Liku-Liku Cinta

Liku-Liku Cinta

Waktu yang berlalu begitu cepat

Tinnnn...Tinnnn

"Sabar dong kak, buru-buru amat." ucap Kevin yang kini sudah duduk di bangku SMA tingkat 3.

"Sekali lagi kamu terlambat bangun, kakak akan tinggali kamu." jawab Rasya ketus, dan Kevin sama sekali tidak memperdulikan nya.

Waktu berlalu begitu cepat, 15 tahun berlalu membuat Rasya dan Rini kini sudah tumbuh menjadi dewasa.

Rasya yang berwajah tampan membuat banyak wanita mengagumi nya, begitu juga dengan Rini tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik dan manis, hingga banyak lelaki yang menginginkan diri nya. dan tidak kalah dengan Kevin, anak ketiga dari Iren dan Sigit, yang juga sudah tumbuh dewasa, ketampanan nya berhasil meluluh kan hati wanita di sekolah nya dan termasuk lelaki yang paling di kagumi dan di gemari di kalangan nya.

Seiring bertambah nya waktu, hungungan antara Sigit dan Fahri semakin erat, di tambah dr Albern yang hadir di antara mereka, membuat persahabatan mereka lebih meriah, begitu juga dengan Iren dan Zahra kedetakan mereka sudah seperti saudara kandung, di tambah keberadaan Sinta semakin memperindah hubungan sahabat mereka.

"Jangan ngebut-ngebut, mama tidak mau selalu jemput kamu dari kantor polisi." ucap Zahra yang sangat memanjakan Miko anak pertama nya bersama Fahri.

"Iya ma. mama jangan bilang-bilang papa ya, kalau tidak Miko pasti akan di hukum. suami mama sangat kejam dengan anak sendiri." jawab Miko yang sangat dekat dengan Fahri, namun kekerasan Fahri mendidik nya, membuat nya selalu berbohong, agar terhindar dari hukuman Fahri yang kadang tidak masuk akal. mendengar jawaban Miko, Zahra hanya bisa senyum geleng-geleng, karena bagaimana pun bandel nya Miko, Fahri sangat menyayangi putra tunggal nya itu.

Setahun menikah, akhir nya Sinta dan dr Albern di karuniai gadis kecil yang sangat cantik dan manis, Fania yang kini sudah duduk di bangku SMA tingkat 2, juga memiliki banyak penggemar, termasuk Kevin dan Miko. namun melihat kedekatan hubungan orang tua mereka, membuat mereka terjebak dalam friend Zone.

Rasya dan Rini yang kini sudah berusia 22 tahun, membuat Iren dan Sigit menyerah kan semua pilihan untuk mereka. Iren dan Sigit tidak ingin menjadi orang tua yang memaksa, hingga membuat anak-anak mereka harus menderita. Rasya yang memilih untuk bergabung di perusahaan Sigit sedangkan Rini yang memilih untuk menjadi seorang model profesional. Iren dan Sigit akan selalu mendukung serta menjadi sahabat untuk ketiga anak mereka.

semakin dewasa sikap Rasya jauh berbeda saat ia masih kecil dulu, sewaktu masih kecil Rasya merupakan anak yang cerewet, namun sekarang sifat nya tidak kalah jauh seperti Sigit saat belum mengenal Iren, dimana Rasya sekarang menjadi lelaki tampan yang bersifat dingin dan cuek, hanya anggota keluarga serta sahabat-sahabat Iren dan Sigit yang bisa bicara dengan nya. berbeda dengan Rini, Rini yang sewaktu kecil pendiam, pemalu kini menjadi gadis yang ramah, periang, dan juga sangat penyanyang. sifat nya juga tidak kalah jauh dari alm Tasya ibu kandung nya dan Iren ibu sambung nya.

"Kamu kapan ke Jakarta sayang.?" tanya Iren saat membantu Rini mengemas barang milik nya.

"2 hari lagi Rini berangkat ma, ada pemotretan disana, sekalian Rini akan berkunjung ke rumah grand pa dan grand ma, dan juga Rini ingin ziarah ke makam mama." jawab Rini, yang sudah mengetahui semua nya. Iren dan Sigit sama sekali tidak pernah merahasiakan nya, agar kelak Rasya dan Rini tidak salah paham, dan untung Rasya dan Rini tumbuh menjadi anak yang baik, mereka bisa menerima keadaan dan sangat menyanyangi Iren.

"Mama ingin sekali ikut dengan kamu, tapi mama juga masih banyak kerjaan, dan mama tidak ingin meninggalkan Kevin sendirian, kamu tau sendiri papa dan kakak kamu selalu sibuk dengan bisnis nya." sambung Iren dengan wajah lesu nya. Iren dan Sinta masih melanjut kan pekerjaan mereka sebagai pengacara, apalagi sekarang ketenaran mereka semakin naik daun, mereka banyak memenang kan kasus, hingga menjadi pengecara yang paling di incar dengan bayaran yang sangat menggiurkan.

"Mama tidak usah sedih, kali ini Rini berangkat untuk kerja, lain kali kita berangkat untuk liburan. kita akan senang-senang, jadi tidak ada kesedihan, Rini akan menyakin kan papa dan kak Rasya untuk pergi." jawab Rini semangat, membuat Iren tersenyum melihat gadis kecil nya yang kini sudah tumbuh dewasa.

Saat acara wisuda selesai, putri sahabat Iren dan Sinta memutuskan untuk mengambil s2 keguruan, karena sejujur nya putri ingin menjadi seorang guru, dan akhir nya kini putri sudah menjadi seorang dosen di salah satu universitas yang sangat terkenal di Jakarta, kepindahan orang tua Putri membuat Putri harus mengadu nasib ke ibu kota Jakarta, hingga suatu ketika Putri bertemu dengan Andi. sejak pertemuan itu membuat mereka dekat dan memutuskan untuk menikah, hingga mereka di karuniai seorang putri bernama Vina. dan Vina yang baru selesai menyelesaikan pendidikan SMA nya berniat ingin melanjutkan kuliah ke Singapur. Andi dan Putri yang sangat memanjakan putri semata wayang nya tidak bisa menolak dan selalu menuruti ke inginan putri mereka.

"Kenapa wajah lo musam begitu.?" tanya Fahri yang selalu bisa mengambil celah untuk mengomentari Sigit.

"Musam apa an, wajah gue selalu tampan begini. emang lo masih punya anak satu punya wajah tua dan kusam. lihat gue dong, punya anak 3 tetapi selalu tampan, membuat Iren semakin hari semakin tergila gila dengan gue." jawab Sigit memuji diri.

"Uwekkk. gue mau muntah dengar ucapan lo yang terlalu percaya diri. ohh iya hari ini gue terima sekretaris baru untuk lo, mungkin besok dia baru masuk, melihat perusahaan kita yang semakin pesat membuat gue tidak bisa mengurus lo sendirian, dan lo tau, gue juga punya kelurga yang harus gue urus." ucap Fahri dan Sigit pun mengerti, keputusan yang di buat Fahri memang tepat dan Sigit pun hanya mengangguk setuju.

"Gue serahin semua untuk lo, dan tolong berkas ini lo antar untuk Rasya, agar kerjaan kita bisa cepat selesai, lalu pulang untuk bermanja dengan istri tercinta." ucap Sigit.

"Malam ini gue puasa bro." jawab Fahri, membuat Sigit tidak mengerti..

" Maksud lo apa an." tanya Sigit penasaran.

"Zahra lagi datang bulan." jawab Fahri lalu pergi meninggalkan Sigit

"Kurang ajar lo." jawab Sigit sambil melemparkan remasan kertas kepada Fahri yang selalu bersikap jahil. melihat itu Fahri hanya bisa tertawa, sambil berjalan menuju ruangan Rasya.

**Tokk...tokk...tokk**..

"Masuk." ucap Rasya tanpa mengetahui Fahri yang kini sedang mengituk pintu, mendengar intruksi Rasya Fahri pun langsung memasuki ruangan keponakan angkat nya itu.

"Paman, ngapai pakai ketuk pintu segala, Rasya pikir siapa." ucap Rasya yang sangat menghormati Fahri.

"Sudah santai saja, ini di kantor jadi kita harus bisa menunjukkan sikap sopan santun di hadapan pegawai lain nya." Jawab Fahri sopan.

"Sejak kapan paman bisa berfikir bagus begitu" tanya Rasya yang juga suka menggoda Fahri.

"Sudah lama lah, jauh sebelum kamu lahir, dulu waktu kamu masih kecil, paman yang selalu mengajari papa kamu untuk bersikap sopan dan ramah, kalau tidak papa kamu itu seperti es beku yang sangat dingin, sangat cuek dan tidak peduli apa pun, sifat nya gak jauh sama kamu sekarang. kok bisa sifat papa kamu yang lama jadi turun ke kamu." ucap Fahri

"Tidak ada yang salah dengan bersikap seperti ini." jawab Rasya, membuat Fahri mati kutu, dengan Sigit ia bisa saling menggoda, tapi dengan Rasya selalu membuat nya kalah talak.

"Hmmm,,suatu saat kalau kamu seperti papa kamu, menemukan seorang wanita akan mengubah kamu jadi lelaki yang cengeng, paman jamin itu." sambung Fahri yang masih tidak mau menyerah.

" Rasya lihat paman juga begitu, depan tante Zahra paman juga selalu bersikap seperti anak kecil, hingga Miko yang selalu membohongi paman saja paman tidak tau." Jawab Rasya, membuat Fahri terkejut apa maksud dari ucapan nya.

"Maksud kamu apa." tanya Fahri penasaran.

"Mulai sekarang paman harus lebih teliti, Rasya sering melihat Miko dan Kevin mengunjungi tempat yang aneh-aneh, bolak balik masuk kantor polisi, dan tante Zahra selalu merahasiakan dari paman." jawab Rasya jujur, membuat Fahri sangat terkejut, berkat didikan Iren Rasya selalu berkata jujur, walau terlihat cuek, Rasya sebenar nya peduli, hanya saja ia tidak ingin terlalu memamerkan nya.

"Ini berkas dari papa kamu, kamu cek baik-baik, paman pergi dulu." ucap Fahri lalu pergi meninggalkan ruangan Rasya, melihat itu Rasya hanya bisa geleng-geleng.

Terpopuler

Comments

Berdo'a saja

Berdo'a saja

terbongkar

2021-10-09

0

Esther

Esther

waktu kamu dan saya menjadi kita ...Like u

2021-05-19

1

Ayudiah Putri Suriani

Ayudiah Putri Suriani

baru mulai baca...kayaknya seru

2021-04-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!