Fengyi menundukkan kepala dan badannya sebagai tanda penghormatan. Namun, respon Ye Lian sangat sinis, seperti tidak puas... Belum mengangkat kepala dan badanya, Fengyi dikejutkan oleh perkataan Ye Lian.
"Bagus, keluar."
Tresa merinding, jantungnya berdebar tak karuan, melihat sosok yang katanya "ayah" nya bisa semenakutkan itu.
"Saya?" Fengyi menunjuk dirinya sendiri.
Ye Lian tidak menjawabnya, dia hanya menatap tajam kepada Fengyi... Tanpa berkutik Fengyi pun langsung ke luar dari ruangan tersebut. Dalam hatinya...
'Ini melenceng dari rencana!'
Tresa yang tadinya ingin mengikuti Fengyi, tetapi dicegah oleh Ye Lian. Alhasil Tresa tidak jadi ke luar.
"Duduklah." Ucap Ye Lian singkat, sembari menunjuk ke sofa di samping mejanya.
"B... Baik." Tresa duduk di sofa tersebut, Ia merasa takut. Sehingga badannya terlihat gemetaran, dan Ye Lian menyadarinya.
"Aku tahu kau di bawa lari oleh Angeline. Bagaimana? Apa... Melarikan diri itu menyenangkan?" Ye Lian memutar-mutarkan pulpen yang ada di tangannya, dia tidak menatap Tresa sama sekali.
Tresa merasa tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut, jadi Ia hanya menundukkan kepalanya, dan tidak melihat ke arah Ye Lian.
"Padahal, aku hanya mencoba melindungimu sebagai putriku satu-satunya, tetapi yang kau tahu hanya... Aku ini seorang orangtua yang menelantarkan anaknya bukan? Di mana hati nurani mu..."
"Melindungiku dari apa?" Tresa merasa bisa menjawab perkataan Ye Lian, hingga akhirnya Ia berani untuk berbicara, dan rasa takutnya sudah mulai menghilang. Sedikit.
Tiba-tiba, pintu ruangan tersebut didobrak dengan sangat keras, mengejutkan Tresa. Seorang perempuan datang tanpa memberi salam sama sekali, dia menatap Tresa dengan tatapan sinis dan terkesan menginterogasi.
Kedatangannya semakin membuat Tresa kebingungan, kedatangannya membuat Tresa tertekan. Dia adalah Xi Na.
"Sudah kembali ya? Bagaimana melarikan dirinya? Seru?" Perkataan itu menusuk batin Tresa, sehingga Tresa tidak sanggup untuk berbicara lagi.
Sementara itu, di sisi lain…
Beberapa meter jauhnya dari markas S. A. M. R. O., ada tempat persembunyian di sana. Markas itu terletak di sebuah pulau yang cukup dekat dengan Kota Shanghai, dan juga dekat dengan sebuah dermaga.
Angeline dan Seven membuat persembunyian di dalam sebuah kontainer besar, tidak akan ada orang yang tahu keberadaan mereka jika mereka bersembunyi di sana.
Angeline dan Seven sedang menyusun strategi ulang, agar rencana mereka terlaksana dengan baik. Namun, tiba-tiba Fengyi mendatangi mereka dengan tergesa-gesa, serta dalam keadaan resah.
"Di mana Tresa? Seharusnya kau berada di sampingnya bukan?" Tanya Angeline saat melihat Fengyi mendatanginya.
"Di luar dugaan, Tresa menemui Ye Lian sendiri, sementara aku diseret keluar. Aku tidak bisa membantahnya." Fengyi duduk berlutut merasa lelah.
Perkataan Fengyi membuat Seven dan Angeline terkejut, dengan begitu ini sudah keluar dari rencana.
Rencana awal mereka adalah, Fengyi dan Tresa akan menghabisi Ye Lian secara perlahan di ruangan tadi. Diam-diam Fengyi akan membunuh Ye Lian tanpa dia sadari, hal tersebut dilakukan untuk mengulur waktu bom meledak, dan menahan Ye Lian tetap di markas agar dia ikut meledak bersama bon.
"Sial...! Tresa tidak akan bisa menahannya sendirian. Ye Lian pasti membawa Tresa ke tempat lain." Ucap Angeline, resah, dan mendadak tidak bisa tenang.
Di tengah keresahan Fengyi dan Angeline... Seven mengeluarkan perkataan yang membuat Fengyi dan Angeline semakin keresahan.
"Aku akan menyusul Xitresax." Seven mengaktifkan AE-nya, tangannya ditahan oleh Angeline. Namun Seven menepisnya dengan kasar. Dia keluar dari kontainer itu dan melesat sangat cepat menuju markas S. A. M. R. O., Angeline dan Fengyi tidak bisa mencegah Seven.
Melihat perilaku Seven yang terlalu gegabah, sangat membuat Fengyi merasa marah, tetapi Angeline tetap berusaha menenangkan dirinya dan Fengyi.
Keadaan sudah berubah dan sangat melenceng dari rencana awal. Tanpa ragu, mereka menjalankan rencana cadangan, yaitu... "Serang markas S. A. M. R. O., secara brutal."
...----------------...
Ruangan Ye Lian.
Di antara Ye Lian, Tresa dan Xi Na... Mereka sedang mendebatkan sesuatu.
"Kau, terlalu kejam untuk menjadi ayahku, Ye Lian. Manusia sepertimu pantas mendapatkan hukuman dari Dewi!" Tresa berusaha menjatuhkan mental Ye Lian. Namun setiap kali Tresa berkata, Xi Na menampar wajah Tresa dengan kerasnya. Sementara respon Ye Lian hanyalah diam dan terus datar Dia hanya mengeluarkan se-patah dua patah kata saja.
"Kau sudah dihasut Angeline... Aku menyesal telah menggaulkanmu dengan anak itu waktu itu."
"Menggaulkanku dengan siapa!? Kau harus tahu suatu fakta bahwa—" Belum selesai Tresa menyelesaikan perkataannya, Xi Na menamparnya kembali sehingga Tresa terjatuh terbaring ke lantai. Sudah berkali-kali menerima tamparan di tempat yang sama, membuat wajah Tresa menjadi merah, dan merasakan sakit.
"Tidak sopan. Berhentilah berbicara seperti itu kepada ayahmu!" Bentak Xi Na... Namun, Tresa tetap meneruskan perkataannya lagi sembari memegangi wajahnya yang merah.
"Suatu fakta bahwa, Xitresax yang dulu sudah mati. Yang ada di tubuhnya sekarang adalah orang lain! Itu fakta... Sekarang aku bukanlah Xitresax, kalian harus mempercayai bahwa reinkarnasi itu benar-benar ada!"
"Kau..." Ye Lian dan Xi Na terdiam sejenak, memandangi Tresa yang masih bisa tersenyum meskipun disakiti berkali-kali. Senyum sumringah Tresa, berhasil menjatuhkan sedikit dari mental mereka.
Ye Lian beranjak dari duduknya, mendekati Tresa yang masih dalam keadaan duduk dengan kaki melihat ke belakang. Ye Lian menopang satu kaki dihadapan Tresa, menyamakan tinggi kepalanya dengan Tresa, lalu dia mengangkat sedikit dari dagu Tresa
"Buktikan sayang."
Tresa terdiam sejenak. Namun tiba-tiba seseorang datang dengan mendobrak pintu, seorang pria yang memakai baju anti peluru datang dengan keadaan gelisah. Pria itu memberitahukan sesuatu kepada Ye Lian.
"Tuan! Telah terjadi kekacauan di bawah! Sekelompok orang—" Belum selesai pria itu berbicara, dia tiba-tiba terjatuh bersamaan dengan adanya suara tembakan.
Pria itu telah mati tertembak seketika.
Lalu, muncul lagi seorang pria yang sedang memegang senjata di tangannya, pria itu mengarahkan senjata kepada Ye Lian, dan pria itu adalah Seven.
Kedatangan Seven yang tiba-tiba membuat Tresa terkejut, entah mengapa Tresa seperti merasa akan saat Ia melihat kedatangan Seven.
"Kau..." Ye Lian memandang ke arah Seven, masih dengan tatapan tajam dan mimik wajah yang datar, tidak merasa panik sama sekali.
"Aku datang untuk berkhianat." Dengan AE yang masih aktif, Seven menantang Ye Lian... Dan dengan cepat, Seven melompat ke arah Ye Lian, lalu menerangkan kepalanya dengan sangat kuat. Sehingga Ye Lian terpental ke arah tembok dan membuatnya hancur.
'Cepat sekali!' Ucap Tresa dalam hati.
Bersamaan dengan terpentalnya Ye Lian, Seven meluncurkan satu tembakan ke sembarang arah. Peluru dari tembakan itu tidak terlihat karena saking cepatnya.
Seven menghampiri Ye Lian...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments