Sasi melangkah riang ke kamarnya. Melepas jaketnya dan menaruh sling bag di nakas. Kemudian merebahkan tubuhnya di ranjangnya yang empuk. Mendekap guling erat-erat dan menatap langit-langit kamar.
Wajah dan tubuhnya memanas mengingat kencannya dengan sang boss hari ini. Bagaimana Tommy memperlakukannya dengan lembut dan penuh kehangatan. Sangat jauh berbeda dengan anggapannya selama ini pada Tommy. Kesan sepi, dingin dan kaku hilang entah ke mana. Berganti sikap penuh perhatian dan begitu melindunginya. Ahh...Sasi mendesah...
" Hayoo...sudah ngapain aja sama Tommy? Sampai mendesah- mendesah begitu?" suara ibu mengejutkan Sasi.
Jiwanya yang seakan sedang melayang-layang di awan mendadak jatuh ke bumi. Bruk!
" Ibuuu...kaya hantu aja, tau-tau masuk kamar. Kaget buu.." Sasi memegang dadanya yang berdebar.
" Heh..anak durhaka, ibunya dikatain hantu. Mau kualat kamu ya?" Ibu menjewer telinga Sasi.
" Habis ibu suka kebiasaan gitu. Masuk kamar gak bilang-bilang tau-tau muncul di depan hidung, kaget buuu" rutuk Sasi manja.
Ibu tertawa terkekeh.
" Heh...bilangnya teman...teman kok pegang-pegangan tangan. Terus tatap-tatapan mesra...apa kamu pikir ibu ini anak kecil gampang dibohongi?" ibu duduk di pinggir ranjang Sasi.
Sasi bangun dari tidurannya lalu bersandar di bahu ibu.
" Hehe...memang masih teman bu. Sebenernya mas Tommy..."
" Tuh kan...sudah manggil mas aja. Teman dari hongkong? Coba temanmu yang mana yang kamu panggil mas. Nggak ada. Yang ini pasti bukan teman biasa. Sudahlah Sas, jangan bohong lagi sama ibu" ibu memotong ucapan Sasi.
" Bu dengerin Sasi dulu. Sasi nggak mau ibu terlalu berharap lalu kecewa. Jadi biar pelan-pelan saja dulu ya bu. Biar mengalir saja. Jangan terlalu dipaksa. Sasi nggak mau terburu-buru dan kebawa perasaan sesaat. Ibu ngerti kan?" Sasi melingkarkan tangan ke lengan ibunya.
Ibu tersenyum dan mengangguk.
" Iyo nduk ( ya nak). Ibu paham. Tapi ibu ikut senang akhirnya kamu menemukan seseorang yang bisa nembus hatimu yang beku..."
" Dih, ibu lebay deh..hatimu yang beku...hahaha.." Sasi terbahak-bahak mendengar kata-kata ibunya yang puitis.
" Apa coba kalau ndak beku. Anak wedok ayu ( perempuan cantik))Sudah 26 tahun kok ndak pernah pacaran, ndak pernah naksir cowok. Padahal temanmu banyak yang ganteng lho Sas. Malah cowok yang naksir diajak sahabatan semua. Orang normal ya nganggep kamu nggak normal nduk. Sudah berapa orang yang kamu tolak cintanya. Ibu pikir kamu kelainan" ibu mencebikkan bibirnya lucu
Lagi-lagi Sasi terbahak mendengar celotehan ibunya.
" Woah..jadi selama ini ibu mikirnya sejauh itu? Pantesan ibu stress. Maafin Sasi ya buu. Sasi nggak peka. Tapi Sasi minta Ibu jangan dulu terlalu tinggi berharap ya. Sasi cuma minta doa ibu saja. Doa terbaik buat Sasi, ya Bu?"
Ibu tersenyum lalu merangkul pundak Sasi erat.
" Nggak usah diminta, ibu pasti selalu mendoakan anak-anaknya. Kamu, Retno, Palupi bahkan Mahesa, masmu yang sudah pergi selalu ibu doakan. Buat ibu, kebahagiaan kalian adalah kebahagiaan ibu." ibu menyusut sudut matanya yang basah setelah menyebut semua nama putra putrinya.
Tiba-tiba saja ibu teringat suaminya, ayah anak-anaknya yang berpulang mendahuluinya beberapa tahun lalu. Dadanya terasa sesak.
Sasi memeluk erat ibunya begitu menyadari ibu menangis. Sasi tahu, kalau sudah menangis begini pasti ibu ingat bapak.
" Ibuuu...sudah dong. Ibu jangan nangis. Sasi jadi ikut nangis nih..huhu..." Sasi sudah berlinang air mata. Ikut terbawa perasaan sedih tak punya ayah lagi.
Teringat bapak yang selalu sabar, tak pernah marah meski anak-anaknya nakal. Tak pernah membentak meski ibu selalu mengomel. Suka melucu dan membelikan jajan kalau anak-anaknya sedih habis dimarahi atau dicubit ibu karena ndablek ( gak bisa dibilangi)..bapak is the best...Air mata Sasi dan ibu semakin deras berlinangan. Mengenang lelaki terkasih yang telah berpulang..
Malam itu ibu dan Sasi tidur bersama. Meneruskan cerita dan kenangan berdua. Hingga mata tak mampu lagi terbuka. Terbawa lelap menuju mimpi indah.
