.
13
.
Broom! broom! broom!
Erza sengaja menarik gas motornya saat dia sampai di depan rumah keluarga Aarav.
Erza tersenyum lebar pada Aarav yang segera keluar untuk menemuinya.
"Berisik! Semua tetangga akan mengamuk!" Ucap Aarav, namun Erza justru tersenyum lebar padanya.
"Erza, masuklah." Ucap Bellan yang kuga keluar dari rumahnya.
"Iya nyonya Bellan." Jawab Erza.
"Jangan panggil nyonya, panggil aunty saja. Itu terdengar lebih muda. Atau kamu bisa memanggilku dengan sebutan kakak." Mendengar itu Erza menganggukan kepalanya, sementara Aarav hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah ibunya yang kembali narsis.
"Kamu sudah makan?" Tanya Bellan.
"Sudah. Aku makan banyak hari ini." Jawab Erza. Walaupun yang sebenarnya dia hanya makan semangkuk mie instan.
"Tapi biasanya makanmu sangat banyak. Bagaimana kalau kita makan lagi? Aku akan membuat nasi goreng spesial. Adrian sangat menyukainya. Jadi aku bisa sekalian membuat untukmu juga." Mendengar itu Erza segera menganggukkan kepalanya dengan cepat.
"Kalau begitu, aku tidak bisa menolaknya." Jawab Erza.
"Mau membantuku?" Tanya Bellan
"Tentu... Aku akan membantu Aunty Bellan, sebelum berangkat menjemput tuan Adrian." Jawab Erza dengan penuh semangat. Jujur saja dia masih sangat lapar.
Erza melemparkan pedangnya pada Aarav, sebelum dia berjalan masuk ke dalam rumah mengikuti langkah kaki Bellan.
"Dia benar-benar seenaknya sendiri!" Sungut Aarav. Dia memilih untuk memasukkan pedang Erza ke dalam mobilnya saja, setelah itu dia mengikuti langkah kaki Erza untuk masuk ke dalam rumahnya.
Dengan bantuan Erza, nasi goreng buatan Bellan sudah bisa selesai dengan cepat.
Dengan cepat juga Erza bisa menikmatinya.
Erza makan begitu lahap, seolah-olah dia sudah tidak makan selama berhari-hari.
"Sepertinya tadi aku mendengar jika ada seseorang yang sudah makan banyak di rumahnya. Tapi sekarang aku melihat orang itu sepertinya sudah tidak makan selama sebulan..." Ucap Aarav sarkis.
"Aarav! Biarkan saja." Jawab Bellan
"Tuan Aaraaavvv yang terhormat... Aku memang membutuhkan makanan yang banyak. Bahkan sangat banyak. Aku harus kuat, agar aku bisa melindungi pria lemah seperti mu." Jawab Erza yang sengaja untuk menyindir Aarav.
Aarav mendengus sebal pada Erza yang masih saja membahas hal itu, dimana itu adalah satu-satunya kelemahannya.
"Sudahlah! Erza, kamu makan saja. Jangan pedulikan Aarav. Dia memang selalu bermulut pedas. Sejak kecil mulutnya selalu penuh dengan cabai. Jadi jangan dengarkan dia." Jawab Bellan.
"Iya aunty... Dia memang selalu saja bermulut pedas. Sayangnya dia selalu saja memberikan apapun yang aku butuhkan. Itu sebabnya aku tetap berada di sampingnya." Ucap Erza dengan mulut yang penuh dengan makanannya.
Bellan tertawa geli mendengar itu.
"Kalian sangat unik. Semoga saja hubungan kalian langgeng. Kedepannya Erza tidak perlu lagi bekerja dengannya. Kamu harus bisa membantuku di perusahaan." Ujar Bellan
"Siap aunty Bellan..." Jawab Erza, setelah itu dia kembali memakan makanannya.
"Hati-hati Erza... Jangan buru-buru seperti itu. Aku hanya takut jika sendok itu akan sampai tertelan oleh mulutmu." Ucap Aarav saat dia melihat bagaimana Erza makan dengan begitu lahapnya
"Tenang saja Aaraaavvv sayang... Aku juga sangat pandai mengunyah logam." Jawab Erza sembari memperlihatkan senyuman lebarnya.
Mendengar itu Aarav bergidik ngeri.
"Aku yakin jika dia bukan manusia." Gumamnya.
"Tapi kamu menyukainya. Kamu bahkan menjadikan dia kekasihmu." Ucap Bellan dengan nada menyindirnya.
"Itu karena dia sangat manis. Dia juga sangat cantik." Jawab Aarav. Dia lupa, jika dirinya dan Erza masuh sepasang kekasih di depan semua keluarganya.
"Habiskan makananmu Erza... Setelah itu berangkat ke Bandara hati-hati. Aku akan kembali ke kamarku dulu. Dio juga belum kembali dari kantornya. Hari ini ada banyak sekali pekerjaan yang harus dia selesaikan. Dia juga sibuk di kampus mengurus semuanya. Untungnya ada Adrian yang sudah siap membantunya. Kalian berdua hati-hati saat menjemput Adrian. Okay?" Erza dan Aarav menganggukkan kepalanya pada Bellan.
Setelah itu Bellan kembali ke kamarnya, meninggalkan Aarav dan Erza berdua saja
"Buruan!" Ucap Aarav.
"Sudah selesai tuan Aaraaavvv.... Aku minum dulu." Jawa Erza.
Aarav melihat Erza yang memang sudah selesai memakan makanannya.
"Ayo!" Ajak Erza setelah dirinya siap.
Aarav hanya menganggukkan kepalanya, setelah itu dia mengikuti langkah kaki Erza yang ada di depannya untuk keluar dari rumahnya.
Kini keduanya sudah berada di dalam mobil yang sedang melaju ke arah Bandara. Erza membawannya dengan kecepatan yang tinggi, dan itu membuat Aarav selalu saja takut, jika Erza sudah mengemudi di jalur yang sepi
"Erza... Bisakah kamu pelan sedikit? Kita bisa mati cepat, jika kamu mengebut seperti ini." Ujar Aarav.
"Tuan Aaraaavvv... Kita tidak akan mati semudah ini. Tenang aja. Kamu masih harus hidup untuk memberikan aku banyak uang. Aku juga masih harus hidup untuk menikmati uang mu." Jawab Erza.
"Gadis gila! Kamu tidak pernah menganggap serius ucapanku!" Sungut Aarav.
"Dari pada terus mengumpat padaku, lebih baik diam saja dan berdoa untuk keselamatan kita. Okay?" Erza tersenyum manis pada Aarav yang hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Erza yang selalu saja di luar kendalinya.
"Kenapa gadis gila dan kasar sepertinya bisa sangat manis...." Ucapnya.
Erza kembali tersenyum begitu manis pada Aarav yang segera memalingkan wajahnya dari Erza yang kembali membuat jantungnya berdetak dengan begitu kencang.
"Kita sudah sampai tuan Aaraaavvv..." Ucap Erza dengan begitu manis.
"Ayo turun. Kita harus menunggu Adrian di depan pintu keluar." Jawab Aarav seraya melepaskan sabuk pengamannya.
Begitu juga dengan Erza yang segera melepaskan sabuk pengamannya untuk segera mengikuti langkah Boss nya yang sudah lebih dulu berjalan keluar dari mobilnya.
Aarav melihat ke sekelilingnya untuk mencari keberadaan adiknya yang sudah beberapa tahun tidak pernah bertemu dengannya.
"Di mana dia? Seharusnya dia sudah sampai." Gumamnya sembari melihat ke sekelilingnya.
Sementara Erza hanya berdiri saja di sebelah Aarav, karena dia tidak tahu seperti apa adik dari Boss nya itu.
