* Tangis * Episode 20

" Kau marah padaku " Tanya Qun serius ketika melihat wanitanya terus menatap tajam ke arahnya.

* Aku tak ada hak Qun untuk marah padamu, kau Papanya mana mungkin aku berani mengutaran pendapatku *

Shafura menggeleng " Tidak. Mana mungkin aku marah padamu ".

Seteleh berdalih Shafura berniat bangkit karena telah duduk bersimpuh sekian menit. Baru menopang satu tangannya ke lantai untuk membantunya berdiri, Qun kembali menarik tangannya agar tetap duduk bersamanya.

" Kenapa lagi ! " Shafura Mencoba tetap tenang sambil menilik wajah suaminya itu.

" Jangan pergi ! Masalah kita belum selesai " Ujar Qun dengan suara serius.

* Aku ingin sekali menyelesaikannya tapi aku takut pandanganmu tentangku akan berubah bila aku memaksakan diriku atasmu, hubungan kita baru saja membaik. *

" Nanti saja, kau masih lemah Qun, istirahatlah dulu ! "

Shafura mencoba melepas pegangan tangan Qun yang semakin kuat karena dia kekeh untuk pergi.

" Selesaikan atau tanganmu tak akan aku lepas "

Shafura tersenyum * Akh entah kenapa pilihanmu ini selalu membuatku candu, Qun *

Kini seketika seyumnya yang lebar berubah hanya garis seyum ke satu sisi, Shafura sinis sekaligus memainkan bola matanya ke arah pintu untuk memberi tahu bahwa Zaf masih terpaku disana dan masih menonton drama mereka berdua.

Qun ikut memutar arah pandangannya dan ia dapat membaca kode Shafura " Zaf bisakah ! ",

Belum selesai Qun berbicara Zaf sudah mengacungi jempol untuk Qun dan menutupkan pintu kamar itu. Kini Suami Istri itu duduk berhadapan masih di tempat yang sama di depan kamar mandi.

" Kenapa kau diam saja sejak dari Mesjid tadi, apa karena seat belt itu ? " Qun mencoba mencari tahu.

* Ya *

" Ah bukan ! "

" Apa karna aku memanggilmu Sayang ? "

* Itu juga iya *

Shafura menggeleng lagi, " Bukan".

Qun menghebuskan Nafasnya kuat tapi dia tetap tersenyum di hadapan Shafura sambil kembali memainkan tanganya atas jari - jemari Shafura, Qun terus mengelus tangan lembut milik Istrinya itu.

" Bicaralah, aku bukan peramal yang bisa membaca isi hatimu, apalagi kita baru saling mengenal " Ujar Qun

Shafura menunduk saja di depan Qun.

" Karena baru, aku tak ingin mendominasi diriku atasmu, aku takut terlalu mencampuri urusanmu, aku takut membuatmu tak nyaman denganku karena terlalu banyak bertanya "

Mendengar jawaban Shafura, Qun sedikit memajukan tubuhnya, Shafura yang tertunduk merasa khawatir dan sulit menelan salivanya, rupanya Qun maju agar tangan Shafura bisa ia letak di dada bidang miliknya. Shafura makin tak karuan, hal intim seperti ini baru baginya, jadi tanpa sadar Shafura juga meletakan tangannya yang kiri di dadanya.

" Rasakan ! " Ujar Qun.

Deg Deg Deg.

Dipeganginya dada milik Qun, tapi detak jantung miliknya jauh lebih cepat dari milik Qun.

* Kenapa ini, aku mohon lepaskan tanganmu, ini tak baik untuk jantungku *

" Bolehkah aku memanggilmu Sayang ! " Qun meminta izin.

* Akh, Akh, Akh, Ya Allah selamatkan aku ! "

Pipinya memerah, shafura tak bisa bernafas normal permintaan Qun benar - benar membuatnya syok, karena panggilan itu sangat sakral.

" Tapi ! "

" Aku tak akan memaksamu, terserah kau memanggilku apa yang jelas aku ingin memanggilmu itu, karna aku benar Sayang padamu, apa boleh ? "

* Tentu cepatlah *

" Terserah kau ! ".

Hati dan ucapannya tak sejalan, menandakan Shafura ingin jual mahal, Ah ! Apakah permainan hati selalu menjadi andalan Wanita ketika berhadapan dengan pria, apakah semua wanita begitu.

" SAYAAANG "

Lembut, suaranya yang berat, senyum ikhlas dan tulus serta di ucapkan dari hati yang kembali mekar. Itulah secuil ekspresi yang Qun berikan untuk mengungkapkan perasaannya pada Shafura, Wanita yang kembali membuka hati yang telah sekian tahun ia kubur dalam dirinya sendiri.

Shafura dapat merasakan kata Sakral itu masuk ke dalam telinganya dengan permisi, Ucapan Qun barusan membuat tubuh Shafura bereaksi, dia bergidik merinding, desahan nafas Qun ketika memanggilnya membuat Shafura semakin ingin pergi dari tempat itu.

* Ya Allah ! Kenapa dia begitu romantis *.

" Sayang ! "

Shafura kini kembali menatap bola mata coklat milik Qun bahkan dia dapat melihat dirinya dalam mata Qun yang sedikit berair.

" Kau kini Istriku dan aku adalah suamimu, kau berhak tahu segala tentang masalahku, siapa aku dan apa saja tentang diriku " Ujar Qun.

" Apa kau tak akan marah jika aku berpendapat ! "

" Utaran sajabtentang apapun itu. Tanya saja, aku akan menjawab dan tak akan marah ".

Shafura diam sebentar, mencoba mencari kata yang tepat, agar komplainanya tak terdengar mengitimidasi Qun.

" Aku tak suka caramu memanjakan Faye ! Cara itu membuatnya akan keras kepala bila nanti ada yang tak sesuai keinginannya "

Qun diam mendengarkan dan melihat Shafura mengutarakan hatinya.

" Perbaiki cara didikanmu jika kau benar menyayanginya nanti setelah dewasa kau akan sulit mengaturnya karena permintaanya selalu dituruti "

Begitulah cara Shafura yang memberikan arahan pada orang tua muridnya bila sang anak didik terbiasa dimanja sama halnya dengan Faye.

" Begitukah, aku pikir itu adalah cara yang benar selama ini "

" Tidak Qun, itu salah ! Kau Papanya. Perbaiki caramu mendidiknya. Aku hanya ingin bilang itu ".

Qun menatap nanar, " Terima kasih sudah bersuara, bila tidak aku terus berjalan di jalan yang salah, jangan sungkan untuk menegurku bila aku salah "

" Baiklah, bolehkah aku keluar ! ".

Qun melapaskan pegangannya " Ya keluarlah, aku juga mau membersihkan lukaku dulu ! ". Ucap Qun santai

Qun sengaja untuk kembali menahan Shafura dengan alasan luka di wajahnya ini, dan itu nampaknya berhasil menggagalkan keinginan Shafura untuk pergi meninggalkannya. Karna kini Tangan Shafura reflek menyentuh ujung bibir Qun yang memar.

"Asssh " Qun tampak kesakitan tapi dalam dirinya ia terseyum karena Shafura mengkhawatirkanya.

" Dari mana kau dapat luka ini ? "

" Zaf yang memukulku ! "

Shafura memutar kepalanya untuk mencari apa yang dibutuhkan oleh Qun, dia berdiri mendekati nakas dan mengambil kotak obat di sana, Dan duduk kembali menghampiri Qun dan tanpa meminta izin Shafura kembali menyetuh wajah suaminya.

" Kenapa dia bisa begitu marah, bukankah dia menyayangi mu ! ." Sambil menuangkan obat merah pada kapas dan membersihkannya

" Au pelan - pelan. Jika dia tak menghajarku mungkin aku akan kehilangan istriku "

Shafura menghentikan aktivitasnya.

" Dan dia bilang rela masuk Islam jika aku tak menjemputu lalu menikahimu dan membawa Faye jauh dariku, dia juga tak ingin menemuiku lagi ".

Air mata Qun tumpah ketika menceritakan kembali kejadian setelah Shafura pergi.

" Apakah gertakan Zaf sangat mengusikmu, Qun ? ".

" Ya.. Aku hanya tak mampu untuk di tingggalkan oleh siapapun lagi, aku sudah banyak merelakan setiap orang yang pergi. Dan kini Zaf rela melepas kepercayaannya demi wanita, kurang bukti apa lagi kalau kau sangat berharga, hanya saja aku yang bodoh tak berani mengutarakan isi hatiku ".

" Andai Zaf tak memukulmu dan menyadarkanmu, apa kau tetap membiarkan aku pergi ". Kini Shafura melanjutkan rawatannya atas Qun.

" Tidak ".

" Lalu apa yang akan kau lakukan dan apa alasannya ".

Tanpa sadar Shafura mulai nyaman dengan Qun karena dia mulai bertanya - tanya dan Qunpun tak merasa terganggu sama sekali.

" Sekalipun aku tak mencintaimu, aku akan tetap mencarimu sampai kemanapun karena kau adalah tanggungjawabku. Seperti yang ku katakan, aku sudah tak mampu untuk kembali ditinggalkan. Aku trauma dengan itu, kecuali jika orang itu meninggal aku bisa menerimanya "

" Andai kau tak mengejarku, dan Zaf masuk Islam lalu menikahiku serta dia mengambil Faye darimu, apa yang akan terjadi padamu ".

Qun tak melepas pandangannya. " Sebelumku jawab, apa kau bersedia menikah dengan Zaf andai begitu kejadiannya? " Qun malah balik bertanya.

Dia langsung menutup matanya, nampak raut ketakutan mendengarkan jawaban Shafura.

" Aku siap, lagipula kau tak perduli padaku ! " .

Jawabnya dengan nada bercanda.

Qun langsung menepis tangan Shafura dan menutup telinganya.

" Aaaa, aaa, aa " Tiba - tiba teriak Qun histeris.

Shafura kaget karena Qun menganggap jawabannya serius, dia memegangi wajah Qun dengan kedua tangannya.

Qun dapat merasakan hangatnya tangan Shafura dan sontak membuka mata, berasamaan dengan itu kedua matanya mengeluarkan air mata.

" Hiks hiks. Aku mohon jangan lakukan itu, aku mohon " Qun menggeleng kuat seketika badannya gemetar.

Shafura panik dengan cepat ia mengambil tangan Qun untuk ia letakkan di dadanya persis yang Qun lalukan bebarapa saat lalu.

" Qun ! Qun. Tenanglah aku ada disini ! di depanmu, aku kini istrimu ". Shafura ikut menangis melihat katakutan Qun.

Shafura dapat merasakan betapa traumanya Qun terhadap itu.

" Aku tak sanggup Shafura bila harus ditinggal pergi untuk kedua kali oleh orang yang aku sayang " Qun gemetar mengucapkannya.

" Siapa yang pertama ! "

Shafura lepas kendali dan tak sengaja bertanya. Dia lekas memukul mulutnya pelan.

* Bodoh, bodoh, dasar tak bisa lihat situasi *

Shafura terus memandangi Qun, tapi Qun tetap diam, dan itu membuat Shafura lebih tenang.

* Jangan di jawab aku mohon, anggap saja angin lalu Qun *

" Mari kita istirahat, sini aku bantu ke kasur ".

Shafura berdiri dan meletakkan tangannya di lengan Qun hendak membantunya keranjang. Tapi Qun tak ingin dan membalas menarik Shafura hingga jatuh dalam dekapannya.

" Jangan marah bila aku menceritakannya " Qun menambahkan kekuatan dalam dekapannya seakan ketakutan.

Shafura tak menjawab sebab kini tangan Qun melingakar di tubuhnya dan itu membuat Shafura gugup.

" Sella !!!! Calonku, ta-tapi pergi dengan pria pas hari kami menikah " Ucapanya terbata bata.

Shafura merasakan isakan Qun begitu kuatnya,

Karna telalu besar rasa sakit yang di tanggung Qun selama ini.

" Sudahlah jangan diteruskan, maafkan aku karena telah membuka lukamu, jangan bersedih lagi, kini ada aku istrimu " Shafura mengusap tangan Qun.

Shafura kembali meyakinkan Suaminya kalau dia kini bersamanya.

* Qun percayalah, aku bukan wanita yang sama dengan wanita di masa lalumu itu, beri aku kesempatan untuk mengobati hatimu yang terluka, jangan bersedih lagi, aku mencintaimu *.

Bersambung

***

Apakah hanya Sella, Wanita yang mampu merubah Qun menjadi batu. Atau ada wanita lain yang membuat Qun begitu.

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

kamu hrs trs terang sm syafura kun apa yg trjadi dan yg jd trauma kamu..biar beban di dada lepas ga trsisa...

2022-03-29

1

Rin Rini

Rin Rini

Shafura in bodoh ap ya,katane mw ngobati luka hati suami,eh mlh dianya jaim,suami udh ungkapin brkali" jawabane "tapi2" Mulu,cafeeek deeh..geemeess....

2021-01-19

2

Anbiya Siraayu

Anbiya Siraayu

semangat,,,,

2021-01-07

1

lihat semua
Episodes
1 * Bar * Episode 1
2 * Bukti * Episode 2
3 * Darah * Episode 3
4 * Fitnah * Episode 4
5 * Wali * Episode 5
6 * Subuh * Episode 6
7 * Fakta * Episode 7
8 * Wanita * Episode 8
9 * Teman * Episode 9
10 * Menangis * Episode 10
11 * Halal * Episode 11
12 * Makan * Episode 12
13 * Sayur * Episode 13.
14 * Obat * Episode 14
15 * Lapar * Episode 15
16 * Pergi * Episode 16
17 * Mesjid * Episode 17
18 * Sayang * Episode 18
19 * Salju * Episode 19
20 * Tangis * Episode 20
21 * Sarung * Episode 21
22 * Sholat * Episode 22
23 * Potret * Episode 23
24 * Manja * Episode 24.
25 * Infus * Episode 25
26 * BOS * Episode 26
27 * Cemburu * Episode 27
28 * Sabuk * Episode 28
29 * CINTA * Episode 29
30 * Kelingking * Episode 30
31 * Strawberry * Episode 31.
32 * I Love You * Episode 32
33 * Islam * Episode 33
34 * Ibu * Episode 34
35 * Ruang Tamu * Episode 35
36 * Video * Episode 36
37 * Puasa * Episode 37
38 * Gambar * Episode 38
39 * Tiket * Episode 39
40 * Mall * Episode 40
41 * Makam * Episode 41
42 * Cafe * Episode 42
43 * Mobil * Episode 43
44 * Kaca Mobil * Episode 44
45 * DOOR * Episode 45
46 * Pistol * Episode 46
47 * Sahwat * Episode 47
48 * Spesialis * Episode 48
49 * Ayah * Episode 49
50 * Imut * Episode 50
51 * Putih * Episode 51
52 * Gamis * Episode 52
53 * Bandara * Episode 53
54 * Kopi * Episode 54
55 * Jerat * Episode 55
56 * Passport * Episode 56
57 * Tolong * Episode 57
58 * Hitam * Episode 58
59 * Mata * Episode 59
60 * Maaf * Episode 60
61 * Konglomerat * Episode 61
62 * Taman * Episode 62
63 * Flashdisk * Episode 63
64 * Surat * Episode 64
65 * Hamil * Episode 65
66 * Bubur * Episode 66
67 * Rahasia * Episode 67
68 * Uang * Episode 68
69 * Pena * Episode 69
70 * Kumat * Episode 70
71 * Gulat * Episode 71
72 * Mati * Episode 72
73 * Mimpi * Episode 73
74 * H-1 * Episode 74
75 * Detik * Episode 75
76 * Bulan * Episode 76
77 * Terpesona * Episode 77
78 * Bahagia * Episode 78 TAMAT
79 * Sepatah kata *
80 Ada cerita Baru
Episodes

Updated 80 Episodes

1
* Bar * Episode 1
2
* Bukti * Episode 2
3
* Darah * Episode 3
4
* Fitnah * Episode 4
5
* Wali * Episode 5
6
* Subuh * Episode 6
7
* Fakta * Episode 7
8
* Wanita * Episode 8
9
* Teman * Episode 9
10
* Menangis * Episode 10
11
* Halal * Episode 11
12
* Makan * Episode 12
13
* Sayur * Episode 13.
14
* Obat * Episode 14
15
* Lapar * Episode 15
16
* Pergi * Episode 16
17
* Mesjid * Episode 17
18
* Sayang * Episode 18
19
* Salju * Episode 19
20
* Tangis * Episode 20
21
* Sarung * Episode 21
22
* Sholat * Episode 22
23
* Potret * Episode 23
24
* Manja * Episode 24.
25
* Infus * Episode 25
26
* BOS * Episode 26
27
* Cemburu * Episode 27
28
* Sabuk * Episode 28
29
* CINTA * Episode 29
30
* Kelingking * Episode 30
31
* Strawberry * Episode 31.
32
* I Love You * Episode 32
33
* Islam * Episode 33
34
* Ibu * Episode 34
35
* Ruang Tamu * Episode 35
36
* Video * Episode 36
37
* Puasa * Episode 37
38
* Gambar * Episode 38
39
* Tiket * Episode 39
40
* Mall * Episode 40
41
* Makam * Episode 41
42
* Cafe * Episode 42
43
* Mobil * Episode 43
44
* Kaca Mobil * Episode 44
45
* DOOR * Episode 45
46
* Pistol * Episode 46
47
* Sahwat * Episode 47
48
* Spesialis * Episode 48
49
* Ayah * Episode 49
50
* Imut * Episode 50
51
* Putih * Episode 51
52
* Gamis * Episode 52
53
* Bandara * Episode 53
54
* Kopi * Episode 54
55
* Jerat * Episode 55
56
* Passport * Episode 56
57
* Tolong * Episode 57
58
* Hitam * Episode 58
59
* Mata * Episode 59
60
* Maaf * Episode 60
61
* Konglomerat * Episode 61
62
* Taman * Episode 62
63
* Flashdisk * Episode 63
64
* Surat * Episode 64
65
* Hamil * Episode 65
66
* Bubur * Episode 66
67
* Rahasia * Episode 67
68
* Uang * Episode 68
69
* Pena * Episode 69
70
* Kumat * Episode 70
71
* Gulat * Episode 71
72
* Mati * Episode 72
73
* Mimpi * Episode 73
74
* H-1 * Episode 74
75
* Detik * Episode 75
76
* Bulan * Episode 76
77
* Terpesona * Episode 77
78
* Bahagia * Episode 78 TAMAT
79
* Sepatah kata *
80
Ada cerita Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!