Harta Karun

Seperti biasa,, dimanapun tempatnya tak perduli harinya, Welly selalu bekerja. Seperti sekarang ini. Sesampainya di rumah besar Welly langsung memasuki kamarnya bergumul dengan deretan huruf dan angka pada laptop dan berkas-berkasnya. Ia baru akan berhenti jika nanti Tiffany mengganggunya, meminta perhatian.

Sedangkan Tiffany dan Nena sibuk membagikan hadiah pada para pelayan di rumah belakang, sebenarnya Pak Ojan sudah menyarankan agar para pelayan di panggil di rumah besar saja, tapi seperti biasa... Nona nya yang keras kepala memaksa untuk datang ke rumah belakang.

Welly pun mengijinkannya, entahlah ... Sikap Welly selama ini kadang juga mengundang pertanyaan bagi Tiffany. Dia selalu memanjakan Tiffany seperti sudah teramat sangat mencintainya, padahal niat awal Tiffany adalah membuat Welly jatuh cinta padanya, sepertinya itu belum begitu di usahakan Tiffany, tapi Welly sudah lebih dulu cinta mati padanya.

Tiffany merasa ada sesuatu yang Welly sembunyikan darinya. Sejauh ini, Welly tidak pernah berbuat kasar atau buruk padanya, itu yang membuat Tiffany membuang jauh-jauh rasa curiga akan niat jahat Welly walaupun tetap ada rasa penasaran menyelimuti.

Itu juga alasan hari ini ia minta di temani Nena untuk berkeliling di Rumah Besar. Ia berharap dengan lebih mengenal masa lalu suaminya,, dirinya bisa menemukan suatu petunjuk tentang yang menjadi ganjalan hatinya.

***

"Nena jangan jauh-jauh dariku!" Tiffany bergidik saat memasuki kamar mertuanya.

Kamar dengan dominasi warna merah senada dengan tema rumah itu, juga perabotnya yang tak kalah tua dari yang ada di area lain rumah.

"Tidak Nona, aku tidak akan meninggalkan mu. Atau Nona mau di temani Tuan saja?" Nena memegang tangan Tiffany yang mencengkeram lengan Nena kuat.

"Tidak usah, kita berdua saja."

Tidak mungkin aku mengajak Dinosaurus itu untuk menggeledah rumahnya sendiri.

Tiffany berkeliling di kamar itu dengan membuka satu persatu setiap laci dan lemari.

"Nona, anda sedang mencari apa? kenapa seperti menggeledah. Katakanlah jika mencari sesuatu maka aku akan membantu. " Tiffany sedikit berfikir.

Apa benar Nena bisa diajak bekerja sama, jangan-jangan nanti dia memberitahukan pada Welly. Ah, tapi mungkin saja tidak.

"Begini Nena sebelumnya aku bertanya dulu padamu, Apa kau bisa dipercaya?"

"Maksud Nona ?"

"Iya, Apakah bisa dipercaya jika aku mengatakan apa yang sedang ku cari padamu? "Nena memberi isyarat seperti meresleting kan bibirnya pada Tiffany.

"Tapi suamiku kan majikanmu?"

"Bukankah sudah terlambat Nona, Bukankah secara tidak langsung Nona sudah memberitahuku bahwa ada yang Nona cari di rumah ini?"

Benar juga katanya, lalu untuk apa aku menutupinya, lagipula jika memang Welly adalah orang baik seandainya ia tahu seharusnya dia tidak akan marah.

"Baiklah, aku akan memberitahukannya padamu. jadi aku sedang mencari sesuatu tentang masa lalu suamiku, Seperti apa hidupnya dulu, masa kecilnya, atau bahkan mantan kekasihnya. semua Nena, semua yang ada pada suamiku aku ingin mengetahuinya."

"Ya ampun Nona,, Kenapa tidak bilang dari tadi pakai rahasia-rahasiaan. jika hanya itu yang Nona inginkan saya bisa menunjukkan semuanya" Tiffany berpikir bingung, memiringkan kepalanya.

"Jadi bagimu itu bukan hal yang luar biasa?" Nena hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.'' Padahal Tiffany sudah memikirkan ini seperti hal-hal seru ala detektif.

"Tunggu sebentar aku ambilkan,'' Nena berjalan ke arah bangku kayu yang berada tepat di di bawah kasur lalu menarik tuasnya, ternyata bangku itu memiliki ruang jadi berbentuk seperti peti.

Di dalamnya ada beberapa kotak besar dan kecil. " Ini semua adalah barang kenangan Tuan Welly yang Tak ingin lagi dia lihat. sebenarnya Tuan sudah memerintahkan untuk membuang ini semua, tetapi Pak Ojan dan istrinya tidak tega. Jadi mereka menyimpannya di sini. Tahun lalu saat aku dan ibuku kemari Pak Ojan memberitahukannya pada kami.''

