Artinya Kau Mulai Mencintaiku!

Malam harinya, Coco telah selesai merias wajah Tiffany.

"Sempurna!" sekali lagi Coco seperti puas dengan hasil riasannya yang terlihat semakin sempurna dengan wajah cantik Tiffany.

"Coco!" Panggil Tifanny.

"Ya?"

"Apa kau tau ini acara apa?"

Coco tersenyum, mencubit halus dagu Tiffany. "Sebentar lagi juga kau akan tau my Prinsyes"

***

Siang tadi, "Cepat ganti pakaianmu dan beristirahatlah, masih ada satu acara lagi nanti malam," Ucap Welly menurunkan Tiffany pada ranjang yang lebarnya mncapai tiga meter.

"Hah? acara apa lagi?" tatap Tiffany penuh tanya merapatkan alisnya.

"Nanti juga kau akan tau, aku tak punya waktu menjelaskannya padamu." Welly melirik ke arah jam tangannya lalu pergi meninggalkan kamar seperti sedang memburu waktu.

"Peter, kita ke Cottage!"

"Baik Tuan," menutup pintu mobil setelah Welly masuk.

Mercedes-Benz S600 Guard warna hitam melaju dengan kecepatan normal menyusuri jalanan Heaven Island yang sekelilingnya di dominasi oleh hutan, tebing juga pantai, begitu cantik.

Kastil tempat kediaman Welly terletak tidak jauh dari pintu masuk pulau sedangkan Heaven Island Cottage berada di ujung hampir pesisir pulau hingga membutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk sampai ke sana.

"Silahkan Pak, anda sudah ditunggu!" Veny mempersilahkan dan mendampingi Welly ke ruang pertemuan.

Hari ini, Welly akan sedikit mengevaluasi proyek pengembangan sebagian Resort dan Hotel yang berada di bawah naungan Sasana Liem Corp bersama masing-masing CEO dari Resort dan Hotel tersebut.

Di ruang staf, Peter sedang membagikan undangan jamuan makan malam pada seluruh staf Cottage hingga membuat keributan.

"Hah? benarkah ini?"

"Wah!"

"Benarkah?"

"Benarkaah??" Saut yang lainnya.

Mereka terkejut dengan isi undangan yang melampirkan bahwa jamuan makan malam itu di adakan untuk perayaan pernikahan Direktur utama Sasana Liem Corp, Welly Liem.

Seseorang yang selama ini dikenal dingin dengan wanita hingga hampir tak pernah terdengar kisah asmara dalam riwayat hidupnya.

Dasar gadis aneh

Welly menggelengkan kepala.

Di ruang pertemuan Welly tampak kurang fokus dan sering kali tersenyum sendiri tanpa sebab.

"Pak Pak??"

"Oh, maaf, lanjutkan Veny!"

Rupanya tingkah manja dan agresif Tiffany yang jadi pengganggu konsentrasinya kali ini.

***

"Eh eh!" Peter terkejut saat ada yang menarik lengannya dari balik tembok pembatas ruangan.

"Sst! jangan brisik ini aku."

"Nona Renata? mengagetkan saja."

"Katakan padaku? apa ini sungguhan atau hanya pernikahan bisnis?

"Maaf Nona itu bukan urusan saya, lebih baik Nona tanyakan sendiri pada Tuan Welly!"

"Ah, sudahlah aku yang salah karena telah bertanya pada besi baja sepertimu."

"Permisi Nona!" Peter berlalu meninggalkan Renata untuk kembali bersiaga di sekitar Welly.

Renata adalah menejer dari Haven Island Cottage, salah satu lulusan terbaik National University of Singapore. ini rela tinggal di pulau terpencil Indonesia hanya untuk mengejar cinta kakak tingkatnya.

***

Pesta kecil namun tetap terkesan mewah dengan terbatas undangan, konsep yang tidak terlalu formal. Hanya ada beberapa relasi dekat Welly yang sekiranya masih memungkinkan untuk bisa menjangkau Heaven Island juga seluruh staf administrasi Heaven Island Cottage.

