.
18
.
"Adrian..." Reyna mendekati pria tinggi dan sangat tampan itu.
"Kamu sudah sangat tinggi ternyata. aku melihat mu saat kamu masih berusia sepuluh tahun, tapi sekarang kamu sudah berusia 20 tahun kan? tidak terasa... kamu sudah semakin dewasa..." Reyna memeluk adik sepupunya yang kini sudah jauh lebih tinggi darinya.
"Paman Adrian..." Arrey mendekati Adrian yang kini sedang bersiap-siap untuk mengambil memeluknya setelah melepaskan pelukan dari Reyna.
"jangan memelukku paman... aku tidak suka di peluk oleh pria..." tolak Arrey.
"Menyebalkan sekali! aku benar-benar akan memelukmu sampai kamu mati karena sesak nafas!" Adrian melompat ke pelukan Arrey yang juga ingin meronta, tapi dia tidak sempat untuk melakukan itu.
"Paman... lepaskan! harga diri ku bisa hancur sebagai pria idaman, jika kamu memeluk ku seperti ini!" sungut Arrey.
"Berisik! Tidak-kah kamu merindukan ku?!" jawab Adrian yang masih terus membekap tubuh Arrey yang sama tingginya dengan Adrian.
"Lepaskan dia Adrian... dia baru saja memeluk seorang janda.. kamu bisa terkontaminasi oleh bakteri yang dia dapatkan." ucap Reyna seraya menepuk pundak Adrian.
Mendengar itu Adrian segera melepaskan pelukannya.
dia menjauh sejauh-jauhnya dari Arrey, "aku bisa-bisa terkena virus darimu! Aku tidak mau mendapatkan janda!" ucapnya.
Reyna, Ray dan Anna tertawa geli melihat tingkah Adrian yang sangat lucu menurut mereka.
"Enak saja! aku tidak sempat memeluknya tadi, dia sudah masuk ke kamar mandi... aku langsung saja kembali dari sana. aku rasa dia sudah bersiap untuk mengajak ku ke kamarnya." jawab Arrey.
pletakkk!
Reyna kembali harus menjitak kepala putranya yang selalu saja berisi hal-hal seperti itu.
"Sakit ma! kepalaku akan pecah, jika mama terus memukul ku!" sungut Arrey seraya mengusap kepalanya.
"Aku tidak bisa jadi dokter jika Kepala ku pecah!" sungutnya lagi.
"Aku bahkan tidak yakin jika kamu tidak akan menjadi dokter mesum nantinya!" jawab Reyna.
"Jahat sekali..." Ucap Arrey yang masih mengusap kepalanya yang masih terasa sakit.
"Adrian... jangan lihat itu." ucap Anna saat melihat Adrian terus melihat ke arah Arrey dan Reyna.
"Mama Anna, papa Ray... apa kabar?" Adrian segera memeluk keduanya dalam dekapannya.
"Aku baik-baik saja. kamu sendiri bagaimana?" tanya Ray seraya mengusap lembut rambut Adrian.
Adrian melepaskan pelukannya, dia tersenyum lebar pada keduanya.
"aku sangat baik... Saat ini aku merasa sangat bebas, bisa bertemu dengan kalian semuanya." jawab Adrian.
"Tapi, dimana si cantik Yarren?" Adrian celingukan kesana kemari mencari sosok gadis cantik yang belum dia lihat ada di sana.
"Keponakan mu itu masih tertidur. Dia menonton drama Korea semalaman. Dia tidak akan bangun sebelum jam makan siang." jawab Reyna
"Dia sampai segitunya. Bukankah dia sudah kelas tiga SMA, seharusnya dia banyak belajar bukan?" Adrian melihat ke arah kamar Yarren yang memang masih tertutup.
"Jangan khawatir. dia hanya akan seperti itu saat dia pulang ke rumah. Saat hari-hari biasanya, dia akan belajar dengan sangat giat. dia adalah tipe pekerja keras..." jawab Reyna.
"benar. saat ada di rumah kami, dia memang selalu bekerja keras." tambah Anna.
"Oh iya, aku lupa kalau Yarren tinggal di rumah papa Ray dan mama Anna setiap harinya, dia hanya akan pulang saat akhir pekan. Bagaimana jika aku juga tinggal di rumah papa Ray? Mama Bellan sangat galak." Adrian tertawa geli mengingat bagaimana Bellan selalu saja marah saat dia ataupun kakaknya tidak melakukan apapun sesuai dengan keinginannya.