Erza tanpa sengaja melihat ke arah pria muda yang tampan, dan saat ini sedang tersenyum manis padanya.
"Dia benar-benar tampan." Ucapnya seraya membalas senyuman manisnya.
Erza terkejut saat pria itu berjalan mendekat ke arahnya.
"Dia mendekat kemari..." Ucap Erza seraya refleks menarik lengan panjang baju Aarav.
"Adrian..." Ucap Aarav saat dia melihat pria tampan yang tadi tersenyum manis pada Erza.
Erza terkejut saat mengetahui jika pria tampan itu adalah adik dari Boss nya.
"Kakak... Aku kira kamu tidak akan mengenaliku..." Jawab Adrian seraya memeluk kakaknya
"Mana mungkin. Dari bau mu saja aku bisa mengenalimu." Jawab Aarav.
Mereka melepaskan pelukan mereka, kemudian saling tersenyum lebar pada satu sama lainnya.
"Iiiuuuh..." Erza bergidik geli saat melihat pemandangan yang ada di depannya yang terlihat seperti cinta antar pria.
"Erza... Dia adalah adik-ku. Namanya Adrian." Ucap Aarav mengenalkan adiknya padanya.
Erza tersenyum manis pada Adrian yang juga kembali memperlihatkan senyuman manisnya padanya.
"Halo, aku Erza Scarlett. Supir tuan Aarav..." Ucap Erza memperkenalkan dirinya.
"Supir? Kak Aarav pasti sangat senang bisa melihat wajah cantik mu setiap hari. Kamu juga sangat manis. Apa kamu sudah punya pacar?" Adrian terus memperlihatkan senyumannya yang begitu manis.
"Aku tidak..."
"Dia kekasihku." Jawab Aarav.
Adrian mengerutkan keningnya, dia tidak percaya pada apa yang kakaknya katakan.
"Dia bukan tipe kakak-ku. Jadi dia tidak mungkin kekasihmu. Bukankah kakak suka gadis yang rapi dan anggun? Erza ini lebih natural, casual dan apa adanya. Dia tipe-ku." Jawab Adrian seraya merangkul pundak Erza.
"Ayo! Antar aku pulang. Aku sudah sangat lelah." Ucapnya.
Erza segera menganggukkan kepalanya pada Adrian.
Walaupun Adrian juga tipe yang begitu berani mendekat padanya, tapi dia berbeda dengan Arrey yang telalu vulgar padanya. Adrian berani, tapi sangat lembut dan manis dan Erza menyukai itu.
"Ayo." Jawab Erza seraya berjalan membukakan pintu mobil untuk Adrian.
"Aku mau duduk di depan bersamamu..." Ucap Adrian saat Erza membukakan pintu untuk kursi belakang kemudi.
"Baiklah." Jawab Erza seraya membukakan pintu di samping kemudi.
Dengan cepat Adrian masuk ke dalam dan segera memakai sabuk pengamannya.
Begitu juga dengan Erza yang segera masuk ke dalam dan duduk di kursi kemudi.
"Kakak! Bawa koperku masuk ya..." Pinta Adrian dengan suara yang keras.
Aarav mendengus kesal pada Adrian dan juga Erza yang seenaknya saja meninggalkannya sendirian di posisinya tadi.
"Mereka berdua sama-sama menyebalkan. Tapi kenapa Adrian harus menyukai gadis kasar itu!" Sungutnya seraya menarik koper milik Adrian untuk membawanya masuk kedalam bagasi mobilnya.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 350 Episodes
Comments
anca
kamu aja yg buta araaavv
2022-01-25
0
Anna Aqila 🏚️ 🌺
Aarav bentar lagi bakal nyesel udah ngata" in erza dengan begitu pedddaaaaasssssss
2021-08-29
0
🌹🌺gemini🌺🌹
bersaing nih
2021-01-25
5