Lovely Savage! (Bodyguard Kesayangan)
.
1
.
"Kenapa dia belum datang?" tanya seorang pria yang berusia sekitar 25 tahunan, pria yang sedang terus mondar-mandir menunggu seseorang, yang seharusnya sudah datang ke sana menemuinya.
"Dia selalu saja seperti ini!" kesalnya.
"Aarav..." panggilan seseorang membuat pria muda itu menoleh ke arah sumber suara.
"Mama... Mama belum berangkat ke kantor?" tanya pria yang di panggil dengan nama Aarav itu.
"Belum. Mama baru saja menyelesaikan beberapa pekerjaan. Papamu juga masih ada di dalam rumah." jawab wanita berusia lebih dari 40 tahunan, namun wajah cantiknya masih jelas terlihat. Bahkan dia lebih cocok di panggil kakak oleh Aarav.
"Kamu belum berangkat Aarav?" tanya seorang pria yang juga baru saja keluar dari rumahnya.
Pria yang merupakan ayah dari Aarav, dan lagi-lagi pria itu lebih cocok di panggil sebagai kakaknya dari pada ayahnya. Karena memang dia masih terlihat seperti orang yang baru berusia 30 tahunan, walaupun usianya sudah lebih dari setengah abad.
"Belum pah... Bukankah dia selalu terlambat!" jawab Aarav dengan wajah yang kesal.
Pria tertawa geli melihat bagaimana putranya selalu saja tidak sabaran.
"Bellan... Lihat putramu. Dia selalu saja seperti itu. Tapi tetap saja dia tidak mau mengganti bodyguard nya itu." ucapnya.
"Aku tidak peduli Dio! Dia hanya pintar di otaknya, tapi sayangnya tubuhnya seperti seorang gadis!" desis Bellan sembari menatap sinis pada putranya.
"Mama keterlaluan bukan? Aku memang menggunakan seluruh tenaga ku untuk otak-ku. Aku harus berfikir keras dalam pekerjaan ku. Jadi wajar saja jika aku tidak bisa berkelahi." jawab Aarav.
Bellan menatap jengah padanya, putranya selalu saja pintar berkilah. Walaupun jelas, jika dia tidak bisa berkelahi untuk melindungi dirinya sendiri.
Sementara Dio hanya tersenyum melihat bagaimana istri dan putranya yang memang selalu saja seperti itu.
"Dia sudah besar, kita juga tidak perlu repot-repot untuk mengurusnya. Ayo Dio! Kita biarkan saja dia menunggu. Dia sudah terbiasa dengan itu." jawab Bellan sembari memeluk lengan suaminya.
"Kamu dengar sendiri kan apa yang ibumu katakan. Tunggu saja sampai dia datang kemari. Kami berangkat ke kantor dulu."Dio menepuk pundak putranya, sebelum akhirnya dia dan Bellan berjalan masuk ke mobil mereka untuk segera pergi ke kantor perusahaannya.
"Dia belum datang!" gerutu Aarav.
Dia sudah menunggu seseorang yang harusnya sudah ada di sana untuk segera pergi bersamanya ke kantor kejaksaan, tapi sepertinya dia harus terlambat seperti biasanya kali ini.
"Jika saja aku bisa berkelahi sepertinya, aku tidak perlu repot-repot untuk mempekerjakannya!" sungutnya lagi.
Aarav duduk di kursi yang ada di teras depan rumahnya. Pikirannya melayang jauh, di saat di mana dia pertama kalinya berhasil menyelesaikan kasus pertamanya.
.
flashback on~
"Selamat Aarav. Kasus pertamamu sudah selesai. Kamu bisa membuktikan jika orang itu memang bersalah." ucap salah satu rekan kerjanya yang juga merupakan sahabatnya
"Terimakasih Arfin.. Kamu juga harus berjuang keras untuk pekerjaan mu yang melelahkan. Sidang kasus yang sedang kamu periksa besok pagi bukan?" jawab Aarav.
"Iya. Aku sudah membereskannya. Semua bukti dan saksi sudah lengkap. doakan aku ya... agar aku bisa menghukum pria bejad itu." Aarav menganggukkan kepalanya.
"Pasti. Sekarang aku pulang dulu." jawab Aarav seraya menepuk pundak sahabatnya itu.
"Baiklah. Hati-hati." jawab Arfin seraya melambaikan tangannya pada Aarav.
Aarav berjalan keluar menuju ke area parkir. Sesampainya di sana dia langsung memasuki mobilnya.
Dia juga segera mengemudikan mobilnya untuk segera kembali ke rumahnya dan memberikan kabar gembira pada keluarganya
Brak!
Aarav terkejut saat mobilnya di tabrak dari belakang. Entah sengaja atau tidak, yang jelas, dia sangat terkejut karena hal itu.
"Apa yang sebenarnya mereka inginkan?! apa mereka tidak tahu jika aku adalah seorang jaksa!" gerutu Aarav sembari menepikan mobilnya.
"Kenapa jalanan ini sangat gelap?" tanya Aarav saat melihat kondisi jalanan yang memang sangat gelap dan juga sepi.
Setelah itu Aarav keluar dari mobilnya untuk memberikan pelajaran pada orang yang sudah menabrak mobilnya.
Aarav merasa curiga, saat mobil yang menabraknya juga menepi di belakang mobilnya.
"Ada apa sebenenrnya ini?" tanya Aarav pada dirinya sendiri
Aarav harus di kejutkan dengan beberapa orang yang keluar dari mobil itu, dimana orang-orang itu membawa berbagai senjata, mulai dari tingkat baseball, pisau sampai ada yang membawa parang.
"Siapa kalian! Kenapa kalian melakukan ini padaku?" tanya Aarav seraya mengambil satu persatu langkah mundur.
"Kamu tidak perlu tahu! Kami hanya perlukan memberikan kamu pelajaran, karena kamu sudah berani membuat bos kamu harus mendapatkan hukumannya." jawab salah satu dari mereka.
"Jadi, kalian adalah anak buahnya Arendra Gunawan?! Kalau begitu, kalian juga akan mendapatkan nasib yang sama dengannya." ancam Aarav.
"Hahaha... Masih terlalu sore untuk bermimpi!" jawabnya.
"Bunuh dia!" perintahnya pada ketiga orang yang sudah siap untuk menyerang Aarav.
"Apa yang akan kalian lakukan! Kalian akan benar-benar di hukum karena hal ini!" teriak Aarav namun sepertinya tidak ada yang aku mendengarkannya.
Mereka terus mendekati Aarav dan bersiap untuk menyerangnya.
"Agh!" Aarav menghindari pukulan tongkat besi yang hampir saja mengenai tubuhnya, hingga dia tersungkur ke aspal jalanan.
"Sial! Aku tidak bisa berkelahi." ucapnya, namun dia sepertinya terlambat untuk menghindari serangan dari yang lainnya yang sudah siap untuk mencincangnya dengan parang yang ada di tangan orang itu.
Aarav hanya bisa memejamkan matanya saat dia melihat benda tajam yang sudah tidak bisa dia hindari lagi.
clank!
Aarav terkejut saat dia mendengar bunyi benturan benda tajam yang hampir saja merenggut nyawanya.
Aarav terkejut saat melihat sebuah pedang panjang berasa tepat di depannya dan menghalangi parang yang hampir saja mengenai tubuhnya.
Dia kembali di kejutkan saat dia melihat pemilik pedang itu adalah seorang gadis!
"Seorang gadis cantik memiliki pedang?" tanya Aarav pada dirinya sendiri.
"Menyingkirlah bodoh!" teriak gadis itu pada Aarav.
mendengar itu Aarav segera berlari menjauh dari perkelahian hebat yang akan terjadi di hadapannya.
Gadis itu mengayunkan pedangnya, hingga parang itu terlepas dari tangan pria kekar yang siap menebas leher Aarav tadi.
clank!
Melihat itu mereka semuanya bersama-sama mengeroyok gadis itu.
Namun gadis itu hanya tersenyum menyeringai pada mereka.
"Sekumpulan sampah!" ucapnya seraya berlari ke arah mereka, menyambut mereka semua dengan serangannya.
clank! clank! clank!
Suara pedang gadis itu terdengar berkali-kali, saat berbenturan dengan senjata yang mereka gunakan.
Gadis itu memandang, memukul bahkan tidak segan-segan melukai para pria yang berniat untuk melukai Aarav.
Sampai pada akhirnya, senjata tajam yang mereka gunakan semuanya terlepas dari tangan mereka, dan mereka sudah bisa di kalahkan oleh gadis itu.
Gadis cantik itu mengusap wajahnya yang terciprat darah dari beberapa orang yang sudah berhasil dia lukai.
'dia sangat kejam bukan?' ucap Aarav dalam hatinya.
Gadis cantik itu berjalan mendekati Aarav yang masih berdiri mematung di tempatnya.
"Erza Scarlett, dari perguruan silat merpati hitam." ucapnya seraya tersenyum menyeringai pada Aarav.
"I-i-tu tadi na-mamu?" tanya Aarav dengan gugup.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 350 Episodes
Comments
elisabeth sembiring
bisa di"sewa " jadi bodyguard nih cewek sekalian jadikan istri.
judulnya jadi my wife is my bodyguard.
2022-05-25
0
Ilan Irliana
bkn aaraf...tp nm nenek moyang loe...hihi
2022-04-08
0
sutradara
permisi numpang lewat
2022-01-30
0