Di dalam gedung bioskop yang lain, masih di movie area mall yang sama., Davin dan Reza tampak duduk berdampingan di kursi penonton. Lampu masih terang karena film belum diputar.
"Beneran deh Ja, itu tadi Sasi. Dia jalan sama cowok pake kemeja hitam sama topi hitam. Tadi pas aku panggil dia noleh kok. Kaya yang nyari-nyari gitu Tapi cowonya keburu ngajak dia masuk ke dalam."
" Iya Vin,mungkin saja, soalnya aku tadi juga sempat lihat sepintas cewek mirip Sasi. Tapi kupikir lagi halu aja gara-gara selalu mikirin Sasi.." Reza menggelengkan kepalanya.
Keduanya tergelak. Mereka memang sahabat karib sejak bekerja di kantor properti dan konstruksi milik Tommy. Dan celakanya keduanya menaksir cewek yang sama yaitu Sasi. Si cantik asisten boss Tommy.
Beruntungnya Sasi tak menerima cinta salah satu dari mereka sehingga persahabatan mereka masih aman. Bahkan makin erat karena merasa sepenanggungan. Sama-sama ditolak Sasi. ngenes ya...bener-bener sahabat dalam suka dan duka..hiks..
" Wah kalau bener Sasi udah punya pacar, gimana nasibku Ja?"
" Bukan kamu saja, aku juga patah hati Vin. Kita harus selidiki. Eh tapi kamu kemaren kan sempat makan siang sama Sasi ya. Sengaja pasti tuh nggak ngajak aku biar bisa berduaan. Dasar modus buaya buntung.."
" Hahahhaa...iri bilang boss. Kita kan sudah sepakat bersaing sehat ngejar Sasi Ja. Kalau ada kesempatan mana boleh dilewatkan..." Davin meninju pelan lengan Reza.
" Bukannya sorenya kamu mau ngajak jalan Sasi juga. Gima kabarnya. Ngedate ke mana aja kalian?" Kepo Davin.
" Boro-boro ngedate. Itu boss emang asem bener. Padahal Sasi udah setuju jalan bareng lho, nonton plus makan sama aku; tiba-tiba boss nelpon Sasi suruh lembur saat itu juga. Kesel nggak sih...bener-bener pengen gue racun itu si bos..!" Reza begitu emosional menceritakan kegagalannya mengajak Sasi kemarin.
Davin tertawa-tawa mengejek." Mam**s! Jadi sekarang aku selangkah lebih maju dari kamu.
" Eits...tunggu.jangan seneng dulu. Biarpun kemaren batal, Sasi sudah janji mau ganti waktu yang batal kemaren di hari lain. Jadi jangan harap aku nyerah ngejar bidadariku. Mimpi aja bisa milikin Sasi." Reza tak mau kalah memprovokasi Davin.
" Kamu yang mimpi, yang penting aku sudah sering makan siang berdua aja. Kamu...?? Nol besar.." Lagi- lagi Davin mengejek Reza.
" Halah kalau cuma sekedar makan sama nonton aku juga sering, jangan sombong kamu!" balas Reza.
" Huhh...memang Sasi itu membingungkan. Sama kita nggak ada jaim-jaimnya. Kayanya kita memang cuma dianggap sahabat Ja. Nggak lebih. Mending kamu nyerah aja. Biar aku teruskan sendiri mengejar Sasi sampai dapat."
" Dasar sahabat lucknut lu...jangan harap..." Reza menoyor kepala Davin lalu pura-pura memiting leher sahabatnya itu. Keduanya kemudian kembali tergelak.
Reza masih mau membalas mulut pedas Davin ketika lampu gedung tiba-tiba sudah dimatikan, tanda film akan segera diputar.
" Ssst gencatan senjata dulu. Jangan sampai kepalamu dilempar sandal orang gara gara berisik di bioskop.
Reza mendengus kesal. Tapi membenarkan ucapan Davin. Akhirnya keduanya menikmati film dengan tenang. Melupakan sejenak persaingan mereka mengejar cinta Sasi.
Kembali ke gedung bioskop sebelah...
Sasi begitu menikmati film yang diputar. Sesekali berdecak, tersenyum. Tak jarang ikut menggerutu dengan menggumam- gumam kecil jika melihat adegan yang tidak diharapkan. Rasa canggung berdua dengan Tommy terkikis keasyikannya menikmati film yang di putar.
Di sampingnya, sang Bos ganteng lebih sering melihat ke samping , ke arah Sasi daripada melihat ke arah layar film.
Senyuman hampir tak pernah lepas dari wajah tampannya. Bisa melihat dengan puas wajah Sasi dari jarak sedekat itu, membuat hatinya menghangat. Ruangan yang gelap menyamarkan tatapannya. Sehingga dia tak perlu khawatir Sasi memergokinya.
Dipandanginya siluet wajah cantik itu tanpa bosan. Hidung mungil yang lancip itu begitu indah dilihat dari samping. Bibir gadis itu sesekali tampak tersenyum, tertawa mendesah dan bergumam-gumam kecil. Membuat otak lelakinya mulai melayang ke mana-mana.
" Mas, mau keripiknya?" Tawar Sasi sambil mengangsurkan kantong keripik yang sudah dibukanya.
Tommy sedikit kaget karena kegiatannya memelototi Sasi terjeda.
" Hmm...iya.." Lalu mengambil sejumput keripik dari kantong Sasi dan langsung memakannya. " Makasih sayang" bisiknya kemudian, dekat ke telinga Sasi.
" Hah?? Apa mas?" Sasi mendekatkan telinganya ke arah Tommy.
" Makasih Sasiii..." Tommy berbisik mengucap terima kasih lagi.
" Bukan. tadi mas ngomong apa selain terima kasih?" Sasi mulai jengah. Dia kesal sekali merasa berkali-kali dipermainkan oleh ucapan-ucapan ambigu Tommy.
" Ngga ada Sasiii.."
" Ada!" desak Sasi
" Apa?" pura-pura Tommy.
" Emmm...ssshhh...pokoknya ada" Sasi tak berani mengatakan kata sayang.
" Tuh kamu aja nggak tahu. Berarti ngga ada. Salah dengar kamu.." bisik Tommy lagi-lagi.
" Salah dengar kok sampai tiga kali.." Sasi menggerutu sebal.
Sementara Tommy makin lebar senyumnya...Oh Gadisku in;i gemess banget sih...jadi pengen ngapa-ngapain..hahaha...Tommy tertawa jahat dalam hati.
Sasi kembali menikmati jalan cerita film yang dibintangi artis idolanya itu. Tapi kini dia sudah bertekad akan memasang kuping lebar-lebar saat Tommy bicara nanti. Jadi dia nggak akan dijahili dan dibilang slah dengar lagi. Dasar boss aneh.
Kalau saja tidak melihat dan mengalami sendiri, Sasi pasti tak akan percaya jika bos sepinya yang pelit ngomong itu ternyata sejahil dan sekonyol ini. Heehh...
Sasi mengunyah cepat keripik kentangnya untuk menawarkan rasa kesalnya. Saat itulah Tommy mengangsurkan sebotol air mineral padanya.
" Minum Sas...nanti keselek lho makan keripik cepet-cepet gitu..."
" Ehm..makasih" ucap Sasi malas. Ini gara-gara kamu boss, gumamnya dalam hati. Tapi tak urung diminumnya juga air dari Tommy karena tenggorokannya memang mulai gatal dan kering.
" Sama sama..Sa...siii" Jawab Tommy sambil mengulum senyum karena Sasi tampak melotot menatapnya saat tadi dia mengucap Sa....sii. Hahaha...kena lagi kamu sayang...bisik hati Tommy senang.
Saat film berakhir dan lampu gedung menyala, Sasi segera berdiri, tapi Tommy menarik tangan gadis itu untuk duduk lagi.
" Gak usah buru-buru. Masih desak-desakan gitu, tunggu longgar saja."
" Iya mas." Sasi menurut dan menjatuhkan dirinya ke kursi lagi.
Saat penonton yang hendak keluar dari hedung sudah tinggal beberapa orang, keduanya segera berdiri dan berjalan sambil bergandengan menuju pintu keluar.
" Bagus ya mas filmnya. Sudah lama nggak lihat film action fantasy." Sasi tersenyum ceria.
" Hmmm..iya..." Sahut Tommy. Tapi filmnya kalah bagus dari wajah kamu. Apa ini yang diaebut wajahmu mengalihkan duniaku? Lanjut Tommy dalam hati.
" Makan yuk Sas, lapar nih.." Tommy memegang perutnya. " Makan pempek gak kenyang tadi."
" Boleh deh. Mas mau makan apa?"
" Sup iga saja ya Sas. Tempat kita biasa makan. Masih buka ini kayanya." Tommy bersemangat membayangkan sup Iga pak Marno yang segar.
" Oke setuju mas. Saya juga pengen yang seger-seger." seru Sasi.
Keduanya kemudian masuk lift untuk menuju parkir area di basement mall.
" Kamu seneng Sas?" tanya Tommy ketika mereka sudah di lift. Tangan kirinya menggenggam lembut jemari Sasi.
" Maksudnya?" Sasi menatap Tommy. Dahinya berkerut membuat Tommy tersenyum lucu.
" Kamu seneng gak jalan sama saya malam ini?"
" Oh, itu...so far saya seneng kok mas. Nggak nyangka ternyata mas orang yang jahil juga. Berteman dengan mas ternyata cukup menyenangkan. Nggak sedingin yang tadi saya bayangkan." jawab Sasi jujur.
" Dont judge the book..." ucapan Tommy menggantung.
" By its cover...hehe....." Sasi melanjutkan ucapan Tommy.
Keduanya bertatapan. Kemudian saling tersenyum penuh arti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Kosong (uninstall)
dari awal pembawaan nya tenang wae... suka sekali. jadi nagih bacanya wkwkwkkw.....
2021-08-11
2
Lisa Aulia
kan ada pepatah mengatakan "tak kenal maka tak sayang"....JD sebelum kenal jng suka menyimpulkan sendiri...
2021-07-25
2
Veralis Anggraeni
semangat thor
2021-07-03
1