.
20
.
"Erza... Aku hanya bercanda... Ayolah..." jawab Aarav yang merasa sangat ketakutan.
"Bercanda? Aku juga sedang bercanda..." Erza tersenyum begitu manis pada Aarav yang jelas terlihat ketakutan.
"Aku minta maaf, sebagai permintaan maaf, aku akan memberikan uang bensin padamu selama sebulan. bagaimana?" ucap Aarav, dia yakin jika bernegosiasi dengan uang pasti akan membuat Erza menuruti ucapannya.
"Bagaimana jika setahun?" tanya Erza
Walaupun tidak setuju dengan permintaan dari Erza, tetap saja dia menyetujui apa yang Erza mau.
"Deal! Selama satu tahun, aku akan memberikan uang bensin untuk mobil baru mu." jawab Aarav.
Erza tersenyum lebar.
Dia memasukan kembali pedangnya ke dalam sarungnya. Setelah itu dia Melompat kembali ke atas tempat tidurnya.
cup!
Erza mengecup bibir Aarav sekilas, setelah itu dia tersenyum begitu manis padanya
"Terimakasih tuan Aaraaavvv... sekarang kamu boleh pulang..." ucapnya.
Aarav masih terbengong bengong dengan apa yang terjadi barusan. Dia bahkan seperti seseorang yang kehilangan jiwanya.
Melihat itu Erza tersenyum puas.
Dia beranjak dari tempat tidurnya, dan keluar dari kamarnya. Membiarkan Aarav yang masih belum bisa sadar ke dalam dunia nyata-nya.
"Apa yang baru saja terjadi padaku sebenarnya?" tanya Aarav pada dirinya sendiri.
Sementara Erza, kini sedang berdiri bersandar pada dinding pembatas kamarnya.
Jantungnya sendiri berdegup dengan begitu kencang seakan-akan meronta keluar dari dadanya.
"Apa yang sudah aku lakukan! kenapa aku harus menciumnya! Dasar bodoh!" gerutu Erza merutuki kebodohannya sendiri.
.
Keesokan paginya, Erza sudah berangkat pagi-pagi buta ke rumah Aarav, dia tidak ingin terlambat datang, karena Aarav sudang mengatakan padanya untuk berangkat lebih awal. Dia harus menemui seorang saksi mata yang merupakan satu-satunya saksi dalam kasus yang sedang dia tangani.
Erza baru saja memarkirkan sepeda motornya, dia saat ini sedang membuka helmnya.
Adrian baru saja selesai lari pagi. Dia melihat bagaimana cara Erza membuka helmnya, dan itu membuatnya semakin menyukainya
"Pagi Erza..." sapa Adrian
"Pagi tuan Adrian..." jawab Erza dengan senyuman manisnya.
"Jangan memanggilku seperti itu. Panggil saja Adrian. Kamu pagi sekali datang kemari? ada masalah penting?" Erza menganggukan kepalanya.
"benar. Aarav harus menemui saksi satu-satunya dari kasus yang sedang dia selesaikan. Jadi kami harus ke sana sebelum orang itu pergi." jawab Erza.
"Oh... Pekerjaan kak Aarav memang sangat unik... Dia akan terus berhubungan dengan orang-orang jahat." ujar Adrian.
"Iya... kurang lebih seperti itu. Tapi itu juga penting. Ada banyak ketidak benaran yang harus di buktikan. jadi dia memang harus bekerja keras." Jawab Erza.
"Masuklah dulu Erza... Kamu belum makan pagi bukan?" ajak Adrian.
"Tidak perlu Adrian. Aarav pasti akan segera keluar. Lagi pula aku sudah memakan sandwich tadi di rumah." tolak Erza. Karena dia yakin jika Aarav akan segera keluar.
Dan benar saja, setelah itu Aarav benar-benar keluar dari rumahnya.
Dia sudah rapi memakai setelan jasnya seperti biasanya.
"Ayo." ajaknya begitu dia sampai di dekat Erza.
"Iya." jawab Erza seraya membuka pintu mobilnya, setelah itu dia duduk di kursi kemudi.
Begitu juga dengan Aarav yang segera duduk di samping Erza.
"Kami berangkat dulu Adrian..." ucap Erza menyapa Adrian yang segera melambaikan tangannya pada Erza.
"Iya Erza... kamu hati-hati.. Saat ada waktu. aku akan mengajakmu makan bersama. aku akan mentraktir mu apapun yang kamu mau." jawab Adrian.
Erza tersenyum lebar, dia segera menganggukkan kepalanya pada Adrian dengan cepat.
"Iya... aku mau." jawabnya.
"Erza! cepat jalan!" perintah Aarav dengan kesal. Di sngat tidak suka melihat kedekatan adiknya dengan Erza yang sepertinya melebihi kedekatannya sendiri dengan Erza
"Iya tuan Aaraaavvv... Jangan marah-marah... ini masih pagi-pagi buta!" jawab Erza dengan wajah sebalnya.
Hari masih pagi, tapi Aarav sudah mulai mengibarkan bendera perang padanya.
Erza segera mulai mengemudikan mobilnya, ke arah yang sudah dia setel map mobil Aarav.
"Erza..." Aarav telihat ragu-ragu untuk mengatakan apa yang ada di pikirannya saat ini.
"Apa?" tanya Erza.
"Itu... Kenapa kemarin kamu menciumku?" tanya Aarav.
mendengar pertanyaan dari Aarav, wajah Erza memerah seketika. Dia kembali mengingat bagaimana dia mencium bibir Aarav dengan begitu saja karena kebodohannya.
"Ituu... Aku juga tidak tahu." jawab Erza.
Aarav mengerutkan keningnya, dia tidak mengerti kenapa Erza juga tidak tahu Shu alasannya kenapa dia menciumnya.
"Bagaimana kamu bisa sampai tidak tahu? Apa bibirmu begitu saja mendekati bibirku, jika kita berada begitu dekat?" tanya Aarav.
"Bibirku bukan magnet yang akan tertarik dengan bibirmu begitu saja!" sungut Erza yang mendengar alasan tidak masuk akal dari Aarav
"Bibirku juga bukan magnet. Jadi kenapa kamu tiba-tiba saja menciumku? Apa kamu benar-benar sudah jatuh cinta padaku?" tanya Aarav lagi yang membuat Erza merasa semakin tidak mengerti kenapa Aarav sampai berfikir seperti itu.
"Bagaimana jika aku memang benar-benar menyukaimu atau bahkan sampai jatuh cinta padamu?" tany Erza balik
"kamu bukan tipeku. Jadi aku jelas akan menolakmu!" jawab Awrav dengan cepat.
Erza mendengus kesal pada Aarav.
"Aku juga sama sekali tidak tertarik padamu. aku menciummu hanya karena aku berterimakasih padamu. sisanya, aku sama sekali tidak tertarik padamu. Aku justru lebih tertarik pada adikmu. Dia jauh lebih tampan darimu. dan jelas lebih muda darimu, walaupun wajah kalian terlihat seumuran. tetap saja Adrian jauh lebih menarik!" jawab Erza seraya memberikan tatapan sebalnya pada Aarav.
"Hei! jangan coba-coba untuk mendekatinya!" ucap Aarav. Dia tidak suka jika Erza mulai memuji Adrian di hadapannya.
"Kenapa? itu kenyataan." tanya Erza.
"Tidak boleh ya tidak boleh! Kamu hanya boleh memujiku... memuji ketampanan ku... " jawab Ararav.
"Kenapa aku harus memujimu? memangnya kamu siapa!" sungut Erza.
"Aku Boss mu. Kamu harus terus memuji ketampanan dan kebaikan ku. Jika tidak, aku akan memotong uang jajanmu!" jawab Aarav.
Mendengar itu Erza hanya bisa pasrah. berurusan dengan Aarav jika menyangkut masalah keuangan, Erza hanya akan menurut saja.
"Baiklah... Tuan Aaraaavvv yang tampan.... Aku benar-benar ingin memukul wajahmu, agar bisa terlihat seperti 'bang sapri' aku benar-benar tidak tahan..." jawab Erza sembari memberikan senyuman manisnya, walaupun ekspresi wajahnya terlihat jika dia ingin menguliti Aarav hidup-hidup
Aarav tersenyum mendengar itu.
"Erza... satu pujian bernilai sepuluh ribu. berkali kali kamu memujiku, kamu bisa mendapatkan banyak uang..." ucapnya.
Mendengar itu Erza menjadi begitu bersemangat.
"Tuan Aaraaavvv... Kamu pria tertampan dan terbaik di seluruh dunia.... aku menyukaimu..." ucap Erza dengan begitu manisnya.
deg!
Jantung Aarav tiba-tiba saja seakan melompat keluar saat Erza mengatakan hal itu.
"Huh? ini terjadi lagi..." ucapnya sembari mengusap dadanya.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 350 Episodes
Comments
☘𝐴ɴͪᴅͦʜᷤɪͭʀͤᴀᷝ͠ ⍣ᶜᶦᶠ
udh lah aaraav ga usah gengsi gt napa
2021-07-05
1
ErNawa_
bang sapri Thor 😅😅😅
2020-12-27
0
➷♡𝓙𝓾𝓼𝓽 𝓕𝓲𝓮𝓮 💞✧༺♥༻✧
dasar tuan aaraaavvv gak peka .. 😒😒😒
2020-12-26
0