Terlihat dua prajurit yang sedang berjaga di depan gerbang, mereka langsung siap siaga menghadang Jian dan prajuritnya dengan mengarahkan sebuah pedang ke arah mereka.
"Siapa kalian?" Salah satu dari mereka bertanya dnegan tegas. Kangjian maju untuk mewakili Jian bernegosiasi dengan dua prajurit penjaga gerbang tersebut. Kangjian menjelaskan tentang asal-usulnya dan meminta agar Jian masuk ke dalam istana kerajaan.
"Aku adalah Kangjian, kami berasal dari Kastil Putri Tertua. Kami ingin mengantar putri tertua menghadap Raja. Oleh karena itu, tolong buka gerbangnya dan biarkan Tuan Putri Tertua masuk."
"Maaf, tetapi Yang Mulia Raja sedang tidak berada dalam kerajaan, dan Tuan Putri Juanda tidak mengizinkan siapapun masuk istana kerajaan termasuk kalian... Jadi, silahkan pergi sebelum kami melakukan kekerasan." Katanya, prajurit itu mengusir mereka untuk pergi, tetapi Kangjian tidak terima dengan jawaban tersebut, hingga mereka berdebat hebat.
Jian hanya bisa diam saat Kangjian meneriaki prajurit itu, pada akhirnya mereka hanya bisa mengalah dan pergi dari sana.
"Kangjian... Ayo kembali ke kastil." Jian menepuk bahu Kangjian dan berbalik pergi, disusul oleh Kangjian dan Kanglian di belakangnya.
Sekarang mereka bertiga kembali menuju ke kastil, selama perjalanan pulang Kanglian terus mengoceh dan memaki-maki dua prajurit penjaga gerbang tadi yang mengusir mereka.
"Bagaimana bisa mereka mengusir Tuan Putri Tertua secara lancang seperti itu! Sangat tidak sopan, andai saja Raja mengetahui hal ini, mereka pasti sudah dihukum!"
"Sudahlah Kanglian... Aku akan menunggu sampai Raja kembali. Ngomong-ngomong apa kalian tahu watak Putri Kedua Jiansa? Tanya Jian, nama yang hampir mirip dengannya itu sedari tadi memenuhi kepalanya.
"Kami tidak terlalu tahu karena bukan bekerja di kerajaan. Namun, aku pernah mendengar Tuan Putri Kedua itu terlalu tegas dan memerintah, hingga beberapa orang kerajaan tidak menyukainya." Jawab Kanglian dengan santainya.
Ada rasa cemas di dalam diri Jian ketika mendengar nama itu, merasa bahwa Putri Kedua Jiansa adalah orang yang tidak mudah untuk Ia hadapi
"Ya... Dia dibenci beberapa orang, tetapi dia memiliki sebuah dukungan dari orang yang paling ditakuti di kerajaan. Oleh karena itu, tidak ada orang yang berani mengkritik putri kedua." Lanjut Kanglian, dia tidak bersemangat dalam bergosip.
"Dari mana kau tahu semua itu!?" Tanya Kangjian, heran dengan saudaranya yang bisa mengetahui hal seperti itu.
"Aku sering mendengar gosip dari prajurit yang berkeliaran di kota. Aku kan sering datang ke kota membeli makanan untuk kita makan, tidak seperti kau yang hanya berdiam diri di pos kastil saja!" Jawab Kanglian, sedikit menyindir.
Kangjian tidak menjawabnya lagi. Sementara itu Jian merasa sedikit cemas karena perkataan Kanglian, ada yang mengganjal pikirannya lagi. Suatu kata yang Kanglian ucapkan... "Orang yang paling ditakuti di kerajaan."
"Siapa itu?" Jian memberanikan diri bertanya.
"Maksud Anda?"
"Orang yang paling ditakuti di kerajaan... Siapa?"
"Ohh itu... Yah, sebenarnya agak menakutkan menyebutkan namanya, takut ternyata ada yang memata-matai kita hihi... Tapi akan aku beritahu, dia adalah Huangsa Li, dia adalah seorang kepala militer di kerajaan. Dan juga merupakan Anggota Inti Pertahanan di kekaisaran. Kemampuannya bertarung sangatlah hebat, wajar saja jika dia ditakuti." Jelas Kanglian, jawabannya itu semakin membuat Jian cemas, tetapi Ia tidak akan menunjukkan rasa cemasnya itu.
