* Bukti * Episode 2

Maaf baru memperkenalkan diri, Aku terlalu takut karena dikejar oleh kenalan ayahku, mengapa sampai aku di kejar! Ceritanya panjang.

Namaku Shafura Azizah, umurku 25 Tahun, seorang Guru Madrasah Ibtidaiyah. Aku anak tunggal dari seorang Tokoh Agama yang cukup terkenal. Tapi! Aku baru saja mengungkap sebuah rahasia ayahku itu, itulah alasanku mengapa aku dikejar, dan karena malam ini jua aku jadi semakin yakin bahwa ada yang salah sama hubungan kami berdua.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

CREK

"Hei, bangun!!!"

Suara kasar itu membangunkan gadis malang ini dari tidurnya, tatapannya buram namun ia masih bisa melihat bahwa ada bayangan pria berdiri di pintu dan itu adalah Qun.

Qun pria berwajah tegas dengan hidung mancung serta kumis tipis juga jenggot yang rapi, itulah yang pertama kali Shafura lihat dari Qun tadi malam.

"Arkkh, badanku!" Rengek Shafura, badannya kesakitan karena semalaman ia tidur hanya beralaskan kain sarung di ruangan itu.

"Cepatlah bangun, sehabis subuh kita keluar, ini!" Qun melempar sebuah mukena pada Shafura.

Shafura kaget menerima lemparan itu dan hanya memandangi mukena tersebut. Dia tak percaya Qun memberikan mukena padanya, seakan menyuruhnya sholat namun dengan cara yang kasar.

"Apa yang kau lihat! Pakai itu, lalu sholatlah, setelah itu kita pergi." Bentak Qun.

"Jam berapa sekarang?"

"Kenapa kau malah banyak bertanya hah!" Qun kesal.

"Aku hanya ingin tahu apakah waktu Subuh sudah masuk?"

Qun memutar bola matanya, "Ya, sudah! lima belas menit yang lalu." Jawab Qun sambil memasang kembali sarung tangannya.

Merasa nyawanya belum sepenuhnya terkumpul, Shafura hanya tersenyum tipis.

"Wah, jawabanmu akurat! Apakah kau juga melaksanakannya Qun?" Tebak Shafura dalam hatinya.

"Apakah kau gila, senyum - senyum sendiri! Cepatlah."

"Hmm maaf, di mana tempat untuk mencuci muka aku juga mau sekalian wudhu," ujar Shafura yang kini telah melipat sarung itu dan berdiri.

"Di sanaa" Tunjuk Qun pada sebuah cermin.

Shafura memutar kepalanya melihat ke arah yang Qun tunjukkan, ia lalu mengernyitkan dahinya karena tak percaya dengan apa yang Qun tunjuk.

"Hahhh, cermin!. Kau menyuruhku berwudhu di cermin atau bagaimana ?"

Shafura kembali menatap Qun, melihat raut wajah Sahfura, Qun dapat menyadari bahwa Shafura kebingungan.

Qun bernafas kasar, "Haah kau ini."

Qun lalu masuk keruangan itu dan mendekati cermin yang ia tunjuk dan betapa terkejutnya Shafura, ketika melihat cermin yang seukuran tubuhnya itu berpindah tempat lalu terbuka bak sebuah pintu rahasia ketika Qun mendorongnya.

Shafura tertegun.

" Lakukan semua di dalam, dan Qiblat arah sana." Qun menunjuk ke arah yang berlawanan dari ruangan cermin itu, namun kalimatnya sama sekali tak mendapat respons dari Shafura.

"Hei!" Lanjut Qun membentak dengan sekali tepukan tangan di depan wajah Shafura.

"Oh ya! Qiblatnya arah sana." Dengan percaya diri langsung menunjuk arah yang berlainan.

"Hah, Qiblatnya di belakangmu!" Jawab Qun seraya berlalu melewati Shafura.

"Hah, Qiblatnya di belakangmu." Shafura mengulangi kalimat Qun dengan sedikit mencibir pria kasar itu.

"Apa kau bilang!" Qun rupanya mendengar umpatan Shafura.

Shafura membulatkan matanya "Aduh mati aku ."

"Ah tidak ada ! Terima kasih." Lanjut Shafura lalu bergegas masuk ke ruangan rahasia itu.

...****************...

Selagi Shafura melakukan Sholat Subuh. Qun menunggu dan berjaga di balik pintu, sekitar 10 menitan Shafura lalu keluar.

"Terima kasih Qun, ini...," Ucap Shafura setelah membuka pintu dan menyerahkan mukena itu.

"Letak saja di sana, kita harus cepat."

Shafura pun patuh dan meletak kembali mukena itu ke dalam, namun tanpa menunggu, Qun lagi - lagi menariknya.

"Cepatlah" Kata Qun sambil memegang tangan gadis manis itu dan berjalan ke arah yang berbeda dari pintu masuk.

"Bisakah kita santai, tanganku sakit." Keluh Shafura sambil menggerakkan tangannya.

"Tidak!" Jawab Qun singkat dan meneruskan langkahnya.

"Oh iya dimana temanmu?" Tanya Shafura untuk mengusir ketegangannya.

"Dia mati!" Qun menjawab santai.

Mendengar jawaban Qun, Shafura berhenti melangkah dan tentu itu membuat Qun ikut terhenti, karena itu jualah Qun berbalik lalu menatap shafura tajam.

"APAAA!" Shafura menaikan alisanya dan sangat yakin dengan apa yang telinganya dengar.

"Apa, apanya?... Apa yang kau lakukan, cepatlah, Zaf masih tidur, jangan pedulikan dia!" Ucap Qun sedikit emosi.

"Huftttt.... Alhamdulillah, aku kira tadi itu benar terjadi," Barulah raut panik Shafura menghilang dari wajahnya.

Qun kembali menyeret wanita yang masih ia genggam sedari tadi dengan sarung tangan kerja miliknya itu, dan terus berjalan.

"Terima kasih sudah menolongku, namaku Shafura!"

"Ok!" Jawab Qun singkat.

Sesampainya di ujung lorong, Qun membuka pintu dan melihat kesana kemari, lalu memberi isyarat pada Shafura untuk keluar.

"Aman - aman." ujar Qun.

Shafura keluar dan tak lupa Qun mengunci pintu tersebut, rupanya mereka keluar lewat pintu belakang Bar.

"Lewat sini." Perintah Qun.

Shafura hanya menurut saja pada pria yang baru dikenalnya beberapa jam yang lalu itu. Awalnya semua berjalan dramatis bak film Action Hollywood, Qun berjalan lebih dulu dan selalu memastikan keadaan barulah Shafura bisa berjalan, setelah cukup jauh dari Bar! Qun kembali berjalan biasa karena merasa aman dan tentu saja di bayangi oleh Shafura.

"Kita mau kemana?"

"Aku mau pulang ke rumah." Jawab Qun cepat.

"Kemana kau bilang?" Shafura tak percaya dengan apa yang dengarnya.

"Aku mau pulang."

"Lalu aku bagaimana?."

"Itu sudah bukan urusanku lagi."

Sontak saja Shafura berhenti mendadak mendengar ucapan Qun, dan seketika itu juga Qun tak mendengar langkah kaki Shafura. Qun membalikkan badannya, namun ketika Qun berbalik ia melihat ada seseorang yang mencurigakan sedang bersembunyi di balik bangunan yang berada tak jauh dibelakang mereka.

"Setidaknya bicaralah, aku tidak perlu mengikutimu sejauh ini" Ucap Shafura kesal.

Qun mendatangi Shafura, "Maksudku aku mau mengantarkanmu pulang dan sebaiknya terus jalan karena ada yang mengikuti ! sepertinya dia salah satu dari mereka." Bisik Qun.

Sahfura hanya melotot tak percaya kalau orang yang bersama ayahnya malam itu, masih mengejarnya sampai pagi.

"Bersiaplah kita lari," ucap Qun sambil kembali memegang tangan Shafura dan mengajaknya untuk berlari menghindari si penguntit.

Shafura mengangguk, "Bismillah."

Qun memulai langkah dengan berjalan mundur dan di ikuti Shafura, lalu Qun mengambil ancang - ancang sembari terus melihat ke arah pria misterius berada.

"Lari - lari," ucap Qun pelan.

Mereka berlari sambil berpegangan, hinggalah Qun menemukan tempat strategis untuk bersembunyi, Qun langsung duduk dan di ikuti pula Shafura di sampingnya. Tak lama setelah bersembunyi lewatlah pria berjaket hitam yang sedang berlari kencang, sambil berbicara dengan seseorang lewat telepon genggamnya.

"Aku kehilangan mereka!"

Dengan cepat Qun membalikkan badannya menutupi tubuh dan menyekap mulut Shafura, dugaan Qun benar, orang itu memang mengincar Shafura. Setelah merasa sudah aman Qun mengintip untuk memastikan situasi kalau pria itu sudah tidak ada dan pergi jauh.

"Lepaskan!" Shafura melepas kasar tangan Qun "Sarung tanganmu bau alkohol, kau bisa membiusku," Lanjut Shafura yang kembali kesal lalu membersihkan mulutnya.

"Jangan berlebihan, masih untung aku menyentuhmu dengan sarung tangan bau ini, dari pada kulitku langsung yang menyentuhmu apa kau mau?" Ketus Qun.

Shafura terdiam, dia lagi - lagi tak percaya dengan jawaban Qun, Qun seakan tahu batasan antara pria dan wanita yang tak boleh bersentuhan karena bukan mahram.

"Dasar tidak tahu terima kasih," Lanjut Qun yang juga kesal dan menjauhi tubuh Shafura.

"Maafkan aku Qun, kau benar dan terima kasih" ucap Shafura merasa bersalah kemudian tertunduk.

" Sudahlah lupakan, aku tak ingin lari lagi, aku lelah! ... Jadi kita disini sampai matahari terbit saja, lebih aman!" Ujar Qun yang terhengal.

Shafura hanya mengangguk kecil.

...***...

Beberapa menit sebelumnya.

"Ya... benar dugaanmu Bos!. Wanita bernama Shafura ada di dalam, aku baru saja melihatnya keluar dengan seorang pria."

"Pria?"

" Ya.... sepertinya si peracik minuman itu!"

"Sial, berarti itu Qun!, Kenapa aku harus berurusan dengannya.... argh," Ucap Kane dari seberang sana. " Apa kau punya bukti?, Lanjut Kane.

"Tentu, aku sudah mengambil gambar mereka."

"Bagus, ikuti terus kemana mereka jangan sampai lolos. Dan bukti itu jangan sampai hilang."

"Siap Bos!"

...Bersambung...

...***...

* Kenapa Kane tampak takut terhadap Qun, Apa yang pernah Qun lakukan padanya ?.

Next >>>

Terpopuler

Comments

Mat Grobak

Mat Grobak

keren

2022-04-16

1

Cut Nyak Dien

Cut Nyak Dien

ternyta tidak selalu ya,ditempat dosa itu ternyta ada yg sholeh juga

2021-01-07

5

🆀🅻>> ̷U̷l̷f̷a̷ eff <<🦚♛⃝꙰𓆊

🆀🅻>> ̷U̷l̷f̷a̷ eff <<🦚♛⃝꙰𓆊

Qun si Bartender soleh kah... 🤔🤔🤔

2021-01-06

6

lihat semua
Episodes
1 * Bar * Episode 1
2 * Bukti * Episode 2
3 * Darah * Episode 3
4 * Fitnah * Episode 4
5 * Wali * Episode 5
6 * Subuh * Episode 6
7 * Fakta * Episode 7
8 * Wanita * Episode 8
9 * Teman * Episode 9
10 * Menangis * Episode 10
11 * Halal * Episode 11
12 * Makan * Episode 12
13 * Sayur * Episode 13.
14 * Obat * Episode 14
15 * Lapar * Episode 15
16 * Pergi * Episode 16
17 * Mesjid * Episode 17
18 * Sayang * Episode 18
19 * Salju * Episode 19
20 * Tangis * Episode 20
21 * Sarung * Episode 21
22 * Sholat * Episode 22
23 * Potret * Episode 23
24 * Manja * Episode 24.
25 * Infus * Episode 25
26 * BOS * Episode 26
27 * Cemburu * Episode 27
28 * Sabuk * Episode 28
29 * CINTA * Episode 29
30 * Kelingking * Episode 30
31 * Strawberry * Episode 31.
32 * I Love You * Episode 32
33 * Islam * Episode 33
34 * Ibu * Episode 34
35 * Ruang Tamu * Episode 35
36 * Video * Episode 36
37 * Puasa * Episode 37
38 * Gambar * Episode 38
39 * Tiket * Episode 39
40 * Mall * Episode 40
41 * Makam * Episode 41
42 * Cafe * Episode 42
43 * Mobil * Episode 43
44 * Kaca Mobil * Episode 44
45 * DOOR * Episode 45
46 * Pistol * Episode 46
47 * Sahwat * Episode 47
48 * Spesialis * Episode 48
49 * Ayah * Episode 49
50 * Imut * Episode 50
51 * Putih * Episode 51
52 * Gamis * Episode 52
53 * Bandara * Episode 53
54 * Kopi * Episode 54
55 * Jerat * Episode 55
56 * Passport * Episode 56
57 * Tolong * Episode 57
58 * Hitam * Episode 58
59 * Mata * Episode 59
60 * Maaf * Episode 60
61 * Konglomerat * Episode 61
62 * Taman * Episode 62
63 * Flashdisk * Episode 63
64 * Surat * Episode 64
65 * Hamil * Episode 65
66 * Bubur * Episode 66
67 * Rahasia * Episode 67
68 * Uang * Episode 68
69 * Pena * Episode 69
70 * Kumat * Episode 70
71 * Gulat * Episode 71
72 * Mati * Episode 72
73 * Mimpi * Episode 73
74 * H-1 * Episode 74
75 * Detik * Episode 75
76 * Bulan * Episode 76
77 * Terpesona * Episode 77
78 * Bahagia * Episode 78 TAMAT
79 * Sepatah kata *
80 Ada cerita Baru
Episodes

Updated 80 Episodes

1
* Bar * Episode 1
2
* Bukti * Episode 2
3
* Darah * Episode 3
4
* Fitnah * Episode 4
5
* Wali * Episode 5
6
* Subuh * Episode 6
7
* Fakta * Episode 7
8
* Wanita * Episode 8
9
* Teman * Episode 9
10
* Menangis * Episode 10
11
* Halal * Episode 11
12
* Makan * Episode 12
13
* Sayur * Episode 13.
14
* Obat * Episode 14
15
* Lapar * Episode 15
16
* Pergi * Episode 16
17
* Mesjid * Episode 17
18
* Sayang * Episode 18
19
* Salju * Episode 19
20
* Tangis * Episode 20
21
* Sarung * Episode 21
22
* Sholat * Episode 22
23
* Potret * Episode 23
24
* Manja * Episode 24.
25
* Infus * Episode 25
26
* BOS * Episode 26
27
* Cemburu * Episode 27
28
* Sabuk * Episode 28
29
* CINTA * Episode 29
30
* Kelingking * Episode 30
31
* Strawberry * Episode 31.
32
* I Love You * Episode 32
33
* Islam * Episode 33
34
* Ibu * Episode 34
35
* Ruang Tamu * Episode 35
36
* Video * Episode 36
37
* Puasa * Episode 37
38
* Gambar * Episode 38
39
* Tiket * Episode 39
40
* Mall * Episode 40
41
* Makam * Episode 41
42
* Cafe * Episode 42
43
* Mobil * Episode 43
44
* Kaca Mobil * Episode 44
45
* DOOR * Episode 45
46
* Pistol * Episode 46
47
* Sahwat * Episode 47
48
* Spesialis * Episode 48
49
* Ayah * Episode 49
50
* Imut * Episode 50
51
* Putih * Episode 51
52
* Gamis * Episode 52
53
* Bandara * Episode 53
54
* Kopi * Episode 54
55
* Jerat * Episode 55
56
* Passport * Episode 56
57
* Tolong * Episode 57
58
* Hitam * Episode 58
59
* Mata * Episode 59
60
* Maaf * Episode 60
61
* Konglomerat * Episode 61
62
* Taman * Episode 62
63
* Flashdisk * Episode 63
64
* Surat * Episode 64
65
* Hamil * Episode 65
66
* Bubur * Episode 66
67
* Rahasia * Episode 67
68
* Uang * Episode 68
69
* Pena * Episode 69
70
* Kumat * Episode 70
71
* Gulat * Episode 71
72
* Mati * Episode 72
73
* Mimpi * Episode 73
74
* H-1 * Episode 74
75
* Detik * Episode 75
76
* Bulan * Episode 76
77
* Terpesona * Episode 77
78
* Bahagia * Episode 78 TAMAT
79
* Sepatah kata *
80
Ada cerita Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!