Sesuai instruksi, sekretaris baru yang bernama Kanya itu pun memulai hari pertama nya di perusahaan Sigit. perasaan kagum dan bahagia seakan memenuhi hati Kanya, bagaimana tidak. sudah bertahun-tahun Kanya mendambakan untuk bisa menjadi sekretaris di perusahaan yang sangat terkenal di kota itu.
"Apa kamu sudah siap.?" tanya Fahri yang akan menjadi pembimbing Kanya.
"Iya pak. saya akan melakukan yang terbaik." jawab Kanya semangat. melihat semangat Kanya yang tinggi membuat Fahri tersenyum tipis, bagaimana bisa Kanya akan tahan kerja dengan bos yang cuek dan kaku.
Fahri pun membawa Kanya ke ruangan Sigit, sembari menyapa seluruh karyawan, Fahri selalu bersikap seperti orang yang sangat tampan.
Tokk...Tokkk..Tokkk
"Masuk." ucap Sigit mempersilah kan. dengan bangga Fahri pun berjalan sambil mengarah kan Kanya.
"Lo. gue kira siapa. sejak kapan lo bersikap sopan begini." tanya Sigit yang merasa kejanggalan.
"Saya harus mencerminkan hal baik untuk pegawai baru disini. perkenalkan ini Kanya, mulai sekarang Kanya akan menjadi sekretaris baru disini." ucap Fahri, dengan sopan Kanya mengulurkan tangan nya, dan di sambut oleh Sigit.
"Kanya ini Sigit, pemilik dari semua perusahaan yang ada di kota ini mau pun di kota luar bahkan luar negeri. jadi saya harap kamu tidak mengecewakan beliau." sambung Fahri, tutur nya yang sopan semakin membuat Sigit kebingungan, apa yang salah dengan sahabat nya itu.
"Saya akan melakukan yang terbaik pak." ucap Kanya kembali. melihat Kanya yang masih muda dan berparas cantik membuat Sigit merasa tidak nyaman, dengan cepat Sigit pun langsung memberi kode dengan halus untuk Fahri, dengan cepat Fahri pun langsung bisa mengerti apa maksud dari sahabat nya itu.
"Kanya, kamu tunggu di luar sebentar ya, ada sesuatu yang ingin kami bicarakan." pinta Fahri, dan Kanya pun langsung menuruti nya.
"Kenapa sih bro, apa yang salah.?" tanya Fahri yang merasa tidak mengerti, kenapa Sigit tidak menerima Kanya.
"Lo make otak gak sebelum menerima orang, lo tau sendiri gue gak mau punya sekretaris perempuan, di tambah lo ambil orang yang masih muda begitu, apa kata Iren nanti. gak lucu gara-gara dia gue harus bertengkar dengan Iren." ucap Sigit menjelas kan, spontan Fahri pun menggarut kepala nya yang tidak terasa gatal.
"Sorry bro, gue baru sadar. gue juga punya istri, otomatis kalau kita pergi keluar kota bertiga apa kata istri-istri kita nanti. wah gue gak sanggup ngebayangin nya." jawab Fahri polos, dengan cepat Sigit pun langsung menjitak kepala Fahri.
"Makanya sebelum ngelakuin sesuatu lo harus mikir panjang dulu. kalau begini siapa yang mau tanggung jawab, kasihan dia kalau sudah langsung di pecat." sambung Sigit mempertegas. dengan wajah kebingungan Fahri pun mencoba untuk berfikir, apa yang harus di lakukan, jika langsung memecat Kanya membuat ia merasa tidak tega, dengan bahagia Fahri pun membunyikan jari nya karena mendapat ide baru.
"Aha, gue punya Ide, kebetulan Rasya memiliki sekretaris lelaki, bagaimana kalau mereka di tukar, gue yakin Rasya tidak akan menolak, bagaimana bisa Rasya menolak wanita cantik seperti Kanya." ucap Fahri semangat, mendengar itu membuat Sigit menyembunyikan senyum nya, Sigit sudah sangat jelas mengenal sifat Rasya, bagaimana pun Fahri harus membutuhkan tenaga extra untuk membujuk Rasya putra nya.
"Ya sudah silah kan." jawab Sigit singkat, dengan cepat Fahri pun berlari menuju ruangan Rasya.
"Selamat jadi pengemis bro." bathin Sigit saat Fahri sudah meninggalkan ruangan nya.
Setiba nya di ruangan Rasya, dengan langkah perlahan, Fahri pun mendekati Rasya ke kursi nya, membuat Rasya curiga ada sesuatu yang ingin di pinta oleh Fahri.
"Jika paman butuh sesuatu tinggal bilang saja, gak usah bersikap manis seperti ini." ucap Rasya ketus, membuat Fahri menghela nafas nya.
"Rasya, paman sangat butuh pertolongan kamu, semalam paman menerima sekretaris baru, paman tidak tau dimana salah nya papa kamu menolak pilihan paman. kalau langsung memecat dia paman tidak tega, bagaimana kalau sekretaris kamu kerja sama paman dan papa kamu, dan sekretaris baru yang akan kerja dengan kamu." pinta Fahri dengan hati-hati.
"Kenapa harus sekretaris ku yang harus di korban kan, kalau papa tidak menyukai nya tinggal ganti saja, itu pertanda paman sudah melakukan kesalahan, kalau bukan dengan alasan jelas, papa tidak mungkin tidak menyukai nya." ucap Rasya yang sangat mengenal baik papa nya.
"Anak sama bapak sama saja, sama-sama keras kepala." bathin Fahri saat mendengar jawaban Rasya.
"Aku bisa mendengar apa yang paman ucap kan." ucap Rasya membuat Fahri terkejut.
"Paman hanya bercanda, bagaimana kalau paman perkenalkan dulu sekretaris baru nya, kalau kamu tidak menyukai nya paman akan mencari yang baru." pinta Fahri kembali yang tidak ingin langsung menyerah, dengan kode Rasya pun menyetujui nya, lalu Fahri pun langsung memanggil Kanya untuk masuk ke ruangan Rasya.
"Kamu pasti tidak bisa menolak Rasya sayang." bathin Fahri dengan senyum licik di bibir nya.
Dengan langkah kaki yang anggun, Kanya pun berjalan menuju ruangan Rasya, Fahri sudah sangat percaya diri, Rasya tidak akan bisa menolak karena kecantikan Kanya, namun Rasya sama sekali tidak memberi respon apa-apa. justru Kanya lah yang langsung jatuh cinta melihat ketampanan Rasya.
melihat Rasya yang bersikap biasa membuat Fahri bingung, dan kembali menggarut kepala nya yang tidak sama sekali terasa gatal.
"Apa kemampuan kamu." tanya Rasya dengan ketus, tidak lupa Rasya juga memarken wajah cuek nya.
"Saya bisa mengoperasikan komputer pak. ms word, exel. dan lain sebagai nya." ucap Kanya mempromosikan diri.
"Lagi." tanya Rasya kembali, membuat Kanya bingung apa yang harus di katakan.
"Saya bisa menjadi sekretaris yang baik pak, yang bisa membantu semua pekerjaan bapak, dan menyusun semua jadwal bapak." sambung Kanya.
"Itu bukan keahlian,itu pekerjaan, tugas sekretaris memang seperti itu, dan kamu tidak seharus nya memuji diri tentang itu." ucap Rasya, membuat Kanya merasa malu. Fahri yang mendengar itu hanya bisa menyembunyikan muka. Rasya sama sekali tidak mempan dengan wajah cantik dan selaku bersikap cuek dan dingin terhadap orang baru.
"Maaf pak, saya salah." jawab Kanya, tidak tahan menahan malu, air mata Kanya pun berjalan mulus di wajah cantik nya.
"Dasar cengeng. jadi bagaimana.? apa kamu masih ingin bekerja disini." tanya Rasya, mata Fahri pun langsung terbuka lebar mendengar pertanyaan yang sangat indah di telinga nya.
"Iya pak, saya bersedia." jawab Kanya tegas.
"Saya kasih kamu waktu seminggu untuk belajar dengan sekretaris lama saya, jika kamu tidak mampu maka dengan cepat saya bisa mencari pengganti kamu, dan satu kamu harus tau saya tidak suka orang yang lelet apa lagi sampai teledor, saya sudah peringat kan kamu, dan saya harap kamu bisa ingat dengan baik." ucap Rasya, dengan rasa takut Kanya pun hanya bisa mengangguk. setelah itu Fahri pun membawa Kanya keluar.
"Bagaimana hasil nya.?" tanya Sigit penasaran, saat Fahri sudah memasuki ruangan nya.
"Anak lo benar-benar parah, sifat nya jauh lebih kejam dari lo dulu, gue tidak menyangka Fahri bisa se arogan itu." jawab Fahri tanpa memperdulikan Sigit yang sedang memburuk kan putra nya.
"Maksud lo apa an, yang lo bicarakan itu anak gue." ucap Sigit protes.
"Justru karena Rasya anak lo gue bicara begini, kalau Rasya bukan anak lo gue juga tidak peduli."
"Terus hasil nya bagaimana.? " tanya Sigit yang tidak ingin berdebat.
"Jangan panggil gue Fahri kalau gue tidak bisa menyelesaikan masalah tanpa masalah." jawab Fahri dengan sangat percaya diri.
"Terserah lo deh, gue tidak ingin berdebat. oh ia malam ini dr Albern dan sinta ngundang makan malam. apa lo dan zahra juga di undang juga." tanya Sigit yang baru mendapat kabar dari Iren.
"Sebentar gue cek hp dulu." jawab Fahri lalu memeriksa ponsel nya. benar saja zahra sudah mengabari nya tentang makan malam yang di lakukan di rumah dr Albern dan Sinta.
"Iya, gue baru baca pesan dari zahra." jawab Fahri yang tidak semangat.
"Kenapa. seperti nya lo tidak bahagia. apa lo ada masalah." tanya Sigit yang langsung bisa merasakan kejanggalan.
"Jujur bro, sampai detik ini gue masih teringat kenangan saat bersama Sinta, kadang gue merasa tidak nyaman, bukan karena gue masih suka dengan Sinta, hanya saja perasaan tidak nyaman itu ada, dan gue tidak mengerti kenapa itu bisa." ucap Fahri yang sama sekali tidak bisa menyembunyikan rahasia dari Sigit.
"Gue paham posisi lo, tapi itu masa lalu, kita semua sudah saling memiliki keluarga, lo jangan terjebak masa lalu lagi dong. gak lucu rasa nya jika harus ada drama tentang kisah cinta lo lagi." ucap Sigit menyindir.
"Sialan lo, gue jadi malu." ucap Fahri, setelah itu mereka pun memutuskan untuk pulang, dan siap-siap untuk makan malam di rumah dr Albern dan Sinta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Ayudiah Putri Suriani
kekeh bacanya thor...kok udah semakin tua mereka malah lucu2. ...anaknya malah tegas n beribawa
2021-04-26
1
Gita Gitaa
sekarang rasya emng cuek tapi nanti kalo ada pemeran wanitanya ..cih bakalan bucin lo
2021-03-19
1
Sekapuk Berduri
like
2021-01-15
0