Tiffany dengan segera membuka kotak tersebut satu persatu, sebagian besar isinya adalah foto masa kecil Welly dengan mendiang orangtuanya, sesekali Tiffany tersenyum melihatnya tapi juga ada guratan sedih karena masa lalu Welly pada foto itu lebih banyak bersama adiknya dan Bu Anah saja.

Hampir dua kotak ia tak menemukan kejanggalan apapun. Lagipula kotaknya masih ada empat lagi, mungkin disana ia akan menemukan sesuatu pikirnya. Tak sampai harus membongkar empat kotak lagi, Tiffany seketika membelalakkan matanya.

"Nena,, apa kau tak pernah memeriksa kotak ini?" Tiffany terlihat memisahkan beberapa foto.

"Tidak Nona, tentu saja aku tidak berani." Tiffany masih tertegun.

Lalu,, ini kenapa ada fotoku saat masih di bangku sekolah tingkat pertama? Fotonya juga seperti diambil secara diam-diam.

"Nena apa kau tahu soal ini?" Tiffany memperlihatkan foto itu pada Nena.

"Lhoh, ini kan ... " Nena menunjuk ke arah foto kemudian menunjuk ke arah Tiffany.

Tiffany mengangguk menunjuk dirinya sendiri.

"Tidak Nona, aku tidak pernah melihatnya." Mereka berdua terdiam sama-sama berpikir.

"Berarti ..." Kata-kata Nena terhenti.

"Berarti Apa Nena?" Tiffany memegang lengan Nena dengan menggoyangkannya.

"Berarti Tuan sudah mengenal Nona dari dulu." Tiffany juga berpikir seperti itu.

"Baiklah ini kusimpan, Kau saksinya jika aku tak membawa apapun dari sini kecuali ini ya Nena." Nena mengangguk cepat. "Nanti aku akan menanyakannya sendiri pada Tuan besar yang besar sekali itu."

***

Saat Tiffany masuk ke dalam kamar, Welly sedang tertidur di sofa kamar. Tiffany yang jahil pun membangunkan suaminya dengan cara absurd. Apa yang ada di pikiran Wanita ini, pasangan lain membangunkan suaminya dengan cara lembut nan romantis. Dia malah meniup-niup lubang hidung suaminya.

Tentu saja Welly terbangun dengan gelagapan karena hembusan angin kencang mendesak rongga hidungnya.

"Uhuuuk." Tiffany malah terkikik saat suaminya bangun dengan terbatuk.

Welly setengah membuka matanya, tangannya menjulur ke wajah Tiffany mengusap-usap pipinya. "Dasar nakal," Welly mencubit halus pipi gembul istrinya itu.

"Ayo bangunlah, ada hal penting yang ingin ku tanyakan padamu!" Welly yang penasaran pun akhirnya bangun dan mendudukkan tubuhnya walaupun masih berusaha mencari fokus.

"Kemarilah!" Welly Menepuk sofa di sampingnya, memerintahkan Tiffany untuk lebih mendekat padanya. Tiffany pun menurutinya.

"Kau mau bertanya apa?" Welly menyandarkan kepalanya di bahu Tiffany. Tiffany mengambil sesuatu dari saku rok nya.

"Ini!" Wanita itu menyodorkan foto yang ia temukan tadi pada Welly.

Welly menerimanya, raut wajahnya terlihat bingung.

"Coba katakan padaku,, apa penjelasanmu tentang ini Tuan Welly?"

"Panggil yang benar!" Protes Welly karena Tiffany memanggilnya Tuan.

"Nanti setelah kau jelaskan ini, aku akan memanggilmu secara benar."

Welly tersenyum.

"Kenapa tersenyum?" Ucap Tiffany tak terima.

"Ya ini kan fotomu."

"Iya aku juga tau,, tapi kenapa ada di peti harta Karun rumahmu. Sedangkan itu fotoku saat berada di Sekolah Perguruan Pertama.''

Welly membisu ....

"Ayo jujurlah padaku, siapa Kau sebenarnya Tuan Welly!"

Welly terdiam ... Cukup lama, hingga membuat Tiffany tak sabar.

"Ayo, cepat jawab!" Tiffany bertanya sambil merengek.

"Baiklah, Aku adalah ....

Bersambung...

SEMPATKAN LIKE DAN KOMEN YA KAK.. VOTE JUGA DOOOONG PLIS!

YANG MAU SPOILER JUGA VISUAL NOVEL BOLEH FOLLOW IG @Qeqe.Sunarya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!