Tragedi Sop Buah

Hari ini pemotretan perdana Tiffany akan di bagi menjadi 3 sesi, sesi pertama untuk profil ketua yayasan sudah selesai. Saatnya pada sesi kedua yaitu cover majalah dengan tema indoor dan yang ketiga cover majalah outdoor.

Coco segera menata rambut dan make up Tiffany sesuai dengan tema. Semua orang riuh dengan kesibukannya masing-masing, hingga setelah hampir 3 jam akhirnya merekapun selesai. Tiffany sudah merasa tidak sanggup lagi saat sesi ketiga karena dilakukan luar ruangan dengan sinar matahari yang masih terasa menyengat.

Di kamar Tiffany langsung merobohkan tubuhnya di atas kasur empuknya, meraih remote AC lalu menurunkan suhunya agar terasa lebih dingin.

“Oh Nena, Ayo cepat bantu aku untuk berganti baju. Aku sudah tidak sanggup lagi panas sekali di luar. Huh.. rasanya aku mau memakan sop buah.”

“Apa Nona mau sop buah?” Tanya Nena pada Tiffany sembari membantunya nya berganti baju tanpa menuruni ranjang seperti bayi yang sedang digantikan pakaian oleh ibunya.

“Maaaaau! Tapi aku tidak mau sop buah yang di buat pelayan Nena, aku mau sop buah dekat rumah ku”. Jawab Tiffany dengan suara pelan namun bersemangat.

“Hah? Diman itu Nona? Saya tidak tau dimana rumah Nona..” Jawab Nena bingung.

“Di sana Nena, di..” Tiffany meghentikan kalimatnya. Seketika ia teringat jika Tiffany memberi tahu Nena dimana rumahnya maka Nena akan tau siapa Tiffany sebenarnya dan Tiffany tidak tahu apakah Nena termasuk orang yang di izinkan Welly untuk mengetahui latar belakang Tiffany atau tidak.

"Ahh, pkoknya disana Nena,, hubungi saja Peter agar membelinya untukku, dia pasti tau dimana penjual sop buah langgananku.“ Ucap Tiffany ngawur, padahal ia sendiri yakin Peter tidak akan tahu dimana penjual sop buah itu.

Menyadari sikap Tiffany yang sudah uring-uringan tanpa membuang waktu Nena langsung menghubungi Peter melalui Smartphone nya.

Satu sesi nada sambung Peter masih belum menjawab panggilan Nena. Nena pun mencoba menghubunginya kembali kemudian Peter menjawabnya pada nada sambung kedua.

”Halo, Ada apa Nena?“ Suara Peter di balik smartphone Nena.

”Tuan Peter, anu itu Nona. Nona meminta untuk dibelikan sop buah yang berada di dekat rumahnya. Kata Nona,, Hubungi saja Peter agar membelinya untukku, dia pasti tau dimana penjual sop buah langgananku.“ Ucap Nena menirukan persis kata dan gaya bicara Tiffany.

”Ha??“ Peter yang bingung menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

”Iya.. cepatlah Tuan,“ hari ini Nona kelelahan karena berjam-jam berada di bawah sinar matahari. Aku takut nanti dia akan marah.

”Baiklah tunggu!“ Peter menjawab singkat pada Nena tetapi kepalanya terus berfikir, bagaimana ia bisa tau penjual sop buah langganan Nonanya.

Hampir setengah jam berfikir, Peter mulai putus asa. ”Ah sudahlah biar ku belikan di restoran yang paling mahal saja.“ gumam Peter bergegas menghampiri Lila sekretaris Welly. Lila, Tolong sampaikan pada Pak Welly aku pergi meninggalkan kantor, sebentar aku kembali.

"Kau mau kemana Peter?" Suara Welly terdengar dari belakang punggung Peter.

Peter mebalikkan badan. Oh ini pak, kebetulan Bapak disini. Nena tadi menghubungi saya, katanya Nona minta di belikan sop buah dekat rumahnya.

Apa kau tahu dimana tempatnya? Welly bertanya pada Peter memastikan.

"Tidak." Jawab Peter singkat.

Welly berjalan ke arah lift seraya berkata. "Ikut denganku!"

***

dalam perjalanan smartphone Welly bergetar.

...-Chat-...

Nena: [Mengirimkan hasil photoshoot, kali ini lebih terlihat sexy dengan mini Dress setengah paha berwarna putih dan leher berbentuk out of shoulder]

...

Deg-

Mata Welly membeliak saat membuka chat dari Nena yang mengirimkan foto pemotretan sesi kedua Tiffany.

^^^Welly :^^^

^^^"Siapa yang memilih kostum?"^^^

Nena :

"Nona sendiri Tuan, Coco sudah memberi beberapa pilihan Welly Nena :

"Acc Tuan?" tanya nya.

^^^Welly : "Ya" Singkat Welly^^^

...-Offline-...

***

"Ini sop buahnya Nona." Ucap seorang pelayan perempuan membawa sop buah pada nampan yang masuk ke dalam kamar Tiffany bersama Nena.

"Ha? Oh, sudah datang? Baiklah letakkan saja di meja mbak!" Titah Tiffany.

"Siapa yang membeli ini Nena? tanya Tiffany secepat kilat pada Nena."

"Tuan yang memberinya Nona, Tuan ada di lantai bawah bersama Peter."

Dengan tak peduli Tiffany melenggang ke arah meja dimana pelayan meletakkan sop buah itu. Tanpa basa basi menyendoknya, tenggorokan Tiffany seperti sudah meringsut kekeringan. Lahap dia menyendokkan sop buah ke dalam mulutnya, suap demi suap ia hayati kesegarannya.

Tunggu, ini seperti tidak asing. Ini rasa khas yang ku kenal.. syrup vanilla nya.. iya.. benar, ini sop buah dekat rumah.

Ucap Tiffany dalam hati.

Tiffany ingin bertanya pada Nena dimana Welly membeli sop buah nya. tapi Nena sudah pergi dari kamar Tiffany sesaat setelah menemani pelayan mengantar sop buah.

***

Welly terlihat sedang fokus memandangi hasil foto pada latop tim pengambil gambar sembari mendiskusikan sesuatu.

"Ok, atur saja seperti itu" Ucap Welly seperti akan mengakhiri percakapannya. "Peter, tolong kau urusi ini. Aku akan menemui istriku dulu." sambil melangkah Welly memberi perintah pada Peter yang di respon Peter dengan anggukan.

Dikamar.

Tiffany tak berhenti menyendok dan menyeruput lahap sop buah miliknya, hingga tak menyadari jika Welly sudah duduk di sebelahnya sambil terus menatapnya.

"Apa begitu enak?" Tanya Welly yang duduk di samping Tiffany sambil melipat tangannya di depan dada dan kaki satu menopang pada kaki lainnya.

"Hu.uh!" angguk Tiffany.

"Memang wanita itu makhluk yang sangat aneh. belum juga di sentuh tapi sudah ngidam." Celetuk Welly dengan menyunggingkan senyum sinis di satu sudut bibirnya.

Uhuuuk!!

"Hmmm... Pelan! Aku tidak akan merebutnya darimu!" Dengan nada datar Welly berkata pada Tiffany yang terbatuk menyadari kehadirannya.

Saat merasa batuknya sudah reda, Tiffany segera memeluk Welly, melingkarkan tangannya pada pinggang Welly.

"Kan suamiku yang membelikannya untukku.. jadi pasti enak." ucapnya merayu.

Welly hanya terkekeh melihat tingkah Tiffany yang selalu bergelayut padanya membuat Welly selalu merasa di butuhkan, begitulah wanitanya. Pikir Welly.

Merasa usahanya merayu berhasil, Tiffany memberanikan diri untuk bertanya pada Welly.

"Kau membelikanku sop buah di dekat rumah?" Tiffany medongakkan wajahnya merenggangkan pelukannya pada Welly.

"Iya, bukankah itu yang Kau inginkan?" Welly pun menunduk mencoba menatap wajah Tiffany.

Rupanya Welly tidak sadar jika perbuatannya kali ini menimbulkan kecurigaan pada Tiffany.

Bagaimana dia bisa tau tempat sop buah langganan ku? jika Welly tau dimana rumah ku, Ok itu bisa dimengerti.. karna dia hanya perlu mencari tahu dimana tempat tinggal keluarga Pradjaya. Nah ini kan tentang kesukaanku, tentang tempat dimana aku berlangganan sop buah. seharusnya dia akan mengetahuinya hanya jika ia mengenalku dengan jelas sebelum kita bertemu.. hmm ini ada yang tida beres.

***

Trimakasih sudah membaca..

jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak berupa like dan komen. Favoritkan juga supaya mendapatkan notifikasi saat bab baru ter update ya**..

❤ i Love u

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!