" Kalian masuk saja, biar aku yang bawa belanjaanya " Seru Zaf pada dua wanita itu ketika baru turun dari mobil.
" Tapi itu terlalu banyak, biar aku bantu " Shafura menawarkan diri.
" Papaaaa " Teriak Faye untuk Qun yang duduk di Gazebo.
" Pelan - pelan Faye " Qun memperingatkan
Anak lima tahun itu langsung berlari ke arah Qun, setelah turun dari mobil.
Brugh
" Fayeee" Teriak Qun
" Aaau " Teriak Geris tak kalah nyaring
" Astagfirullah Faye ! "
Semua terserang panik dadakan, ketika anak kecil itu telungkup di tanah, Qun bergegas mengejar anaknya tapi dia berhenti di tengah - tengah ketika melihat Shafura lebih dulu menghampiri Faye.
" Kenapa ! " Zaf menoleh dari belakang mobil " Astaga Faye " Lanjutnya
Zaf ketinggalan momen tegangnya sebab paling terakhir karena dia sedang menyatukan semua barang belanjaan kedalam tangannya, sehingga baru tahu saat semua sudah teriak lalu Faye sudah terkapar dan di bantu oleh Shafura.
Faye terjatuh tak jauh dari Shafura berdiri, dengan sigap Shafura menghampiri.
" Auuuu berdarah " Rengek Faye.
" Faye, tenang ya cantik, ini luka kecil kamu harus kuat, anak papa Qun itu kuat bukan, hufttt " Shafura mencoba menghibur faye, dan sesekali meniup lukanya.
Lukanya memang tak besar hanya goresan kecil di lutut dan sikunya namun tetap saja itu perih.
Faye tak jadi merengek, dia terlalu fokus memperhatikan Shafura hingga lupa pada sakitnya.
" Bolehkah kakak bantu obati " Shafura menawarkan diri.
Faye terseyum " Boleh "
Qun berjalan mendekat dan Shafura sempat melirik Qun.
" Bolehkah ! " Shafura meminta izin ke ayah dari si anak
" Silahkan, biar aku bawa belanjaanmu ! "
Qun kini memunguti kantong belanjaan Shafura yang berhamburan karena di lepasnya untuk membantu Faye.
" Terima Kasih " Ucap Shafura untuk Qun
Lalu Shafura membopong Faye ke kursi untuk mengobatinya tak lama Geris datang membawa kotak obat dari dalam. Shafura dengan telaten membersihkan luka Faye dan memasangkan plaster di lutut anak itu.
Shafura lalu berdoa dan selesai berdoa di meniupkan doanya ke bagian luka Faye seperti sedang memberikan penawar rasa sakit.
" Sudah, Kakak Peri sudah mengobatimu " Shafura menggelar dirinya Peri untuk menarik perhatian putri kecil ini dan juga agar bisa dengan mudah akrab.
" Apa itu sebuah ramuan ? " Tanya Faye
" Hmm ! Ya bagitulah "
" Terima kasih " Ucap Faye lembut.
" Sama - sama Faye "
" Apa sudah sembuh sayang " Qun bertanya sambil membawa barang belanjaan.
" Sudah Pa " Faye lalu turun dari kursi dan mendekat pada Qun yang mendekati mereka.
" Sini ! " Shafura mengulurkan tangan meminta pada tas belanjaan itu.
Qun memberikannya lalu masuk begitu saja diikuti faye, tanpa mengucapkan terima kasih meski telah mengobati Faye. Shafura hanya diam dia tak berani berkomentar sebab dia sudah sedikit tahu karakter Qun.
" Kak ! " Panggil Geris sambil mengenggam tangannya semacam memberi semangat.
Shafura hanya terseyum menanggapinya dan mengelus bahu Geris seperti mengatakan
" Tenanglah, Kakak tak masalah "
Lalu berjalan dan mendekati Zaf yang kesusahan dengan semua barang belanjaan.
" Apa bisa ? "
" Hmm nampaknya sedikit sulit, barang dapur ini terlalu banyak " Keluh Zaf.
Ya !!! Sebelum pulang dari Butik, Shafura meminta Zaf untuk mencarikannya tempat untuk membeli keperluan dapur. Karna dia berniat untuk memasak buat orang - orang dirumah itu. Tentu saja zaf bersedia karena selama dia serumah sama Qun mereka hanya membeli makanan dari luar. Kalau mengharapkan Geris dia akan membakar rumah itu bukannya meyediakan makanan. Dan dapat di pastikan malam ini untuk pertama kalinya dapur rumah Qun berasap.
Setelah membantu Zaf membawa semua keperluan masaknya dan meletakkan semua bahan makanannya di dapur, Shafura membersihkan diri dan Sholat Magrib lalu mulai memasuki dapur lagi. Dia terlihat sibuk menyusun barang belanjaan seperti sayuran, buah, bumbu dapur dan beberapa keperluan lainnya ke kulkas.
" Ada yang bisa ku bantu kak " Tegur Geris saat memasuki dapur.
" Mau bantu, kamu boleh potong bawang dan sayur di sana, biar kakak yang cuci ayamnya "
Saat sedang asik memasak lalu Faye datang dan duduk di kursi dekat meja dapur.
" Sedang apa kak Ger ? " Tanya Faye
" Ini namanya masak, sebelum Faye makan kita harus melakukan ini "
Shafura hanya fokus pada masakannya sambil mendengarkan percakapan mereka. Ini hal baru bagi Faye sebab sedari kecil tak pernah melihat aktivitas dapur ini.
" Kenapa selama ini tidak pernah ada ? " Tanya bocah lugu itu
" Hmm karenaaaa ! "
" Karena kak Ger tak pandai membuatnya ha ha ha " Potong Faye lalu meledek Geris sambil tertawa geli.
" Fayee " Geris melotot
" Tebakan aku benar, Bleeee " Ejek Faye dengan menarik satu kantung matanya sambil menjulurkan lidah.
" kak Ger tak pandai memasak "
" Tak pandai memasak "
" Tak pandai memasak "
Faye bersorak puas mengetahui hal ini baginya itu sangat menyenangkan.
" Faye hentikan, kak Ger malu ! "
Faye tak bergeming, dia terus mengulang kalimat yang sama hingga suaranya memenuhi seisi rumah, dan hal itu memancing Harimau bangun dan turun dari kandangnya, Shafura dan Geris melihat Qun yang sedang berjalan menuruni tangga, sontak saja membuat kedua koki dadakan ini ketakutan apalagi ketika melihat Qun yang sudah di bawah langsung berbelok dan mendekati mereka ke dapur, Shafura dan Geris diam dan terus melanjutkan aktivitas mereka.
" Faye apa yang kau lakukakan nak ? "
" Pa !! Kak Ger tak pandai memasak " Faye mengadukan hal yang di anggapnya lucu itu.
" Iya papa tahu, sudah jangan menggangu, ayo naik ! " Qun menggendong Faye untuk diajak kembali ke atas dan Faye tentu tak menolak ajakan Papa kesayangannya itu
" Dah Kak Ger !, Bleeeeee " Ejek Faye lagi saat berada dalam gendongan Qun.
" Qun " Panggilan Shafura, dia memberanikan diri untuk menegur manusia dingin itu.
Qun yang di panggil menghentikan langkahnya namun tak berbalik dia hanya diam dan menunggu kalimat apa selanjutnya yang akan Shafura keluarkan.
. " Makanlah dulu, aku sudah hampir selesai memasak " Ujar Shafura.
Qun taj perduli dan melanjutkan langkahnya menaiki tangga. Shafura hanya diam melihat Qun yang tak berucap sepatahpun dan berusaha tegar sebab telah di acuhkan oleh Qun, namun tak lama Zaf turun dengan menyeret tangan Qun dan faye yang masih dalam gendongan Qun.
Zreeeet
" Cepat selesaikan masaknya, kami menunggu ! " Ucap Zaf datar setelah menarik kursi makannya.
Shafura dan Geris yang sedang kembali fokus sontak saja kaget bersamaan sebab selain ada Zaf, Qun serta Faye yang tadi naik kini berada juga bersama dan tengah duduk di meja makan.
Mendengar perintah Zaf, Shafura dan Gerus langsung bergegas menyelesaikannya setelah beberapa menit menunggu kedua wanita itu menghidangkan setiap makanan yang mereka masak, tak lupa di bantu Geris yang menyiapkan piring serta keperluan lainnya. Shafura dengan telaten menyendokkan nasi untuk Zaf, Qun Faye dan Geris, namun Qun,Zaf dan Faye hanya diam melihat pelayanan yang Shafura berikan, karena merasa tugasnya sudah selesai dan menghidangkan masakan untuk para penguhuni rumah mewah ini, Shafura memilih untuk meninggalkan mereka berempat.
" Kau kemana ? " Tanya Qun ketika Shafura melewati kursinya.
" A-aku mau Sholat Isya dulu ! " Shafura seketika gugup di tanya Qun dengan suara beratnya itu.
" Kau makan aku makan, kau pergi aku juga ! " Qun melepaskan sendoknya.
Shafura yang melihat itu, bernafas kasar.
" Ah sok tegas ! bilang saja kau ingin aku makan bersamamu "
Gumam Shafura seketika karena pilihan yang Qun berikan kali ini terdengar sedikit romantis ditelinga shafura walaupun ia mengucapkannya tetap dengan nada kasarnya.
Kini semua memperhatikan Shafura kecuali Qun dia menatap piring makannya, merasa tak enak menghentikan aktivitas makan mereka, Shafura mendekat dan duduk di samping Geris.
" Tidak ada orang Sholat dalam keadaan perut yang lapar ketika makanan sudah dihidangkan "
Omelan Qun menyadarkan Shafura, dia termangu dan merasa tak percaya sebab Qun berucap tentang sebuah hadits.
* Apabila makanan sudah tersaji, dahulukan makan daripada sholat magrib * ( Hr. Bukhori dan Muslim )
Meskipun dalam hadits itu disebutkan sholat Magrib, tapi bukan berarti tak berlaku untuk sholat lainnya.
" Maaf ! " Shafura lalu menyendok nasi dan lauknya
Mereka berlima makan bersama, namun suasananya sedikit horor sebab tak ada suara selain dari bunyi sendok yang mengenai piring juga tak ada senyum dan saling tatap semua fokus pada piring masing - masing.
" Pa tambah " Faye menyodorkan piringnya pada Qun.
Suara Faye akhrinya memutus ke kakuan mereka semua.
" Wah anak papa hebat, sekarang makannya nambah " Ujar Zaf.
Faye hanya tersenyum.
" Makanannya enak ya sayang ? " Lanjut Zaf.
" Enak pa, lebih enak dari yang biasanya "
Qun hanya diam saja mendengar putrinya berceloteh pad Zaf, sambil menambahkan nasi untuk Faye lalu kembali dia melanjutkan aktivitas makannya. Hingga semua selesai makan, Shafura kini membereskan sisa makanan dan piring kotor yang ada di meja.
" Bang aku duluan ya ! "
" Ya sudah, sekalian bawa Faye, Abang mau di sini dulu "
" Ouh baiklah " Ujar Zaf yang tak bertanya lagi apa alasan Qun untuk memilih tinggal.
" kak aku bawa ini ya, sekalian aku cuci " Ucap Geris.
" Iya "
Geris mengangkat piring kotornya. Dan meninggalkan Shafura yang membersihkan meja dan Qun yang duduk mematung.
" Makanan mu enak, terima kasih " Ucap Qun pelan ketika Shafura sudah berada dekat dengannya.
Shafura mematung dan menghentikan tangannya untuk terus mengelap meja itu dengan sebuah kain. jantung Shafura berdetak hebat sebab ini pujian pertama untuk masakannya yang Shafura terima dari suaminya itu. Rupanya Qun sengaja terlambat ke atas hanya untuk mengucapkan terima kasih pada masakan Shafura dan tak ingin ada yang mendengarnya.
" Alhamdulillah " Itulah kata yang mampu Shafura balas dalam hati atas pujian Qun.
Qun lalu beranjak dan meninggalkan Shafura di meja makan, Shafura yang sempat tertegun kini memperhatikan langkah suaminya yang terus berjalan tanpa menoleh padanya, andai dia menoleh mungkin Qun akan tahu bahwa dia tengah di perhatikan istri cantiknya itu.
Shafura meletakkan tangannya di dada sambil terus merasakan detakan jantungnya.
* Qun ! Sebenarnya apa yang membuatmu jadi begitu datar dan dingin, jika kau bisa terus seperti tadi mungkin kau akan baik - baik saja, jangan terus sembunyi dalam masalahmu itu dan membiarkan hal itu terus mengusik dan merusak hidupmu, itu hanya akan membuatmu dirimu kesusahan.*
Meskipun Shafura tak tahu pasti apa masalah Qun, tapi dia peduli padanya, Sebab Qunlah yang menjadi penyelamatnya dan kini Qun adalah suaminya, Shafura berharap dirinya mampu membantu permasalahan yang Qun miliki selama ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
yg sabar ya syafura nanti jg bucin de qun sm ksmu..lanjuut
2022-03-29
1
Mhu Kha
kerennn thorr
2021-01-23
2
An-nur
thor masa shafura manggil suaminya hanya Qun saja kedengerannya kurang sopan thor,panggil kak atau mas biar keliatan sholihahnya 😍
2021-01-08
0