"Aku takut! Keluarkan aku! Ini mengerikan! Aku tidak kuasa melihatnya!"
Orang itu membawa anjing yang kelaparan, membiarkan anjing tersebut melahap habis tubuh laki-laki itu. Lagi-lagi laki-laki itu berteriak kesakitan, sembari mengeluarkan air mata. Kini bentuk tubuh lelaki tersebut sulit digambarkan, saking hancur leburnya.
"Aku ingin muntah!"
Anjing tersebut pergi setelah mencabik-cabik dan melahap habis laki-laki tersebut. Dan lagi-lagi, tubuh laki-laki itu beregenerasi kembali seperti semula, kini tubuhnya normal seperti sedia kala.
Namun tak sampai di situ, orang itu menguliti setiap bagian tubuh laki-laki itu, melepaskan kulitnya dengan pisau, hingga terlihat jelas sekali daging dengan darah mengalir yang terlihat segar dan mengerikan. Orang biasa akan mual melihatnya.
"Keluarkan aku dari sini! Keluarkan aku dari sini!"
Terakhir, orang itu mencongkel mata laki-laki itu hingga jatuh menggelineing ke bawah. Namun dengan ajaib nata yang menggelinding itu kembali lagi ke tempat asalnya. Dan jika dilihat lagi kedua mata laki-laki itu...
Adalah mata Alter Ego!
Tresa berteriak dan tiba-tiba tempat itu menghilang, sekarang semuanya penuh dengan warna hitam, gelap... Tidak bisa melihat apa-apa.
"Sekarang di mana? Aku masih tidak bisa bergerak! Keluarkan aku dari sini!" Ia merasa gelisah, ketakutan, dan sangat muak karena ingat kejadian tadi. Lalu ada yang berbisik di telinganya.
"Untuk itulah kau diciptakan! Lenyapkan ketiga kekuatan itu! Lenyapkan ketiga kekuatan itu! Lenyapkan semuanya!"
...----------------...
Tresa terbangun keesokan harinya, dengan keringat yang bercucuran dan dengan perasaan terkejut serta takut. Perutnya terasa mual sekali, Ia berlari keluar kamar, dan menuju wastafel dapur lalu memuntahkan semua isi perutnya.
'Mengerikan! Mengerikan! Mengerikan! Mengerikan! MENGERIKAN!' Teriak Tresa dalam hati.
Angeline terheran melihat Tresa yang tiba-tiba seperti itu. Dia menghampiri Tresa...
"Kau kenapa? Mengkhawatirkan sekali..."
Tresa mencuci mulutnya dengan menggunakan air keran wastafel, terus menyalakan keran air tersebut karena muntahannya belum hanyut.
"Huh... Aku bermimpi sesuatu, itu seperti kenyataan dan... Mengerikan." Tresa terjatuh karena merasakan kaki yang tiba-tiba merasa lemas. Ia terduduk dengan mimik wajah yang trauma.
"Kau bermimpi apa memangnya? Soal experiment? Sebelum tidur kau menonton dulu kan."
"Ya... Experiment." Jawab Tresa dengan lesu.
"Baiklah aku mengerti. Jangan terlalu dipikirkan." Angeline langsung memahami keadaannya. Namun Tresa tidak berbicara lagi, Ia duduk dengan menunduk dan tatapan kosong, tidak ada expresi dalam wajahnya.
Angeline sedikit khawatir... Namun tidak tahu harus berbuat apa, Angeline mengajak Tresa untuk bangun dan pindah ke ruangan yang lebih nyaman. Namun Tresa seakan-akan tidak mendengarnya, dan hanya terus diam dalam posisi seperti itu. Lelah karena merasa diabaikan, Angeline pun hanya membiarkan dan meninggalkan Tresa dalam keadaan seperti itu.
Angeline pergi dan menuju meja makan, sudah ada secangkir kopi di sana. Dia duduk sembari sedikit menyeruput kopi itu. Baru saja pagi hari, mungkin menjelang siang... Sudah ada kejadian aneh yang dialami oleh Tresa.
Baru sesaat Angeline meninggalkan Tresa, tiba-tiba dia mendengar ketukan pintu, Angeline bergegas menuju pintu depan. Awalnya dia mengira yang mengetuk adalah Seven... Namun ternyata salah...
"Cukup sudah aksimu Angeline. Atasan mencarimu dengan Xitresax untuk dibawa ke markas."
Seorang perempuan berambut panjang, menggunakan beret hitam di kepalanya, dengan kemeja hitam pendek dan jeans hitam panjang. Perempuan itu datang sendirian.
"Kau... Fenyi XiBi? Kau mencariku?"
Fenyi XiBi Lla (凤仪西碧拉) nama lengkapnya, dia adalah seorang agent S. A. M. R. O sama seperti Angeline. Namun pangkatnya lebih tinggi dari Angeline, sehingga dia lebih unggul dan dipercaya oleh Ye Lian dibanding agent yang lainnya.
"Iya... Tidak sih, aku hanya ingin mencari Xitresax. Di mana dia?" Fenyi langsung menerobos masuk ke rumah tanpa sopan dan arah. Angeline menghadangnya saat akan masuk ke ruang utama.
"Xitresax tidak ada di sini, kau pergi lah." Dengan tegas Angeline berbicara, dia menghalangi jalan masuk Fenyi dengan tangannya.
"Tidak perlu bersusah payah berbohong Angeline. Aku sudah tahu Xitresax ada di sini." Fengyi mendorong Angeline dengan kasar yang menghalangi jalannya untuk masuk. Dia menerobos masuk ke dalam, sementara Angeline mengikuti langkahnya dengan perasaan yang kesal.
Fengyi menemukan Tresa yang masih terduduk seperti tadi.
"Ketemu!" Seru Fengyi.
"Mau kau apakan dia Fenyi?" Angeline sedikit resah, Fengyi mendekati Tresa dan mengamati mimik wajah Tresa.
"Santai, Angeline... Dia seperti sudah mengalami sesuatu. Kau tahu? Aku juga tidak berani menyentuh putri kesayangan Ye Lian."
"Putri kesayangan katamu? Sebenarnya apa tujuanmu datang ke sini!" Perkataan Fenyi terdengar rumit dan berbelit-belit, membuat Angeline kesal. Dia bersiaga untuk menyerang Fenyi dengan mengambil sebuah pistol yang berada di saku celananya. Namun Fengyi masih bisa terseyun dan tidak terprovokasi sama sekali.
"Tenang Angeline... Aku tahu semuanya dari Seven. Salahkan Seven yang memberitahukannya kepadaku."
Angeline semakin waspada dan menatap tajam Fengyi, ada rasa gelisah Fengyi akan menangkap Tresa dan membawanya kepada Ye Lian.
"Seven? Jika begitu, seharusnya kau tahu... Bahwa Xitresax yang sekarang bukanlah Xitresax yang dulu bukan?"
"Ya... Aku mengetahuinya, dan kalian akan menghancurkan S. A. M. R. O., bukankah begitu?" Mereka saling menatap tajam, memamerkan ekpresi dingin dan datar mereka masing-masing.
"Ya... Itulah rencana Xitresax, dan aku serta Seven mendukungnya secara penuh. Jika... Kau datang untuk menghacurkan rencananya. Maka... Aku di sini tidak akan segan untuk membunuhmu." Angeline menodongkan pistolnya ke arah Fengyi. Fengyi tersenyum seperti meremehkan.
"Ada surat dari Ye Lian untuk Xitresax, mau itu Xitresax yang dulu atau bukan. Xitresax dan Ye Lian tetallah seorang anak dan ayah." Fengyi Mengeluarkan secarik kertas dari sakunya. Tiba-tiba...
"Berikan surat itu kepadaku!" Tiba-tiba Tresa sudah berada di belakang Fengyi dengan menodongkan sebuah pisau ke leher Fengyi. Fengyi mengangkat kedua tangannya karena sedikit terkejut. Lalu Tresa mengambil surat tersebut dari tangannya.
Ia membukanya laku membacanya tanpa melepaskan pisau yang nyaris menggores leher Fengyi. Surat itu berisi kata-kata yang menyentuh.
Kata-kata yang menyentuh itu nyaris membuat Tresa merasa mual lagi...
"Menjijikan." Tresa melepaskan pisau yang hampir menyentuh leher Fengyi itu, lalu Ia merobek surat tersebut dengan bantuan giginya.
"Apa isi surat itu Tresa?" Tanya Angeline.
"Ye Lian... Memintaku untuk kembali kepadanya." Jawab Tresa. Namun entah kenapa Tresa teringat sesuatu lagi sehingga perutnya merasa mual kembali. Dan akhirnya Tresa muntah kembali...
"Angeline, apa kau tahu apa yang terjadi padanya?"
"Bukan urusanmu." Angeline menjawabnya dengan ketus.
Fengyi berhadapan dengan Tresa yang sedang mencuci mulutnya. Jarak wastafel itu kebetulan dekat dengannya... Dengan wajah yang terkesan sarkasme, Fengyi berkata kepada Tresa...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments