.
8
.
"Boss... Kapan mini Cooper nya akan datang?" tanya Erza saat dia sedang mengemudikan mobil Aarav untuk mengantarkannya kembali ke rumahnya.
"Tunggu beberapa hari lagi. Aku masih harus mengurus apartement untuk mu juga kan? aku juga memiliki banyak pekerjaan. jadi aku tidak bisa melakukan secara bersamaan." jawab Aarav.
"Baiklah. Aku akan dengan senang hati menunggunya. Aku tidak sabar untuk mengemudikan mobil itu." Erza tersenyum lebar pada Aarav yang hanya bisa menghela nafasnya.
"Tapi kamu harus terus berpura pura untuk menjadi kekasihku. Dan kamu harus siap jika aku tiba-tiba saja menciummu. Awas saja jika kamu tiba-tiba memukul ku saat aku menciummu atau memelukmu!" Mendengar itu Erza menepikan mobilnya.
"Ada apa? Kenapa kita berhenti?" tanya Aarav.
"Kita sepertinya harus perjelas soal itu tadi. Aku tidak mau jika kamu tiba-tiba menciumku! enak saja! kamu pikir aku gadis murahan! sebaiknya hindari kontak fisik!" jawab Erza.
Aarav menghela nafasnya, dia menatap jengah pada Erza yang masih saja tidak mau mendengarkannya.
"Erza... jika kita ini adalah sepasang kekasih. kits memang harus berciuman atau berpelukan. itu sudah sepantasnya di lakukan. Mengerti?"
Erza menggelangkan kepalanya.
"aku tidak mengerti! tidak ada aturan seperti itu dalam kamus besar ku! Jaga jarak denganku, atau aku akan menebas leher mu lain kali, jika kamu berani menyentuh ku! apa lagi sampai menciumku!" jawab Erza.
"Hei! Dengarkan aku! Aku juga sama sekali tidak ingin melakukannya. Kamu bukan tipeku. Dan aku sama sekali tidak ingin bersentuhan fisik denganmu. jadi please... jangan kira aku sangat menyukainya saat aku menciummu." ucap Aarav yang membuat Erza menatapnya dengan penuh tanda tanya.
"Jika aku bukan tipe mu, Kenapa kamu harus menjadikan aku pacar pura-pura mu?"
"itu karena hanya ada kamu di sana saat keadaan terdesak tadi. jika ada Olivia atau yang lainnya aku juga akan merasa jauh lebih senang." jawab Aarav.
"kamu menyukai Olivia?" pertanyaan dari Erza tidak bisa dia tahan untuk tidak dia tanyakan pada Aarav
"Tentu saja. Siap yang tidak akan menyukainya. Dia cantik dan tidak berlebihan. Dia juga sangat pintar. Dan yang pasti, dia itu lembut." jawab Aarav.
Erza tersenyum kecut mendengar itu. Walaupun dia sudah tahu jika Aarav tidak mungkin benar-benar menyukainya, Lagi pula tidak akan ada yang menyukai gadis kejam seperti dirinya.
"Aku mengerti. Jika nanti ada kesempatan. Katakanlah pada Olivia, jika kamu menyukainya. Setelah itu katakan pada keluarga mu juga, jika kamu tidak pernah menyukaiku. Dan apa yang kamu katakan saat itu hanyalah sebuah alasan untuk menolak perjodohan dengan nona Meli." ucapnya.
Mendengar itu Aarav terdiam. Entah kenapa rasa bersalahnya justru muncul di dalam hatinya dan terus menyalahkkan dirinya yang sudah mengatakan hal itu tadi pada Erza. Walaupun itu memang kenyataannya.
Erza tersenyum pada Aarav sebelum akhirnya dia kembali mengemudikan mobilnya untuk segera mengantar Aarav kerumahnya.
Suasananya terasa begitu canggung. Erza bahkan diam saja tidak seperti biasanya yang selalu ramai dan berisik
"kamu lapar?" tanya Aarav.
"Tidak. Aku sudah makan saat kamu sedang menemui keluarga mu tadi." jawab Erza yang terus fokus pada jalanan, dan bahkan seperti tidak ingin menatap Aarav.
"Aku akan menyiapkan apartemenya besok pagi. Kamu bisa pindah ke sana saat siang hari." ucap Aarav lagi, saat Erza kembali diam dan membuat suasananya begitu sepi
"Iya." jawab Erza singkat.
Aarav melihat ke arah Erza yang masih saja fokus mengemudikan mobilnya, dia bahkan menatap jalanan yang terlihat begitu sepi
"Kamu sakit?"
Erza hanya menggelengkan kepalanya.
"Kamu kenapa?" tanya aarav lagi yang benar-benar tidak suka dengan sikap diam Erza saat ini.
"Aku tidak kenapa-kenapa. Aku baik-baik saja. Jangan khawatir." jawab Erza yang masih saja terdengar lemah.
"Apa aku salah bicara?"
Lagi-lagi Erza hanya menggelangkan kepalanya.
Aarav menghela nafasnya, dia tidak tahu harus bagaimana lagi, agar dia bisa mengembalikan Erza yang lama yang tidak membosankan seperti sekarang ini, walaupun Erza yang biasanya selalu saja membuatnya naik darah setiap saat.
"Kenapa kamu menjadi sangat membosankan seperti ini?!" sungut Aarav, dia sudah tidak tahu lagi harus bagaimana untuk mengetahui apa yang salah dengan Erza atau dirinya sendiri.
"Aku memang selalu membosankan. Aku hanya tahu bersikap kejam. Aku hanya pandai menggunakan pedangku dan tenagaku. Kamu jangan khawatir. Sudah hampir empat bulan aku bekerja padamu. kontrak kerjaku selama satu tahun bersama mu juga akan segera habis. Delapan bulan lagi, aku dan kamu tidak akan bertemu lagi. Jadi jangan khawatir, kamu tidak akan pernah bertemu dengan gadis kejam yang sangat membosankan seperti ku." jawab Erza.
Mendengar itu Aarav semakin merasa jika dia memang sudah melakukan kesalahan yang membuat Erza bersikap dingin padanya.
"Erza.... Aku akan memperpanjang kontrak kerjasama kita." Mendengar itu Erza menggelangkan kepalanya.
"Tidak perlu. Aku juga tidak menginginkannya. Aku akan kembali ke perguruan silat ku. Aku akan menerima tugas lainnya saja. aku tidak mau menjadi penjaga seseorang. Aku lebih suka menjadi mata-mata atau pencuri sekalian." jawab Erza.
"Erza!" Aarav merasa kesal karena tidak mengerti apa sebab Erza bersikap seperti itu padanya, tapi justru Erza menambah kekesalannya dengan mengatakan, jika dia tidak ingin kembali menjadi penjaganya.
"Aku akan membayar mu dua kali lipat dari yang sudah di berikan oleh mama Oma Hana padamu." ucap Aarav.
Lagi-lagi Aarav hanya melihat gelengan kepala dari Erza
"Kamu biasanya akan sangat senang saat mendengar nominal uang yang banyak. Tapi sekarang kamu justru menggelangkan kepalamu? Apa yang aku katakan, sampai membuatmu menjadi seperti ini Erza? aku minta maaf." Aarav benar-benar frustasi hanya karena tidak bisa mengetahui apa yang salah dengan Erza.
Namun sepertinya Erza juga tidak ingin membicarakannya.
"Bagaimana jika aku membayar mu tiga kali lipat dari yang mama Oma Hana berikan padamu?" tany Aarav lagi
Namun Erza kembali menggelangkan kepalanya
"empat kali lipat?"
Lagi-lagi Erza masih saja menggelangkan kepalanya
"Terakhir! Lima kali lipat, di tambah dengan bonus lainnya. Bagaimana?" tana Aarav.
"Deal!" jawab Erza dengan keras. Erza juga menghentikan mobil aarav karena memang sudah sampai di depan rumah keluarga Aarav.
Erza tersenyum lebar pada Aarav yang masih terlihat begitu terkejut.
"Tuan Aaraaavvv..." Erza mendekati Aarav yang masih mengerjapkan matanya berkali-kali.
"Akh akan bekerja denganmu sampai sepuluh tahun kedepan. Dengan gaji lima kali lipat dari yang Nyonya Hana berikan padaku." Erza tersenyum begitu manis. Dia sudah bersikap kembali seperti biasanya. Menyebalkan tapi juga menyenangkan.
"Terimakasih banyak tuan Aaraaavvv... Aku sangat senang mendengar berita ini. Kita akan bertemu selama sepuluh tahun kedepan... Jangan bosan melihat ku okay?" Erza keluar dari mobil Aarav.
"Aku pulang duluan ya tuan Aaraaavvv... Jangan lupa apartement dan mobilku... Aku menyukaimu tuan Aaraaavvv... juga sangat menyukai uang mu..." Erza memberikan senyuman termanisnya pada Aarav yang masih duduk di kursi kemudi di mobilnya dengan ekspresi wajah yang masih kebingungan. Seolah-olah dia baru saja mendapatkan penipuan yang membuatnya menjadi linglung.
Aarav melihat Erza yang mengendarai motornya keluar dari halaman rumahnya.
"Apa yang baru saja terjadi? Apa aku sudah di tipu mentah-mentah oleh gadis kejam itu? Dia terlihat begitu bahagia." ucap aarav sembari membayangkan banyaknya uang yang akan dia keluarkan untuk mempertahankan Erza nantinya.
"Bagaimana tidak... Dia mendapatkan semuanya. Dia benar-benar tipe orang yang tidak perlu di beri perhatian lebih! Ini yang namanya air susu di balas dengan air tuba..." sungut Aarav.
"Tapi dia memang sangat manis...." Aarav tersenyum lebar membayangkan senyumanya manis Erza yang selalu dia perlihatkan jika dia menginginkan sesuatu darinya.
"Tetap saja dia gadis yang kejam! Aku sudah angat baik padanya, tapi dia justru mempermainkanku!" Aarav segera membuang jauh-jauh wajah manis Erza yang sedang tersenyum begitu manis padanya. Aarav segera keluar dari mobilnya untuk segera masuk kedalam rumahnya. Dia tidak ingin lagi memikirkan Erza yang tidak pernah bisa dia mengerti jalan pikirannya.
"Tapi dia memang sangat manis..." ucapnya lagi.
"Siapa yang manis?" tanya Bellan yang ternyata sudah ada di rumahnya.
"Erza." jawab Aarav dengan senyuman manisnya seraya berjalan melewati Bellan untuk menuju ke kamarnya
Bellan menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah putra sulungnya.
"Aku yakin, otaknya tertinggal di suatu tempat. ucapnya.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 350 Episodes
Comments
Bonar Narj
ketinggilana saat makan di warung makan mungkin otak nya ezzra😅
2022-01-24
0
Anna Aqila 🏚️ 🌺
sempat kesel sama Aarav,tapi ujung" nya ngakak 😆😆😆😆
2021-08-29
0
I'm back
Otaknya ditinggal dimana ya?!🧐🧐
2021-04-02
5