Kesedihan yang Sebenar nya

Kegiatan terakhir yang dilakukan Rini di Jakarta sebelum pulang ke Singapur adalah ziarah ke makam Alm Tasya ibu kandung nya, bersama pak Bambang dan Mama Ratna, Rini pun melangkah kan kaki nya ke rumah terkahir ibu kandung nya yang belum sempat ia kenal.

"Hai ma.. ini aku Rini, maaf jika Rini jarang melihat mama. tapi Rini akan selalu mendoakan mama agar mama bisa tenang di surga. awal nya Rini sangat merasa sedih saat mengetahui kebenaran nya, namun Rini juga merasa bahagia memiliki mama sambung yang sangat menyanyangi Rini dan kak Rasya. Ma...sedih rasa nya Rini hanya bisa melihat wajah mama dari foto. Rini bahkan belum sempat melihat mama, mengenal mama apa lagi bicara dengan mama. rasa nya sakit banget Rini tumbuh dewasa seperti ini tanpa ada mama. tapi Rini yakin kasih sayang mama tidak akan pernah putus, dan aku juga yakin bahwa Allah sangat menyanyangi mama. tenang lah di alam sana ma. Rini janji Rini akan menjadi anak yang baik, Rini tidak akan pernah mengecewakan mama. Rini tidak akan pernah membuat mama sedih, walau pun Rini tidak mengenal mama, tapi wajah mama selalu ada di hati dan pikiran Rini, dan Rini kadang tidak mengerti Rini bisa merasakan kehadiran mama dan merasakan kasih sayang mama dan Rini masih bersyukur Rini bisa merasakan itu." ucap Rini sambil menyentuh batu nisan Alm Tasya. melihat ketegaran Rini membuat pak Bambang dan mama Ratna merasa kagum atas keberhasilan Iren yang mendidik anak-anak alm kakak nya.

Selesai menaburi bunga mawar dan mengirim kan doa. Rini bersama grand pa dan grand ma nya pun pamit pulang, setelah itu Rini langsung kembali pulang ke Singapur.

Setiba nya di Singapur, Rini sengaja tidak memberi kabar, karena jika ia memberi kabar, Iren, Sigit Rasya dan Kevin akan menunggu nya di bandara dan membuat keributan, sering kali Rini harus menutup wajah nya saat melihat Iren dan lain nya berteriak memanggil nama nya. bukan nya tidak bahagia, hanya saja kadang Rini merasa malu atas orang-orang yang memandang sinis keluarga nya.

Dengan senyum tipis Rini pun sudah berdiri di depan rumah nya yang mewah, rasa rindu kini sudah sangat memenuhi hati nya. dengan cepat Rini pun melangkah untuk memberi kejutan untuk orang yang paling ia sayang.

"Assalamualaikum." ucap Rini memberi salam.

"Walaikumsalam." jawab Kevin, melihat keberadaan Rini dengan cepat Kevin pun berlari memeluk kakak nya itu, tidak lupa Kevin berteriak mengumumkan atas kepulangan kakak kesayangan nya.

"Kak Rini pulang..kak Rini pulang." ucap Kevin berteriak. hingga memancing Iren, Sigit, Rasya dan Vina keluar dari kamar. melihat Kevin dan Rini yang sedang berpelukan, spontan Iren, Sigit dan Rasya pun menyusul untuk memberi pelukan.

"Kamu kok gak ngabrin mama pulang sayang." tanya Iren sambil memeluk dan mencium Rini.

"Sengaja, soal nya kalau aku ngabarin bandara akan heboh oleh mama, papa, kak Rasya dan juga Kevin." jawab Rini merasa tidak bersalah.

"Kamu ini, bikin kwatir saja." sambung Iren, lalu bergantian dengan Sigit.

"Bagaimana kabar kamu sayang.?. apa di Jakarta kamu menemukan lelaki yang bisa membuat kamu jatuh cinta." tanya Sigit, pertanyaan yang selalu di lontar kan oleh Sigit ketika Rini baru pulang saat bepergian.

"Aku baik pa. pertanyaan papa dari dulu itu saja, kan aku sudah bilang, sebelum kak Rasya punya pacar dan menikah maka aku tidak akan melihat lelaki mana pun untuk ku jadikan pacar." jawab Rini, sambil membentangkan tangan nya untuk Rasya, dengan cepat Rasya pun menyambut pelukan adik kembar nya itu, melihat sikap Rasya yang begitu menggemaskan membuat Vina tidak percaya atas sikap yang Rasya lakukan terhadap nya.

"Ternyata dengan ku saja dia keras dan nyeselin." bathin Vina, dan mengingat kembali ucapan Rasya bahwa keluarga nya sangat akur dan hidup bahagia.

spontan mata Rini tertuju kepada Vina yang asik memperhatikan kedekatan mereka. lalu Rini pun meminta jawaban kepada Iren lewat tatapan mata yang sering mereka lakukan.

"Oh iya sayang, mama hampir lupa, kenalkan ini Vina, anak sahabat mama yang tinggal di Jakarta. Vina akan tinggal bersama kita, karena Vina akan kuliah disini." ucap Iren, dengan cepat Rini pun mengulurkan tangan nya. dan di sambut oleh Vina. Rini merasa bahagia akhir nya ia mempunyai teman perempuan yang akan bisa berbagi dengan nya.

Setelah semua selesai melepas rindu, mereka pun kembali untuk istrahat. karena besok semua akan kembali melakukan kegitan masing-masing.

Merasa masih penasaran, Rini pun memutuskan untuk menemui Vina. walau waktu sudah menunjukkan pukul 23.00. Rini tetap melakukan niat nya.

Tokk...Tokk..Tokkk...

"Siapa yang ingin ke kamar ku malam-malam begini." bathin Vina, lalu kembali bangun dan membuka kan pintu untuk Rini.

"Kak Rini." ucap Vina, saat melihat Rini yang sangat terlihat anggun dan cantik berdiri di depan pintu kamar nya.

"Aku boleh masuk." tanya Rini dengan lembut, karena Rini juga sadar ia sudah mengganggu waktu istrahat Vina.

"Boleh kak. ayo silahkan masuk." jawab Vina. dengan sopan Vina pun kembali mempersilahkan Rini duduk, lalu Rini pun duduk di pinggir ranjang Vina.

"Kamu sudah tidur, maaf ya malam-malam aku menganggu."

"Belum kok kak. aku tidak biasa tidur jam segini." jawab Rini.

"Kenapa.?" tanya Rini penasaran.

"Aku insomnia, jadi tidur selalu larut bahkan kadang sampai subuh."

"Jangan di biasain, gak bagus untuk kesehatan. oh iya apa kamu nyaman tinggal disini. Kevin dan kak Rasya gak ada yang mengganggu kamu kan. kalau ia kamu tinggal bilang ke aku. aku yang akan urus mereka." ucap Rini yang sudah mendengar semua dari Iren, niat Iren yang ingin menjodohkan Vina dengan Rasya juga sudah terdengar di telinga nya.

"Gak kok kak. aku sangat nyaman tinggal disini. apa lagi kakak memiliki keluarga yang sangat bahagia. hanya saja aku takut merasa jadi penganggu." jawab Vina membuat Rini harus bisa bekerja sama dengan mama nya.

"Hussttt... kamu jangan bicara seperti itu, kalau kamu merasa seperti itu berarti kami sudah gagal untuk menerima kamu disini. kami berharap kamu bisa nyaman tinggal disini, dan juga bisa menjadi bagian dari keluarga ini." ucap Rini keceplosan.

"Maksud kakak apa.?" tanya Vina untuk memperjelas apa maksud dari ucapan Rini.

"Maksud aku, kamu harus bisa menyesuakan diri di keluarga ini, agar kamu tidak merasa seperti orang luar, aku berharap kamu bisa menganggap papa dan mama sebagai orang tua kamu kak Rasya sebagai kakak kamu dan Kevin adik kamu. ya walau pun umur kalian tidak beda jauh. aku hanya berharap kamu bisa punya keluarga disini." jawab Rini membuat Vina bisa mengerti, lagi-lagi Vina merasa lega karena ia hanya mempunyai 1 orang yang tidak bahagia atas keberadaan nya.

Setelah itu Rini pun memutuskan untuk kembali ke kamar nya, Rini bisa melihat apa yang di lihat Iren dari Vina. akhir nya Rini pun bertekad untuk membantu Iren menjodohkan Vina yang berhati dan bersikap lembut dengan Rasya yang bersikap arogan.

Terpopuler

Comments

Sarmiyati Fikhairelyn

Sarmiyati Fikhairelyn

keren thor ceritanya

2020-12-22

0

Mommy Rara

Mommy Rara

5 like mendarat thor ...

2020-12-18

0

Rahma Kanza Putri

Rahma Kanza Putri

lanjut

2020-12-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!