Keheningan itu dipecahkan dengan kedatangan Tresa dan Fengyi. Namun, baru saja Tresa sampai dihadapan Angeline dan Seven. Perut Tresa terasa mual kembali, Ia tidak bisa menahan rasa mualnya hingga akhirnya Ia berlari ke dalam dan kembali memuntahkan isi perutnya untuk yang ke-empat kalinya.
'Sial! Aku baru saja menyadari bahwa laki-laki yang ada di mimpi itu adalah Seven!'
Melihat Tresa yang berlari dengan terburu-buru, sedikit membuat Angeline khawatir, dia pun menyusul Tresa ke dalam. Namun sebelum itu, Angeline meminta Seven dan Fengyi untuk pergi dari sana dikarenakan kondisi Tresa yang masih trauma dah takut dengan Seven.
"Bagaimana? Apa yang kau rasakan?" Tanya Angeline.
"Aku masih terbayang-bayang soal experiment itu, aku butuh waktu untuk membebaskan pikiranku... Oh ya, kenapa mereka semua ke mari?" Jawab Tresa, lalu Ia bertanya sembari menutup mulutnya yang sudah muntah dengan tangannya.
"Karena Ye Lian." Singkat Angeline, dia malas menjelaskan lagi.
"Orang yang bernama Fengyi juga membicarakan Ye Lian. Apakah Ye Lian benar-benar se sayang itu kepadaku?" Ucap Tresa dengan nada kesal.
Jika dilihat dari sudut pandang masa lalu Xitresax... Xitresax kenang anak tunggal keluarga Jinlong yang kurang mendapatkan perhatian orangtuanya. Namun, meskipun dari kecil sudah diabaikan, Xitresax tetap mendapatkan hidup yang serba enak, Ia mendapatkan apa saja yang Ia mau. Ia bahkan dimasukkan ke sekolah-sekolah internasional sepanjang masa pendidikannya.
Dan, mungkin... Ye Lian adalah memang seorang ayah yang baik, dia menjalani kewajibannya sebagai seorang ayah, begitupun dengan Xi Na... Dia juga menjalankan kewajibannya sebagai ibu tiri dari Xitresax dengan baik...
Ye Lian dan Xi Na hanya dibutakan oleh urusan duniawi mereka. Namun itu tidak menjadi faktor bahwa Ye Lian membenci Xitresax.
Dan tahun ini adalah masa kejayaan dari Ye Lian dan Xi Na beserta S. A. M. R. O., entah jalan apa yang akan di ambil Tresa kali ini... Menghadapi dunia barunya dan... Orangtuanya...
...----------------...
Hari itu, semenjak datangnya Fengyi dan Seven, suasana di luar rumah selalu saja hujan. Disertai awan yang sangat gelap dan petir yang menggelegar. Semenjak itu juga Tresa sering menyendiri di dalam kamar dan enggan keluar.
Sampai akhirnya, setelah 3 hari di dalam kamar... Ia keluar dari kamarnya.
"Apa rencanamu Tresa?"
"Kita teruskan menghancurkan AEGGA dan S. A. M. R. O., beserta penciptanya. Lagipula, itulah tujuanku dari awal... Angeline!" Jawab Tresa dengan bersemangat, Ia sudah tidak kosong lagi saat ini, hal itu membuat Angeline sedikit berbahagia..
"Baiklah... Aku mendukungmu!" Ucap Angeline dengan penuh senyuman, lalu mereka pun melakukan tos bersama-sama.
Di hari itu, Angeline menghubungi Fengyi atas permintaan Tresa, dan Seven... Tresa tahu Ia akan bertemu dengan Seven, jadi Ia akan meminum obat anti mual sebelum bertemu dengannya.
"Fengyi... Seven..."
Di antara Tresa, Angeline, Seven dan Fengyi, hari itu mereka menyusun rencana untuk menyusup markas S. A. M. R. O., dan menghancurkannya. Beserta rencana cadangan bilamana mereka gagal melakukan rencana yang pertama.
Setelah disusun secara ciamik rencana tersebut, Fengyi menjelaskan kembali...
"Seven dan aku beberapa hari lalu sudah memasang bom peledak di ruang bawah tanah tempat experiment. Diperkirakan akan meledak besok pukul 02.00 PM."
"Kau yakin? Apa kita akan keluar dari sana tepat waktu?" Tanya Angeline, sedikit ragu.
"Aku yakin kita akan keluar tepat waktu. Jika sudah akan pukul 02.00 PM, mau tidak mau kita harus keluar. Lalu, sementara itu Angeline dan Seven mengotak-atik lobby dan semuanya yang ada di lantai bawah."
"Lalu bagaimana dengan Ye Lian? Dan apa yang akan aku lakukan?" Tanya Tresa, penasaran.
"Sebelum Angeline dan Seven datang, Xitresax akan memasuki markas denganku, karena kemarin Ye Lian memerintah untuk membawakan Xitresax untuknya. Aku dan Xitresax akan bersandiwara, lalu menusuknya diam-diam dari belakang."
"Aku mengerti!" Ucap Tresa.
"Pokoknya yang kita targetkan adalah Sample AEGGA, buku AEGGA serta Ye Lian dan Xi Na." Jelas Fengyi dengan detail dan tidak terlewat apapun.
"Lalu setelah semuanya tercapai... Seven terpaksa harus bunuh diri." Ucap Fengyi kembali. Namun respon Seven hanyalah sebatas senyuman, seakan-akan dia sudah menantikan kematiannya sejak lama.
Namun Tresa... Ia seperti tidak Terima bahwa pada akhirnya Seven harus membunuh dirinya sendiri.
"Kenapa bunuh diri?" Tanya Tresa, dengan sedikit sinis.
"Karena Seven terlalu berbahaya jika dibiarkan hidup, dia belum menguasai AE sepenuhnya" Jawab Fengyi dengan tegas. Dan setelah itu Tresa tidak memikirkannya lagi.
Hari itu mereke menyepakati rencana tersebut, tidak ada lagi yang harus didiskusikan oleh mereka hari itu. Semuanya sudah mengerti dengan posisinya masing-masing. Namun, hari itu juga ada yang mengganjal di hati Tresa.
"Angeline..." Tresa mendatangi Angeline di kamarnya pada malam hari.
"Ada apa?" Angeline hanya memakai bra olahraganya dan celana training-nya. Dia nampak sudah melakukan olahraga.
"Bagaimana kalau aku mati?" Tresa duduk di samping ranjang Angeline, sementara Angeline meneruskan kegiatannya, dia memegang sebuah dumble di tangan kanannya.
"Kenapa kau berpikir seperti itu, Tresa?"
"Kau benar-benar terjadi bagaimana?" Angeline melirik ke arah Tresa, dan menatapnya dengan tajam.
"Itu kan tujuanmu, Tresa. Jika pun kau mati, kau akan mendaptkan alam atas." Ucap Angeline, dan Tresa pun terdiam.
"Kau tidak takut mati, Angeline?"
"Tidak, semua juga akan mati. Yang akan kita lakukan besok hanyalah melindungi peradaban. Meskipun setelahnya kita mati, setidaknya peradaban telah kita ubah." Angeline menjatuhkan dumble-nya, dia mendekati Tresa dan duduk di sebelahnya. Dia mencondongkan badannya ke arah Tresa.
"Bagaimana dengan dirimu? Kau takut mati?" Tresa terdiam sejenak... Angeline menanyainya dengan ekspresi serius.
"Aku... Tidak sih... Bagaimana ya?" Tresa sedikit kebingungan.
"Ya itulah kau. Kau harus mencapai tujuanmu, Tresa... Itulah tujuanmu ke sini bukan? Cukup lakukan!"
"Baiklah Angeline... Aku mengerti."
"Jika kau takut mati, lebih baik mati saja sekarang. Biar aku yang membunuhmu."
...----------------...
Keesokan harinya.
11.00 AM, mereka sudah siap menjalankan rencana mereka. Ini adalah hari di mana penghancuran itu di mulai. Di markas S. A. M. R. O., Angeline dan Seven memantau dari jarak yang cukup jauh, sementara Fengyi dan Tresa memasuki markas.
Fengyi dan Tresa mendatangi Ye Lian dan Xi Na di ruangannya, saat akan mengetuk pintu ruangan Ye Lian...
"Fengyi, aku sedikit takut." Bisik Tresa, Ia merasakan hawa dingin saat mendekati ruangan tersebut sehingga membuatnya takut. Namun, Fengyi menguatkan Tresa, dan mengatakan kepadanya bahwa...
"Kau pasti bisa."
Fengyi membuka pintu ruangan tersebut, masuk ke dalamnya disusul oleh Tresa. Di dalam ruangan tersebut, hanya ada rak buku besar yang mengelilingi ruangan itu. Lalu meja dan kursi kantor di tengah ruangan tersebut.
Selain itu ada sofa panjang di bagian samping dan satu meja yang dipenuhi oleh alat kimia dan medis yang terletak di sudut belakang ruangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments