* Fitnah * Episode 4

"Heeeei! Kau berdarah?" Tanya Qun lalu menyentuh dengan jarinya untuk memastikannya bahwa itu benar - benar darah.

"Oh...... ya!, tidak apa - apa.... Hanya masalah kecil" Jawab Shafura setenang mungkin.

Shafura menoleh pelan ke belakangnya dan melihat Qun yang berjongkok dan sedikit berada dekat dengan tubuh bagian bawahnya, lalu Shafura menggeser badan karena merasa tak sopan dan terus menahan darah itu dengan kedua tangannya.

"Apakah karna aku yang menginjak gamismu?" tebak Qun sambil mendongak ke arah Shafura hingga mereka saling tatap.

"Mungkin, aku pun tak tahu, tiba - tiba saja paha kiriku berdarah" ucap Shafura ragu dan mengalihkan tatapannya, Ia takut alasan yang di sebutnya itu tak masuk akal di telinga Qun.

Mendengar itu Qun tak merespon kalimat Shafura, dia tengah sibuk melirik kesana kemari mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk menahan luka itu namun Ia malah tak menemukan apapun. Qun menatap lengan kemejanya.

SREEET

"Apa yang kau lakukan!" Shafura terkejut melihat inisiatif yang Qun ambil.

SREEET

SREEEEET!

Sedikit sentakan terakhir untuk melepaskannya. Qun merobek lengan kemejanya sendiri!

"Sudahlah jangan di pikirkan, Ikat dengan ini." Qun lalu meyerahkan sobekan bajunya itu.

Tanpa Ragu Shafura mengambilnya "Terima kasih"

"Maafkan aku Shaf!" Ucap Qun yang tak habis menyebut nama shafura dengan lengkap.

Mendengar kalimat Qun, Shafura mematung, Suara pria itu kini terdengar lembut saat meminta maaf.

"Tak usah minta maaf, ini tidak sebanding dengan pertolonganmu semalam dan pagi ini," Ucap Shafura lalu mengikat lukanya.

"Pakailah ini" Qun juga menyerahkan Jacketnya.

Shafura hanya melihati uluran tangan Qun yang memegang jaket itu.

"Untuk apa?" Tanya Shafura kemudian.

"Aku tahu wanita sepertimu begitu peduli terhadap aurat, jadi tutupilah!" Ucapnya sambil memalingkan wajah.

Shafura masih belum mengambil jaketnya, Ia kembali terpaku untuk kedua kalinya dan menatap Qun.

"Siapa pria ini, kenapa dia begitu paham seluk beluk agama" Gumamnya lalu mengambil dan menutup gamisnya yang robek dengan melingkarkan jacket Qun di pinggang.

"Sudahkah?" Qun memastikan.

"Sudah, terima kasih sekali lagi."

Qun lalu berdiri dan menepuk - nepuk lengan serta celananya yang kotor dan ia sesekali menatap Shafura.

"Apa kau bisa berjalan?"

"Hmm, ya bisa!" Jawab Shafura sekaligus membuktikan kalimatnya itu, tapi baru dua langkah ia merasa kesakitan. "Arrrgh"

Shafura mengerang kesakitan, karena tak menemukan pegangan dia memaksakan bergerak sedikit maju ke dinding bangunan yang ada dan berpegangan disana.

Melihat Shafura kesulitan berjalan, Qun mencoba kembali membantu.

KRAK

Qun mematahkan sebuah papan bekas menjadi dua bagian dengan menginjaknya.

"Coba pakai ini, aku tak mungkin membopongmu!"

"Ok! Kau sangat membantu, terima kasih sekali lagi."

"Dan tunggulah di situ, aku akan memesan taksi Online dulu." Qun berjalan keluar dari persembunyian mereka hingga ke pinggir trotoar, tak lama berselang, mobil pesanan Qun datang dan tanpa di suruh Shafura sudah mendekati Qun.

"Bapak Baequni?" Tanya Sang Supir dari dalam mobilnya.

Qun tak menjawab dia hanya mengangguk sekali. sedangkan Shafura terkejut dan tak percaya, kala mendengar nama asli Qun. Sebab dia tahu arti dari nama itu " Berani namun ramah "

"Sesuai aplikasi Pak?"

