"Maaf. Anda ingin pergi ke mana?"
"Begini... Aku tiba-tiba terpikirkan sesuatu... Aku ingin ke kota." Jawab Jian.
"Kota? Biarkan kami menemani Anda. Berbahaya jika Anda pergi sendirian." Ucap Kanglian.
"Tidak. Tidak akan ada yang mengenaliku, kalian tetaplah di sini... Aku tidak akan lama."
"Te-tetapi..."
Dengan AE yang aktif, secepat kilat Jian menerobos gerbang, dan pergi dari kastil. Lihat kecepatan lari yang tidak wajar, awalnya Kangjian dan Kanglian ingin menyusul Jian, tetapi karena itulah mereka lebih memilih berdiam diri sesuai perintah Jian.
"Hebat sekali..." Gumam Kanglian.
Jian berlari menjauhi kastil, tanpa arah. Ia tidak tahu jalan menuju kota, tetapi dengan AE tubuhnya seakan-akan bergerak sendiri dan tidak bisa dihentikan.
"Aku pasrahkan saja ke mana kekuatan ini akan membawaku." Di tengah jalan, Jian tiba-tiba merasakan lapar yang luar biasa. Lapar yang dirasakannya itu membuat AE-nya tidak aktif lagi. Saat itu Jian sudah memasuki wilayah perkotaan, entah apa namanya.
Semuanya sangat tradisional dan damai, Ia berjalan perlahan mencari sumber makanan, sembari memegang perutnya yang terus bersuara. Jian melihat tangan kirinya, di sana terpasang satu cincin emas di jari tengahnya, dan sebuah gelang emas di pergelangan tangannya.
"Seharusnya aku bisa menukar perhiasan ini dengan makanan." Ia berjalan lagi untuk mencari tempat makan, tak lama setelah itu. Jian menemukan sebuah restoran makanan berat yang cukup kecil, saat memasuki restoran tersebut, Ia sudah disambut oleh pelayan di sana.
"Selamat datang!"
Saat itu sore hari, di sana terlihat beberapa pelanggan dan pelayan yang sedang mengantarkan makanan melihat ke arah Jian. Situasi ramai di sana berubah menjadi canggung, merasa ada yang aneh, Jian berencana pergi dari tempat itu. Namun...
"ORANG KERAJAAN!"
Jian terkejut ada yang meneriakinya seperti itu, Ia tidak menyangka bahwa Ia sangat mudah dikenali. Para pelayan di restoran tersebut bergegas menutup dan mengunci semua akses masuk restoran itu. Mereka menahan semua pelanggan yang ada di sana, termasuk Jian.
Seorang pelayan perempuan yang tadi menyambut Jian datang menghampirinya.
"Maaf, apa Anda benar-benar dari kerajaan?" Tanya si pelayan.
"Y... Ya... Benar. Kenapa reaksi kalian seperti itu? Aku hanya ingin makan." Jian menjawab pertanyaan si pelayan meskipun agak gugup.
"Logo di jubahmu itu. Logo Kemiliteran Kerajaan Li. Mungkin kau ke sini bukan pertanda baik..." Sahut salah satu pelanggan laki-laki di sana, yang sedang duduk di meja sembari meminum secangkir kopi.
"Logo?" Jian baru menyadari bahwa terdapat logo kecil di jubahnya.
'Ah... Sial!' Gumam Jian dalam hati.
"Sungguh... Aku orang baik, hanya ingin makan. Aku bersumpah aku sangat kelaparan." Jian tersenyum kecil, sembari memegangi perutnya, pertanda bahwa Ia benar-benar lapar.
"Sebelum itu... Bisakah Anda melepas jubah Anda? Kami takut mengundang pasukan kerajaan karena kehadiran Anda." Pinta si pelayan wanita tadi.
"Tentu." Jian melepas jubahnya, lalu melihatnya dengan rapih. Ia dipesilahkan untuk duduk di salah satu meja di sana. Sang pelayan wanita menemani Jian memilih makanan.
"Sebelum itu... Aku tidak punya uang, bisakah aku menukar cincin dan gelang emas ini untuk makananku?" Tanya Jian, Ia melepaskan perhiasan di tangan kirinya itu dan menyerahkannya kepada si pelayan wanita.
"Boleh aku membawanya terlebih dahulu! Aku akan membawakannya kepada bos untuk diperiksa."
"Ya."
Pelayan itupun pergi sembari membawa perhiasan tersebut. Jian duduk dengan tenang di depan meja makan sembari menunggu pelayan tersebut kembali. Tak lama kemudian, seorang laki-laki datang menuju meja Jian sembari membawa semangkuk makanan yang Ia pesan.
Laki-laki itu menyajikan makanan tersebut tepat di depan Jian, dia juga meletakkan kedua perhiasan Jian yang tadinya Ia pakai untuk membayar makanannya.
"Khusus untukmu. Semuanya gratis, jadi bawa lah kembali perhiasanmu itu... Meskipun sangat mengherankan ada anggota kerajaan yang tidak punya uang." Ucap si laki-laki, yang ternyata dia adalah pemilik restoran ini. Dia berbalik badan menjauhi Jian.
"Terimakasih atas kebaikanmu. Aku tersanjung, tetapi mengapa dari tadi semuanya menyinggung soal kerajaan?" Ucap Jian, laki-laki yang tadinya berjalan menjauhi Jian menghentikan langkahnya saat mendengar ucapan Jian. Dia sedikit menoleh ke arah Jian.
"Kau sungguh tidak mengetahuinya?"
"Kau tahu! Aku tidak tahu apa-apa soal kerajaan, yah... Aku selalu dikurung sih..." Ucap Jian, yang disela oleh segelas teh panas yang Ia seruput.
Si laki-laki pemilik restoran terdiam ketika mendengar jawaban dari Jian. Tanpa berbicara lagi dia langsung pergi dan kembali ke pekerjaannya.
Sementara itu, Jian duduk sendiri sembari menikmati makanannya. Makanan yang Ia pesan adalah sup mie dengan daging babi iris. Sangat enak karena Ia tidak pernah memakannya. Sup mie tentunya dimakan menggunakan sumpit dengan bantuan sendok untuk menyeruput kuah dalam sup. Saat memegangi sumpit, Jian teringat sesuatu.
"Aku ingat, Angeline pernah mengajariku memegang sumpit." Ucap Jian, pelan.
Dulu, ada beberapa kesempatan sebelum menjalankan sebuah rencana. Angeline yang mengetahui bahwa Xitresax memiliki gaya hidup yang sangat kuno, mengajari Xitresax untuk menjadi manusia dengan gaya hidup yang modern. Meskipun tidak banyak yang dia ajarkan, tetapi dia berhasil sedikit demi sedikit mengubah perilaku kuno Xitresax.
Selain cara memegang sumpit, dia juga mengajari Xitresax berkomunikasi, makan dengan anggun, memasak, dan lain sebagainya.
Mengingat semua hal itu, Jian merasa sedikit rindu pada Angeline. Jika Ia bertemu Angeline di era ini, tentu saja Ia akan bersyukur.
"Jika Angeline ada di era ini, sampai ujung dunia pun aku akan mencarinya!" Ucap Jian, pelan. Ia kembali memfokuskan dirinya untuk mengisi perutnya terlebih dahulu. Ia berusaha untuk tidak memikirkan apapun sekarang.
Jian menyelesaikan makannya setelah beberapa menit yang cukup lama. Keadaan restoran yang ditutup dari segala arah, pelanggannya pun masih sama seperti saat Jian pertama kali menginjakkan kaki di saja. Pelanggan lain selain Jian tidak banyak... Sekitar lima hingga enam orang dan semuanya laki-laki.
Jian ingin keluar dari sana, tetapi Ia bingung bagaimana caranya... Jadi Jian berdian diri di sana sebentar lagi.
Si pemilik restoran tadi datang menghampiri Jian bersama si pelayan wanita. Mereka duduk tepat di depan Jian dan saling berhadapan dengan Jian. Si pemilik restoran menawarkan jabatan tangan kepada Jian, meskipun sedikit kebingungan, Jian tetap menerima jabatan tangan tersebut.
"Perkenalkan, aku adalah Mantan Kepala Militer Kerajaan Li." Mendengar kata "Mantan Kepala Militer" yang diucapkan oleh si pemilik restoran membuat Jian sangat terkejut, Ia tidak menyangka bisa secepat itu bertemu dengan orang-orang kerajaan.
Mereka saling melepas jabatan tangan mereka. Saking terkejutnya Jian tidak bisa menjawabnya, si pemilik restoran itu melanjutkan perkataannya...
"Namaku Jizhin Lue. Panggil aku Jizhin, sebagai Kepala Militer yang sudah mengabdi 20 tahun di kerajaan. Aku tidak pernah melihat dirimu. Tampangmu seperti bukan orang biasa. Jujur lah... Siapa dirimu?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments