POV.
Dengan menaiki lexus hitam kesayangannya Qun menyusuri jalan untuk mencari Shafura, dia berharap wanitanya ini belum pergi jauh, namanya orang panik dan ketakutan akan kehilangan seorang istri, Qun yang panik jadi lupa kalau mencari orang hilang itu harus pelan - pelan namun Qun malah menginjak pedal gasnya dalam sehingga mobilnya berjalan cepat.
" Kau di mana Shafura ? "
Qun terus melaju di jalanan beraspal, dia hanya sesekali pelan untuk memastikan wajah dari para wanita yang bergamis, baik yang sedang berjalan maupun yang naik ojek namun tentu saja mereka itu bukan Sahfura.
" Ya Allah maafkan aku, kembalikan Shafura aku mohon, aku jatuh cinta dengan sikapnya, terlebih lagi dengan agamanya, aku yang bodoh telah menyamakannya dengan wanita lain, Ya Rabb tolonglah hamba, hamba sangat mencintainya ! "
Lagi ! Air mata tulus Qun menetes dari kelopak matanya, raut penyesalan terus bersemayam di wajahnya ketika tak kunjung menemui Shafura setelah beberapa menit mencarinya.
Zzzzzt
Sebuah intro masuk setelah iklan sejenak dari Radio kesayangan Qun.
" Baiklah para pendengar setia radio 56 FM, disini kita istirahat dulu, karena waktu Sholat telah masuk, mari kita dengarkan lantunan Adzan Zuhur berikut ini "
" Allahu akbar, Allahu akbar "
Qun memperhatikan jamnya, Adzan di Radio lebih cepat 3 menit dari Adzan Mesjid di sekitarnya.
BAKSO - BAKSO
" Ya Rabb aku datang dengan masalahku, terimalah dan ambillah bebanku saat aku mengucapkan amin "
Tiga menit menuju Waktu Sholat Dzuhur Qun langsung bergegas ke Mesjid, meski Qun sadar orang - orang akan bertanya - tanya tentang kondisi wajahnya yang lebam, tapi Qun tidak perduli yang terpenting dia bisa mengadukan ini pada Sang Maha Cinta.
Qun memarkirkan mobilnya. Terik siang menyapanya ketika turun dari mobil, tak lupa ia membawa kain sarung pribadi yang selalu ia sembunyikan di dashboard mobilnya, matanya menyipit saat terkena pantulan matahari dari spion kendaraan lain.
" Dimana kau tengah hari begini Shafura, di luar sangat pan "
BUGG
Qun terjatuh karena kakinya terpeleset di anak tangga ketika hendak naik ke mesjid, tentu saja dengan kondisi yang kurang fit dia tak mampu menopang badannya sendiri, alhasil dia jatuh tertelungkup badannya seketika lemas, namun masih bisa sadar.
" Astagfirullah, hei hei, tolong - tolong " Ucap Bapak Marbot.
Para tamu Allah yang juga datang lebih awal segera berlarian menghampiri Qun.
" Bantu angkat ".
" Pak kamu baik - baik saja "
" Astagfirullah wajahnya berdarah "
" Apa kita bawa kerumah sakit "
Di sela - sela keributan para jamaah yang lain ketika melihat kondisi Qun, Qun malah menyebut nama Shafura.
" Shafura ! " Qun terbayangkan Shafura hingga ia menyebutnya dengan suara lemah.
" Kita bawa ke teras saja dulu " Ucap Sang Marbot.
Qun di angkat oleh bapak - bapak ke teras karena lebih teduh, tentu saja itu menarik perhatian dari setiap orang yang melihat karena ada segerombolan orang yang berdesakan di teras Mesjid.
" Shafura ! "
" Ini sudah masuk Dzuhur, tolong gantikan saya adzan, baik Bapak dan Ibu sekalian boleh siap - siap Sholat dan saya ucapkan terima kasih, Pria ini biar saya yang urus," Ujar Sang Marbot
Para tamu Allah itu membubarkan diri dan mereka langsung berjalan menuju tempat Wudhu.
Allahu akbar, allahu akbar 2x
Lenggokan Muadzin terdengar merdu, lantunan itu memanggil semua umatnya tapi yang datang hanya sebagiannya saja. Hingga kembali menutup panggilan dengan pujian kebesaran, tetap yang mengisi Sholat Dzuhur tak pernah seramai Sholat Jumat.
Di sisi lain Shafura yang penasaran lalu memperlambat tempo larinya karena merasa tak nyaman di lihati oleh jamaah yang lain, jadi dia berjalan namun langkahnya cepat.
Dari kejauhan dia tak melihat adanya gerombolan lagi, tapi dalam pandangannya ada satu orang yang tengah duduk sedangkan di depannya ada orang yang sedang berbaring namun Shafura hanya dapat melihat kakinnya dari kejauhan karena tertutup badan orang itu yang tak lain Sang Marbot.
" Ya Allah jika dia Qun, aku harus apa ! "
Shafura bingung sekaligus takut, sebab dia sudah kurang ajar karena memaki Qun dan pergi dari rumah.
Shafura berjalan pelan dan takut melihat orang yang sedang berbaring itu dan benar saja ! Shafura langsung tertegun ketika pria dalam gosip itu adalah Qun. Dia mendapati wajah Qun lebam dan sedikit berdarah. Namun Shafura langsung membuang rasa takutnya dan mengganti dengan simpati terhadap suaminya itu. Tak ada terbesit untuk menghindari Qun walau dia telah di campakkan Qun, yang Shafura tahu dia masih Istri sah pria yang sedang lemah ini.
" Astaqfirullah.....Qun "
Sang Marbot terkejut dan melihat ke arah Shafura.
" Maaf Ibu siapa ? " Tanya Marbot.
" Saya Istrinya Pak ! " Shafura bersimpuh dan mengangkat kepala Qun ke pahanya karena tadinya Qun hanya beralaskan sarung yang Ia bawa.
" Shafura "
Qun membuka matanya bersamaan itu air matanya tumpah.
" Qun Qun, aku disini ".
" Benarkah ini kau ".
" Ya ini aku, Shafura ".
" Alhamdulillah " Terseyum.
Kata pertama yang muncul dalam ingatan Qun, ia bersyukur Shafuranya kembali, masih lemah tapi dapat mengirim senyum untuk istrinya. Dia memaksa bangkit dari paha Shafura, Qun memegangi kepalanya yang sakit tapi rasa sakit itu akan lebih besar bila ia tak menemukan Shafura.
" Bu ini air, saya tinggal dulu ya, sudah Iqomah "
" Iya pak terima kasih banyak "
" Ayo kita juga Sholat " Ajak Qun dan hendak berdiri.
Mungkin karena ingin berterima kasih pada Sang Maha Cinta dari sanalah semangat Qun kembali, di lupakannya segala rasa sakitnya dan menggantinya dengan suka cita.
" Apakah kau bisa berjalan ? ".
" Ya bisa ".
Sedikit tertatih namun perlahan tapi pasti Qun melangkah ditemani Shafura berjalan ke tempat Wudhu, mereka lalu kembali berpisah namun bukan untuk sebuah kepergian melainkan hanya untuk mengambil wudhu, selepas wudhu Shafura yang tengah mencuci kedua tangannya melirik Qun dan terlihat lebih kuat berjalan sendiri dari sebelumnya, tapi pula Shafura malah salah fokus terhadap Qun.
" Kau begitu tampan dengan sarung itu Qun, lebih seringlah memakai itu di depanku, aku menyukainya ".
kemudian Shafura menyelesaikan rukun wudhunya dan ikut masuk ke Mesjid karena terlambat Shafura masbuk dan melihat sendiri dengan matanya Qun tengah Sholat berjamaah.
***
Sehabis berdoa Qun langsung keluar dan menunggu Shafura di anak tangga.
" Ya Allah terima kasih ". Ucap Qun setelah melihat Shafura yang terseyum kepadanya dari muka pintu.
" Jangan dilepas, " Pinta Shafura sambil menuruni tangga.
Sahfura melihat Qun yang hendak membuka sarungnya dan masa bodoh dengan kejadian tadi baginya pemandangan langka ini tak boleh dilewatkan.
" Kenapa ? ".
" Kau lebih gagah memakai itu ".
Qun sedikit menoleh ke kananya dan mengulumkan bibirnya karena grogi mendapat pujian dari Shafura.
" Baiklah aku akan memakainya, tapi dengan sebuah syarat kau harus ikut aku pulang " Ujar Qun
" Aku bersedia pulang asal tak ada yang kau tutupi lagi denganku " Jawab Shafura dengan meminta hal yang sama.
Syarat ini Shafura berikan agar dia bisa tahu siapa Qun yang sebenarnya, siapa keluarganya, asal usulnya dan yang terpenting bagaimana sifat asli suaminya ini.
" Baiklah tapi beri aku waktu ".
" Setuju ".
Kesepakatan telah di ambil lalu mereka kemudian berjalan berdua, Shafura masih kaku beriringan dengan pria yang kini kembali menjadi suaminya, dia melambatkan langkahnya tapi Qun menyadari itu dan menoleh dan mendapati Shafura tertinggal, layaknya kisah romantis Romeo dan Julietnya, Qun mengulurkan tanganya ke belakang bermaksut agar mereka berdampingan, Shafura berhenti lalu menaikkan alisnya.
" Apa yang kau lakukan Qun ? "
Bak Gayung bersambut Qun melakukan hal serupa dan dia juga bergumam, seakan menyauti Shafura.
" Apa yang kau lihat Sayang, raih tangan Abang dan kita berjalan beriringan "
Shafura Paham namun dia malu - malu tapi mau, kemudian Shafura meraih tangan Qun lalu mereka berjalan bergandengan hingga masuk ke dalam mobil.
DUP
.....
DUP
Qun memandangi Shafura yang diam.
" Aku minta maaf, karena tak jujur dengan hatiku sendiri " Qun memulai percakapan, kini dia tertunduk memegangi setir.
" Maafkan aku juga karena belum bisa ! " Kalimatnya terpotong.
" Tak apa, aku bisa menunggu, tapi jangan pergi, aku tak bisa ditinggal orang yang aku cintai sekali lagi " Ujar Qun dengan posisi yang sama.
" Jadi kau mencintaiku ? " Kini Shafura beralih mental Qun.
Qun mencoba menatap Shafura tapi dia terkejut dan sedikit tergeser dari kursinya karena terlah ditatap lebih dulu oleh Shafura dan melihat wanita disampingnya begitu, dia menelan salivannya.
" Ya !!! A-aku akui itu, aku sangat mencintaimu ".
Shafura berkaca - kaca " Terima kasih sudah mau jujur Qun ".
" Dan terima kasih sudah mau kembali menjadi Istriku Shafura ".
" Aku tak akan menyiakan kesempatan yang kau berikan Shafura, kau telah membersihkan hatiku yang berkarat ini dengan agamamu, keberanianmu, Tutur katamu hingga aku percaya kau berbeda dari yang lainnya, aku akan membenahi hatiku lagi, dan mulai hari ini aku akan membukanya untukmu ".
" Bolekah aku tahu kapan kau jatuh cinta padaku ? ".
Qun mengulumkan bibirnya sekali lagi " Entahlah! Aku tak memiliki alasan serta jawaban untuk itu ! ".
" Qun ! apapun alasannya, sesingkat apapun waktunya, aku tak permasalahkan, asal kau benar mencintaiku sebagai istrimu. "
Ketika Masih berkomunikasi dengan hatinya sendiri, Tiba - tiba Qun mendekatkan badannya ke tubuh Shafura, sangat dekat.
Shafura terpejam, dia kesulitan menelan ludah hingga meremas kedua tanganya di dada, dia merinding karena harumnya nafas Qun bisa dihirup oleh hidungnya.
" Apa yang akan kau lakukan Qun, haruskah secepat ini dan di dalam mobil! Apakah aku siap ! "
CLEK
" Maaf , seat belt "
"hufttt Alhamdulillah " Shafura kembali membuka mata.
" Kau kenapa ? "
" Haruskah aku mengatakan apa yang aku pikirkan, tidak! Jangan bodoh Shafura nanti Qun berpikir kau mesum "
" Setidaknya bilang saja, jangan membuat gerakan tiba - tiba, otakku bisa traveling nanti " Jawab Shafura malu - malu.
" Kalau otakmu Traveling, istighfar ya " Qun menjawab santai kemudian sibuk dengan aktifitas mobilnya.
" Quuuuuuun, setidaknya bilanglah maaf dengan begitu aku tak terlihat sangat mengharapkan itu, kenapa sekarang malah jadi menjengkelkan, lihat saja aku tak akan tinggal diam, kau harus merasakan apa yang aku rasakan barusan, aku tidak terima "
Shafura kesal karena salah membaca situasi.
Qun terkekeh, " Aku tak akan melakukan apapun terhadapmu sampai kau sendiri yang bersedia Shafura, aku tak akan memaksakan diriku atasmu walau kau adalah hakku ".
" Kita pulang sekarang sayang ? " Ujar Qun Dengan lembut.
Qun memberanikan dirinya menggelar Shafura sayang.
Di panggil sayang ! Shafura mengedipkan matanya berkali - kali dan kembali menggengam erat kepalan tangannya serta mengertakkan gigi karena geram, dalam hatinya,
" iiiiiiiii Quuuun ".
...Bersambung...
***
Dua hati telah menyatu, lalu apa selanjutnya >>>
Sini Thor bisikin, Episode Selanjutnya Segala tentang Qun terbongkar !, Ha ha ha ha Ups
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
smg trs langgeng hub qun sm syafura
2022-03-29
1
Chandra Dollores
ehmm ehmm pria buas klo udah jatuh cinta macam perempuan aja
ga mo ngomong tp murka klo ditinggal pergi
emang qt dukun, emang qt bisa baca pikiran, emang qt tau klo situ naksir.. ampunggg dj hahaha
2021-12-10
1
Ayra Wulan
tolong mampir " hijrahny gadis pembunuh"
2021-09-16
0