"Yang itu alamatku, tapi alamat wanita itu tanya sendiri. Aku yang bayar kemanapun alamatnya?"

Namun Qun tak memiliki keramah itu sama sekali.

"Kenapa kau cepat sekali berubah, apakah kau tidak bisa bicara lembut seperti saat meminta maaf denganku tadi Qun. Heh dasar !" Gumam Shafura

"Tapi pak!"

"Mau terima atau aku cari yang lain." Tegas Qun pada Sang Supir.

Itu adalah salah satu kebiasaan Qun, suka memberikan pilihan sulit bila ada orang yang tak mendengarkannya.

"Baiklah pak, silahkan masuk Pak, Ibu."

"Jalan Sudirman Nirvana Resident Pak." Sebut Shafura alamat rumahnya pada Sang Sopir setelah mengekori Qun masuk ke mobil.

"Baik Bu!"

Sepuluh menit kemudian, sampailah Mereka di sebuah rumah milik orang tua Shafura, waktu menunjukkan pukul 06:30 WIB. Tapi teras rumah Shafura sudah ramai dihadiri oleh orang. Shafura berniat turun namun Qun tetap diam sedari tadi, dia tertidur selama diperjalanan.

"Itu anakmu pulang, lihat dia bersama siapa?" Ujar Suhaimi mengkode istrinya zalima, ibu Shafura.

Zalima lalu mengejar Shafura ke mobil, dan mendapati anaknya pincang menggunakan tongkat kayu setelah turun dari mobil

"Astaqfirullah Ra, kamu kenapa?" Tanya Ibu panik.

"Hanya luka kecil Bu!"

BRRAK

Seseorang memukul kap mobil taksi online dengan keras, hal itu membuat Qun yang terjaga menjadi bangun, serta membuat Sang Sopir taksi panik mobilnya penyok.

"Keluar kau!" Teriak Ibra sok keras, si mantan calon tunangan Shafura yang juga ada disana.

"Hei jaga adabmu!" Teriak Shafura tegas.

"Pak ini uang, saya turun disini, ambil sisanya dan perbaiki apa yang rusak, kalau masih kurang hubungi saya." Dengan nada santai Qun lalu keluar.

Ibra yang melihat Qun keluar dari mobil tertegun, bagaimana tidak Qun dengan baju tanpa lengannya, memperlihatkan otot yang kekar semakin menambah aura ketangguhan seorang Qun, serta rahangnya yang tegas juga membuat Qun terlihat bertambah sangar dan itu berhasil membuat Ibra sulit menelan salivannya.

"Ini lebih dari cukup Pak." Pekik supir taksi pada Qun yang telah keluar setelah menerima puluhan lembar uang merah pecahan seratus ribu serta sebuah kartu nama.

"Kenapa orang itu disini Bu?" Tanya Shafura.

"Masuklah dulu Nak, ada yang perlu di bicarakan," Ujar Ibu "Kamu juga!" Lanjutnya pada Qun.

Tanpa basa basi ataupun menjawab, Qun ikut melangkah masuk ke rumah Shafura, dia hanya diam dan sesekali memainkan bola matanya kesana - kemari seperti sedang mencari sesuatu. tiba di muka pintu Qun hanya berdiri, lalu Ibra masuk dengan memiringkan badannya seperti ketakutan pada Qun bila ia menyenggolnya.

PLAAAK

Tanpa bicara ataupun pemberitahuan, sebuah tangan mendarat di pipi Shafura. Yang membuat wanita bertongkat itu mencium lantai. Qun kaget, dia tak percaya melihat adegan itu, semua orang disana memalingkan wajahnya seakan merasakan sakitnya tamparan yang di terima Shafura dari Ibunya.

"IBUUU!" Sambil memegangi wajahnya yang memerah.

Tanpa di sadari Shafura, aurat yang ia tutupi kembali terlihat begitupun dengan bercak darah di pakaiannya, menyadari itu dengan sigap Qun menunduk dan menutupkannya.

"Astaqfirullah Shafura!" Teriak Ibu

"Kenapa Bu?"

"Apa yang kamu lakukan sama pria ini sampai tidak pulang dan itu," Tunjuk Ibu pada noda darah di pakaian Shafura.

Ya ! Shafura mendapat luka di paha kiri bagian dalam dan amat sangat dekat dengan organ intimnya.

Qun hanya memandangi semua orang yang kini terfokus pada mereka bedua di ruangan itu tak terkecuali Ustadz Suhaimi atau Kemen penceramah imitasi itu. .

"Bu aku bisa jelaskan," Shafura mencoba tenang menghadapi tuduhan ibunya.

"Tidak ada yang perlu di jelaskan, lihat saja kondisi mu itu, atau jangan - jangan!" Belum habis Sang Ayah mengumpat anaknya sendiri, Qun bersuara.

"Malulah dengan Gamismu dan statusmu, kau menuduh wanita baik - baik yang itu anakmu sendiri telah berbuat yang tak senonoh, jika kau.... "

Kemen pula memotong pembicaraan Qun. "Aku tak menuduh, aku punya bukti," Ucap Kemen.

Si Ibra dengan sigap ingin meraih jacket yang ada di paha Shafura yang sudah Qun tutupi, Ibra bermaksud menunjukkan bagian tubuh Shafura sebagai buktinya namun tangannya langsung di tangkap Qun.

"Lepaskan atau aku patahkan tanganmu!" Qun memutar pergelangan tangan Ibra ke atas.

"Au au au, ya akan aku lepaskan!"

Ibra menyerah dan Qun mendorongnya hingga tersungkur.

Shafura tak bisa apa - apa dan hanya menyaksikan, wanita tangguh itu tak menangis sedikitpun, dia hanya syok tak percaya ! Keluarga yang membesarkannya malah menuduh yang bukan - bukan atasnya, ibunya menampar ayahnya memiftnah, kurang apa derita Shafura pagi itu tapi malah orang asing yang melindunginya.

"Bu ! Lihatlah ini luka gores biasa, aku masih bersih Bu." Shafura membela diri.

"Itu dari mulutmu, lalu apa ini!" Ayahnya melihatkan sebuah gambar.

Sang ibu langsung menangis melihat secuil gambar itu, mungkin itulah fitnah yang mereka lemparkan pada Shafura, bahwa Shafura sudah menghilangkan kesuciannya bersama pria di gambar itu yang tak lain adalah Qun.

...Bersambung...

***

* Seperti apakah gambar yang di terima keluarga Shafura !

* Dan siapakah dalang di balik ini semua ?

* Serta bagaimana nasib Shafura ke depannya ?

cari jawaban di Next Episode >>>

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

ini mungkin perbuatan ustdz abak² bisr ga ketauan sakau..

2022-03-28

1

lia

lia

cerita yg beda..... jd makin semangat bacanya....

2021-08-31

1

Nurjannah Saleh

Nurjannah Saleh

ehhhh.... gak terasa udah sampai sini lagi untuk kedua kalinya,,,sambil nungguin Up berikutnya... gak bosan baca berulang"

2021-01-10

2

lihat semua
Episodes
1 * Bar * Episode 1
2 * Bukti * Episode 2
3 * Darah * Episode 3
4 * Fitnah * Episode 4
5 * Wali * Episode 5
6 * Subuh * Episode 6
7 * Fakta * Episode 7
8 * Wanita * Episode 8
9 * Teman * Episode 9
10 * Menangis * Episode 10
11 * Halal * Episode 11
12 * Makan * Episode 12
13 * Sayur * Episode 13.
14 * Obat * Episode 14
15 * Lapar * Episode 15
16 * Pergi * Episode 16
17 * Mesjid * Episode 17
18 * Sayang * Episode 18
19 * Salju * Episode 19
20 * Tangis * Episode 20
21 * Sarung * Episode 21
22 * Sholat * Episode 22
23 * Potret * Episode 23
24 * Manja * Episode 24.
25 * Infus * Episode 25
26 * BOS * Episode 26
27 * Cemburu * Episode 27
28 * Sabuk * Episode 28
29 * CINTA * Episode 29
30 * Kelingking * Episode 30
31 * Strawberry * Episode 31.
32 * I Love You * Episode 32
33 * Islam * Episode 33
34 * Ibu * Episode 34
35 * Ruang Tamu * Episode 35
36 * Video * Episode 36
37 * Puasa * Episode 37
38 * Gambar * Episode 38
39 * Tiket * Episode 39
40 * Mall * Episode 40
41 * Makam * Episode 41
42 * Cafe * Episode 42
43 * Mobil * Episode 43
44 * Kaca Mobil * Episode 44
45 * DOOR * Episode 45
46 * Pistol * Episode 46
47 * Sahwat * Episode 47
48 * Spesialis * Episode 48
49 * Ayah * Episode 49
50 * Imut * Episode 50
51 * Putih * Episode 51
52 * Gamis * Episode 52
53 * Bandara * Episode 53
54 * Kopi * Episode 54
55 * Jerat * Episode 55
56 * Passport * Episode 56
57 * Tolong * Episode 57
58 * Hitam * Episode 58
59 * Mata * Episode 59
60 * Maaf * Episode 60
61 * Konglomerat * Episode 61
62 * Taman * Episode 62
63 * Flashdisk * Episode 63
64 * Surat * Episode 64
65 * Hamil * Episode 65
66 * Bubur * Episode 66
67 * Rahasia * Episode 67
68 * Uang * Episode 68
69 * Pena * Episode 69
70 * Kumat * Episode 70
71 * Gulat * Episode 71
72 * Mati * Episode 72
73 * Mimpi * Episode 73
74 * H-1 * Episode 74
75 * Detik * Episode 75
76 * Bulan * Episode 76
77 * Terpesona * Episode 77
78 * Bahagia * Episode 78 TAMAT
79 * Sepatah kata *
80 Ada cerita Baru
Episodes

Updated 80 Episodes

1
* Bar * Episode 1
2
* Bukti * Episode 2
3
* Darah * Episode 3
4
* Fitnah * Episode 4
5
* Wali * Episode 5
6
* Subuh * Episode 6
7
* Fakta * Episode 7
8
* Wanita * Episode 8
9
* Teman * Episode 9
10
* Menangis * Episode 10
11
* Halal * Episode 11
12
* Makan * Episode 12
13
* Sayur * Episode 13.
14
* Obat * Episode 14
15
* Lapar * Episode 15
16
* Pergi * Episode 16
17
* Mesjid * Episode 17
18
* Sayang * Episode 18
19
* Salju * Episode 19
20
* Tangis * Episode 20
21
* Sarung * Episode 21
22
* Sholat * Episode 22
23
* Potret * Episode 23
24
* Manja * Episode 24.
25
* Infus * Episode 25
26
* BOS * Episode 26
27
* Cemburu * Episode 27
28
* Sabuk * Episode 28
29
* CINTA * Episode 29
30
* Kelingking * Episode 30
31
* Strawberry * Episode 31.
32
* I Love You * Episode 32
33
* Islam * Episode 33
34
* Ibu * Episode 34
35
* Ruang Tamu * Episode 35
36
* Video * Episode 36
37
* Puasa * Episode 37
38
* Gambar * Episode 38
39
* Tiket * Episode 39
40
* Mall * Episode 40
41
* Makam * Episode 41
42
* Cafe * Episode 42
43
* Mobil * Episode 43
44
* Kaca Mobil * Episode 44
45
* DOOR * Episode 45
46
* Pistol * Episode 46
47
* Sahwat * Episode 47
48
* Spesialis * Episode 48
49
* Ayah * Episode 49
50
* Imut * Episode 50
51
* Putih * Episode 51
52
* Gamis * Episode 52
53
* Bandara * Episode 53
54
* Kopi * Episode 54
55
* Jerat * Episode 55
56
* Passport * Episode 56
57
* Tolong * Episode 57
58
* Hitam * Episode 58
59
* Mata * Episode 59
60
* Maaf * Episode 60
61
* Konglomerat * Episode 61
62
* Taman * Episode 62
63
* Flashdisk * Episode 63
64
* Surat * Episode 64
65
* Hamil * Episode 65
66
* Bubur * Episode 66
67
* Rahasia * Episode 67
68
* Uang * Episode 68
69
* Pena * Episode 69
70
* Kumat * Episode 70
71
* Gulat * Episode 71
72
* Mati * Episode 72
73
* Mimpi * Episode 73
74
* H-1 * Episode 74
75
* Detik * Episode 75
76
* Bulan * Episode 76
77
* Terpesona * Episode 77
78
* Bahagia * Episode 78 TAMAT
79
* Sepatah kata *
80
Ada cerita Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!