"Maafkan bila saya lancang menanyakan hal ini. Namun, apakah Anda tidak mengetahui silsilah keluarga Anda sendiri? Tanya Kangjian, sebenarnya dia takut untuk menanyakan hal itu. Namun pertanyaan itu seakan keluar sendiri dari mulutnya.
"Silsilah ya... Ayahku tidak pernah mengajarkan hal itu kepadaku." Jian menjawab dengan santai.
"Yah pantas saja... Anda selalu terkurung di dalam kastil selama itu, jadi Anda tidak tahu tentang orang-orang di kerajaan. Entah apa yang dipikirkan Raja sehingga memperlakukan Anda seperti itu... Aw!" Ucap Kanglian, perkataannya itu membuat Kangjian memukul punggungnya, karena perkataannya dianggap terlalu blak-blakan.
"Jangan asal berbicara seperti itu! Jagalah perkataanmu!" Tegas Kangjian.
"Ya... Ya... Maafkan aku!"
Sejak itu mereka hanya diam, sampai akhirnya sampai dan kembali ke kastil.
"Aku akan kembali beristirahat di dalam. Kalian jangan masuk ke dalam kastil kecuali darurat." Jian berjalan perlahan ke arah gerbang kastil, sementara Kangjian dan Kanglian melanjutkan tugas mereka menjaga di gerbang masuk area kastil.
Jian sudah sampai kembali diruangan bawah tanah, Ia baru menyadari bahwa pintu yang Ia dibrak sebelumnya sudah rusak, bahkan pintu itu terjatuh dari tempatnya. Namun Ia terkejut karena pintu itu kembali ke keadaan semula, seperti tidak terjadi apa-apa.
Jian tidak ingin memikirkan itu, Ia masuk ke dalam kamarnya itu, mengunci pintu lalu berbaring di atas ranjang.
"Dewi... Jika kau tahu apa yang ku maksud, keluarlah." Jian memanggil Sang Dewi untuk meminta sarannya. Sang Dewi langsung menanggapi panggilan Jian.
"Aku tidak bisa menunjukkan wujudku di depanmu sekarang. Katakan saja apa yang kau ingin katakan."
"Tujuanku hanya untuk AEGGA bukan? Mengapa aku merasa ini semua sulit? Tidak seperti saat aku menjadi Xitresax." Keluh Jian, sembari cemberut.
"Kau tidak beradaptasi. Sulit atau tidaknya tergantung dirimu." Jawab Sang Dewi dengan tegas.
"Tergantung diriku?"
"Ya... Cobalah menjadi Jian sepenuhnya dan beradaptasi lah dengan lingkungannya." Sang Dewi tidak lagi menanggapi Jian. Meskipun Ia memanggilnya berkali-kali.
Jian tidak lagi sedang berkomunikasi dengan Sang Dewi saat itu. Ia bangkit dari terbaringnya lalu duduk di samping ranjang sembari memikirkan perkataan dari Sang Dewi.
'Beradaptasi ya? Aku rasa aku akan sedikit kesulitan melakukan ini tanpa Angeline...' Ucap Jian dalam hati. Jian kembali mereningi semua hal, secara tiba-tiba Ia teringat sesuatu...
"OH YA! ANGELINE!"
Selama ini Ia melupakan Angeline, beserta Fengyi yang tersedot masuk hidup-hidup ke dalam portal. Mungkin Angeline dan Fengyi saat ini masih hidup, Jian mengingat kejadiannya saat di markas S. A. M. R. O.
Semua sample dan buku AEGGA terhisap masuk ke dalam portal beserta Angeline dan Fengyi. Seharusnya itu semua ada di suatu tempat, atau suatu era karena portal itu adalah portal waktu. Yang hanya memindahkan mereka ke dimensi waktu yang berbeda.
"Jika... Aku ada di era sekarang, maka..."
Tujuan utama Ia bereinkarnasi adalau untuk AEGGA. jika ia bereinkarnasi di era sekarang, sangat besar kemungkinan semua tentang AEGGA berpindah waktu ke era sekarang. Dan Angeline dan Fengyi pasti masih hidup dan ada di suatu tempat.
"Tunggu aku Angeline!" Jian tergesa-gesa membuka lemari, Ia menemukan sebuah jubah yang dilengkapi dengan tudung kepala berwarna putih. Ia segera memakainya, dan berlari tanpa berpikir keluar kastil.
Di pintu keluar Jian dihadang oleh Kangjian dan Kanglian... Kangjian bertanya...
"Maaf. Anda ingin pergi ke mana?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
fi.. 😯😊
semangat
2021-07-18
1