"Bukankah dia memang selalu seperti itu?" ujar Ray. Dia mangenal betul adik iparnya itu seperti apa.
"Tapi itulah yang kamu rindukan saat kamu ada di Roma bukan?" Pertanyaan dari Anna memebuat Adrian menganggukan kepalanya.
"benar. Aku sangat merindukan mama Bellan yang selalu memarahiku. Walaupun saat aku di Roma, terkadang juga aku mendengar ocehannya yang begitu banyak." jawab Adrian.
"Aku juga selalu mendapatkan kemarahannya. Dia pasti akan segera marah saat melihat ku. aku tidak mengerti kenapa omayang Bellan menjadi seperti itu. kepalaku juga pasti akan menjadi korban dari tangannya yang tidak tahan untuk menjitak ku." sungut Arrey.
"Tapi... aku masih merasa penasaran. kenapa paman Adrian juga mengatakan jika menyukai Erza? Padahal jelas-jelas dia adalah kekasih paman Aarav. Dia bahkan menciumnya di depan semua orang." Arrey menatap ke arah Adrian yang hanya tersenyum lebar padanya.
"Aku bertemu dengannya semalam, saat dia dan kak Aarav menjemput ku. aku tidak mau tahhu jika mereka sedekat itu, sampai-sampai kak Aarav menciumnya di depan semua orang." jawab Adrian.
"Itu benar. Tapi kalau aku lihat-lihat. Sepertinya hubungan mereka itu hanya pura-pura saja. bagaimana bisa paman Aarav menyukai Erza. dia itu kan pria yang tidak tertarik pada perempuan. Bahkan omayang Bellan mengatakan jika dia itu gay..." ucap Arrey.
"Kalian ini.... kenapa harus mengatakan hal seperti itu. kamu juga Arrey! memangnya kamu sendiri tidak memiliki julukan yang lebih memalukan!" gerutu Reyna pada putranya itu.
"Mama selalu saja seperti itu. Lagi pula julukan ku itu adalah pria mesum. Walaupun begitu, tetap saja ada yang mendekatiku dan ingin bersamaku. jadi jangan salahkan aku karena aku ini terlalu tampan!" jawab Arrey.
"Aku akan memukulmu lagi jika kamu masih saja bangga dengan sebutan sebagai pria mesum!" Reyna sengaja mengayunkan tangannya lagi untuk seolah-olah akan memukul kepala putranya, dan dengan cepat, Arrey menghindarinya.
"Jangan memukul ku mama! aku bisa menjadi bodoh..." ucap Arrey.
"Bahkan saat bodoh pun otak-mu terus saja bisa berfikir aneh-aneh! Akan lebih baik jika otak mu tidak ada sekalian!" jawab Reyna.
"Mama sangat mengerikan. Aku harus menjadi dokter spesialis anak mama sayang... aku baru memulai pendidikan ku!" sungut Arrey yang masih mencoba untuk menghindari tangan Reyna yang masih saja ingin memukulnya.
"Mama keterlaluan." sungut lagi.
"Berisik Arrey! Jangan bertingkah seolah-olah kamu ini adalah mahasiswa teladan! Kamu tidak tahu berapa kali sehari, mama mu ini selalu mendapatkan laporan buruk dari kampus tentang kelakuan mu!" jawab Reyna dengan kesal.
sementara yang lainnya hanya bisa menertawakan mereka berdua yang terus saja berdebat dan terus saja bersungut-sungut.
"Sudahlah. membahas tentang kemesuman Arrey tidak akan ada habisnya. Sebaiknya kita makan saja. aku lapar..." ucap Ray menghentikan apa yang sedang Reyna dan Arrey lakukan.
"Iya pah... aku sudah menyiapkan banyak makanan. Ayo. Arya juga sedang mempersiapkan semuanya." jawab Reyna
"kalau begitu, ayo Adrian... kamu juga harus makan bersama." ajak Ray seraya merangkul pundak Adrian yang sedikit lebih tinggi darinya.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 350 Episodes
Comments
🌹🌺gemini🌺🌹
kreeeen
2021-01-26
0
sunshine
arrey 😂😂😂 dasar emang ya. pake alasan pria idaman segala 😂
2020-12-31
2