PRANK
" Aaaaaaaa " Teriak Geris.
"Astagfirullah apa itu " Ujar Shafura.
Sebuah piring pecah berhamburan karena jatuh dari lantai atas dan itu adalah piring yang Shafura berikan untuk Qun tadi. Zaf yang masih duduk di kursi makan sangat terkejut sebab piring itu jatuh tak jauh darinya. Dia langsung melihat ke atas dan mendapati Qun dengan muka merah menyala sedang berdiri berpegang pada pagar pembatas.
" Abang ! "
Posisi kamar Qun tepat berada di atas dapur, jadi Shafura tak tahu siapa yang menjatuhkannya, beda lagi dengan Zaf, karena posisi meja makan agak menjorok keluar jadi bisa terlihat.
" Hah Qun, kenapa dengannya Zaf " Tanya Shafura pada Zaf yang sedari tadi duduk di meja makan sambil bermain Handphone.
Qun lalu berjalan kembali masuk ke kamarnya.
" Zaaaaf, Zaaaaf naiklah ! " Teriak seseorang melalui sebuah alat.
" Suara siapa itu ? " Shafura mendengar ada yang memanggil Zaf tapi dia tak tahu dari mana sumber suara itu berasal.
Zaf sama halnya dengan Shafura, bedanya Zaf tahu asal suara itu lalu mendekati dapur dan melihat ke sebuah telecom wirelles yang terpasang di sana dan mendapati sebuah titik merah menyala.
" Astaga, Abang Qun mendengar pembicaraan kalian " Ujar Zaf setelah memeriksa alat tersebut.
" Alat apa itu ! " Shafura masih tak paham.
" Zaaaaf cepaaaat "
" Geris tolong jelaskan, aku lupa memberi tahu fungsi alat itu " Bergegas Zaf menaiki tangga.
" Geris itu apa ? "
Ya ! maklum saja, Shafura tak memiliki alat canggih itu dirumahnya.
" Aku lupa namanya, tapi alat ini itu bisa memanggil dan juga bisa di gunakan untuk mendengarkan orang lain yang berada di ruangan itu bicara kalau jika di sambungkan melalui Handphone kak, dan di rumah ini ada tiga tempat di pasang alat ini, di dapur, ruang tamu dan satu lagi di pintu masuk kak,
" Apa semacam Walky Talki ? "
" Yang kijang satu, kijang satu itu ya " Geris balik bertanya.
" Iya, apa Fungsinya sama !, "
" Nah iya begitu, tapi ini lebih modern dari segi fungsi dan bentuknya "
Benar kata Geris Intercom ini lebih elegan dan modern, bentuknya yang pipih layaknya sebuah smartphone, dan dengan sedikit tombol terpasang di sana yang memudahkan komunikasi 2 arah. Dan warnanya senada dengan cat rumah yang dominan hitam.
" Kalau yang di pintu lebih canggih kita bisa lihat siapa orang yang bertamu karna ada videonya." Geris menjelaskan Tentang Smart Door Bell.
Shafura menggaruk kepalanya sebab alat - alat di rumah ini terlalu canggih baginya.
" Ah sudahlah mari kita lihat, apa masalahnya kini ! "
Shafura melepas piring kotor tersebut dan ingin mencari tahu apa yang terjadi, di susul Geris mereka berdua naik ke laintai atas dan mendapati pintu kamar yang terkunci.
Tok Tok Tok
" Zaf, ada apa ? " Panggil Shafura dari luar.
" Suruh dia pergi Zaf, aku tidak mau dia masuk kekamar ini lagi, aku muak, dia dan yang lainnya sama saja " Bentak Qun
Suara Qun bisa terdengar oleh Shafura dan Geris karena emosi.
" Apa salah ku kali ini, kenapa tiba - tiba dia semarah itu, apa aku ada salah bicara, apakah dia memang selabil ini, dan kenapa aku di samakan dengan wanita lain, aku tidak terima "
Shafura melihat Geris, lalu geris menaikkan kedua bahunya sebab ia juga tak tahu apa masalah Qun.
" Apa masalahmu Bang, kenapa tiba - tiba kau naik darah seperti ini ".
" Kau dengar saja ! "
Shafura dan Ger penasaran lalu mendekatkan diri mereka ke pintu untuk menguping agar bisa mendengar apa yang Qun bicarakan pada Zaf.
" Ah belum, itu terlalu jauh, kakak belum sampai tahap mencintainya "
Shafura tertegun itu suaranya ketika berbincang dengan Geris waktu di dapur tadi.
" Lelucon macam apa ini Bang, ini hanya sepenggal kalimat dan kau langsung, ah aku tak habis pikir Abangku bisa senaif ini "
" Aku tidak perduli Zaf "
" Baguslah ! tetaplah dengan ketidakperdulianmu terhadap Shafura itu, tapi aku ingatkan jangan menyesal "
" Aku tidak akan menyesal "
" Hah aku tahu kau Bang !, jika kau kehilangan satu wanita lagi, aku bisa pastikan kau akan sakit lebih lama dari lima tahun silam "
" Zaaaaaf " Suara Qun menggelegar hingga membuat Faye menangis.
" Hiks hiks aaaaa, Papa ! "
" Sayang sini ikut Papa " kata Zaf.
" Kak Faye ? " Geris khawatir sebab anak kecil itu bak berada di medan pertempuran.
" Bagimana ini di kunci " Saut Shafura tak kalah khawatir.
" Kau harus selesaikan ini berdua dengan Shafura "
Merasa namanya disebut, Shafura kembali menguping.
" Tidakkkk "
" Harus Bang, Faye ikut Papa keluar ya nak ! "
" Zaf apa kau berani menentangku ! "
" Ya !! Aku berani menentangmu, soalnya ini demi kebaikanmu juga Bang"
" Kau tahu apa soal itu, dari mana datangnya kebaikan kalau dia saja tidak mencintaiku "
DEG
Kalimat cinta terucap dari mulut Qun yang sama sekali buta akan hal itu, terakhir dia merasakan cinta di usia 20 tahun. Dan setelah itu dia menjomblo hingga menikah dengan Shafura.
" Makanya bicaralah berdua " Zaf naik pitam pada Qun
" Hiks Hiks aaaaa, aaaa "
" Maafkan papa sayang, Papa tak berteriak padamu "
" Papa aku takut " Faye terdengar sangat ketakutan.
" Aku tak bisa tinggal diam, ini masalahku, bisa - bisanya dia mengkambing hitamkan aku dalam masalah ini, aku yang tak tahu apa - apa tidak terima menjadi tersangka dan dia yang korban, hah Qun tunggu dan lihat saja. "
Shafura ingin melihatkan wujud aslinya, dia bukan tipe orang yang lemah, mudah tertindas, bila dia salah dia terima dan mengakuinya, jika dia benar dan di salahkan maka dia akan melawan.
" Zaf buka pintunya ! ".
" Zaf jangan ! ".
" Buka atau aku patahkan pintu ini jadi dua " Shafura mulai mengikuti kebiasaan Qun yang suka memberikan pilihan yang sulit.
Tapi itu hanyalah gertakan semata, meskipun Ia mantan Atlet Silat, Shafura tetap tak berani mematahkan pintu kayu ini sekalipun jika Qun tak mengizinkan Zaf membukanya, yang ada kakinya yang patah.
" Bang selesaikan ini baik - baik, jika tidak kau akan menyesal " Zaf kembali memberikan peringatan.
Qun membuang muka, Zaf lalu pergi kemudian membukakan pintu dan membawa Faye keluar dari kamar itu.
" Tenangkan dia, emosinya sedang tak stabil jadi sangat rentan akan godaan dan jadi mudah berasumsi " Zaf berpesan untuk Shafura .
Shafura mengangguki ucapan Zaf dan tanpa berpikir panjang ia masuk dan menutup pintu, kini di kamar ini kembali mereka berduaan bedanya situasinya sedikit mencekam.
" Apa masalahmu Qun ? " Tanya Shafura seperti ingin mengajak Qun bergulat.
Qun memilih tak menanggapinya dan tetap menoleh ke arah jendela kamarnya.
" Bagus diamlah, selesaikan semua masalahmu dengan diam, diamlah sampai kau puas Qun, Zaf saja tak kuat menghadapimu yang seperti ini, kau keras kepala, kau hanya memikirkan dirimu sendiri, kau menyalahkan orang lain tapi kau tak berkaca apakah kau juga turut andil dalam masalah itu. "
Qun tetap tak perduli ada yang memakinya.
" Kau ego, seakan - akan kau selalu menjadi korban, jangan - jangan kau sendiri punca masalah di masa lalumu " Shafura menumpahkan kekesalannya.
" Shafura Azizah, jangan kau ungkit masa laluku " Teriak Qun kembali memenuhi ruangan kamar.
" Kau yang memasukkan aku dalam masa lalumu Qun, kau bilang apa tadi ! aku sama seperti semua wanita - wanitamu itu "
" Ya kau sama "
" Apa buktinya aku sama dengan mereka"
" Kau membuaiku dalam pujuk rayumu, setelah aku terperangkap kau buang aku begitu saja "
" Mana buktinya aku membuangmu, rekaman itu buktimu "
" Ya "
Shafura menyumbingkan bibirnya, " Apa kau tahu kalimat setelah itu apa !, Aku bilang, aku mengagumimu "
Kini Qun melakukan hal serupa " Heh mulut wanita memang berbisa, dan aku tak akan terkena lagi untuk yang kesekian kali "
" Terserah padamu, sekarang aku yang bertanya, apa kau mencintaiku ? " Tanya Shafura untuk memastikan apa sebenarnya isi hati Qun.
Lagi - lagi Qun tak menjawab, dia bahkan tak menatap Shafura yang berdiri dari tadi.
" Lihat ! Kau sendiri saja tak bisa menjawabnya, lantas, atas dasar apa aku dituduh membuangmu, kau saja tak tahu isi hatimu sendiri, ini semua hanya akal - akalanmu untuk membuangku, karna sedari awal kau memang tak menginginkan aku masuk ke dalam hidupmu " Ucap Shafura berapi - api dia juga memainkan jarinya untuk menunjuk Qun pada setia kalimatnya itu.
Hingga imannya menegur untuk beristigfar.
" Astagfirullah, Sadar Shafura dia suamimu ! "
Shafura ingin menangis, matanya sudah berlinang, bukan karena tuduhan yang Qun layangan tapi karena dia tak bisa mengontrol dirinya ketika emosi dan juga karena telah kurang ajar pada Qun.
Qun melirik sekilas Shafura yang tengah mengusap linangan air mata di kelopaknya itu, tapi hal itu tak menggoyahkan keras hatinya Qun yang kembali terbentuk.
" Baiklah ! Jika ini adalah caramu, kalau begitu aku hanya ingin bilang terima kasih karena telah menyelamatkan aku dan keluargaku dari rasa malu "
Shafura berhenti sejenak dengan kalimatnya
" Ra-rasanya aku juga sudah tak berhak berada disini lagi. Terima kasih atas semua kebaikanmu.... Aku pergi ! "
Shafura menutup kalimat panjangnya dengan sebuah ucapan perpisahan.
...Bersambung...
***
Apakah pernikahan yang baru genap 24 jam itu akan berakhir hanya karena Kesalahanpahaman!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
aduuh kuun lamu itu egiis bngt ya ..jngn smp nyesel ya klu syafura pergi
2022-03-29
1
An-nur
Qun kau menuntut agar syafura mencintaimu tapi bagaimana denganmu apa kau mencintainya,jangan egois Qun kalau ada masalah seleseikan dengan kepala dingin cari tau masalahnya jangan keburu emosi,kalau cinta bilang aja cinta jangan ragu apalagi gengsi
2021-01-08
3
Anbiya Siraayu
kkkkooookkkk 😱😭
2021-01-07
1