Shafura membeku dan menghayal jauh atas hubungannya dengan Qun. Geris yang dari tadi bolak - balik dari meja ke wastafel akhirnya menegur.
" Kak ! "
Teguran Geris membuat lamunan Shafura buyar seketika. " Ya kenapa ! "
Shafura berbalik dan mendekati Geris.
" Kenapa melamun, katanya tadi mau Sholat ! "
" Astagfirullah "
" Ya sudah Sholat sana, biar aku yang cuci piringnya "
" Ok, tapi kamu nyuci piringnya lambat - lambat ya, biar selepas Sholat Kakak bisa bantu "
Geris tertawa " Ha ha Kakak ini, Cepat sana.... naik ! "
Geris membalikkan tubuh Shafura secara paksa dan mendorongnya hingga ke depan tangga. Shafura hanya menerima itu tanpa berkomentar sebab dia juga telah terlambat dan khawatir di cap sebagai manusia yang lalai karena menunda waktu Sholat.
...***...
" Ya Allah ! Terima kasih karena telah memberiku Suami, terlepas seperti apa orangnya aku akan menerimanya, hari ini aku tahu banyak tentangnya, entah kenapa, itu semua sudah bisa meyakinkan aku bahwa Qun adalah orang baik yang bersembunyi dari Dunia, aku juga sadar sepertinya dia tak sama seperti apa yang orang di luaran sana pikirkan tentangnya. Ya allah kau jadikanlah aku istri yang berguna dan bermanfaat untuk hidupnya, dan mengembalikan senyumnya seperti semula. Aku ikhlas menerimanya sebagai Suamiku, dan aku juga ikhlas bila dia tak mengakuiku tapi aku butuh restumu dan ridhoilah pernikahan kami ini, Amin ! "
Shafura lalu mengusapkan segala uneg - unegnya seraya berkata Amin, Berharap agar Allah SWT mengabulkan doanya itu. Setelah selesai Shafura mengemaskan sejadah serta berdiri dan melepaskan mukenanya.
Tok Tok Tok
" Shafura ini aku Zaf ! " Seru Zaf.
" Sebentar Zaf "
Shafura lekas meletakkan mukena di ranjang dan meraih jilbabnya lalu berjalan ke pintu.
CREK
" Ya Zaf ! "
" Maaf mengganggumu, aku dan Qun seperti biasa, kami akan berangkat ke Bar, jadi kali ini aku mau menitipkan Faye padamu juga. Tolong lihat lihatkan dia. "
" Baiklah, aku akan menjaga Faye juga, kau tenang saja. "
" Terima kasih, untuk pertama kalinya aku tak lagi cemas bila meninggalkan mereka hanya berdua saja dirumah, karna sekarang ada kau aku jadi tenang "
" aku Dengan senang hati bisa membantu kalian, dan jangan khawatir aku akan menjaganya "
Tak lama Faye dan Qun mendatangi Zaf yang sedang berbicara dengan Shafura di kamarnya, Shafura masih belum bisa melupakan kata terima kasih yang Qun ucapkan tadi, Kalimat Qun kembali berputar dan bermain dalam otaknya dan itu membuat Shafura mengulumkan bibirnya ditambah lagi dia melihat Qun sekilas dengan setelan kemeja putih yang ketat dan itu membuat otot Qun terlihat.
" Dimana Geris ? " Tanya Qun
" Dia masih di bawah " Jawab Shafura tertunduk.
" Faye sayang, sini nak ! Papa mau kasih tahu kamu sesuatu. "
Faye melepas genggaman tangan Qun, dan beralih menghampiri Papa Zafnya.
" Sayang ! Kalau selama ini biasanya kamu hanya berdua sama kak Ger. Mulai malam ini ada kakak Shafura ya sayang, dia juga akan menjagamu "
" Iya Pa, Faye paham ! "
Zaf mengacak pelan Rambut lurus Faye " Bagus ! anak Papa pintar, kalau ada apa - apa dan Faye tak bisa minta bantuan pada kak Ger, jangan sungkan meminta tolong pada kakak Shafura ya sayang "
" Iya Pa "
Anak usia lima tahun itu mudah menurut pada ucapan kedua Papanya.
" Papa tinggal kerja ya ! "
CUP
Zaf memberikan kecupan kasih sayangnya pada Faye, dan Faye membalas mencium pipi Zaf.
" Sini peluk Papa dulu " Ujar Qun yang mendekati Faye dan juga ingin berpamitan seperti biasa pada Anaknya itu.
Faye berpindah dan segera memeluk Qun dengan erat.
" Jangan nakal ya, kalau ada apa - apa hubungi Papa oke. "
" Oke Pa ! " Jawab Faye tak kalah semangat.
Qun juga mengacak rambut putrinya " Anak Papa pintar " Tak lupa kecupan juga Qun layangkan.
CUP
" Maaf Bang aku baru selesai mencuci piring " Ucap Geris tergesa - gesa karena berlari menaiki tangga.
" Ya tak apa, hati - hatilah dirumah kalau ada apa - apa kabari kami " Saut Zaf.
Zaf selalu berpesan pada Geris setiap ingin kerja dengan kalimat yang sama. Ada apa - apa kabari kami .
Ketika Zaf dan Qun hendak melangkah, karena ritual berpamitannya sudah selesai. Shafura memberanikan diri memanggil Qun. Sambil mengangkat tangan hendak bersalaman.
" Qun ! "
Shafura sedikit canggung dan menatap Qun penuh harap, berharap Qun paham dan tak menolak keinginannya untuk bisa berpamitan juga. Qun diam dan hanya menatap tindakan Shafura itu.
" Faye sini sayang sama Kak Ger "
Faye dengan mudahnya menuruti Geris dan berpindah tempat, lalu Geris memeluknya lama supaya bila sesi salaman Suami Istri ini terjadi Faye tak melihatnya, karena Faye belum tahu apa - apa.
" Bang ! " Zaf menyikut perut Qun.
Qun yang kaget memberikan tangannya dan Shafura mencium lembut punggung tangan Suaminya untuk pertama kali.
" Baiklah kami pergi " Ujar Zaf,
Qun tetap memilih diam, dan tak menitipkan apapun untuk Shafura, bahkan sekelas kata Aku pergi itupun tidak Keluar dari mulutnya dia langsung berbalik dan berjalan menuju tangga lalu di ikuti Zaf,Shafura, Geris dan Faye hingga ke muka pintu untuk mengantar kedua pemimpin rumah ini berangkat kerja.
" Dadah Papa sayang " Ujar Geris yang mengangkat tangan Faye yang dalam gendongannya.
" Dah Papa Qun dah Papa Zaf " Tangan mungil lain dari gadis kecil itu ikut melambai ke arah Papanya
Zaf terseyum " Sejuk ya bang lihat pemandangannya, pergi kerja ada keluarga yang ngantar sampai depan pintu " Ucap Zaf pada Qun, dan tentu masih bisa di dengar para oleh dua perempuan dewasa ini.
Qun hanya diam hingga masuk mobil. Dan di susul Zaf. Sebenarnya Qun juga memiliki mobil namun mereka lebih sering berangkat ke Bar bersama Agar rahasia mereka tak terbongkar, sebab orang - orang tahunya bahwa Qun adalah pekerja Zaf.
Bim bim
Zaf menekan Klakson mobilnya, kalau berharap si supir Qun yang menekannya entah kapan itu akan terlaksana. Mobil itu berjalan mundur keluar dari garasi dan kemudian menghilang di gelapnya malam.
" Kak bagaimana perasaanmu " Tanya Geris
" Kakak hanya bersyukur karena Allah telah mempertemukan kakak dengan orang - orang baik serta ramah seperti kalian "
" Bukan itu ! Perasaan tentang Suami Kakak " Bisik Geris pada kata Suami.
" Bagi kakak meski kini sifatnya tak bisa ditebak, sebentar ok sebentar tidak, yang Kakak harus lakukan kini adalah melayaninya sesuai porsinya saja, tidak berlebihan dan juga tidak kekurangan, sebab kakak sadar bagaimana hubungan ini tercipta, harapan Kakak adalah dia bisa kembali ramah dan terseyum pada semua orang, dan kakak akan lakukan itu untuknya sebagai ucapan terima kasih karena telah banyak menolong Kakak, walaupun Kakak tahu itu tidak mudah "
" Tenanglah kak ! Aku akan bantu Kakak, Ibuku bilang kalau ingin memikat hati Suami Harus puaskan isi perutnya dulu dan aku lihat tadi Kakak langsung berhasil di percobaan pertama " Geris terseyum menggoda Shafura.
" Kamu dengar ! "
" Iya "
" Iiii kenapa Kakak jadi malu ya " Shafura memegangi kedua pipinya yang memerah.
" Semangat " Geris mengepalkan tangannya untuk Shafura.
" Kak Ger masuk, di luar dingin! " Ucap Faye lesu sebab Faye sudah tersandar di bahu Geris karena ngantuk.
" Yaudah ayo " Saut Geris
Akhirnya mereka masuk dan Istirahat bersama di kamar Shafura malam ini.
...***...
Selepas Sholat Subuh, Shafura keluar dan berjalan - jalan kecil di sekitar pekarangan rumah Suaminya, ini adalah pagi pertama Shafura sebagai seorang Istri dan pagi ini juga Shafura menunggu tukang sayur lewat, sebab iya berniat memasak lagi untuk Qun dan yang lainnya.
"Sayuur..... Sayuuurnya bu " Teriak Bu Yur, panggilan yang Ibu - Ibu di sini sematkan untuk penjual sayur langganan mereka.
" Bu Yuuuuuuur " Teriak berapa tetangga Shafura bersamaan
" Buuuuu sayur " Panggil Shafura pula dan mengejarnya hingga ke pagar.
Bu Yur yang sedang berkendara pelan, mendengar pekikan Shafura dan ibu - ibu lainnya lalu berhenti tak jauh dari tempat Shafura.
" Sayur apa neng ? " Tanya Bu Yur sambil mengamati wajah cantik Shafura.
" Tempe sama tahu ada Bu ! "
" Ada nih, mau berapa "
" Masing - masing sekantong Bu "
" Oke Neng, Neng orang baru ya ?..... Baru lihat Ibu "
" Iya bu baru semalam pindah "
Bu Yur mengangguk paham dan membungkuskan belanjaan Shafura.
" Siapanya Si punya rumah " Tanya Ibu berjilbab biru yang baru datang bersama ibu lainnya dengan nada ketus, lalu mereka berdiri di samping Bu Yur berderet tiga, seperti mengelak mendekati Shafura.
" Yaaaa ! paling gurunya Si Faye " Celetuk ibu lainnya yang berjilbab merah dengan raut sinis
" Kok bisa tau, Bu ! " Ucap Shafura dengan senyum melihatkan keramahannya, Shafura mencoba untuk membaur dengan para tetangganya itu dan dia sengaja tak memberi tahu statusnya siapa dirumah ini.
" Ya iyalah, mana ada TK yang mau nerima anak yang tinggal bersama pasangan penyuka sesama jenis" Ibu berjilbab merah berujar sambil memilih sayurannya
" Astaqfirullah bu, mulutnya ! Apa Ibu punya bukti " Ujar Shafura.
" Nih ya Dek , kurang bukti apa lagi, masa satu rumah punya dua Papa, apa namanya itu kalau bukan penyuka sesama jenis, andai saja kami bisa mengusirnya. Tapi karena dia punya uang kami bisa apa ya kan jeng ! " Kata ibu berjilbab biru.
Dan di iyakan oleh ibu tersebut, Bu Yur hanya bisa menggeleng mendengar Umpatan kedua pelanggannya ini.
" Bu, ibu bisa "
Bim Bim
Lagi - lagi belum habis kalimat Shafura untuk membela Qun dan Zaf, kedua orang itu datang, mereka baru pulang bekerja. Sebuah mobil mengklakson para pembeli sayur yang menghalangi jalan masuknya, dan mengejutkan para ghibahers itu.
" Tuh lihat mereka pulang " Bisik ibu berjilbab biru yang mulutnya memiliki level legend dalam hal ghibah.
" Minggir cepat nanti ketularan menyimpang " timpali Ibu berjilbab merah lagi.
Bu Yur lalu mendorong motornya, sedangkan Kedua ibu - ibu tadi sudah berada di belakang Bu Yur seperti tengah ketakutan.
Qun yang membawa mobil lalu membuka jendela mobilnya, lalu sedikit menoleh dan terseyum kepada Shafura.
" Beli apa Sayang ! "
Sontak saja semua terkejut, Zaf menatap Qun dengan mata terbelalak sedangkan Qun mengkode Zaf dengan sekali pejaman mata, seakan berkata,
" Jangan terlalu serius, aku hanya berakting "
Sedangkan Shafura, Dia mencoba untuk menanggapi Qun dengan terseyum manis walaupun sebenarnya ingin tumbang sebab akting Qun benar - benar natural, belum lagi suaranya yang serak basah dan agak berat itu menendang gendang telinga Shafura hingga membuatnya merinding serta jantungnya berdetak hebat.
Lain lagi dengan kedua Ghibahers itu, ucapan mereka barusan langsung di bayar kontan oleh Qun dengan mengakui Shafura sebagai istrinya, dan mereka juga percaya dengan akting Qun itu sanking naturalnya sehingga mereka saling pukul dan melempar jelingan mata dengan mulut yang di maju - majukan. Mereka berghibah secara gaib satu sama lain.
Zaf dan Qun turun dari mobil setelah memarkirkan mobilnya, dan menghampiri Shafura.
" Maaf ibu - ibu dari pada, membicarakan kami, sebaiknya kalian periksa Suami kalian dan tanyai malam tadi tidur di mana, apakah benar meeting dengan klien atau dengan anak buahku " Ujar Zaf.
Zaf bukan tak kenal siapa saja yang bermain di Barnya, apalagi para tetangganya itu.
" Kalian aku diamkan malah menjadi - jadi, boleh kalian menghinaku tapi jangan senggol anak dan Istriku " Qun mengambil tangan Shafura dan menggenggamnya serta mengapitnya di sisi perutnya lalu mengelus pelan tangan tersebut dengan tangan Qun yang sebelah kiri.
* Apakah kau sedang mabuk *
Shafura masih terseyum simpul, tapi dalam diri Shafura sedang tidak baik - baik saja. Jantungnya memompa dengan cepat, panggilan Isteri dan perlakuan Qun di depan Ibu - Ibu membuat Shafura tak habis pikir, meski Shafura tahu Qun hanya berakting, tapi tetap saja Shafura terbawa suasana.
" Ayo sayang kita masuk, Abang sangat lapar " Ucap Qun lemah lembut lalu menepuk perutnya.
Shafura tak mampu bertahan dia oleng, badannya lemah di panggil sayang untuk pertama kali, hampir saja ia jatuh tapi untungnya di tahan oleh Qun.
" Kamu kenapa Sayang " Qun berakting seakan terlihat panik.
" Aah Bang! Kepalanya pusing " Ucap Shafura manja serta memegangi kepalanya ditambah raut wajahnya yang meyakinkan.
Rupanya Shafura tak kalah kerennya berakting di depan Ibu - Ibu itu. Zaf yang berada di sana merasa sedang menonton drama Live action dengan genre Romansa pengantin baru, dia terseyum kecil.
" Ayolah kita masuk, Abang tak mau sayang kenapa - kenapa " Lalu Qun memegangi Shafura dan menuntunya berjalan masuk.
Zaf tak henti - hentinya kagum pada Abangnya itu, dia ingin tertawa tapi nanti ketahuan kalau lagi berakting, jadi dia hanya bergumam.
" Waaaah, ini gila ! benar - benar di luar dugaan, akting saja bisa seromantis ini bagaimana kalau abang benar - benar jatuh cinta, aku tak bisa membayangkannya "
" Zaf cepatlah dan bayar belanjaan kakak iparmu ini. " Teriak Qun.
Zaf lekas mengeluarkan dompetnya dan terlihat puluhan lembar uang merah serta beberapa kartu ATM berjejer di sana.
" Bu ! ini uang buat bayar tempe dan sekalian belanjaan mereka juga " Zaf mengarahkan uang merah itu ke Ibu - Ibu Ghibahers lalu meletakanya di atas Sayur.
" Ini kebanyakan nak " Ucap Bu Yur.
" Ibu ambil saja, aku tak sudi menerima uang dari suami mereka "
" Zaaaaf masuk ! Jangan pedulikan mereka " Teriak Qun lagi dari muka pintu setelah mengantar Shafura masuk.
Zaf menuruti Qun lalu pergi meninggalkan Ibu Yur dan para tetangganya itu.
...Bersambung...
***
Apakah Qu melakukan ini benar - benar hanya akting untuk membungkam para tetangganya atau Qun mulai menaruh rasa pada Shafura hingga bisa senatural itu kalimat serta tindakannya !
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Riski Syahputra
kereeeeen👍
2022-04-26
1
🌷💚SITI.R💚🌷
pasti ke depsny ga pura² lg ya thor qun jd bucin..
2022-03-29
1
afseen
haha ghibah scara ghaib bisa aja othor😂😂😂
2022-02-28
1