Paginya Sasi terbangun dengan badan yang segar. Mengobrol dan melepaskan segala beban pada ibu membuat pikirannya tenang. Ibu sudah tak ada di sampingnya. Pasti ibu sudah bangun dari tadi.
Masih jam enam pagi. Sasi segera ke kamar mandi dan bersiap ke kantor.
Mengingat kantor membuat Sasi tersenyum sendiri. Tak ada lagi I Hate monday yang selama empat tahun ini selalu dirasakannya jelang weekend berakhir. Berganti I miss monday karena ada seraut wajah tampan yang seakan menari di pelupuk mata. Apa ini rindu? Ish...
Di apartemen mewah di tengah kota...
Tommy membuka mata saat alarm di nakas berbunyi nyaring. Tangannya meraba-raba benda pipih persegi dan mematikan alarm.
Diraihnya benda pipih itu lalu mengetikkan sesuatu di sana sambil tersenyum.
" Morning Sasi..." menyentuh sebuah nama " Dream Girl dan send.
" Morning mas Boss.." Bibir Tommy langsung terangkat mendapat balasan chat dari Sasi.
" Ada jadwal apa saja hari ini?"
Sasi menyebutkan beberapa jadwal pentingnya hari ini di chat.
"Oke. Sampai ketemu di kantor.." Balasnya lagi.
" Siap mas Boss, have a nice monday" emoticon semangat.
Tommy tertawa. Gadis ini benar-benar sanggup merubahnya dalam sesaat. How can?
Kadang Tommy merasa heran dan geli dengan kelakuannya sendiri akhir-akhir ini. Bagaimana dia merasa berubah dan jadi orang yang aneh tapi tak kuasa melawan dorongan perasaan aneh itu. Apalagi jika itu sudah berhubungan dengan seorang gadis yang bernama Sasi.
Hal-hal yang menggelikan dan memalukan seperti mengucapkan good morning tadi, atau sengaja menahan Sasi lebih lama berada di ruangannya seperti saat ini.
" Pagi pak.." Senyum Sasi terkembang di ambang pintu.
" Pagi..." Tommy mengangkat wajahnya. Menatap dan menunggu Sasi hingga gadis itu sampai di depan meja kerjanya.
Sasi menaruh berkas2 dan tablet yang berisi jadwal kerja Tommy yang dibawanya di meja Tommy.
Ketika hendak beranjak, Tommy memanggilnya.
" Sasi.."
" Iya pak..?"
" Kok pak lagi. Sudah lupa panggilan sayang kemarin?" protes Tommy
" Hah?? Panggilan sayang?" Sasi mengerutkan dahinya. Wajahnya sudah merona.
" Maksudnya panggilan teman.." Tommy mengoreksi kata-katanya sambil tersenyum menggoda.
" Maaf pak, rasanya kok kurang nyaman ya panggil boss di kantor " mas" hehe..nggak enak di dengar orang. Bisa bikin gosip." Sasi menggaruk rambutnya yang tak gatal.
" Ssttt...saya nggak mau tau. Pokoknya kalau lagi berdua gak boleh panggil pak."
" Hehe..iya mas"
" Sini kamu, jelasin dulu ini. Jangan keluar dulu" seru Tommy sambil menggerakkan telunjuknya memanggil Sasi mendekat.
Sasi segera mendekat ke samping Tommy. Membuat lelaki itu menghela nafas pelahan. Menikmati harum aroma tubuh Sasi yang menguar memenuhi ruang hatinya. Ahh..
Sasi Membuka berkas satu per satu dan menjelaskan pada Tommy. Dilanjutkan membuka tablet dan mengulangi jadwal yang sudah disampaikannya tadi pagi.
Nggak efektif banget . Biasanya juga dicek sendiri. Batin Sasi, tapi sisi hatinya yang lain tak kuasa menolak pesona bossnya dan merasa begitu nyaman saat berada di dekat Tommy.
Sementara Tommy tak begitu memperhatikan penjelasan Sasi. Malah terpana menatap bibir Sasi yang sedang sibuk berbicara.
Sasi akhirnya sadar Tommy sama sekali tak mendengar penjelasannya ketika dia sudah selesai menjelaskan dan Tommy masih saja menatapnya tak berkedip dari samping.
" Mas...?" Sasi menoleh hingga mereka bertatapan.
" Eh iya...sudah selesai ya?" tanya Tommy bodoh.
" Ihh..mas nggak dengerin ya..?" Sasi mengerut kesal.
Tommy terkekeh geli. " Dengar..dengar kok" elaknya sambil tetap tertawa. Menertawai kebodohannya sendiri. Benar-benar jadi orang yang tak tahu malu dan jaga gengsi lagi.
Sasi melangkah cepat meninggalkan ruangan Tommy. Merasa kesal karena dikerjai bossnya sendiri. Tak dipedulikannya Tommy yang memanggil- manggil namanya.
Bodo amat! Rutuk Sasi dalam hati. Tak urung wajahnya merona dan tersenyum sendiri mengingat Tommy menatapnya begitu lembut dan dalam tadi. Boss...apa yang harus kulakukan?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Santi👠
gila si ibu, malah mikir ke mana-mana
2024-04-13
0
istripakamiin
klw aku dlu i like Monday🤣
2022-03-31
0
Adhy comel
asal jangan pake nafsu aja ya boa natap nya ☺😃😀😀🙏😁
2021-09-26
0