"Kau sungguh ingin tahu? Aku lebih kasihan pada mentalmu ketika kau mengetahuinya." Angeline memperingati Tresa, tak lama setelah Angeline berkata seperti itu. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumah secara keras dan berulang-ulang.
"Siapa itu?" Tresa terkejut, dan sedikit takut.
"Sepertinya aku tahu." Angeline beranjak dari duduknya, sebelum Angeline membukakan pintu, dia mengambil sesuatu yang ada di lemari pajang dekat pintu masuk. Seperti semacam alat suntik yang cukup besar.
Angeline membukakan pintu, lalu mendapati Seven yang berdiri di hadapannya, dengan mulut dan tangan yang penuh darah. Melihat itu, Angeline reflek menendang Seven dengan keras hingga Seven terpental lumayan jauh.
Angeline terus menatap Seven yang sedang dikuasai oleh AE itu. Matanya sangat gelap dengan warna merah darah yang pekat, Seven tidak menyerang Angeline, mereka hanya saling menatap tajam ke arah mata mereka.
Sementara itu, Tresa mendengar suara keras dari luar dan bergegas pergi untuk melihatnya. Namun, pemandangan di luar yang Ia dapat sungguh membuatnya terkejut, melihat Seven dengan sosok yang mengerikan itu dan Angeline yang hawanya berubah sangat drastis.
"Hentikan aku, Angeline... " Ucap Seven lirih, tentu dengan suara yang berat. Dia mengatakannya sembari tersenyum.
"Tentu." Tiba-tiba Angeline melompat sangat tinggi ke arah Seven dan menusukkan benda seperti suntik yang sedari tadi dia pegang tepat ke dada Seven.
Tresa terkejut, Seven berteriak kesakitan, teriakkannya sangat keras hingga menggetarkan dan mengejutkan yang ada di sekitarnya. Angeline mengabaikan teriakan itu seolah-olah dia tidak mendengarnya. Angeline terus menusuk hingga ke dalam-dalam benda yang dia pegang itu.
Semakin benda itu masuk ke dalam, mata Seven perlahan-lahan menunjukkan mata manusia yang normal pada umumnya, seiring dengan berubahnya mata Seven menjadi normal. Angeline pun perlahan-lahan mencabut benda yang dia tusukkan ke dada Seven.
"Ange...Line? Tresa cukup tidak menyangka dengan apa yang terjadi di depannya.
Wajah Angeline pun dipenuhi oleh cipratan darah, sementara itu terlihat jelas sekali ada lubang di dada Seven. Sangat jelas sehingga itu bisa menembus objek yang ada di belakangnya.
"Bangunlah" Angeline mengulurkan tangannya kepada Seven... Seven menerimanya dan dia pun berdiri. Situasi seperti ini membuat Tresa sedikit mengalami ganjalan di hatinya.
Namun, di samping semua itu, Tresa dikejutkan lagi oleh situasi yang lain. Ia melihat dada Seven yang berlubang besar itu tiba-tiba beregenerasi kembali dengan sangat cepat! Dadanya kembali seperti semula lagi!
"Ba... Bagaimana bisa!?" Tresa saking terkejutnya, hingga Ia tidak bisa mengontrol perkataan yang keluar dari mulutnya. Seharusnya Ia diam saja.
"Kau terkejut bukan Xitresax?" Seven mendekat ke arah Tresa, membuat Tresa takut hingga pupil matanya mengecil.
"Inilah kekuatannya Tresa, AE menang semengerikan itu." Ucap Angeline.
Tresa melihat langsung bagaimana seorang AE menyembuhkan dirinya sendiri. Regenerasi yang hanya dalam hitungan detik... Seorang AE hampir tidak bisa mati terbunuh oleh apapun.
"Inilah kekuatan yang harus kau musnahkan Xitresax. Kau sudah lihat berapa mengerikannya itu bukan?"
"Ma-Maksudmu?"
"Ah... Kau masih belum mengerti? Kejadian yang kau lihat tadi, adalah rencana dari Angeline agar dia bisa membuka hatimu... Agar kau bisa berambisi untuk menghancurkan kekuatan itu. Bagaimana menurutmu?" Seven mengatakannya sembari tersenyum tipis.
Tresa sedih tercengang dan heran, rupanya adegan tadi itu... Sudah direncanakan?
"Kau memberitahunya seakan aku memanfaatkannya, tetapi tidak apa, lanjutkan saja." Ucap Angeline dengan ekspresi datar.
"Ayolah Angeline! Bukankah kau juga muak dengan semua ini?"
"Tentu! Oleh karena itu aku menyuruhmu untuk melanjutkannya!"
Tresa terdiam sejenak... Ia pikir... Ia mempunyai kalimat yang bisa membalas rencana mereka. Rencana itu benar-benar tidak lucu sama sekali, Ia serasa dimanfaatkan.
"Hei kalian... Rencana kalian bagus, tetapi... Aku masih belum mengerti apa itu AE. Tadi aku meminta Angeline untuk menjelaskannya, tetapi dia malah mengasihaniku. Kau sebagai 'Uji Coba Paling Sempurna.' Apa tidak mau memberitahuku?" Tresa berkata kepada Seven, sembari tersenyum tipis dan sedikit sinis.
Mereka, Seven dan Angeline saling menatap satu sama lain, dan terdiam sejenak. Lalu...
"Tentu." Ucap Seven, Tresa tidak menyangka akan mendapatkan jawaban seperti itu, Ia kira Seven akan menghindarinya.
"Namun, sebelum itu kau harus pastikan kau tahan darah dan teriakkan. Kalau tidak, kau akan mengalami trauma." Seven memperingati, begitupun disusul dengan Angeline.
"Ya, kau harus kuat melihat semuanya. Karena... Itu benar-benar mengerikan."
"Jangan meremehkanku. Aku akan melihat semuanya, sekarang bawa aku sana saja." Ucap Tresa dengan sangat percaya diri.
"Siapa yang bilang kami akan membawamu langsung ke TKP? Kau akan melihat video tayangannya saja. Ruang Experiment di Markas S. A. M. R. O—terlalu rahasia dan tidak sembarang orang bisa masuk. Lagi pula, itu hanya akan menggagalkan semuanya jika kau langsung ke TKP." Jelas Angeline dengan tegas.
Namun, Tresa kebingungan. Ia tidak mengerti dengan perkataan Angeline... Terlebih, ada kata-kata yang tidak Ia mengerti, dan sangat asing di telinganya.
"Oh... Tunggu, apa itu video?" Tresa kebingungan, karena itu adalah kata asing yang baru saja Ia dengar.
Angeline dan Seven terdiam sejenak, mereka tidak menyangka Tresa bisa segaptek ini. Sembari menahan tawa, Angeline menjelaskannya kepada Tresa.
"Maklum lah, kau dari masa lalu. Intinya seperti rekap tayangan kejadian. Yah... Seperti film, kau tahu kan? Jika tidak tahu, nanti akan ku tunjukkkan. " Jelas Angeline, dan Tresa hanya meng-iyakan saja, meskipun Ia masih belum mengerti.
"Intinya, jagalah pikiranmu agar tetap waras, Xitresax. Kedepannya, kau akan menghadapi masalah yang bukan main-main." Ucap Seven, lalu dia melesat pergi dan menghilang begitu saja.
Di suatu ruangan di rumah Angeline.
"Anak itu pergi ke mana lagi?" Tanya Tresa, anak yang Ia maksud adalah Seven.
"Mungkin, kembali ke markas."
Bagaimana pun, Seven adalah budak Ye Lian. Meskipun dia memang sedang dibebaskan untuk pergi ke mana pun, bukan berarti dia benar-benar bebas. S. A. M. R. O— terus mengawasinya ke mana pun kakinya melangkah.
Angeline menyiapkan tayangan yang akan dia tonton dengan Tresa. Setelah siap, di layar yang berukuran cukup besar, terlihat seperti ruangan gelap dengan ranjang medis serta rak berisi peralatan medis di sampingnya. Terlihat juga ada dua orang berpakaian medis dan satu orang laki-laki yang terbaring di ranjang tersebut. Lalu, video pun dimulai!
Laki-laki itu terbaring di ranjang medis dengan kaki dan tangannya yang diikat. Sehingga dia tidak bisa bergerak ke mana-mana. Laki-laki itu vulgar, hanya memakai celana pendek saja dan sisanya telanjang.
Awalan, dua orang itu menyadarkan si laki-laki yang tadinya pingsan, atau bahkan tidur. Salah satu dari dua orang itu memegang sebuah botol kimia kecil yang berisi cairan hitam pekat yang sedikit berasap. Sedangkan salah satunya lagi memegang sebuah suntikkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Flo🌹
boom like untukmu. nanti aku lanjut baca lagi
2021-04-03
1