Welly terlebih dulu berada di Aula Kastil tempat dimana acara berlangsung untuk menyambut para undangan. Setelah semua hadir, pembawa acara memberikan pembukaan sederhana kemuadian mempersilahkan Welly untuk memberi sambutan.

"Selamat Malam, Salam sejahtera. Trimakasih untuk semua para undangan yang telah menyempatkan hadir pada undangan jamuan makan yang sederhana ini. Langsung saja,, Saya menggelar acara ini sebagai sedikit wujud syukur kepada Tuhan yang Maha Esa juga untuk memperkenalkan seorang anggota baru dalam hidup saya." Welly menghentikan sambutannya dan menunjuk pintu samping aula dengan telapak tangan terbuka seperti sedang mempersilahkan.

Pintu pun terbuka, Tiffany berjalan menuju ke arah Welly yang masih berdiri di depan aula bersiap untuk menyambutnya.

Berjalan anggun dengan senyum natural, Tiffany tampak begitu menawan. Coco benar-benar berhasil membuat Tiffany menjadi pusat perhatian malam itu dengan gaun warna abu-abu yang tidak berlebihan, bahkan Welly tak berhenti memuji kecantikan Tiffany dalam hatinya saat langakah demi langkah Tiffany menghampirinya.

Tiffany menyambut uluran tangan Welly dengan begitu bahagia, raut wajahnya seolah seperti saat itu ia sedang dinikahi oleh lelaki yang telah lama mengisi hatinya kemudian mendapatkan moment yang begitu ditunggu dalam hidupnya.

Welly yang sempat cemas akan reaksi Tiffany pada acara itu pun merasa lega. Welly takut Tiffany tidak bisa mengendalikan emosinya karena latar belakang pernikahan mereka yang entah itu di sebut tragedi, musibah, ketidak sengajaan atau bahkan anugerah.

Pada area tamu undangan, pandangan mata Renata tak lepas dari Tiffany yang menyaksikan adegan pasangan baru itu.

"Halo? Bagaimana, apa kau dapatkan apa yang kuminta?" Renata menerima panggilan dari seseorang pada ponsel miliknya.

"Ya Nona, dia adalah anak penghuni panti asuhan yang selama ini di donaturi oleh Sasana Liem Corp, asal usul keluarganya sudah tidak jelas lagi bahkan tidak bisa ditelusuri. Sementara itu saja Nona.

"Bagus, lanjutkan tugasmu."

"Baik Nona."

Rupanya Renata menyuruh orang untuk menyelidiki latar belakang Tiffany.

Lihat saja kau gadis malang, kau akan sangat sadar dimana posisimu. Bahkan seandainya Welly yang terlebih dulu mencintaimu-pun dia tetap tidak pantas untukmu.

Welly mendekatkan tangan Tiffany yang telah ia genggam kemudian mencium punggung tangannya lembut, semua mata yang melihat pancaran kebahagiaan mereka seolah ikut merasakan jika mereka adalah pasangan yang benar-benar saling mencintai.

Welly memeluk Tiffany, membenamkan wajahnya pada pundak Tiffany dan beberapa kali mengecupnya lembut.

"Dug dug dug dug." Jantung Tiffany berdegup semakin kencang menyadari kecupan Welly pada pundaknya.

"Apa jantungmu berdebar kencang? tanya Welly pada Tiffany, seolah ia merasakan detak jantung Tiffany dalam dekapannya.

Tiffany tidak menjawab pertanyaan Welly.

"Jika ya, mungkin kau mulai jatuh cinta padaku."

Cih!

Batin Tiffany.

Di penghujung acara, Welly dan Tiffany membaur bersama para undangan, mereka menyapa satu persatu tamu dengan senyum ramah. Nampak lengan Welly yang selalu melingkar dengan posesif pada pinggang Tiffany seolah mempertegas bahwa itu hanya miliknya, menggiring Tiffany kesana kemari untuk memperkenalkannya pada rekan-rekan Welly.

"Kau terlihat begitu bersemangat mengenalkanku pada rekanmu sayang? apa aku begitu sempurna dimatamu?" Bisik Tiffany pada telinga Welly yang masih sangat posesif melingkarkan lengannya pada pinggang Tiffany, namun kali ini wajah Welly memerah mendengar ucapan Tiffany.

Renata datang menghampiri Welly dan Tiffany untuk memberi selamat.

"Selamat malam Pak Weĺly, Bagaimana ini? sebagai orang yang cukup lama mengenalmu apakah tidak ada prioritas untukku dikenalkan pada istrimu sejak awal?" Gurau Renata sambil menjabat tangan Welly.

"Oh, Sorry Renata, sepertinya saat melihatmu aku hanya mengingat pekerjaan saja."

"Jadi kau pikir aku buku agenda kerjamu yang selalu di bawa kemana mana oleh Veny?"

Welly terkekeh mendengar jawaban Renata.

"Ha. Ha. Ha. Iam so sorry Ren!" Welly melepaskan lengannya dari pinggang Tiffany dan menangkup tangan Renata yang sedang berjabatan dengannya.

"Baiklah Welly, lupakan" Menarik tangannya pada jabatan tangan Welly dan menepuk lembut lengan Welly beberapa kali.

"Ah, ya ikutlah denganku sebentar, ajak istrimu, ada yang ingin bertemu denganmu."

Renata menarik Welly yang sigap menggandeng tangan Tiffany untuk ikut bersamanya.

"Excus me Mister!" Renata menyentuh pundak seorang lelaki memakai setelan jas warna biru tua dan berambut pirang yang berdiri membelakanginya.

Pria itu menoleh kebelakang.

"Mrs Renata?" Renata tersenyum memandang pria itu kemudian membawa pandangannya pada Welly yang berada di sampingnya seolah mengisyaratakan bahwa dia membawa seseorang.

"Hi Welly, long time no see"

hai Welly, lama tidak bertemu

"Hi Mr. Cadric how are you? , I’m just want to introduce you this my wife Tiffany Liem."

Hai Tuan Cadric bagaimana kabarmu? aku hanya ingin mengenalkan istriku Tiffany Liem.

Renata tersenyum licik memandangi Tiffany. ia sengaja menarik Welly pada Tuan Cadric agar Tiffany kebingungan saat Tuan Cadric bertanya menggunakan bahasa inggris.

Tiffany menjabat tangan Tuan Cadric dengan sangat elegan.

"Nice to meet you, I’m Welly’s wife."

Senang bertemu denganmu, aku istri Welly.

"She is very beautyful, how long are your relationship until marriage Mr Welly?"

Dia begitu cantik, sudah berapa lama kalian berpacaran hingga menikah Tuan Welly?

"We just get to know each other from 2 months ago."

Kami baru berkenalan sejak 2 bulan yang lalu.

Oh, Wow. Only 2 month?

Welly tersenyum menganggukkan kepala.

"Actually Welly is my sister’s friends. My sister had introduced him to me."

Sebenarnya Welly adalah teman kakakku. Kakakku yang mengenalkan dia kepadaku.

Tiffany mencoba menjelaskan awal pertemuannya dengan Welly, entah jawaban dari mana, hal itu keluar begitu saja dari mulutnya.

"That’s awesome. I’ll pray for your wedding last until the end. See you next time."

Luar biasa, aku akan berdoa supaya hubungan kalian langgeng hingga nanti. Sampai berjumpa lagi.

"Thank you Mr. Cadric." Welly berterima kasih dengan satu tangan memegang dada dan sedikit menunduk.

"Thank you for your prayer Mr. Cadric." Imbuh Tiffany.

"Aku akan temani Mr. Cadric," ucap Renata pada Welly.

Siaaaal, dia tidak sebodoh yang kupikirkan

Rencana Renata mempermalukan Tiffany kali ini gagal.

To be continue...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!