.
6
.
.
"Pah... Ada apa? Kenapa tiba-tiba menghubungiku untuk datang kemari?" Tanya Aarav pada Dio yang sedang duduk di kursi kerjanya.
"Duduklah. Aku akan memeriksa semua pekerjaan ku sebentar. Mama kamu dan Arya juga akan kesini. Ada Arrey juga akan segera datang." Jawab Dio
Dengan patuh, Aarav duduk di sofa yang ada di sana. Dia juga sembari melihat handphone miliknya untuk mengirim Erza pesan agar dia tidak pergi kemana-mana.
"Anak nakal itu! Kenapa dia juga datang!" Desis Aarav saat mengetahui jika Arrey juga akan ada di sana.
"Dia kan memang selalu ikut kemari saat ada kamu." Jawab Dio yang masih sibuk dengan pekerjaannya.
"Dia hanya akan meminta uang padaku! Jika tidak, dia pasti hanya akan meminta sesuatu padaku!" Desis Aarav lagi.
"Tidak apa-apa. Dia memang nakal, tapi dia juga akan menjadi pria yang bertanggung jawab. Jangan khawatir. Seseorang memliki masa dewasanya sendiri-sendiri. Apalagi dia lahir dari ayahnya yang juga sepertinya saat masih muda dulu. Bahkan lebih parah lagi. Membicarakannya tidak akan ada habisnya. Lebih baik aku kembali menyelesaikan pekerjaan ku saja." Ucap Dio seraya kembali menatap layar laptopnya.
"Kalian pasti sedang membicarakan ku bukan..." tanya Arya yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu.
"Benar. Kak Arya memiliki banyak celah yang sangat cocok untuk di bicarakan." Jawab Aarav.
"Kamu selalu saja begitu jujur Aarav... Setidaknya berbohong lah sedikit untuk menyenangkan perasaan orang lain." Arya menepuk pundak Aarav yang hanya mendengus mendengarnya.
"Tidak kebohongan yang menyenangkan. Jadi tidak perlu repot-repot berbohong hanya untuk menyenangkan hati dan perasaan orang lain!" Jawab Aarav.
"Ckk! Lihat putramu Dio! Dia benar-benar kaku! Sama sepertimu!"
"Itu lebih baik, lihat saja putramu sendiri, dia bahkan tidak jauh berbeda denganmu!" Jawab Dio.
"Kakek Dio...." Arrey masuk ke dalam ruangan Dio seraya tersenyum lebar pada Dio dan juga Aarav.
"Jangan memanggilku kakek! Itu terlalu tua!" Sungut Dio.
"Lalu, bagaimana aku harus memanggilmu? Pikirkan panggilan yang keren. Lalu aku bisa memanggilmu dengan sebutan itu." Jawab Arrey dengan santainya.
"Kalau sudah ada dia, aku tidak bisa lagi fokus pada pekerjaan ku!" Sungut Dio seraya beranjak dari tempat duduknya.
Dia berjalan ke arah ketiganya dan dusuk di sana bersama-sama
"Dimana Bellan?" Tanya Arya.
"Sebentar lagi dia akan datang kemari. Kita mulai membahasnya saja dulu." Dio melihat putranya yang masih begitu sibuk dengan ponselnya.
"Siapa yang kamu hubungi? Terlihat sibuk sekali?" Tanya Dio.
"Erza. Aku memintanya untuk pergi saja, jika dia bosan menungguku di bawah sana. Aku akan menghubunginya lagi setelah kita selesai." Jawab Aarav.
"Kenapa tidak membawanya masuk, dia sangat cantik. Akan enak di lihat jika ada dia di sini." Ucap Arrey yang hanya mendapatkan tatapan sebal dari Aarav.
"Kamu ini, jika ada babi di kasih make-up dan bik*ni juga pasti kamu akan menggodanya." Desis Dio. Dia terlalu paham dengan sikap dari putra Arya itu.
"Enak saja. Aku hanya memilih yang cantik dan seksi saja seperti Erza itu Kakek Dio... Jika tidak memenuhi standar ku aku juga akan mau." Jawab Arrey.
Mendengar itu Aarav hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja.
"Kenapa kak Arya harus membawanya kemari? Dia terlalu menyebalkan!" Sungut Aarav. Dia menatap sebal pada Arrey yang hanya tersenyum lebar padanya
"Sudahlah, kita di sini untuk membahas bisnis. Aarav, walaupun kamu mengutus pekerjaan mu sebagai jaksa. Kamu juga harus memikirkan bisnis keluarga mu. Adikmu akan kembali beberapa hari lagi. Dia akan mengambil alih pekerjaan mu. Aku harap kamu tidak masalah dengan semuanya itu." Jelas Dio.
Aarav menganggukkan kepalanya, "aku tidak masalah dengan itu pah... Lagi pula aku saat ini sedang tidak bisa fokus untuk mengurus hal itu. Aku serahkan semuanya pada Adrian." Jawab Aarav.
"Tapi bukan itu yang akan di bahas kali ini. Mama-mu berniat menjodohkan mu. Dia ingin mencari menantu yang bisa membantunya untuk mengurus perusahaan." Mendengar itu Aarav benar-benar terkejut.
"Papa bercanda bukan?" Tanya Aarav
"Tidak!" Suara Bellan kali ini yang terdengar.
Aarav melihat ke arah ibunya yang baru saja sampai disana.
"Mama! Aku tidak mau!" Tolak Aarav.
"Mama juga tidak mau mendengarkanmu!" Aarav menatap kesal pada ibunya yang sepertinya akan sangat susah untuk di lawan olehnya.
"Aku serius ma.... Tidak ada anak jaman sekarang yang akan mau di jodohkan!" Jawab Aarav
"Itu sebabnya aku akan memaksamu." Jawab Bellan dengan santai seraya duduk di kursi kebesaran suaminya.
Aarav menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Ma!"
"Aku memanggil Arya kemari karena untuk membahas tentang semuanya ini. Dia menyarankan padaku untuk mendekatkan mu dengan Meli." Jelas Bellan.
Mendengar itu aarav benar-benar terkejut.
"Meli? Mama bercanda? Dia hanya tahu cara untuk menghias kuku-kukunya. Dia tidak tahu tentang bisnis!" Aarav benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang baru saja ibunya katakan.
"Siapa bilang. Meli memiliki bisnis besar di bidang fashion dan kecantikan. Bisnis kita kali ini akan merambah ke arah sana. Saat ini fashion dan kecantikan sedang sangat di minati oleh kaum muda-mudi. Aku akan mengambil tindakan tegas ini. Itu sebabnya aku memanggil Arya kemari untuk membahas ini. Jika kamu setuju... Maksudku adalah jika kamu tidak setuju pun, aku akan tetap melakukannya." Jawab Bellan yang sepertinya sudah tidak bisa di ganggu gugat lagi oleh siapapun.
"Mama gila! Aku tidak mau!" Jawab Aarav lagi dengan penolakannya.
"Benar! Aku memang selalu gila!Aku melakukan ini juga karena kamu tidak juga memiliki kekasih! Kamu sudah berusia lebih dari 25 tahun! Tapi kamu sama sekali tidak pernah dekat dengan gadis manapun! Mama takut, jika kamu mungkin..." Bellan terlihat ragu untuk mengatakannya.
Aarav menutupi mulutnya dengan kedua telapak tangannya.
"Mama tidak berfikir jika aku ini g*y bukan?" Tanya Aarav memastikan apa yang ada di pikirannya.
"Tepat! Itulah yang aku pikirkan..." Jawa Bellan.
Aarav benar-benar tidak menyangka jika ibunya sendiri berfikir seperti itu.
"Mama serius?"
"Aarav! Lihat Arrey! Dia baru sekitar 18 tahunan, tapi dia sudah putus nyambung sebanyak lebih dari seratus kali! Sinyal aja kalah dengannya! Kamu tidak malu padanya?!" Mendengar namanya di sebut, Arrey tersenyum lebar.
"Lebih tepatnya seratus satu omayang Bellan." Jawab Arrey.
Mata Aarav membulat mendengar apa yang baru saja Arrey katakan.
"Seratus satu? Dasar gila!" Uca Aarav, "Tapi apa itu omayang?" Tanya aarav.
"Oma sayang..." Arrey mengedipkan sebelah matanya pada Aarav dan itu membuat Aarav bergidik ngeri.
"Seratus satu? Kamu yakin tidak salah hitung?" Tanya Dio dengan tawa kecilnya. Dia memang tahu, jika pria muda yang memang merupakan cucunya jika di lihat dari garis keturunan keluarganya itu adalah pria super playboy luar biasa.
"Sepertinya benar. Seratus dua, jika aku putus lagi dengan yang satu ini." Jawab Arrey.
"Dia bukan playboy. Dia itu pasti hanya mengatakan omong kosong, dia pasti hanya menghitung seluruh mahasiswa yang dia temui." Ujar Aarav.
"Tidak, aku berpacaran dengan lima sampai enam gadis sekaligus." Jawab Arrey dengan begitu bangganya.
"Dia sepertinya juga akan masuk rumah sakit jiwa juga seperti ayahnya!" Gumam Aarav sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Aku menolak ini mama!" Ucap aarav dengan tegas.
"Jika bukan dengan Meli, kamu bisa memilih Raline. Dia putri dari Bara dan Naila. Kamu pasti mengenalnya bukan?" Jawab Bellan.
"Dia calon dokter mama! Dia tidak akan bekerja di perusahaan mama ataupun mengurus perusahaan mama!" Jawab aarav.
"Dia memang calon dokter. Bagaimana lagi, kedua orang tuanya juga dokter." Jawab Bellan, "tapi tidak masalah, asalkan aku tidak lagi mendengar rumor yang mengatakan jika kamu adalah seorang..." Bellan lagi-lagi tidak meneruskan kata-katanya itu.
"Aku bukan pria yang suka dengan pria! Aku masih waras! Dan aku suka dengan wanita!" Jawab Aarav dengan geram!
Dia tidak menyangka jika ibunya sendiri akan mengatakan hal itu.
"Aarav..." Bellan sudah kembali ingin mengatakan keinginannya, tapi aarav sudah lebih dulu memotong ucapannya.
"Aku sudah memiliki kekasih!" Jawab Aarav.
Bellan, Dio, Arya bahkan Arrey yang ada di sana juga terkejut mendengar apa yang baru saja Aarav katakan. Karena memang aarav tidak pernah terlihat dekat dengan siapapun.
"Jangan bercanda Aarav! Dan jangan membohongiku!" Ancam Bellan.
"Aku tidak berbohong! Aku juga tidak pernah bercanda." Jawab Aarav dengan begitu yakin.
"Siapa dia?" Tanya Bellan.
Klek!
Semuanya melihat ke arah pintu yang baru saja terbuka.
Erza tersenyum canggung pada semuanya.
"Maaf, aku lupa untuk mengetuk pintu." Ucapnya dengan kikuk.
Melihat Erza sudah ada disana, Aarav beranjak dari tempat duduknya untuk berjalan mendekati Erza.
Erza terlihat kebingungan, dia hanya mendapatkan pesan untuk mengantarkan kunci mobil pada Aarav, tapi sepertinya dia datang di waktu yang salah.
"Dia orangnya." Jawab Aarav.
Bellan, Dio, Arya dan Arrey kembali di kejutkan dengan apa yang Aarav katakan, mereka membelalakkan mata mereka saat mendengar itu.
"Erza?" Tanya Bellan pada putranya untuk memastikan
"Aku? Aku kenapa?" Tanya Erza yang juga kebingungan.
"Iya." Jawab Aarav seraya menarik tengkuk Erza dan tanpa ba-bi-bu bibir Aarav menyambar bibir Erza di depan keluarganya.
Erza yang membelalakkan matanya karena apa yang Boss nya itu lakukan padanya.
Begitu juga dengan Bellan, Dio, Arya dan Arrey lagi-lagi harus membelalakan mata mereka karena apa yang Aarav lakukan di depan mereka semua.
Bellan bahkan menutupi mulutnya yang menganga lebar menggunakan kedua telapak tangannya.
"Mereka berdua benar-benar berpacaran?" Tanyanya pada dirinya sendiri.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 350 Episodes
Comments
Anna Aqila 🏚️ 🌺
sampai jatuh terjungkal aku 😲😲😲😲
2021-08-29
0
I'm back
Hati ²saja aku takutnya tu samurai melayang ke leher tuan bodohnya
2021-04-02
8
🌹🌺gemini🌺🌹
waoww aarav
2021-01-25
0