.
19
.
"Kamu benar-benar tinggi... Seperti papi Nathan." ucap Ray.
"itu benar. aku memang sangat mirip dengannya, wajah ku juga sangat mirip dengannya. bukan begitu?" Ray tersenyum lebar melihat wajah Adrian yang memang sangat mirip dengan Nathan.
"Benar. kamu mirip dengannya." jawab Ray.
"Aku juga lebih tampan dari kak Aarav bukan? Jadi aku lebih cocok untuk Erza." ucap Adrian yang kembali membahas tentang Erza.
Ray menghentikan langkahnya.
"Kenapa harus Erza? Bukankah kamu tahu sendiri, jika dia adalah kekasih dari kakakmu?" tanya Ray.
"Benar Adrian... Kamu tidak boleh menyukainya." tambah Anna.
"Erza bukan tipe gadis idaman kak Aarav. dia mungkin hanya berpura-pura saja menjadi kekasihnya." jawab Adrian.
"itu benar. aku juga merasa begitu." tambah Arrey yang membenarkan apa yang Adrian katakan.
"Memangnya apa yang menarik perhatian mu, sampai-sampai kamu menyukai Erza seperti itu?" tanya Reyna yang merasa sangat penasaran dengan alasan Adrian yang begitu menyukai Erza. padahal dia baru saja bertemu dengannya semalam.
"Erza itu sangat murni. tatapan matanya penuh ketulusan. walaupun tatapan matanya begitu tajam, tapi penuh kehangatan... Dia mungkin tidak pernah berdandan atau bahkan memikirkan penampilannya. Tapi ke-alamian wajahnya itu membuatku merasa sangat tertarik padanya. Dia juga bukan tipe orang yang menyombongkan sesuatu yang dia miliki. Dia tipe-ku banget..." jelas Adrian.
"Aku rasa kamu memang benar-benar jatuh cinta padanya. Tapi, walaupun begitu, tetap saja kamu tidak boleh merebutnya dari kakakmu. Entah Erza berpura-pura menjadi kekasih kakak mu, atau memang mereka benar-benar pacaran. itu tidak ada hubungannya denganmu. Selama Erza tidak mau mengatakan semuanya, jangan coba-coba untuk mendekatinya." Ray tersenyum lebar pada Adrian, berharap Adrian mau mendengarkan apa yang dia katakan.
"Iya papa Ray... aku mengerti. Aku akan menunggunya. lihat saja, saat aku mengetahui jika mereka hanya berpura-pura saja, aku akan langsung mengambil Erza dari kak Aarav. Lagi pula, kak Aarav juga sangat kasar padanya. Ucapannya begitu pedas. Aku hanya kasihan saja pada Erza." jawab Adrian.
Mendengar itu semuanya tertawa, merwka memang tahu jika Aarav selalu mengatakan sesuatu itu dengan caranya sendiri yang sangat pedas.
"Dia memang seperti itu. semua orang sudah tahu. itu sebabnya dia menjadi jaksa." jawab Reyna.
"Memangnya tidak ada gadis cantik di Roma?" tanya Arrey dengan nada menyindir Adrian.
"Banyak. Tapi mereka bukan tipeku. Dan pastinya adalah tipe mu. tipe gadis yang sangat gampang di dapatkan adalah tipe dari Arrey Abimanyu Darma. iya kan?" jawab Adrian yang juga menyindir Arrey.
"Cih! Enak saja! Biar begini aku tidak mau yang bekas!" jawab Arrey.
"Aku tidak seperti papa ku!" tambahnya.
"Kenapa membawa-bawa ku dalam masalahmu Arrey!" sungut Arya yang baru saja datang ke sana
Arrey tersenyum lebar pada ayahnya yang sudah mendekatinya
"Tidak apa-apa papa... aku hanya mengatakan jika papa sangat tampan. Itu sebabnya aku juga tampan seperti papa.." jawab Arrey.
"Dia juga sangat pandai berbohong!" desis Reyna.
"Iya benar. Sudahlah, aku yakin membahas Arrey tidak akan ada habisnya. Aku sudah sangat lapar. mencium aroma masakan kak Reyna membuat ku merasa sangat lapar." Adrian mengusapi perutnya, yang memang sudah merasa kembali lapar, walaupun dia sudah makan banyak di rumahnya.
"Ayo kita makan. Tunggu apa lagi." jawab Ray seraya kembali merangkul pundak Adrian.
"ayo!"
.
Di apartemen Erza.
Saat ini Aarav dan Erza masih tertidur pulas. Keduanya bahkan tidak sadar jika kini sedang saling memeluk tubuh satu sama lainnya.
ring ring ring ring ring
Dering handphone Aarav terdengar, bahkan getaran nya juga terasa, karena Aarav menyimpannya di saku celananya.
Aarav hanya menggeliat saja mendengar dan merasakan itu.
ring ring ring ring ring
Dering handphone itu terus saja terdengar, sampai membuat Erza membuka matanya.
Erza terkejut saat melihat wajah Aarav berada tepat di depan wajahnya.
"Dia benar-benar ingin mati!" Erza segera melompat dan mencekik leher Aarav.
Merasakan hal itu, Aarav segera membuka matanya, dia merasa tidak bisa bernafas yang benar-benar seakan membunuhnya.
"Uhuk uhuk uhuk uhuk... Er-za... le-pas..." ucapnya dengan nafas yang terputus-putus dan terbatuk-batuk.
"Kenapa kamu ada di sini dan berani menyentuh ku?!" tanya Erza seraya mengeratkan cengkeraman tangannya di leher Aarav.
"Le-pas du-lu Er-za.... Ji-ka a-ku ma-ti, mo-bil-mu ti-dak a-kan bi-sa ke-lu-aaar..." ucapnya lagi dengan tersendat-sendat, karena memang Erza begitu kuat mencengkram lehernya.
"Mobil..." ucap erza mengulangi apa yang Aarav katakan.
Mendengar itu Erza segera melepaskan tangannya dari leher Aarav
Uhuk uhuk uhuk uhuk uhuk
Aarav kembali terbatuk-batuk karena nafasnya masih belum bisa bebas seperti biasanya.
"Kamu benar-benar hampir membunuh ku!" gerutu Aarav masih dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Itu pantas untukmu!" jawab Erza.
"Siapa suruh kamu masuk ke dalam kamar ku dan bahkan tertidur di samping ku!" tambahnya.
"aku tidak berniat untuk tidur bersama mu, aku tidak tahu juga, jika aku ternyata ketiduran di sini." jawab Aarav.
"Kenapa kamu harus masuk ke sini? kamu seharusnya langsung pulang setelah kamu selesai mencuci piring!" ucap Erza masih dengan kesal.
"Aku hanya ingin melihat apa yang sebenarnya kamu lakukan. Soalnya kamu bilang, kalau kamu ingin memakai masker wajah. aku penasaran dengan itu, tapi saat aku melihatmu, kamu justru sedang tertidur pulas. Aku jadi ingin mengganggu mu, tapi aku melihat buku ini... jadi aku memutuskan untuk membacanya. Setelah itu aku justru ketiduran." jekas Aarav
Erza membelalakkan matanya saat mendengar jika Aarav ternyata sudah membaca buku pribadinya.
"Kamu membaca buku ini?! Aku benar-benar akan membunuhmu!" Erza kembali melompat ke atas tubuh Aarav untuk kembali menyerangnya.
"Erza tunggu! Aku tidak membacanya! Sungguh, aku baru melihat sampulnya, tapi aku langsung tertidur. aku bahkan tidak ingat apapun yang ada di dalam sana. Sungguh... aku bersumpah..." jawab Aarav mencoba untuk menghentikan apa yang akan Erza lakukan.
"Sungguh?" tanya erza penuh dengan selidik.
"Sungguh! aku tidak berbohong!" jawab Aarav.
Erza menghela nafasnya dengan lega. Dia takut jika Aarav sudah membaca buku pribadinya ya g berisi seluruh catatan pribadinya bahkan perasaannya dan semua jalan cerita hidupnya.
Aarav sudah bersiap untuk kembali mengatakan sesuatu, tapi dia menghentikanya, saat dia melihat posisi Erza saat ini.
Dimana dia sedng duduk di atas perutnya, dengan celana pendek yang dia pakai jelas memperlihatkan seluruh paha mulusnya.
"Erza... bukankah posisi ini tidak enak di lihat?" tanya Aarav seraya memalingkan wajahnya ke arah lainnya.
"Posisi apa yang tidak enak di lihat?" tanya Erza. dia tidak mengerti apa yang Aarav katakan.
Mendengar bagaimana Erza sepertinya tidak mengerti apa yang dia maksud kan, Aarav mendorong tubuh Erza hingga Erza terguling ke sampingnya, dan dengan cepat Aarav bergerak ke atasnya dan menahan tangannya.
"Seperti ini. Bukankah sangat tidak enak di lihat?" tanya Aarav dengan senyuman menyeringainya.
"Kamu benar-benar ingin mati tuan Aaraaavvv...?" tanya Erza dengan senyuman menyeringainya juga.
"Bagaimana kamu akan menyerangku, jika posisimu seperti ini?" tanya Aarav yang semakin berani menelusuri leher Erza dengan ciumannya. Aarav yakin jika Erza tidak bisa berbuat apa-apa saat ini, selain memohon padanya agar dia segera melepaskannya
Aarav ingin membuat Erza pertama kalinya memohon padanya, karena Erza selalu saja bersikap sombong dan kuat di depannya.
"Aku benar-benar akan membunuhmu!" ucap Erza seraya menggerakkan kepalanya, dia sengaja membenturkannya ke kepala Aarav dengan keras.
"Ouch!" Aarav segera menggulingkan tubuhnya ke samping tubuh Erza, saat dia merasakan kepalanya yang begitu sakit.
"Cih! benar-benar merepotkan!" Erza menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menghilangkan rasa pusing di kepalanya, dia segera mengambil pedangnya dan meletakkannya di leher Aarav.
Erza menelusuri setiap inchi leher Aarav dengan pedangnya.
"Kamu menelusuri leher ku dengan ciumanmu bukan? Jadi, bagaimana rasanya ciuman pedangku ini tuan Aaraaavvv?" tanya Erza yang masih terus menelusuri leher Aarav dengan pedangnya.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 350 Episodes
Comments
Yani
aku gk suka karakter erza terlalu kejam pada araaf padahal semua kemauan nya dituruti tp tetap saja tingkahnya menyebalkan
2022-01-18
0
He end
😅
2021-08-09
0
🌹🌺gemini🌺🌹
kejam bngr erza
2021-01-26
2