20 Desember, 2070.
Rumah Angeline, di salah satu ruangan rumah tersebut, Angeline dan Tresa sedang membahas sesuatu. Mereka membahas soal Seven. Kata Angeline, setelah Seven memiliki AE yang sempurna, dia sangat dibanggakan oleh Ye Lian.
Meskipun Ye Lian tetap menganggapnya sebagai seorang "budak." Walaupun begitu, Seven adalah orang dengan kepribadian yang misterius, kata-katanya sulit dipahami dan terkadang penuh dengan majas.
Dia masih memiliki empati, oleh karena itu, setelah dirinya memiliki AE. Dia takut untuk bertemu dengan manusia normal, dia hanya takut untuk memakan mereka.
"Pria aneh." Ucap Tresa, dengan ekspresi datar. Dalam hatinya, Ia agak penasaran dengan pria yang Ia sebut aneh itu.
"Kau tahu Xitresax? Kekuatan yang ada pada diri Seven itu sangat membuatnya menderita, dia menjadi takut berinteraksi dengan manusia normal." Jelas Angeline.
"Kenapa?"
"Dia takut kekuatannya mengendalikannya, sehingga dia harus menyerang manusia."
"Susah..." Tresa merenung, memikirkan sesuatu. Jika pria itu takut dengan manusia normal, bagaimana Tresa bisa mendekatinya?
"Susah?"
"Angeline, pria itu seperti predator, dia menyerang manusia dan manusia pun takut dengannya. Tidak ada manusia normal yang bisa mendekatinya karena dia predator yang berbahaya."
Sebagai perumpamaannya, seekor predator tidak akan menyerang mangsanya bila dia tidak merasa terancam. Namun sesuai dengan namanya... "Predator" itu tetap berbahaya, dia bisa menyerang kapan saja. Manusia harus waspada bila bertemu dengannya.
"Karakteristik kekuatan itu... Apa?" Tresa tiba-tiba bertanya.
"Aku tidak begitu tahu detail-nya, tetapi akan kujelaskan."
Namanya adalah AEGGA, merupakan singkatan dari Alter Ego, Ghoul, dan Ghoul Alter. Ketiga kekuatan itu berbeda jenisnya, bahkan tingkat kekuatannya pun berbeda.
Alter Ego dalam psikologi adalah kepribadian ganda. Namun di sini berarti sesuatu kendali mistis untuk manusia yang mendominasi dan memanipulasi pikiran dan fisik seorang manusia yang dimasuki Alter Ego.
"Alter Ego, sulit dideskripsikan olehku. Namun jika melihat dari fisik korbannya sendiri, Alter Ego itu seperti roh atau... Apalah itu, yang merasuki tubuh manusia, dan membuat manusia lupa akan jati dirinya sendiri."
"Manusia yang dirasuki Alter Ego... Sifatnya, fisiknya, dan semua yang ada pada dirinya akan hilang atau bahkan berubah. Mereka yang dirasuki Alter Ego tidak mempunyai empati bahkan emosi. Seperti... Psychopath." Jelas Angeline, dia menjelaskannya dengan penuh ketegasan. Semua yang dia ketahui, dia keluarkan semua itu, tanpa tersisa. Lalu Angeline lanjut menjelaskan lagi kepada Tresa.
Ghoul adalah monster. Monster pemakan mayat dan manusia. Ghoul tidak sepenuhnya mendominasi, dibandingkan dengan Alter Ego... Ghoul lebih lemah. Sejauh ini, sepertinya belum ada korban percobaan Ghoul.
"Entahlah, aku belum tahu banyak soal ini. Hanya sedikit informasi tentang Ghoul yang kudapatkan. Dan yah... Itulah yang kudapatkan."
Semua tentang AEGGA, untuk saat ini masih misteri, tidak ada yang tahu tentang AEGGA kecuali si penciptanya sendiri.
Angeline menghela nafas... Dia bangkit dari posisi duduknya, di ruangan itu terdapat satu lemari penuh dengan botol minuman keras. Angeline mengambil salah satu botol minuman keras yang berjejer di lemari, dengan berbagai warna dan produk. Dia menaruhnya di meja kecil di tempat duduknya.
"Apa kau minum?" Tanya Angeline.
"Maksudmu?" Tresa tidak mengerti perkataan Angeline.
"Huft... Anak polos. Maaf, tapi biarkan pikiranku melayang dulu untuk beberapa saat." Angeline kebali duduk, kali ini bersebelahan dengan Tresa.
Dia membuka botol miras tersebut, meneguknya langsung dari botolnya. Dalam satu temukan Angeline sudah menghabiskan seperempat dari isi botol tersebut. Tresa terkejut sekaligus heran. Bagaimana bisa dia habis sebanyak itu dalam sekali tegukan!
Benar-benar pemabuk handal...
"Xitesa... Sebaiknya kau tidak meninggalkanku ketika aku mabuk..." Angeline mulai masuk ke dalam pengaruh alkohol. Dia melanjutkan minumnya hingga ke tetesan terakhir.
Satu botol minuman keras pun habis dalam waktu yang singkat. Angeline kehilangan kesadarannya karena pengaruh alkohol yang sangat tinggi.
Angeline tidak kuasa menahan kepalanya yang terasa berat. Hingga akhirnya, dia terjatuh tepat di pundak Tresa. Sembari mengigau... Tresa hanya membiarkan Angeline untuk bersandar di pundaknya.
"Xi... Tee... Saa..."
"Diamlah pemabuk! Kau hanya cukup tidur saja!" Aura dan rasa persahabatan mulai muncul di antara mereka. Yah... Persahabatan yang dingin.
Keesokan harinya di ruangan yang sama.
Tresa bangun lebih dulu dari Angeline, Ia menyingkirkan kepala Angeline yang tersandar di bahunya, dan membiarkannya begitu saja. Tresa merenung sejenak... Ia berbicara di dalam hatinya.
'Apa yang kulakukan sejauh ini? Tidak ada hasil, jika kupikirkan kembali. Untuk apa aku melakukan semua ini? Ohh... Ya Dewi, aku berharap tidak hidup di dunia yang bukan untukku.' Ucap Tresa dalam hati, Ia memikirkannya lagi, kehidupannya yang sekarang. Semakin lama Ia memikirkannya, Ia semakin merasa bingung dan pusing.
Tresa melamun sebentar... Ia memikirkan sesuatu...
"Ohh, aku berharap semua ini usai." Ucap Tresa, pelan-pelan. Namun sepertinya ada yang mendengarnya.
"Apa kau berputus asa begitu saja?" Angeline menanggapi ucapan Tresa, lalu Angeline bangun dari posisi tidurnya.
"Kau mungkin hanya kurang beradaptasi dengan lingkungan di sekitarmu, oleh karena itu lah kau berkata seperti itu. Aku peringatkan, jadilah seperti air yang tenang dan selalu mengikuti apa saja bentuk wadahnya."
"Yah... Aku mengerti filosofimu, tapi yah... Begitulah, aku kurang bisa beradaptasi dengan ini, tetapi bagaimana pun juga, aku akan tetap melakukannya." Jawab Tresa.
"Benar, tetap lakukan apa yang harus kau lakukan!"
Angeline bersama Tresa pergi meninggalkan ruangan itu, kemudian mereka melakukan rutinitas rutin yang biasa mereka lakukan di pagi hari. Mereka membersihkan diri, makan bersama, dan sedikit berbagi cerita lagi di meja makan.
Tresa merasa, Angeline sangat berpengaruh bagi hidupnya yang sekarang, jika hidup seperti ini terus berlanjut hingga selamanya, tak akan terbayang bagaimana sakitnya penyesalan hidup tanpa dia.
Setidaknya, untuk hari ini Tresa mendapatkan motivasi untuk bangkit kembali, satu dua langkah kemarin masih belum cukup untuknya meraih apa yang menjadi tujuannya.
Pada sore hari di ruang makan.
Tresa duduk di kursi depan meja makan, sedangkan Angeline sedang meracik sebuah kopi di dapur. Ruang makan dan dapur bersatu di sana, tidak terlalu jauh, jadi Tresa bisa melihat Angeline yang sedang meracik kopi.
"Angeline." Tresa memanggil.
"Ya."
"Kau bilang kemarin tentang Percobaan AE dan Ghoul. Apa kau tahu bagaimana itu terjadi?" Tanya Tresa, penasaran.
"Experiment-nya bukan? Ya... Aku mengetahuinya, itu sangat mengerikan menurutku." Angeline menghampiri Tresa sembari membawa secangkir kopi di tangannya. Lalu dia duduk berhadapan dengan Tresa.
"Kau tidak akan bisa membayangkannya." Angeline menyeruput kopi itu dengan perlahan, dia menatap Tresa dengan penuh keraguan di wajahnya.
"Memangnya, bagaimana itu terjadi?" Tresa semakin penasaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments