botol minuman beralkohol.
"Hmm, aku ke situ duluan ah. Bye." Vania berjalan meninggalkan ketiga orang temennya.
"Van tungguin, gue ikut," teriak Lupita. "Maaf Ca, gue boring banget," Lupita berdiri mengejar Vania yang sudah hampir tiba dimini bar tersebut.
"Lu pasti bete juga kan Dit?" Calina menatap wajah lesu Dita.
"Iya sih, tapi gapapa lah gue temenin lu disini."
"Gapapa kok Dit, 10 menit lagi gue susul kalian kesitu," ucap Calina.
"Beneran nih gapapa?" tanya Dita meyakinkan.
"Iya beneran,"
"Ya udah, gue juga pergi." Wajah Dita tersenyum cerah menuju ke arah mini bar dimana Lupita dan Vania berada.
Calina menatap gerak gerik wanita wanita disekitarnya. Semua tampak gerah. Ada yang sudah berdiri meninggalkan meja, ada yang menaruh tangan didagu mereka, bahkan ada yang menyandarkan kepala mereka diatas meja.
Bosan banget, bertahan sebentar lagi 10, 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1. Batin Calina sambil mengitung mundur waktu pada jam dinding besar diruangan itu.
Waktu sudah menunjukkan pukul 9 tepat.
Seketika musik piano berganti alunan merdu penyanyi Trisha Yearwood.
"How do i, get trough one night without you.
If i had to live without you. What kind of live would that be.
Oh i need you in my arms. Need you to hold. Your my world, my heart, my soul..."
Lantunan merdu menggema indah diseluruh ruangan itu.
Kemudian beberapa pria bertopeng menghampiri beberapa gadis menuju hall termasuk Calina.
Calina memulai gerakan ballroom dance yang lambat mengikuti alunan lagu bersama pria asing dihadapannya. Dalam beberapa putaran dirinya telah berpindah ke pelukan lelaki lainnya lagi.
Kama, adakah dirimu diantara pria pria ini?
Jika kamu salah satu dari pria ini, kamu pasti akan memuji pakaianku," pikir Calina.
Beberapa ketukan kemudian Calina telah berpindah kepelukan pria bertopeng lainnya. Semua tak bisa dibedakan. Jas berwarna hitam, topeng dan menggunakan sarung tangan.
"Hmmm, wood, bergamot yang dipadukan dengan blackpapper akan menciptakan perasaan tenang dan begitu damai," bisik pria yang baru saja menarik tangan Calina.
mendengar tanggapan pria itu, Calina hanya diam dan tersenyum dengan indah.
Ah, dia nggak koment soal baju tapi parfume yang ku pakai.
"Aroma amber dan mask yang maskulin bisa dipadukan dengan wood dan bergamot. Pasti tuanku akan suka," jawab Calina.
"Ah, akan ku coba saran dari kamu ini, terimakasih."
"Sama sama tuan,"
"Oh ya, nama kamu?" tanya pria itu, tapi Calina sudah keburu berpindah ke tangan pria yang lainnya.
Mata pria itu mengikuti keberadaan Calina. Pakaian yang dikenakan Calina, serta gerak tubuh Calina diperhatikan dengan penuh seksama oleh pria itu.
Sekitar lima belas menit kemudian, irama musik piano berhenti. Para pria bertopeng itu membungkukkan badan mereka pertanda ucapan terimakasih. Calina ikut membungkuk kan badannya kemudian berlalu menuju mini bar dimana teman temannya berada.
"Dance lu keren banget Ca, ajarin gue dong," ucap Dita sambil memeluk Calina.
"Udah tuh Ca, udah ke sini sini tuh. Gayanya mulai lebay," ucap Lupita.
"Haha, minum segitu doang," jawab Vania sambil ngakak.
"Emang kalau gue ajarin dance, lu mau dance ama Dion?" tanya Calina.
"Iyaa dong,"
"Mending lu ajarin Dita renang aja deh Ca," Celetuk Lupita.
"Haha," suara tawa mereka berempat pecah bersamaan mengingat momen terakhir Dita dikolam renang.
"Ah kalau gak acting gak bisa renang waktu itu, Dion gak bakalan peluk gue kan?" ucap Dita sambil tersipu.
"Iya, lu rela tenggelam demi dipeluk Dion. Salut gue Dit," ucap Calina.
"Jika Dion gak tolong Dita waktu itu. mungkin kita sudah kehilangan seorang teman sekarang," ucap Lupita.
"Ho'oh. Gapapa dah minum air kolam, yang penting dipeluk Dion," ujar Dita sambil tersenyum senyum sendiri mengingat momentnya waktu itu.
"Haha, padahal Lupita dah siap siap lompat ke kolam nolongin lu waktu itu Dit," ujar Vania.
"Setiap usaha pasti berbuah manis, sekarang Dion dah jadi pacarku gaes," ucapan Dita penuh rasa bangga..
Percakapan keempat gadis itu terus dibumbui canda dan tawa hingga berakhirnya pesta malam itu.
🐥🐥🐥
Beberapa hari kemudian dikediaman putra mahkota..
Seorang pelayan Ratu mengantarkan sebuah berkas berisikan data sepuluh gadis yang lolos ke seleksi selanjutnya.
"Ini data dari yang mulia Ratu untuk pangeran," ucap penasihat kerajaan.
Kama menerima map dari tangan pelayan itu kemudian mulai menyimak isinya.
"Diantara sepuluh orang ini, yang mulia bisa memilih 1 orang dan ibunda ratu akan memilih seorang yang menurutnya layak untuk pangeran," jelas pelayan itu.
"Ya, aku mengerti."
"Baiklah Pangeran, Hamba undur diri sekarang," pelayan itu berlalu dari ruangan Kama.
Kama langsung memeriksa profil para wanita dalam map coklat tersebut.
Risha Stanfruit, pasti putri pak walikota. Felicia Asoka, Putri pemilik grup SunTech. Dorothy Alpendist, putri perdana mentri negara Monaco. ah usianya 19 tahun?
Kama melewati beberapa lembar kertas yang menurutnya kurang begitu penting. Seketika gerakan tangannya terhenti pada sebuah lembar yang terpajang foto Calina diatasnya.
Calina Sanders, putri dari almarhum William Sanders seorang petani. Pendidikan S2 Sastra dan Sejarah Walmingham University. Lahir di Artilyc 25 Januari. Usia 27 tahun. Pekerjaan saat ini, Dosen Sastra di Walmingham University. Hobby Surfing, renang dan diving.
Ah dia seorang atlit renang juga seorang model underwater. Penghargaan, dia seorang mahasiswa dan dosen teladan. Termasuk seorang model terkenal di negara Walmingham.
Tanpa sadar Kama telah membaca dua lembar data diri Calina.
Kama teringat akan senyuman gadis yang berbincang dengannya saat dance malam itu.
Siapa pun yang menjadi pasanganku, kelak hanya bisa menjadi pelayan ku seumur hidup. Aku tak berhak mencintai dan dicintai siapa pun.
Kama beranjak dari posisinya meraih sebuah sarung tangan tak jauh dari kursinya berada.
"Harley," teriak Kama.
"Ya tuan," jawab Harley bergegas kehadapan Kama.
"Siapkan jaket dan peralatan mancingku, aku tunggu ditempat biasa," ucap Kama.
"Tapi tuan, udara malam begitu dingin. bagaimana jika alergi tuan kambuh. Dan besok tuan ada pertemuan dengan beberapa pemilik ladang gandum pukul 9 pagi," jelas Harley sambil menunduk.
"Sekarang luruskan badan mu dan angkat kepalamu," ucap Kama.
"Tapi tuan," jawab Harley.
"Gak ada tapi tapi, angkat kepala luruskan badan dan jalan ambil jaket dan peralatan mancingku," perintah Kama.
"Baiklah tuan,"
Sepeninggal Harley, Kama berjalan menyusuri jalanan kecil dan menerobos sebuah lobang kecil pada pagar tembok belakang istananya. Melewati halaman dibelakang dapur, kama berjalan mengandap ngendap sambil membungkukkan badannya hingga memasuki sebuah hutan kecil.
Setelah berjalan kaki beberapa ratus meter Kama pun tiba disebuah danau. Danau itu masih berada dalam wilayah kerajaan, hingga tak sembarang orang bisa masuk ke sana.
Kama duduk dan bersandar pada akar sebuah pohon sambil menatap ke arah langit. Warna danau begitu hitam dan tenang, menjadi kan bintang terlihat semakin bercahaya.
Harley tiba ditempat Kama setengah jam kemudian.
"Tuan, jaket dan pancingan tuan sudah siap," ucap Harley sembari menyodorkan jaket ke tangan Kama.
"Baiklah, makasih Harley."
"Jaket nya dipakai, semakin tebal semakin baik. Jika tuan sakit, yang mulia ratu pasti akan langsung memecat saya."
"Aku baik baik saja Harley, setelah mancing sebentar kita langsung balik, ok?"
Kama mengulur senar kail ditangannya kemudian duduk termenung menatap danau. Sesekali tatapannya tertuju ke arah Harley yang memejamkan mata sambil bersandar diakar pohon tak jauh dari posisi kama duduk.
Aku seorang pria dewasa, tapi masih saja menyusahkan banyak orang. Terlebih ayah dan ibu. Setiap hari mereka harus khawatir dengan kondisi ku.
Pangeran ganteng dan gagah ini sangat jauh dari ekspetasi orang.
Ah kelebihanku, aku bertanggung jawab sebagai penerus dari kerajaan Artilyc, aku penerus satu satunya. Aku gak bisa lari dari hal itu.
"Tuan? Bagaimana jika kita kembali saja. Sudah sejam kita berada disini."
Ucapan Harley membuyarkan lamunan Kama yang sudah hampir mencapai 10 paragraf saat itu.
Kama berdiam sejenak kemudian menatap wajah Harley yang tampak begitu khawatir.
"Bereskan alat pancingku."
"Baiklah tuan," Harley bergerak begitu bersemangat mendengar tuannya akan kembali ke kediamannya saat itu.
Ilustrasi Kama El Barrak
Bersambung...
(Jangan lupa like nya ya readers 🥰)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Nurma sari Sari
mampir...
2022-12-17
1
༂𝑶𝒑𝒑𝒂👑ˢQ͜͡ᵘⁱᵈ༂
dari awal sampai kesini buat ku penasaran
2021-07-21
1
shyme
Dah di like ya
2021-03-19
2