.
3
.
"Keluar! Sudah sampai!" perintah Erza sembari mendorong tubuh Aarav agar segera keluar dari mobilnya.
Aarav menahan dirinya untuk tidak terpengaruh dengan apa yang Erza lakukan, yang jelas selalu saja bisa membuatnya naik darah.
"Ini mobilku!" jawab Aarav.
"Oh... lalu di mana mobilku? Seharusnya kamu membelikannya bukan? Aku sudah melindungi mu sejak tiga bulan terakhir. seharusnya aku mendapatkan reward dari apa yang aku lakukan bukan? setidaknya berikan aku satu unit Maybach atau Ferrari, aku juga akan menerima jika kamu hanya memberikan aku Honda jazz terbaru." Erza menaik turunkan alisnya di depan wajah Aarav, dan itu membuat Aarav benar-benar jengah.
"Kamu sudah mendapatkan satu unit apartemen di Twin Residence. kamu pasti tahu berapa harganya itu! kamu masih meminta mobil padaku? hei! kamu juga sudah mendapatkan bayaran selama setahun kedepan dari mama Oma Hana dan Papa opa Nathan! Kamu mau aku tuntut karena memerasku?" Aarav menatap Erza dengan berani. Dia merasa jika gadis di depannya ini perlu dia berikan pelajaran agar tidak terus semena-mena padanya.
"Hei tuan bodoh! aku dengan senang hati masuk penjara. aku akan makan dan minum gratis. aku hanya perlu tiduran dan bermain game saja. aku tidak perlu susah-susah untuk berkelahi membahayakan nyawa ku sendiri hanya untuk melindungi seseorang yang tidak tahu terimakasih!" jawab Erza sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.
Dia menatap Aarav dengan santainya dan seolah-olah dia tidak takut pada apapun.
"Dasar gadis gila! aku tidak ada waktu untuk mengurusimu! aku ada sidang pagi ini!" Aarav mengambil beberapa berkas pekerjaannya, dia tidak ingin otak berharganya hanya untuk menghadapi gadis gila yang tidak pernah masuk akal.
"Selamat berjuang tuan bodoh bermulut pedas! anda memang sangat cocok menjadi jaksa. Mulut pedas anda bisa di gunakan dengan baik di dalam sana... Semangat tuan Aaraaavvv. Aku mendukungmu..." teriak Erza dengan keras saat Aarav sedang berjalan masuk ke ruang persidangan.
"Dia benar-benar gila!" desis Aarav sembari terus berjalan untuk segera menuju ke persidangan.
Sementara Erza kini sudah bersiap dengan pedangnya yang dia gendong di punggungnya.
"Aku juga sudah siap!" ucapnya seraya berjalan keluar dari mobil Aarav.
Dia melihat ke sekelilingnya, melihat wajah orang-orang yang mungkin mencurigakan.
"Sepertinya tempat ini aman. Seharusnya dia akan baik-baik saja. Aku sangat mengantuk. sebaiknya aku mencari kopi hangat dulu." Erza kembali melihat ke sekelilingnya, memastikan jika tidak ada yang memcurigakan.
Setelah itu dia berjalan mencari tempat di mana dia bisa menemukan kopi hitam favoritnya.
"Erza..." panggilan seseorang mengejutkannya.
"Oh... Nona meli... Ada apa?" tanya Erza pada gadis yang memanggilnya tadi.
"Dimana Aarav? Kamu pasti sudah mengantarnya bukan?" tanya Meli.
melihat gerak-gerik Meli, Erza tertawa kecut. Bagaimana Meli begitu genit saat berbicara, dan seolah-olah dia sedang memperlihatkan jika dirinya sangatlah cantik dan anggun
"Tuan Aaraaavvv... Dia sudah masuk ke dalam ruang persidangan. Susul saja ke sana nona Meli... saya sibuk. bye!" jawab Erza sembari berjalan melewati Meli yang mendengus kesal padanya.
"Menyebalkan sekali! Dia hanyalah supir Aarav! Tapi gayanya seperti itu!" kesal Meli pada Erza yang sudah berjalan jauh darinya.
Meli kembali melihat ke cermin yang ada di bedaknya.
"Aku masih terlihat sangat cantik. Aku akan masuk ke dalam ruang sidang untuk menyemangati Aarav." ucapnya seraya menutup kembali bedaknya, setelah itu dia berjalan dengan anggun untuk menuju ke ruang sidang.
Saat ini Meli sudah menjadi seorang model. itu sebabnya dia selalu harus terlihat cantik dan anggun. Dia juga sangat menyukai aarav, tapi sepertinya pria itu tidak pernah tertarik padanya
Meli berjalan masuk ke dalam ruangan di mana Aarav tengah menunjukkan beberapa bukti-bukti yang memberatkan tersangka kasus kekerasan dalam rumah tangga.
Meli melambaikan tangannya sembari tersenyum manis padanya.
"Semangat." ucapnya dengan suara yang berbisik. Walaupun begitu, Aarav pasti tahu apa yang dia katakan.
"Dimana gadis liar itu?! Dia justru membiarkan anak dari Zeffi masuk ke sini!" gerutu Aarav dengan suara yang pelan.
"Jadi, ini adalah bukti yang menunjukkan jika pria ini memang sudah melakukan kekerasan dalam rumah tangga pada istrinya." ucap Aaarv sembari menunjukkan pada layar LCD yang ada disana.Dinana terlihat jelas jika di sana ada video di mana seorang wanita yang merupakan istri dari tersangka yang tiba-tiba saja pingsan di depan umum.
"Apa yang bisa di buktikan dari itu semuanya? Itu adalah video dimana istri pak Irwan pingsan. Dia juga menolongnya di sana. karena memang dia sangat mencintai istrinya." jawab pengacara yang membela tersangka.
"Dia sangat mencintai istrinya? Jika benar. Dia pasti akan mengatakan sesuatu yang lain, semisal; apa yang terjadi denga istriku? Kenapa kamu pingsan istriku? ada apa dengan mu istriku? atau semacamnya. Tapi dalam video ini, dia justru mengatakan; Bukan! Bukan aku pelakunya! Bukankah ini aneh?" Aarav tersenyum menyeringai pada pengacara yang merupakan sahabatnya juga.
'Olivia'
Olivia menatap pria yang sedang di belanya. Dia tampak bergetar hebat, dia juga terlihat aneh.
"Hahahaha... aku memang yang sudah menyiksanya! kenapa memangnya! Dia istriku, kenapa aku tidak boleh menyiksanya! Kalian semuanya bedebah!"
Bamm!
Pria itu menggulingkan meja yang ada di hadapannya. Dan itu membuat semuanya menjadi kacau.
Beberapa petugas kepolisian menahan pria yang kini tengah menggila, mereka juga segera membawa pria itu untuk segera pergi dari sana.
Sidang selesai!
Aarav berjalan keluar dari ruangan diikuti oleh Olivia yang juga berada di belakangnya.
"Selamat Aarav. Kamu lagi-lagi bisa dengan mudahnya menyelesaikan semuanya." ucap Olivia.
"Sama-sama Oliv. Kamu juga hebat. Sayangnya pekerjaan mu harus mendampingi orang-orang semacam itu. Seharusnya kamu memilih menjadi jaksa saja, bukan pengacara." jawab Aarav.
"Aku menyukai ini. Berdiri di samping orang yang jahat membuat kita tahu cara berpikir mereka. Itu membuat kita melihat sisi lain dunia. Lagi pula, bukan hanya orang jahat yang aku dampingi. Ada mereka yang harus menderita karena sesuatu yang tidak mereka perbuat...." jawab Olivia.
"Aarav..." Aarav terkejut saat tiba-tiba saja Meli memeluk lengannya.
"Selamat ya... Kamu yang terbaik..." ucapnya dengan manja.
"Hai Oliv..." sapa Meli juga
Olivia hanya tersenyum pada Meli. Dia tidak terlalu dekat dengannya, sejak Meli memutuskan untuk menjadi model.
"Lepas dulu Meli... tidak enak di lihat!" Aarav menarik lengannya dari tangan Meli yang memeluknya seperti gurita.
"Baiklah Aarav. Aku masih memiliki banyak sekali pekerjaan. Kamu duluan saja." ucap Oliv seraya berbelok ke arah lainnya.
"Oliv... Oliv..." aarav memanggil Olivia yang sepertinya tidak ingin mendengarkannya.
"Meli! lepas!" Aarav masih mencoba untuk melepaskan tangannya dari pelukan Meli.
"Tuan Aarav... Apa perlu saya yang menariknya?" tanya Erza yang sudah berdiri di hadapannya saat ini.
"Dari mana saja! Tidak tahukah kamu! jika ada seseorang yang lebih berbahaya dari sekedar seorang pembunuh!" sungut Aarav pada Erza yang masih saja membiarkan Meli untuk menemuinya.
Dia bukan tidak menyukai Meli, hanya saja Meli selalu saja seperti itu padanya, dan itu membuatnya merasa sangat risih.
"Apa aku perlu memotong tangannya?" tanya Erza.
Mendengar itu, Meli segera melepaskan pelukannya dari lengan Aarav.
"Sadis sekali! Aarav, Kenapa kamu memperkerjakan gadis kejam seperti dirinya untuk menjadi supir mu! ada banyak orang yang bersedia untuk posisi itu!" gerutu Meli.
"Mama Oma Hana dan Papa opa Nathan yang memperkerjakan dia. bukan aku. Lagipula, aku lebih suka yang kejam daripada yang lembut." jawab Aarav seraya berjalan menuju ke arah mobilnya. Dia terlalu sibuk untuk mengurusi Meli yang sangat manja padanya.
Erza tertawa geli melihat bagaimana Meli di abaikan oleh Aarav.
"Sebaiknya nona Meli mengganti warna cat kuku anda. Warna-warni seperti itu membuat tuan Aarav tidak suka. Dia suka warna gelap." ucap Erza dengan tawanya seraya berjalan mengikuti langkah kaki panjang Aarav.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 350 Episodes
Comments
Anna Aqila 🏚️ 🌺
meli kok jadi genit ya,g kayak Mela
2021-08-27
0
☘𝐴ɴͪᴅͦʜᷤɪͭʀͤᴀᷝ͠ ⍣ᶜᶦᶠ
meli genit bgt, pdhl mela ga genit loh
2021-07-04
0
Seflin Tandaju
waktu kecil mereka kan selalu bersama..tapi setelah tumbuh dewasa sepertinya ada kerenggangan didlm hubungan mereka..
2021-07-01
1