Setelah masuk ke dalam rumah, Shafura melepaskan peganganya dan Qun pun melakukan hal yang sama, kini mereka sama - sama canggung dan tak saling bicara bahkan bertolak belakang.
PROK PROK PROK
" Wah akting kalian luar biasa, patut di beri piala penghargaan akting pemeran pria dan wanita terbaik, " Ujar Zaf merasa kagum.
" Aku minta maaf telah lancang ".
" Sama aku juga, " Kata Shafura.
" Ayolah ! Kenapa saling meminta maaf Bang, kalian sah melakukan itu ".
" Zaf diamlah, ini bukan waktunya. " Qun lalu pergi meninggalkan kedua orang ini.
Shafura hanya melihat punggung Qun yang berlari kecil menaiki tangga dengan tergesa.
" Zaf ini salah, " Ujar Shafura setelah memastikan bayangan Qun menghilang.
" Tidak Shafura kalian sudah benar ".
" Bukan itu, tapi anggapan tetangga mu, kita harus meluruskannya ".
Shafura tak percaya ada orang yang bisa menilai orang lain tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi, mereka bebas berpendapat tanpa memikirkan dampaknya.
" Untuk hal itu kami sudah kebal Shafura " Nada bicara Zaf menurun, rasa bahagianya seketika termakan oleh omongan tetangga yang selalu melabeli mereka pasanga sejenis.
" Sudah sejak kapan kalian menerima tuduhan itu ? ".
" Sejak Faye kami adopsi ".
" Artinya kalian diam selama 5 tahun ! ".
Zaf mengangguk.
" Astagfirullah ! Kenapa hal semacam ini dibiarkan terjadi, apakah kalian tak berpikir ini juga berdampak pada Faye, dia dikucilkan di lingkungannya sendiri ".
Faye adalah fokus utama Shafura dalam masalah ini, usia gadis imut itu sudah 5 tahun tapi selama itu juga dia hanya di rumah dan sesekali keluar bersama kedua Papanya serta Geris untuk menghibur Gadis mungil tak berdosa itu. Tapi syukurnya Faye tak memberontak karena kehidupannya berbeda dari anak kebanyakan.
" Kami tidak diam Shafura, mulutku dan Abang Qun sudah berbusa untuk memberi tahukan fakta sebenarnya, tapi mereka tetap teguh pada pendirian mereka dan mengatakan kami adalah penyuka sesama jenis, Aaaaaa "
BHUG
Zaf melupakan kekesalannya dan meninju kuat pintu masuk yang ada di belakangnya. Shafura jadi takut sebab ini pertama kalinya Shafura melihat Zaf semarah itu.
Shafura memegangi kedua tangannya di dada dan berjalan mendekati Zaf.
Shafura ragu hendak menyetuh atau tidak bahu Zaf, berulang kali dia memekarkan lalu menutup kembali jari - jarinya dan menaruhnya lagi di dada.
" Zaaaaf Ten "
Belum habis kalimat Shafura, Dia di kejutkan oleh suara pecahan kaca.
PRAANK
Suara itu berasal dari lantai atas. Shafura langsung berbalik begitupun Zaf, Zaf tercengang sambil memegangi kepalanya, raut wajahnya berubah dari tertekan menjadi panik karena Zaf tahu dari mana benda pecah itu berasal, tidak lain itu dari kamar Qun.
" Abang ! ".
Zaf langsung berlari kencang, dia bahkan melompati dua anak tangga sekaligus agar segera sampai kelantai dua dan melihat apa yang terjadi pada Qun, Shafura yang tak tahu apa - apa hanya bisa mengikuti Zaf dan ingin mengetahui apa yang terjadi.
" Abang " Teriak Zaf saat sampai di depan pintu yang masih terbuka itu.
" Ada apa Zaf ? " Tanya Shafura yang baru saja menaiki tangga paling atas.
Zaf tak menyahuti Shafura dia segera masuk ke kamar.
" Apa yang kau lakukan Bang ! " Zaf Panik.
Zaf mendapati Qun yang duduk tak berdaya di lantai. Tangannya dipenuhi pecahan kaca, darah Qun mengalir deras bak banjir bandang, Qun sudah seperti kehilangan kesadarannya, tatapan Qun kosong bahkan dia tak merasakan perih ataupun sakit.
Mendengar suara panik milik Zaf, Shafura berlari pelan sambil mengangkat gamisnya agar lebih cepat sampai ke depan pintu kamar Qun.
" Astagfirullah ! " Shafura terkejut melihat darah yang sudah menggenang di lantai, tapi untungnya Zaf sudah mengambil inisiatif untuk menahan laju darah itu dengan bajunya.
Menyadari Zaf sudah menanganin Qun, fokus Shafura lalu terbagi pada anak kecil yang berlinang air mata, Shafura melihat Faye yang sedang ketakutan di ranjang dengan memeluk bonekanya. Dia langsung berlari dan mengalihkan pandangan Faye dengan tubuhnya.
" Hiks hiks hiks Papa, Papa Qun kenapa Kak ! " Faye beralih memeluk Shafura.
Anak kecil itu syok dan hanya bisa menangis melihat tangan Papanya bersimbah darah. Shafura lalu mencoba menenangkan Faye dengan menghapus air mata dan memegangi kedua pipi Gadis itu.
" Faye sayang, jangan nangis ya, papa hanya kelelahan, kamu tenang ya sayang! "
Shafura memeluk gadis mungil itu dalam dekapannya. Di rapikannya rambut Faye yang masih berantakan karena baru saja terbangun.
Tak lama Geris datang dengan lari terbirit - birit dan menabrakkan dirinya pada pintu karena tak mampu menahan laju dari larinya sendiri.
BHUG
Geris tak mengeluh apalagi merasa kesakitan, yang kini ada dalam pikirannya adalah nasib anak asuhnya itu.
Zaf dan Shafura kembali di buat kaget dengan dentuman itu.
" Geris ambil kotak p3k cepat " Perintah Zaf ketika melihat ke arah pintu.
Perintah itu langsung di iyakan Geris, sembari menunggu, Zaf terus menahan pendarahan itu.
" Ini Bang ! ".
Zaf lekas mengambil kotak P3K itu,
" Kau tenangkan Faye, bawa dia ke kamarmu, Shafura kesinilah, aku tak paham tentang obat " Ucap Zaf yang kini memerintah semua yang ada disana.
" Faye sayang jangan nangis lagi Ya ", Shafura mengelap air mata faye," Kakak akan menyembuhkan Papa Qun, Ok "
Shafura berusaha terseyum di depan Faye untuk membuat Faye kembali tenang.
" Kakak berjanji " Suara Faye terdengar serak
" Ya ! kakak berjanji, kamu ikut kak Geris dulu ya ".
" Baiklah kakak, Faye titip Papa ".
" Siap putri " Seraya membuat sikap hormat pada Faye
Shafura masih berusaha tenang di depan anak kecil itu, dia tahu kalau orang dewasa saja panik apalagi anak kecil yang tak tahu apa - apa. Tak lupa ia mencium Faye untuk pertama kalinya dan Faye membalas kecupan di pipi Shafura. Lalu Geris membawa Faye keluar dan menutup pintunya, Shafura langsung beralih mendekati Zaf dan Qun.
" Sini biar aku bantu " Shafura menawarkan diri.
Zaf mundur dan berganti posisi dengan Shafura, entah apa magnet yang Shafura miliki, kini Qun melihat Shafura yang duduk dihadapannya dan tengah sadar bahwa wanita itu membersihkan pecahan kaca yang menempel di tangannya.
Shafura menatap dalam mata Qun " Untuk kali ini saja, biarkan aku yang merawat mu, aku mohon "
Qun hanya mengangguk tanda ia setuju. mendapati restu dari Qun, hal pertama yang Shafura lakukan adalah mengeluarkan pecahan beling itu agar darah Qun tak terus keluar.
CREK
Pintu kamar lalu tertutup dan membuat Shafura melihat ke arah sana, Ia mendapati kamar itu semakin luas karena kini hanya ada dia dan Qun disana, Zaf sudah pergi satu detik yang lalu.
" Qun Istigfarlah, jangan ikuti amarahmu itu tak baik untuk kesehatanmu " Ucap Shafura yang mencoba menenangkan Qun.
" Astagfirullah hal adzim " Ucap Qun lemah.
" Ya bagus, teruskan sampai hatimu tenang lagi Qun "
waktu terus berputar dan Qun juga tak henti beristigfar hingga tanpa sadar dia tertidur, Qun menyenderkan kepalanya pada tubuh Shafura.
" Baiklah selesai ", Ucap Shafura ketika sudah membereskan pecahan kaca dan membalut luka di tangan Qun.
Qun tak merespon, akhirnya Shafura membelai lembut rambutnya " Tidurlah Qun, aku mohon jangan bersedih lagi, aku akan membantumu untuk kembali hidup bahagia "
Kalimat Shafura terdengar seperti sebuah janji namun sepertinya Qun tak mendengarnya, Shafura sadar bahwa Qun memiliki beban hidup yang sangat berat, dia menahan semua bebannya sendiri dan karena beban itu jualah Shafura yakin hal itu yang membuat suaminya menjadi mudah stress seperti sekarang ini.
Setelah berucap Shafura merasakan ada yang menarik narik gamisnya. Dilihatnya tangan kiri Qun yang melakukan itu.
" Ada apa Qun ! "
" Aku ingin tidur di ranjang, kau pasti lelah bila terus begini " Suara khas milik Qun kembali lagi.
" Baiklah aku akan memindahkanmu "
Shafura berhasil memboyong tubuh Qun yang lebih besar darinya ke kasur dan merebahkannya, Merasa Qun sudah terlelap, Shafura ingin pergi dari kamar itu. Tiba - tiba Qun menarik tangan Shafura.
" Jangan pergi, temani aku " Pinta Qun.
Ini adalah permintaan pertama Qun sebagai suami yang langsung terucap dari mulutnya, karena selama ini Zaflah yang sering memaksa Qun untuk melakukan beberapa adegan dengan Shafura secara paksa.
" Tapi !!! "
Qun lalu melepaskan genggamannya.
Niat Shafura bukan untuk menolak menemani Qun, dia hanya tak ingin mengganggu suaminya istirahat namun diartikan lain oleh Qun.
" Pergilah, pergilah kalian semua " Qun nampak sedikit emosi tapi sedang tak berdaya
" Aku tidak jadi pergi ! "
Shafura kembali duduk di samping Qun yang terbaring lemah. Dia masuk satu selimut dengan maksud agar Qun senang dan menepikan dinding pengahalang diantara mereka, Qun terseyum namun Shafura tak melihatnya sebab menyandarkan tubuhnya pada ranjang dan menatap lurus ke arah pintu.
Tiba - tiba Qun yang tengah tidur berpindah posisi miring ke arah Shafura, kini tak ada jarak di antara mereka berdua itu adalah posisi terdekat setelah Shafura sah menjadi istrinya Qun.
" Kenapa aku selalu berurusan dengan wanita, kenapa kalian semua menyiksaku, semua sama saja " Dalam tidurnya Qun meracau.
Shafura mendengarkan ucapan Qun. Dia menutup mulutnya karena merasa tak percaya bahwa sakit hati Qun terhadap wanita sampai terbawa tidur dan bahkan membuat bantal Qun basah karena menitiskan air matanya, ini sungguh luka yang amat dalam dan membekas di hati Qun.
Shafura juga menetesakan air matanya, dia tak tahu harus apa pada qun, di perhatikannya pria malang itu, semakin dipandang semakin terlihat jelas betapa Qun menderita.
" Apa yang sebenarnya terjadi Qun, wanita mana
yang tega melukai pria baik sepertimu dan telah merubahmu jadi begini, aku berjanji pada diriku sendiri meski kau menolakku berkali - kali, aku akan melakukan tugasku sebagai Istrimu, aku akan mengembalikan semangat hidupmu, dan aku akan memastikan kau bisa kembali terseyum pada semua orang, dan kembali percaya pada wanita, setidaknya wanita itu adalah aku ".
Setelah membuat kembali janji pada dirinya sendiri untuk membantu Qun, Shafura ikut tertidur bersama Qun pagi itu.
...***...
CREK
Suara pintu menyadarkan Shafura yang tidur masih bersandar pada ranjang, di lihatnya ada Zaf di sana dengan membawa sekantong obat.
" Sttttt " Kode Shafura agar tak terlalu berisik karena Qun masih terjaga.
Zaf mengangguk paham dan berjalan pelan ingin masuk.
" Zaf cepatlah pergilah, jangan menggangu kami " Ucap Qun yang masih terpejam.
Shafura melihati suaminya yang berucap dengan sadar walaupun tak membuka matanya, dia terseyum karena sekali lagi Qun meminta untuk bersamanya, Shafura menepuk pelan punggung Qun supaya kembali tidur dan Qun membalas dengan merapatkan tubuhnya lagi pada Shafura.
" Maaf Bang, aku cuma membawakan obatmu " Zaf bergegas meletakkan obat itu di nakas, dan pergi meninggalkan suami istri itu.
Crek
" Tetaplah begini Bang !, jangan terus tersiksa dengan masa lalumu. " Ujar Zaf setelah kembali menutup pintu.
...Bersambung...
***
Apakah ini pertanda bahwa Qun mulai menyingkap tabir yang menutup hatinya selama lima tahun ini !.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Putri Pink
awal yg baik untuk hubungan rumah tangga kalian yaaa
2022-06-20
1
🌷💚SITI.R💚🌷
rahasia apa yg aun tutupin yg membust dia setrauma itu sm wanita..
2022-03-29
1
Mulyani
ni ceritanya bagus tpi yg nge like sedikit
2021-01-23
6