Satu jam sebelum pernikahan terjadi !!!
Dug Dug Dug
" Buka pintunya ! " Teriak kane memukul kuat pintu rumah Kemen.
" Sebentar "
" Kemen buka cepat, jangan sampai pintu ini aku belah menjadi 2"
" Sabar ! "
CREK
" Mana putrimu ? " Kane langsung masuk setelah pintu itu terbuka
" Dia belum pulang " Kemen mencoba menahan tubuh kane.
" Lepaskan, aku tidak percaya, biar aku yang mencarinya " Kane mendorong Kemen yang menahannya.
Kane memaksa masuk dan mencari Shafura di setiap kamar. Namun ketika masuk ke salah satu kamar yang ia dapati hanya wanita tua yang berada di ruangan itu sedang memeluk bingkai foto. Itu Zalima yang sedang berada kamar milik Shafura.
" Ada apa ini ? " Tanya Zalima pada pria bernama kane itu.
" Dimana kau sembunyikan dia ? " Tanya Kane berkacak pinggang.
" Putriku tidak ada dirumah, dari semalam belum pulang "
" Cepat keluarkan dia sebelum kesabaranku habis Atau ! "
Kemen yang berada di belakang Kane langsung menarik lengan Kane dan membuat Kane menghentikan ucapannya.
" Aku mohon tuan keluarlah putriku tak ada dirumah " Ucap Kemen lembut di depan Zalima sambil menyatukan kedua tangganya seraya memohon pada Kane.
Zalima bingung ! Apa sebenarnya yang telah terjadi pada putrinya, yang Zalima tahu malam tadi Shafura pamit keluar sebentar, katanya mencari makan tapi sampai sekarang tak kunjung pulang. Dan pagi ini ada pria berbadan besar mencarinya lalu marah - marah tak jelas.
" Apa yang telah anakku lakukan padamu ? " Tanya Zalima
Kemen memberi kode pada Kane dengan menggeleng agar Kane tak salah bicara di depan Zalima.
" Dia mengetahui apa yang kami kerjakan dan itu mengancam kesejahteraan kelompok kami " Tutur Kane yang membelakangi Zalima di pintu.
Zalima masih bingung atas apa yang dibuat putrinya tadi malam, dia tak menafikan jika Shafura memang sering memukul pria yang menggodanya di jalan apalagi sampai bonyok tapi untuk yang kali ini, Zalima berpikir bahwa musuh anaknya bukan pria hidung belang ataupun preman pasar biasa.
Prok Prok Prok.
" Aktor terbaik jatuh kepada Kemen ! " Seru pria dari kejauhan, yang tak lain adalah Pota Si Ketua Bandar Narkoba.
Kemen sedikit mengintai ke pintu luar dan mendapati Pota yang berjalan masuk kerumahnya.
Kemen langsung panik dan khawatir bila teman sesabunya ini datang, karena Kemen tahu Pota adalah orang yang tak bisa ditebak, terlebih lagi bila sudah marah ending dari semua aksi dan permainannya adalah mematikan lawannya.
Ya ! Pota tak segan - segan untuk membunuh orang lain.
" Assalamualaikum nyonya Zalima " Sapanya sopan ke wanita paruh baya itu setibanya berada di depan kamar Shafura.
" Waalaikumussalam, siapa lagi kau " Jawab Zalima sambil keluar dari kamar Shafura dan melewati Kane dan Kemen.
" Kemen perkenalkan namaku " Ujar Pota sambil berpindah duduk ke ruang tamu dan di ikuti Kane yang berdiri di sampingnya.
Zalima menatap tajam suaminya sebab digelar Kemen oleh dua orang asing itu.
" Ups ! Pedakwah kondang Suhaimi, maafkan aku ! " Ujar Pota meluruskan ucapannya yang lebih terkesan meledek Kemen.
" Dia temanku, kami saling bertukar ilmu, namanya Pota ! " Jawab Kemen gagu.
Zalima mengerutkan dahinya yang sudah kerut, dia tak percaya sebab pria yang disebutkan suaminya ini tak ada potongan sebagai orang baik apalagi sebagai temannya bertukar ilmu karena dari penampilannya saja Zalima dapat menilai, Pota datang mengenakan celana yang bagian lututnya berlubang.
" Begini ! " Tunjuk Zalima pada penampilan Pota yang lebih mengarah ke pecandu itu.
" Kau jangan menilai orang dari penampilannya " Saut Kemen dengan kasar dan untuk pertama kalinya ia menyebut Zalima dengan panggilan Kau.
" Sstttt, sudahlah Kemen akhiri dramamu ini, aku juga lelah berakting, dimana putrimu ? " Tanya Pota to the poin lalu mengeluarkan pisau dan meletakkanya pelan di meja.
Zalima mengelus dada melihat pisau besar dan tajam itu belum lagi bagian atas pisau yang meliuk - liuk.
" Apa - apaan ini, Pak cepat hubungi polisi ini sudah masuk pengancaman " Ujar Zalima.
" Ouh silahkan jika kau ingin suamimu juga ikut masuk penjara bersama kami " Pota tampak tak bergeming malah dia membalik keadaan dengan membuat Kemen tak berkutik di depan Zalima
" Apa maksudnya pak ! "
" Sudahlah Kemen, bicaralah apa yang terjadi! " Saut Pota
Kemen memejamkan matanya dan sesekali membasahi bibirnya.
" Ba, Bapak " Kemen tergagu.
" Kemen itu malam tadi beli narkoba denganku dan putrimu yang bodoh itu melihat, apa kau jelas sekarang " Ucap Pota dengan nada yang masih santai.
" Sudahlah pota jangan begini, lepaskan dia, jauhi anak dan istriku mereka tak tahu apa apa ! "
" Hei Kemen !!! Putrimu yang cari penyakit denganku " Teriak Pota lantang.
Bersamaan teriakan Pota datanglah seorang pria, dia anak buah Kane.
" Ini Bos ! " Menyerahkan lembaran foto pada Kane
" Pak Bos, lihat ini " Kane pula meyerahkan pada Pota, Si Big Boss bandar narkoba.
Dibukanya satu persatu foto itu, Pota kaget melihat orang yang ada dalam gambar itu sebab dia amat mengenal salah satu dari dua orang yang ada disana yaitu Qun. Pota yang masih duduk di kursi sedikit menyandarkan tubuhnya serta memejamkan mata seperti sedang berpikir dan itu cukup lama.
" Begini saja Kemen, aku tak akan menyekapnya bila ia pulang pagi ini, tapi ! " Pota menghentikan ucapannya lalu memberikan foto Qun dan putrinya, Shafura.
" Apa itu pak ? " Tanya Zalima yang penasaran sedari tadi.
" Anakmu Bu !, bersama pria semalam " Ucap Kemen.
Zalima lalu merebut gambar itu dari tangan Kemen dan melihatnya satu persatu.
" Tidak pak anak kita tak begitu, pasti ada yang salah "
" Ya benar ada yang salah, aku minta kalian buat kesalahannya itu jadi nyata " Pinta Pota.
" Maksudnya ! " Kemen tak paham dengan kalimat Pota
" Buat putrimu sibuk dengan kehidupannya agar dia tak memiliki kesempatan untuk melaporkan apa yang ia lihat tadi malam. Setuju " Pota memberikan tangannya.
" Apa yang kau pikirkan Pota ! " Tanya Kemen.
" Paksa dia menikah dengan pria dalam gambar itu "
" Siapa kau mengatur hidup putriku " Zalima tak terima suaranya meninggi.
Pota menyeringai " Memang wanita sulit untuk di ajak kerjasama " Pota mulai kesal
" Mana bisa begitu Pota " Ujar Kemen.
" Jika kau tak mau putrimu mati di tanganku, nikahkan dia " ucap pota dengan menekan kalimatnya
TIK
Tiba - tiba Pota menjentikkan jarinya, lalu sebuah laser merah sudah berada di dalam ruangan itu.
" Kau lihat warna merah itu " Tunjuk Pota pada laser." Jika kau menolak menikahkan putrimu akan aku pastikan dia mati di depanmu "
Mendengar ancaman itu Zalima kesulitan menelan ludahnya serta bergidik ngeri, putri semata wayangnya akan dibunuh.
Shut....... Braaaak
Sebuah peluru tanpa suara melesat memecahkan bingkai foto keluarga Zalima dan tepat kena wajah Shafura.
" Aaaaa " Zalima teriak melihat kaca foto keluarganya berhamburan di lantai.
" Kalau kau ingin menembak, beri aku aba - aba, aku juga terkejut " Ucap Pota pada seseorang melalui alat yang ia pasang sebelumnya di dada.
Setelah insiden ancaman itu dan kesepakatan antara pota serta orang tua Shafura di setujui, tak lama ada orang lain yang datang sambil berteriak, layaknya pendemo.
" Usir Shafura dari sini "
" Usir "
"Ya usir dia "
Mendengar itu Kane melirik lewat jendela.
" Bos ada yang datang " Ujar Kane
" Kau lakukan tugasmu " Tunjuk Pota pada Kemen seraya berdiri.
" Tapi Tuan " Ujar Zalima
" Aku akan pantau hasilnya, aku anggap kalian telah setuju dengan siasat ini, jika gagal ! Kau yang akan mendekam di penjara dan Putrimu akan mati pagi ini juga, " Ancam Pota pada Zalima dan Kemen lalu pergi lewat pintu belakang bersama kedua anak buahnya.
Belum selesai dengan ancaman Pota, kini Zalima melangkah keluar dan menemui beberapa warganya yang terlihat sudah memasuki pekarangannya.
" Ada apa ini warga ramai - ramai " Tegur Zalima ramah seperti semua baik - baik saja.
" Ada apa ini Ibra! " Tanya Kemen pada Ibra yang berdiri paling depan setelah ikut keluar dan berdiri di samping Zalima.
" Ini lihatlah " Ibra bersuara. Pria yang masih Dengan pakaian lengkap sehabis Sholat Subuh itu yang menjadi pemimpin demo.
Zalima tak percaya sekali lagi ia melihat foto anaknya bersama pria itu lagi. Tapi kali kini sudah tersebar keseluruh tetangganya. Muka Zalima merah padam dia terlihat menarik nafasnya dalam - dalam.
" Sejak kapan kalian peduli pada keluarga kami " Ucap Zalima langsung emosi.
" Jika anakmu bukan Guru dari Anak - Anak kami. Kami tak akan perduli. Tapi dia telah " Saut salah satu Ibu yang tak kalah keras dari Zalima namun ucapannya itu terpotong.
" CUKUPPP " Teriak Zalima, emosinya semakin memuncak, dia menangis anaknya dituduh yang bukan - bukan.
" Aku mohon berhenti menuduh putriku, pulanglah kalian, cukup semua ini, cukup " Lanjut wanita tua itu sambil terisak,
Zalima lalu membenturkan tubuhnya ke lantai dia tak berdaya hanya sekedar untuk terus berdiri.
" Ibu ! " Teriak Kemen dan memegangi kedua pundak Zalima.
" Pak anak kita pak ! "
" Bu sudahlah, ini semua karena bapak " Ujar Kemen
Kemen merasa bersalah melihat keadaan Zalima, wanita yang paling di cintainya tengah tak berdaya karena kelakuannya.
" Biar Bapak bantu Ibu ke dalam "
Kemen langsung membawa Zalima masuk dan mendudukkannya dikursi.
" Ibu-ibu sekalian, berhubung tugas kalian selesai kalian boleh pulang " ucap Ibra sedikit lantang hingga suaranya bisa di dengar dari dalam rumah Shafura.
Dapat arahan itu warga sekitar langsung membubarkan diri.
" Eh mas saya tinggal aja ya, bagus nih bahan gosipan " Celetuk salah satu ibu.
" Ouh bagus - bagus, nanti saya tambah " Ujar Ibra.
" Eh mas saya juga deh " Ujar Ibu lainnya menimpali ketika mendengar akan mendapat uang tambahan dari sang donatur Demo.
...Bersambung...
***
* Apakah ini juga bagian dari balas dendam Ibra terhadap Shafura yang sudah berani menolaknya.?
Next >>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
bu zalima blm sadar klu di bohongin suamiy yg jd ustdz abal2
2022-03-28
1
afseen
wedeh dpt brkali lipat nih udah dpt duit bahan gosip tontonan mnarik plus dosanya jg
2022-02-28
1
Anbiya Siraayu
hadeeeeehhhh kalo ada suguhan buat gosip cepat amat y,,,, khheeeeheee plus bonus lagi
2021-01-06
1